Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS LOGAM Pb DALAM SERABUT KELAPA SECARA LASER

INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

PENDAHULUAN

Sabut kelapa adalah salah satu biomassa yang mudah didapatkan dan merupakan hasil
samping pertanian. Komposisi sabut dalam buah kelapa sekitar 35% dari berat keseluruhan
buah kelapa. Sabut kelapa terdiri dari serat (fiber) dan gabus (pitch) yang menghubungkan
satu serat dengan serat yang lainnya. Sabut kelapa terdiri dari 75% serat dan 25% gabus.
Potensi penggunaan serat sabut kelapa sebagai biosorben untuk menghilangkan logam berat
dari perairan cukup tinggi karena serat sabut kelapa mengandung lignin (35% – 45%) dan
selulosa (23% – 43%) (Carrijo, et al, 2002). Serat sabut kelapa sangat berpotensi sebagai
biosorben karena mengandung selulosa yang di dalam struktur molekulnya mengandung gugus
karboksil serta lignin yang mengandung asam phenolat yang ikut ambil bagian dalam
pengikatan logam. Selulosa dan lignin adalah biopolimer yang berhubungan dengan proses
pemisahan logam-logam berat (Pino, et al, 2005).

Salah satu logam berat yang banyak terdapat di lingkungan dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan adalah logam timbal (Pb). Logam timbal (Pb) dalam tubuh
manusia biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Pb2+. Keracunan akibat kontaminasi Pb
dapat menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb),
meningkatnya kadar asam δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD) dan kadar protoporphin dalam
sel darah merah, memperpendek umur sel darah merah, menurunkan jumlah sel darah merah dan
retikulosit, serta meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.

Mengingat dampak negatif dari logam Pb terhadap makhluk hidup dan lingkungan,
maka keberadaan limbah tersebut perlu mendapatkan perhatian yang serius. Salah satu cara
untuk penanganan tersebut adalah melalui metode Laser Induced Breakdown Spectroscopy
(LIBS) untuk menganalisis kandungan Pb dalam serabut kelapa.

LIBS merupakan alat yang mampu menganalisis kualitatif dan kuantitatif unsur secara
atomik dengan hasil berupa spectrum. Spectrum yang dihasilkan merupakan hubungan antara

1
panjang gelombang yang dimiliki oleh masing-masing unsur (kualitatif) dengan intensitas emisi
yang mewakili besarnya kadar unsur yang terkandung dalam suatu objek (kuantitatif).

LIBS merupakan spektroskopi atomic yang handal untuk analisis kualitatif dan kuantitatif
yang cepat dan akurat pada sampel padat dan gas karena hampir tidak melakukan preparasi
sampel, cepat secara kualitatif untuk semua element dalam sekali waktu akurat secara kuantitatif
pada orde kurang dari 10 ppm, tes yang dilakukan hampir tidak merusak dengan menggunakan
jumlah sampel ~0,001 mg dan menawarkan in-situ. Disamping keunggulan-keunggulan yang
diberikan oleh LIBS tersebut, ada beberapa kelemahan yang terdapat pada LIBS yaitu saat
penggunaan sampel. Sampel yang digunakan pada LIBS tidak bisa berupa cairan dan serbuk,
karena ketika laser difokuskan pada permukaan sampel cari dan serbuk, sampel akan terhambur
dan tidak menghasilkan plasma.

Berdasarkan kekurangan dari LIBS tersebut, maka pada kasus analisis cairan Pb
dilakukan dengan mentransformasi fase cair ke padat melalui proses imobilisasi ion pada
polimer organik. Pada penelitian ini digunakan serabut kelapa sebagai media polimer organik
untuk menganalisis cairan Pb. Metode ini bertujuan untuk mengetahui imobilisasi ion yang
terjadi pada cairan Pb dalam serabut kelapa dan mengetahui panjang gelombang dan intensitas
logam Pb dalam serabut kelapa yang didapatkan dengan LIBS.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara menganalisis sampel cair dengan LIBS?


2. Imobilisasi apa yang dipakai untuk analisis cairan Pb dalam serabut kelapa dengan
LIBS?
3. Apakah Pb dalam serabut kelapa dapat dianalisis dengan LIBS?
4. Pada panjang gelombang berapa puncak spektrum Pb dalam serabut kelapa dapat
terbaca dalam spectrum emisi yang dihasilkan oleh LIBS?

METODOLOGI

a. Analisis Spektrum sehelai serabut kelapa :

1. Diambil sehelai serabut kelapa yang akan dianalisis dengan LIBS


2. Serabut kelapa ditempelkan pada uang logam yang digunakan sebagai tempat sampel

2
3. Kemudian dianalisis menggunakan LIBS dengan energi laser sebesar 100mJ dengan
waktu tunda selama 1µs dan akumulasi 8.

b. Analisis logam Pb dalam serabut kelapa:


1. Disiapkan larutan standar Pb 1000 ppm
2. 2 helai serabut kelapa dicelupkan ke dalam larutan Pb 1000 ppm
3. 1 helai dikeringkan pada suhu ruangan dan 1 helai lagi dikeringkan dengan cara
dipanaskan pada suhu 40°C
4. Serabut kelapa ditempelkan pada uang logam yang digunakan sebagai tempat sampel
5. Kemudian dianalisis menggunakan LIBS dengan energi laser sebesar 100mJ dengan
waktu tunda selama 1µs dan akumulasi 8.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, dilakukan analisis cairan Pb dengan menggunakan LIBS. Kelemahan
yang terdapat pada LIBS yaitu tidak dapat menganalisis dengan menggunakan sampel cair,
karena ketika laser difokuskan pada permukaan sampel cari dan serbuk, sampel akan terhambur
dan tidak menghasilkan plasma. Maka, untuk mengatasi hal ini dilakukan transformasi cairan Pb
menjadi bentuk padatan dengan menggunakan serabut kelapa sebagai substrat. Merubah sampel
cair kedalam bentuk padat dinamakan imobilisasi ion. Ada 3 (tiga) jenis imobilisasi ion, yaitu:
adsorpsi, pertukaran ion, dan kompleksasi ion.

Metode adsorpsi merupakan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan
maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya
membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Berbeda
dengan absorpsi yang merupakan penyerapan fluida oleh fluida lainnya dengan membentuk
suatu larutan. Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble)
yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, di mana terjadi suatu ikatan
kimia fisika antara substansi dengan penyerapnya. Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai
suatu peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa, di mana molekul dari suatu
materi terkumpul pada bahan pengadsorpsi atau adsorben. Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas
untuk membentuk cairan) yang ada pada permukaan adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi

3
reaksi antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada
sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu).

Serat sabut kelapa sangat berpotensi sebagai biosorben karena mengandung selulosa
yang di dalam struktur molekulnya mengandung gugus karboksil serta lignin yang
mengandung asam phenolat yang ikut ambil bagian dalam pengikatan logam. Selulosa dan
lignin adalah biopolimer yang berhubungan dengan proses pemisahan logam-logam berat
(Pino, et al, 2005). Oleh karena itu, dalam analisis ini imobilisasi cairan Pb ke dalam serabut
kelapa dapat menggunakan metode adsorpsi, seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Proses imobilisasi secara absorpasi ion Pb pada serabut kelapa

4
Gambar 2. Spektrum emisi Pb dalam serabut kelapa

Pada penelitian ini dilihat seberapa besar serabut kelapa dapat menyerap Pb. Digunakan
1 (satu) helai serabut kelapa dicelupkan ke dalam larutan Pb 1000 ppm. Pb akan diserap ke
dalam serabut kelapa. Kemudian Pb dalam serabut kelapa dianalisis dengan menggunakan LIBS
dengan energi laser sebesar 100mJ, dengan waktu tunda 1µs dan akumulasi sebanyak 8. Serabut
kelapa yang akan dianalisis ditempelkan pada uang logam sebagai tempat sampel, karena 1 helai
serabut kelapa sangat ringan sehingga sangat mudah bergerak saat laser ditembakkan.

Pada gambar 2 menunjukkan bahwa logam Pb dalam serabut kelapa dapat dianalisis
dengan menggunakan LIBS. Terdapat 3 spektrum yang terbentuk, yaitu spektrum serabut kelapa
tanpa serapan Pb, spektrum serabut kelapa dengan Pb, dan spektrum serabut kelapa dengan Pb
yang dipanaskan pada suhu 40oC. Pada gambar terlihat bahwa puncak spektrum Pb terbentuk
pada panjang gelombang 405,7 nm. Dapat terlihat juga bahwa intensitas Pb pada serabut kelapa
tanpa pemanasan memiliki intensitas yang lebih rendah yaitu ±175 (a.u) dibandingkan dengan
pemanasan 40oC dengan intensitas sebesar ±180 (a.u). Hal ini menunjukkan bahwa serabut
kelapa dapat menyerap logam Pb dan konsentrasi Pb pada serabut kelapa akan semakin tinggi
saat dipanaskan.

5
KESIMPULAN

1. Analisis sampel cair dengan LIBS dapat menggunakan imobilisasi ion yaitu dengan
metode adsorpsi, pertukaran ion dan kompleksasi ion.
2. Imobilisasi yang terjadi pada analisis Pb dalam serabut kelapa dengan LIBS adalah
imobilisasi dengan metode adsorpsi, karena serabut kelapa merupakan biosorben yang
mengandung selulosa yang di dalam struktur molekulnya mengandung gugus karboksil
serta lignin yang mengandung asam phenolat yang ikut ambil bagian dalam pengikatan
logam.
3. Pb dalam serabut kelapa mampu dianalisis dengan LIBS dengan puncak spektrum Pb
dalam serabut kelapa terbentuk pada panjang gelombang 405,7 nm.
4. Analisis Kuantitatif intensitas Pb pada serabut kelapa tanpa pemanasan memiliki
intensitas yang lebih rendah yaitu ±175 (a.u) dan pemanasan 40oC dengan intensitas
sebesar ±180 (a.u).

DAFTAR PUSTAKA

Carrijo, O.A., Liz, R.S., Makishima, N. 2002. Fiber of Green Coconut shell as Agriculture
substratum, Brazilian Horticulture, 20, 533-535.

Pino, G. H., Mesquita, L. M. S., Torem, M. L., and Pinto, G. A. S. 2005. Biosorption of
Cadmium by Green Coconut Shell Powder, Metallurgy and Material, 225-Gavea, 22453-900
Rio de Janeiro-RJ, Brazil.

Anda mungkin juga menyukai