Secara teoretis,konsep konsep tangguang jawab sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan
setidaknya akan menyinggung 2 {dua} makna,yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau
tanggung jawab dalam makna liability atau kewajiban yuridis atau hukum.
Dengan kata lain Responsibility merupakan tangguang jawab dalam arti sempit,yaitu tangguang
jawab hanya disertai sanksi moral.Dengan demikian, tidak salah apabila pemahaman sebagian
pelaku dan atau perusahaan terhadap CSR hanya sebatas tanggung jawab moral yang diwujudkan
dalam bentuk kedermawanan (philanthropy) dan amal (charity).
Perbedaan antara tanggung jawab dalam makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna
liability pada hakikatnya hanya terletak pada sember pengaturannya.jika tanggungb jawab itu belum
ada pengaturannya secara eksplisit dalam suaru norma hukum maka termasuk dalam makna
responsibility,dan sebaliknya,jika tangguang jawab itu telah diatur di dalam norma hukum maka
termasuk dalam makna lliability.
Konsep tanggung jawab sosial memberikan wajah baru bentuk kepedulian perusahaan
terhadap masyarakat dengan alasan bahwasannya kegiatan produksi baik langsung maupun tidak
langsung membawa dampak for better or worse bagi kondisi lingkungan dan sosial ekonomi di
sekitar perusahaan beroperasi.selain itu,pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders
(komponenen yang terkait dengan internal perusahaan),yakni pemegang saham melainkan pula
stakeholders, yaitu semua pihak di luar pemegang saham yang terkait dan kepentingan terhadap
eksistensi perusahaan.Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya,pelanggan,pemasok
,msyarakat di sekitar perusahaan,lembaga swadaya masyarakat,media masa,dan pemerintah selaku
regulator.
Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya perbedaan kinerja perusahaan yang dikendalikan oleh
manajemen jika dibandingkan dengan perusahaan yang dikendalikan oleh pemilik
perusahaan,disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan di antara keduanya.Kepentingan
pemilik perusahaan adalah memaksimalkan nilai pasar dari perusahaan,sedangkan kepentingan
darimanajer adalah memaksimalkan utilitas (kekuatan,keaman,status,dan pendapatan).Pada
perusahaan yang dikendalikan oleh pemiliknya,maka fungsi dari tujuan memaksimalkan kekayaan
perusahaan adalah pilihan ukuran (Size)sebesar So dan tingkat pengembalian maksimal Ro.Untuk
perusahaan yang dikendalikan oleh manajeman,fungsi dari tujuam memaksimalkan utilitas dari
kombinasi yang mungkin terdapat pada fungsi 01A1 adalah pilihan kombinasi atara Rm dengan Sm.
01A1 adalah fungsi yang menunjukan hubungan antara kinerja dalam hal ini diukur melalui tingkat
pengembalian dan ukuran perusahaan.
>AGENCY THEORY
Agency theori (teori keagenan) merupakan suatu hubungan yang berdasarkan pada kontrak yang
terjadi antara anggota dalam perusahaan,yakni antara procipal (pemilik) dan agent ( agen) sebagi
pelaku utama.Teori keagenan bertujuan untuk menyelesaikan :
1.Masalah agensi yang muncul ketika adanya konfliktujuan antara pemilik perusahaan dan
manajemen serta kesulitan pemilik perusahaan melakukan verifikasi pekerjaan manejemen.
2.Masalah pembagisn risiko yang muncul ketika pemilik perusahaan dan manajemen
memiliki perilaku yang berbeda terhadsap risiko
“Beberapa tren dapat merusak landasan masyarakat bebas kita secara mendalam ketika
para penjabat perusahaan menerima tanggung jawab sosial lain,selain menghasilkan aung
sebanyak mungkin bagi para pemegang saham.”
Seorang ilmuan yang bernama Lorig(1964) mnyebutkan perbedaan akuntansi dan pelaporan
disebabkan oleh eksistensi dari dua sudut pandang utama.bahwa terdapat beberapa gradasi atau
bahkan bayangan dalam konsep kepemilikan dan kinsep entitas.oleh karena alasan ini,mungkin akan
sulit menemukan item-item dari daftar yang di gunakan ketika menyampaikan persepsi tentang
sudut pandang ini yang sesui dengan perbedaan spesifik.orang-orang yang menganut sudut pandang
entitas biasanya lebih peduli pada kehidupan dan pertumbuhan entitas ,dan segala sesuatu yang
berkaitan guna memastikan bahwa seluruh aset digunakan secara menguntungkan di berbagai divisi
organisasi.
Memang disadari bahwa persepsi yang berbeda sering menghasilkan toleransi dan memungkinkan
sesorang untuk menerima sudut pandang orang lain sebagai sesuatu yang sah
(legitimate).namun,sebagaimana disampaikan oleh ilmuan ekonomi Stragner,orang-orang sering
menjadi sangat terlibat pada situasi dimana mereka gagal membedakan keterlibatan mereka sendiri
dengan fakta spesifik.secara khusus ini terjadi pada situasi yang melibatkan konflik.