PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Oleh karena itu sebagai calon seorang perawat professional diharapkan mampu
mengerti serta melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan berdasarkan
etiologi atau faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Sesuai dengan konsep yang
sudah ada yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi Penyakit Jantung Koroner, Angina Pectoris dan Akut Miocard Infark?
2. Ada berapakah jenis-jenis Angina Pectoris?
5. Bagaimanakah manifestasi klinis dari Angina Pektoris dan Akut Miocard Infark?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Angina Pektoris dan Akut Miocard Infark?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang Angina Pectoris dan Akut Miocard Infark?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menjelaskan ulasan Penyakit jantung Koroner yang menyebabkan Angina Pectoris dan
Akut Miocard Infark
2. Untuk menjelaskan penyebab Angina Pectoris dan Akut Miocard Infark, tanda dan gejala serta
patofisiologinya dalam tubuh
3. Untuk mengetahui tindak lanjut intervensi keperawatan pada klien yang Angina Pectoris dan
Akut Miocard Infark.
D. MANFAAT PENULISAN
2. Menyampaikan pada pembaca tentang cara pengobatan dan asuhan keperawatan pada klien
Penyakit Jantung Koroner dengan baik dan benar
BAB II
TINJAUAN TEORI
Penyakit Jantung Koroner (pjk) adalah keadaaan dimana terjadi ketidak seimbangan
antara kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan penyediaan yang di berikan oleh pembuluh
darah koroner. Ketidakmampuan pembuluh darah koroner untuk menyediakan kebutuhan
oksigen biasanya diakibatkan oleh penyumbatan athroma (plak) pada dinding bagian dalam
pembuluh darah koroner. (Abdul Majid, 2007).
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit
dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke
lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.
(Tom Smith, 2007).
Infark miokard akut terjadi ketika iskemia miokard,yang biasanya timbul sebagai akibat
penyakit aterosklerosis arteri koroner, cukup untuk menghasilkan nekrosis inversibel otot
jantung. (Huan H Gray,dkk,2005,136).
a. Merokok
d. Kolesterol tinggi
e. Keturunan
a. Ateriosklerosis
b. Spasmearterikoroner
c. Anemia berat
d. Artritis
e. Aorta Insufisiensi
Menurut Smeltzer & Bare, 2002 AMI disebabkan oleh karena aterosklerosis atau
penyumbatan total atau sebagian oleh emboli dan atau thrombus adapun faktor resiko yang
menyebabkan terjadinya AMI adalah:
Merokok
Obesitas
Stress
Inaktivitas fisik
Hereditas / keturunan
C. PATOFISIOLOGI
Penyakit Jantung Koroner sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor
resiko seperti: obesitas, merokok, hipertensi, dll. Faktor-faktor ini menyebabkan interaksi fibrin
dan patelet sehingga menimbulkan cidera endotel pembuluh darah koroner. Interaksi tersebut
menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang akan membentuk plak fibrosa. Timbunan plak
menimbulkan lesi komplikata yang dapat menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan
apabila rupture dapat terjadi thrombus. Thrombus yang menyumbat pembuluh darah
menyebabkan aliran darah berkurang, sehingga suplai O2 yang diangkut darah kejaringan
miokardium berkurang yang berakibatpenumpukan asam laktat. Asam laktat yang meningkat
menyebabkan nyeri dan perubahan PH endokardium yang menyebabkan perubahanelektro
fisiologi endokardium, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung
sehingga jantung mengalami disritmia.Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit
menyebabkan kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark).
Miokardium yang mengalami kerusakan otot jantung atau nekrosis tidak lagi dapat memenuhi
fungsi kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim dari intrasel ke pembuluh darah yang dapat
dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Otot jantung yang infark mengalami perubahan
selama penyembuhan. Mula-mula otot jantung yang mengalami infark tampak memar dan
siarotik karena darah di daerah sel tersebut berhenti.
Dalam jangka waktu 2-4 jam timbul oedem sel-sel dan terjadi respon peradangan yang
disertai infiltrasi leukosit.Infark miokardium akan menyebabkan fungsi vertrikel terganggu
karena otot kehilangan daya kontraksi. sedang otot yang iskemik disekitarnya juga mengalami
gangguan dalam daya kontraksi secara fungsional infark miokardium akan mengakibatkan
perubahan-perubahan pada daya kontraksi, gerakan dinding abnormal, penurunan stroke
volume, pengurangan ejeksi peningkatan volume akhir sistolik dan penurunan volume akhir
diastolik vertrikel.Keadaan tersebut diatas menyebabkan kegagalan jantung dalam memompa
darah (jatuh dalam dekompensasi kordis) dan efek jantung ke belakang adalah terjadinya
akumulasi cairan yang menyebabkan terjadinya oedem
Hal ini akan menyebabkan hipoksia jaringan yang akan menghasilakan peningkatan hasil
metabolisme misalnya asam laktat. Akan menimbulakan manifestasi klinis nyeri dada, rasa berat,
rasa tertekan, panas, rasa tercekik, tak enak dada, capek kadang – kadang seperti masuk angin.
Manifestasi angina yang timbul setelah aktivitas fisik disebut effort angina. Gradasi beratnya
nyeri dada telah dibuat oleh Canadian Cardiovascular Societyf sebagai berikut:
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat.
Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah raga atau naik tangga.
a. Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan
oksigen niokard
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal, dijumpai pada individu
dengan perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban
kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh
trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.
a. Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil
b. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan
e. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang
beragregasi
Angina yang terjadi karena spasme arteri koronaria. Berhubungan dengan risiko tinggi
terjadinya infark
a. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari
Jantung adalah sebuah pompa, dan cara kerjanya ada pada gambar di bawah. Sisi kiri
dari jantung memompa darah keseluruh tubuh; sisi kanan memompa darah ke paru-paru.
Prinsipnya sngat mudah untuk di mengerti. Oksigen diambil oleh darah yang melewati peru-
paru, dan disebarkan kejaringan-jaringan tubuh, yang digunakan untuk membakar glukosa
untuk menghasilkan energi. Bahan sisa dari energi itu, yaitu karbondioksida, diambil oleh
pembuluh darah balik (vena), dibawa ke sisi kanan jantung, tempat ia dipompa ke paru-paru
dan ditukar dengan oksigen.
Hal pertama hal yang peru dimengerti yaitu bahwa jantung adalah sebuah otot,
miokardium (myo=otot, cardia=jantung). Ini berbeda dari semua otot dalam tubuh dalam
kemampuannya yang luar biasa untuk pulih dengan sangat cepat dari pengerutan atau
“denyut” sebelumnya. Ia menyelesaikan siklus-siklusnya atau tindakan pemendekan dan
pemanjangannya dalam seperlima detik, kemudian membutuhkan tiga atau empat perlima
detik untuk memulihkan diri, agar ia bisa mengkerut lagi.
Pada saat istirahat yang sangat penting itu, otot jantung mengatur kembali dirinya
sehingga ia bisa memendek atau mengkerut kembali dirinya sehingga bisa memendek atau
mengkerut kembali tanpa menjadi lelah. Ketika berdenyut ia mengguanakn oksigen yang
diambil dari dalam darah untuk menggubah glukosa yang ada dalam simpanannya menjadi
energi
D. MANIFESTASI KLINIS
Semua Semua pasien PJK memiliki pengalaman dan tanda-tanda secara fisik dan gejala
PJK dari waktu ke waktu yaitu mengalami perasaan nyeri di dada, kegelisahan atau perasaan
sakit pada kaki, pinggang, perut, tulang rusuk, rahang, sendi, tulang belakang, tenggorokan dan
tulang leher belakang, merasa lemah, lelah, dan kehilangan energi, nafas pendek, pusing, sakit
kepala, tidak mampu untuk melakukan pekerjaan dengan normal sebagai akibat dari obesitas.
Semua pasien PJK yang mendapat pengobatan atau perawatan fisik sebelumnya sudah
melakukan pengobatan mengenai asma, kegemukan, tidak menentunya detak jantung, penyakit
perdarahan jantung, paru-paru, ginjal atau masalah pada spinal, rasa sakit pada kaki, diabetes
atau arthritis.
Sebagian besar dari pasien PJK telah aktif dengan kehidupan mereka sehari-hari, tetapi
serangan jantung koroner membuatnya tidak aktif, tidur, lemah, tidak berdaya, dan tergantung
pada pengobatan-pengobatan dan keluarga maupun tetangga untuk mendapatkan dukungan.
Secara psikologi, pasien PJK mengalami ketakutan yang luar biasa, kegelisahan, khawatir dan
depresi, sementara beberapa yang lain menjalani keadaan normal pikiran dan mendengarkan
berita-berita baru dari statusnya yang positif terkena PJK. Sebagian besar dari pasien PJK merasa
bosan dengan kehidupannya, berlebihan dan di bawah emosional, mudah marah dan
bermusuhan. Pemeriksaan laborat CPK-MB/CPK Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung
meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
LDH/HBDH Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal.
AST/SGOT Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam,
kembali normal dalam 3 atau 4 hari. Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya
gelombang T tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi
kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis. (Elizabeth and
Braunwald Journal, www.nejm.org)
1. Fokus pengkajian
a. Anamnesa riwayat kesehatan klien dan keluarga dahulu apakah mempunyai riwayat
penyakit jantung
Tanda: penurunan turgor kulit, kulit atau berkeringat, muntah, perubahan berat
badan.
Gejala:
Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tak berhubungan dengan
aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin.
Intensitas: biasanya 10 pada skala 1-10, mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah di alami.
d. Integritas ego
Gejala: menyangkal gejala penting atau adanya kondisi, takut mati, perasaan ajal
sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan yang tak perlu, kuatir tentang
keluarga, kerja dan keuangan.
Tanda: menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku
menyerang, focus pada diri sendiri atau nyeri.
e. Pernafasan
Gejala: dispnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau tanpa
produksi sputum, riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda: peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak atau kuat, pucat atau sianosis,
bunyi nafas bersih atau krekels atau mengi, sputum bersih merah muda kental.
f. Aktivitas dal latihan
g. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat)
Tekanan darah: dapat normal atau tidak, perubahan postural dicatat dari tidur
sampai duduk atau berdiri.
Nadi: dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah atau kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur ( disritmia ).
Murmur: Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung.
Edema: distensi vena juguler, esema dependent, perifer, edema umum, krekles
mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
Warna: Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membran mukosa dan bibir.
2. Data Penunjang
Lead II, III, aVF, V5-V6 : Infark inferolateral Adanya Q valve patologis pada sadapan
tertentu
b. Ekokardiogram
Digunakan untuk mengevaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung khususnya fungsi
vertrikel dengan menggunakan gelombang ultrasoouns.
c. Laboratorium
Peningkatan enzim CK-MB, CK 3-8 jam setelah sernagan puncaknya 10-30 gram dan
normal kembali 2-3 hari- Peningkatan LDH setelah serangan puncaknya 48-172 jam dan
kembali normal 7-14 hari- Leukosit meningkat 10.000 – 20.000 kolesterol atau trigliserid
meningkat sebagai akibat aterosklerosis.
Tampak normal, apabila terjadi gagal jantung akan terlihat pada bendungan paru berupa
pelebaran corakan vaskuler paru dan hipertropi ventrikel.
e. Tes Treadmill
a. Terapi Farmakologi
Analgetik morfin
Antikoagulan
Nitrates
b. Non Farmakologi
Atherectomy
Perubahan diet: rendah garam, kolesterol, lemak, peningkatan diet serat rendah kalori
2. Angina Pectoris
a. Terapi Farmakologi
b. Non Farmakologi
a. Terapi Farmakologi
Analgetik morfin IV
Atropin IV atau Pacemaker jika ada gejala bradikardi atan block jantung.
Nitrat: Nitrogliserin IV
b. Non Farmakologi
Pemeriksaan laboratorium lanjut : Analisa gas darah (AGD), CK dgn isoenzim, kadar
elektrolit, troponin jantung.
Therapi oksigen
Monitor adanya
perubahan tekanan darah
Anjurkan untuk
menurunkan stress
membuat keputusan
dengan benar
menunjukkan fungsi
sensori motori cranial yang
utuh : tingkat kesadaran
mambaik, tidak ada
gerakan gerakan involunter
Respiratory Monitoring
Catat pergerakan
dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan
intercostals
Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan
napas utama
AcidBase Managemen
Monitro IV line
Pertahankanjalan nafas
paten
Monitor status
hemodinamik(CVP, MAP,
PAP)
Monitor masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori harian
Fluid Monitoring
Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan renal,
gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll )
Monitor parameter
hemodinamik infasif
Identifikasi tingkat
kecemasan
Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
Monitor respon
kardivaskuler terhadap
aktivitas
Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang tepat.
Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
Bantu untu
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Penyakit Jantung Koroner (pjk) adalah keadaaan dimana terjadi ketidak seimbangan antara
kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan penyediaan yang di berikan oleh pembuluh
darah koroner. Ketidakmampuan pembuluh darah koroner untuk menyediakan kebutuhan
oksigen biasanya diakibatkan oleh penyumbatan athroma (plak) pada dinding bagian dalam
pembuluh darah koroner
2. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada
yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan
sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.
3. Infark miokard akut terjadi ketika iskemia miokard,yang biasanya timbul sebagai akibat
penyakit aterosklerosis arteri koroner, cukup untuk menghasilkan nekrosis inversibel otot
jantung.
4. Penyebab PJK adalah merokok, hipertensi, diabetes mellitus,kolesterol tinggi dan factor
keturunan.
5. Penyebab angina adalah arteriosklerosis, spasme arteri koroner, anemia berat, arthritis dan
aorta insufisieansi.
6. Penyabab AMI adalah merokok, obesitas, stress, lemak tinggi, keturunan dan usia.
Noc: cardiac pump effectiveness, circulation status dan vital sign status
Noc: Respiratory Status : Gas exchange, Respiratory Status : ventilation dan Vital Sign
Status
d. Cemas
e. Intoleransi aktivitas
f. Kurang pengetahuan
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
a. Persiapan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada
klien PJK, Angina dan AMI.
b. Hendaklah jangan segan untuk bertanya kepada dosen instruktur atau membaca buku
tentang hal-hal yang belum jelas tentang penyakit PJK, Angina dan AMI.
c. Selalu semangat ketika berdiskusi dan selalu bekerjasama ketika dalam belajar kelompok.
a. Mohon bimbingannya supaya kami lebih memahami tentang konsep Penyakit Jantung
Koroner.
b. Kami harapkan tidak bosan untuk memperhatikan dan mendengarkan konsultasi dari
mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin Elizabeth J. Buku saku pathofisiologi. Edisis 3, alih bahasa Nike Budi Subekti, Egi Komara Yuda,
Jakarta: EGC, 2009.
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America:
Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Elizabeth G. Nabel, M.D., and Eugene Braunwald, M.D, A Tale of Coronary Artery Disease and Myocardial
Infarction, tersedia di The New England Journal of Medicine www.google.co.id,
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra1112570, (diakses 23 Maret 2012)
Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Panyakit, Edisi 3, Jakarta: EGC, 1997.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby
Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC, 2009.