Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KB3 M5

EKA YUNIARTI – 18022209710023

Untuk memahami lebih jauh tentang Pemanasan Global, kerjakanlah tugas berikut.
1. Jelaskan hubungan antara efek rumah kaca dan pemanasan global.
Siklus air, karbon dioksida (CO 2), dan metana adalah beberapa bagian penting
yang ada di dalam pembentukan gas-gas rumah kaca alami di atmosfer Bumi. Tanpa
adanya gas-gas rumah kaca tersebut, kehidupan di Bumi tidak akan terjadi. Seperti
halnya planet Mars, Bumi juga akan menjadi sangat dingin apabila tidak terdapat
gas- gas rumah kaca di atmosfernya. Sebaliknya, jika jumlah gas-gas rumah kaca
terus bertambah di atmosfer, maka suhu Bumi akan terus meningkat.
Gas-gas tersebut mampu menangkap dan menyerap radiasi cahaya matahari
yang memancar ke Bumi dalam jumlah banyak. Radiasi yang terserap sebagian juga
akan direfleksikan kembali oleh Bumi. Pada keadaan normal, jumlah radiasi panas
yang diserap dengan yang direfleksikan kembali sama.
Semakin tingginya polusi udara menyebabkan efek rumah kaca maningkat
sehingga mengakibatkan pemanasan global. Efek rumah kaca adalah proses
pemanasan alami yang terjadi ketika gas-gas rumah kaca di atmosfer Bumi
memerangkap radiasi panas dari Bumi. Prosesnya, yaitu ketika radiasi sinar
Matahari mengenai permukaan Bumi, maka akan menyebabkan Bumi menjadi panas.
Radiasi panas Bumi akan dipancarkan lagi ke atmosfer. Panas yang kembali
dipantulkan oleh Bumi terhalang oleh polutan udara sehingga terperangkap dan
dipantulkan kembali ke Bumi. Proses ini akan menahan beberapa panas yang
terperangkap kemudian menyebabkan suhu Bumi meningkat. Akibatnya, Bumi tetap
menjadi hangat dan suhunya semakin meningkat. Hal inilah yang disebut dengan
pemanasan global.
Pemanasan global disebabkan karena efek rumah kaca. Berbagai aktivitas
manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil, penebangan dan pembakaran hutan
untuk pengalihfungsian menjadi lahan pertanian, pemukiman dan industri akan
menyumbangkan CO2 ke atmosfer dalam jumlah yang banyak. Lebih dari beberapa
periode, CO2 di atmosfer meningkat sekitar 20%. Meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca seperti CO 2 akan memengaruhi kadar panas di Bumi. Banyak dari radiasi
Matahari yang menyinari permukaan Bumi, kemudian direfleksikan kembali ke
angkasa. CO2 adalah salah satu gas rumah kaca, maka meningkatnya kadar CO 2 di
atmosfer akan berkontribusi terjadinya pemanasan global.

2. Bagaimana gas CFC dapat merusak lapisan Ozon? Mengapa hal tersebut dapat
terjadi? Pada perangkat apa saja gas tersebut digunakan? Bagaimana usaha nyata
yang dapat kita lakukan untuk menekan penggunaan gas CFC?
Penipisan lapisan ozon menimbulkan banyak ancaman terhadap kesehatan
manusia dan kehidupan di bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon stratosfer akan
meningkatkan bahaya akibat radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi. Radiasi
ultraviolet menimbulkan dampak pada manusia, hewan, tanaman dan bahan-bahan
bangunan. Dampak ini akan semakin buruk bila kerusakan lapisan ozon terus
berlangsung. Bila lapisan ozon menjadi tipis, permukaan bumi akan lebih terbuka
terhadap radiasi UV-B yang mempunyai gelombang pendek sehingga akan merusak
kehidupan. Untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan radiasi
UV sebesar 20 persen. Radiasi UV-B dapat menyebabkan kerusakan pada mata,
meluasnya penyakit infeksi serta pertambahan kasus kanker kulit. Demikian juga
vaksinasi terhadap sejumlah penyakit akan menjadi kurang berhasilguna. Dengan lebih
banyak radiasi gelombang pendek UV-B maka akan memicu reaksi kimiawi di atmosfer
bawah, yang dapat mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia yang
menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam dan berakibat naiknya gangguan
saluran pernapasan.
Penipisan lapisan ozon menyebabkan banyak tanaman lambat
pertumbuhannya dan sebagian mungkin akan menjadi kerdil, hasil sejumlah tanaman
budidaya akan menurun dan hutan-hutan akan menjadi rusak. Di laut radiasi dengan
intensitas tinggi akan merusak atau membunuh anak ikan, kepiting dan udang. Populasi
plankton yang menjadi dasar dari jaringan makanan hewan laut dapat mengalami
dampak buruk, sehingga menyebabkan pengaruh berantai untuk seluruh jaringan
makanan hewan laut. Radiasi UV(ultra violet) akan menurunkan kemampuan sejumlah
organisme dalam menyerap karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah
kaca, sehingga konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat yang
menyebabkan pemanasan global.
Reaksi CFC dengan ozon (O3)
CFC adalah singkatan dari Chloroflourocarbon yang terbentuk dari atom chlor,
flour, dan carbon. Ketiga atom ini termasuk atom yang memiliki jumlah elektron valensi
yang relatif kurang stabil atau mudah terikat oleh atom lainnya. CFC banyak terdapat
pada peralalatan seperti AC, Kulkas, bahan dorong dalam penyembur (aerosol),
diantaranya kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau
parfum ,pembuatan busa,bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Saat CFC telah menyebar ke lapisan ozon dan sangat mudah dipecah dan
kemudian bereaksi dengan ozon yang terbentuk dari tiga atom O (oksigen) yang
juga akan terpecah bila ada daya tarik yang lebih kuat dari atom lain di luarnya.
Reaksi kimia di antara atom-atom inilah yang akan menghasilkan molekul-
molekul baru, mulai dari O2, O, CO, CO2, dan lain-lain. Jika 03 sudah terpecah,
fungsinya sebagai filter radiasi matahari akan hilang.
Dua CFC yang umum adalah CFC-11 (Trichloromonofluoromethane atau freon
11) dan CFC-12 (Dichlorodifluoromethane). CFC merupakan zat-zat yang tidak mudah
terbakar dan tidak terlalu toksik. Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga
100 tahun dalam atmosfer sebelum hilang dari atmosfer.
Ozon adalah suatu molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang terjadi
secara alami dan ditemukan pada atmosfer bumi. Ozon pertama kali ditemukan oleh C. F.
Schonbein pada kira-kira pertengahan abad ke-19. Penamaan ozon diambil dari bahasa
Yunani yakni “ozein” yang berarti bau atau smell. Lapisan ozon terjadi di seluruh bagian
stratosfer, tetapi lebih rapat pada jarak antara 20 dan 30 km di atas tanah. Lapisan ini
menyerap sebagian besar dari radiasi ultraungu dari matahari yang mencapai bumi.
Sinar ultraungu yang mencapai permukaan bumi mempunyai pengaruh yang penting.
Radiasi ini memberikan warna kulit yang alami pada manusia. Akan tetapi, radiasi
ultraungu yang terlalu banyak dapat memberikan pengaruh yang berbahaya bagi
tumbuhan dan hewan, termasuk juga manusia.
Secara permanen ozon terbentuk dan rusak kembali di dalam daerah stratosfer
dan sebagian kecil terbentuk pada daerah troposfer. Reaksi destruksi/perusakan ozon
dan terbentuknya O2 dapat berlangsung melalui dua jalan :
O + O 2 → 2O2
O 3 + O 3 → 3O2
Reaksi ini dihasilkan melalui reaksi yang kompleks dengan katalis gas dan
radikal, seperti atom Cl, NO, OH. Reaksi OH dapat terbentuk oleh perusakan uap H 2O, gas
buangan dari pesawat supersonik. Radikal Cl dapat berasal dari chloroflurocarbon (CFCl
atau CFC- I I dan CF2Cl atau CFC-12 ) yang banyak digunakan pada pendingin
(refrigerator) dan bahan bakar (propelan).
Dekomposisi oleh sinar ultra violet terbentuk Cl dan ClO. Radikal NO dapat
berasal dari tanah (soil) dan air dari sisa buangan pupuk. Melalui fotodekomposisi dapat
terbentuk NO. CFCs dapat dagunakan sebagai gas freon yang dipakai dalam lemari es,
AC, aerosol, dalam produksi busa (foam), dan untuk sterilisasi. Halon digunakan untuk
pemadaman kebakaran. Carbon tetra chlorida digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan CFC-11 dan CFC-12, untuk pembuatan beberapa jenis pestisida, sebagai
pelarut dalam produksi karet dan zat warna sintesis, sebagai metal dereaser,dry-
cleaning agent, pemadam kebakaran, dan juga untuk fumigasi biji-bijian.
Sifat stabil dari CFC yang sangat bermanfaat di bumi ini memberikan peluang
baginya untuk merusak lapisan ozon. CFC yang terdifusi ke stratosfer akan mengalami
pemutusan ikatan kimianya oleh radiasi UV-C menghasilkan khlor-khlor bebas yang
bersifat sangat reaktif, kemudian mengikat sebuah atom oksigen dari molekul ozon (O 3)
sehingga mengubah ozon tersebut menjadi molekul oksigen (O 2). Reaksi perubahan
ozon menjadi molekul oksigen adalah sebagai berikut:
CFCl3 + uv –> CFCl2 + Cl-
Cl- + O3 –> ClO + O2
O2 + uv energi –> 2O
ClO + 2O –> O2 + Cl-
Cl- + O3 à –> ClO + O2

Masuknya CFC ke atmosfer menimbulkan proses reduksi-oksidasi (redoks)


antara ozon dengan unsur-unsur halogen dari senyawa CFC dan yang sejenisnya. Setiap
molekul CFC mampu merusak 100 ribu molekul ozon. Sedangkan senyawa halon
(berasal dari unsur halogen) mampu merusak 10 kali lebih efektif dibandingkan dengan
CFC. CFC mengurai ozon menjadi oksigen dan sebuah oksigen bebas radikal yang
menimbulkan suatu lapisan oksigen sehingga lapisan ozon menjadi semakin tipis yang
mudah tertembus sinar ultraviolet dari matahari. Semakin menipisnya lapisan ozon di
atmosfer, bahkan sampai berlubang, dapat menimbulkan bencana. Karena manusia akan
bermandikan sinar ultraviolet dengan intensitas tinggi yang dapat mengundang penyakit
kanker kulit, katarak, serta penurunan sistem kekebalan tubuh.
Ketika freon (CFC) terlepas ke atmosfer, maka molekul CFC akan
terurai menjadi atom C sendiri yangsangat reaktif terhadap atom O (rumus molekul
ozon adalah O3). Ketika atom C dari pecahan freon bertemu dengan molekul O 3, maka
atom C akan menarik satu atom O dari ozon, yang akan mengakibatkan timbulnya
karbon monoksida (CO) dan ozon menjadi oksigen biasa (O 2) karena kehilangan satu
atom O-nya, ditambah lagi, ketika CO terbentuk, maka mereka akan menarik lagi satu
atom O dari ozon-ozon (O3) lain sehingga menciptakan CO2, oleh karena itu ozon sebagai
pelindung bumi dari sinar ultraviolet menjadi rusak, sementara CO 2 memiliki efek rumah
kaca yang dapat menahan panas di bumi. Dengan demikian bumi akan menjadi semakin
panas.
Usaha nyata yang dapat kita lakukan adalah dengan cara mengurangi dan
tidak menggunakan lagi peralatan yang mengandung CFC. Menghemat pemakaian AC,
kulkas dan pengharum ruangan juga dapat meminimalisir penggunaan CFC.
3. Jelaskan sistem kerja gas rumah kaca dalam menjaga kestabilan temperatur
Bumi. Apakah dampak yang akan terjadi apabila tidak terdapat gas rumah kaca di
atmosfer Bumi? Sebutkan dampak apabila kadar gas rumah kaca di atmosfer Bumi
semakin meningkat.
Dalam terjadinya efek rumah kaca, melewati beberapa tahapan seperti :
 Awalnya cahaya dari matahari yang keluar di pantulkan oleh dinding kaca,
kemudian kembali ke angkasa. Beberapa sinarnya di serap oleh bumi yang
nantinya berwujud sinar inframerah.
 Di dalam efek rumah kaca, terdapat gas kaca yang keluar dan membentuk lapisan
yang menyelimuti bumi. Gas kaca ini berupa CO2 (karbon dioksida), metana, NOx
(nitrogen dioksida), serta beberapa gas lainya yang merupakan reaksi alamiah
industri. Jika gas efek rumah kaca ini terlepas, maka partikelnya mampu naik
sampai lapisan troposfer lalu membentuk lapisan yang menyelimuti bumi.
Inilah rincian energi yang memantul ke bumi lagi :
25% : dipantulkan awan dan partikel partikel lain
25% : di serap oleh awan
45% : di serap oleh permukaan bumi
10% : dipantulkan lagi oleh permukaan bumi
 Bumi sendiri di lapisi oleh selimut yang di namakan lapisan atmosfer. Dengan
adanya gas rumah kaca, akan ada partikel yang melayang di antara bumi dan
lapisan atmosfer tersebut. Hal ini menyebabkan panas bumi memantul dari panas
bumi yang harusnya di bawa keluar, namun panas bumi kembali masuk. Sehingga
suhu bumi naik dan akhirnya menghangat.

Adanya efek rumah kaca yang memantulkan panas kembali ke bumi memang
menaikan suhu di dalam bumi. Pada awalnya bumi hanya menghangat saja.
Sebaliknya apabila gas rumah kaca jumlahnya semakin banyak di atmosfer
bumi, maka sebagian besar radiasi inframerah yang harusnya dipantulkan
kembali ke luar angkasa tertahan oleh gas rumah kaca sehingga panas
matahari kembali ke permukaan bumi lebih banyak dari yang seharusnya. Hal
ini mengakibatkan suhu di bumi lama-kelamaan menjadi lebih panas dan ozon
semakin menipis bahkan berlubang. Panas matahari semakin menyengat
permukaan bumi dan terjadi pemanasan global. Dampak yang dapat ditimbulkan
dari pemanasan global adalah sebagai berikut:
1. Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara
dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-
daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-
daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya
lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Temperatur pada musim dingin dan malam
hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab
karena lebih banyak air yang menguap dari lautan.Kelembaban yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat
Fahrenheit pemanasan. Badai akan lebih sering terjadi. Pola cuaca menjadi tidak
terprediksi dan lebih ekstrim.

2. Peningkatan permukaan laut


Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5
persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan
bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir
akibat air pasang akan meningkat di daratan.

3. Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke
utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah
menuju kutub mungkin juga akan musnah.

4. Dampak sosial dan politik


Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang
panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan
malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut
akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai) dan kematian akibat trauma.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air.
Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang
(ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Selain itu bisa diprediksi kan
bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah
dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini.

4. Jelaskan aktivitas-aktivitas manusia yang dapat berakibat pada peningkatan gas


rumah kaca? Bagaimana solusi yang harus diberikan untuk menanggulangi
kemungkinan masalah yang akan diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut?
Buatlah dalam bentuk poster yang bersifat edukatif.

Anda mungkin juga menyukai