Anda di halaman 1dari 5

Praktikum Meteorologi Laut ( Shif II )

Nama : Daffa Afdiansyah

NPM : 230210170022

Curah Hujan Negara Laos pada Musim Timur (Juni-Agustus) 2016

Gambar 1. Curah Hujan Negara Laos pada Musim Timur (Juni-Agustus) 2016

Pada praktikum kali ini (Jum’at, 28 September 2018), kami mendalami materi
Meteorologi Laut mengenai curah hujan suatu wilayah. Gambar diatas merupakan data curah
hujan Negara Laos dengan letak astronomis 14oLU – 22oLU dan 100oBT – 108oBT pada bulan
Juni – Agustus 2016. Data curah hujan ini diambil melalui website https://www.esrl.noaa.gov/
dan diolah menggunakan aplikasi OpenGrads sehingga dapat divisualisasikan seperti gambar
diatas. Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa terdapat macam – macam warna yang
mengindikasikan tinggi rendahnya intensitas terjadinya hujan di wilayah tersebut (Lihat
Gambar 1). Berikut adalah ulasan mengenai data diatas.
Warna ungu muda menandakan bahwa pada wilayah tersebut curah hujannya rendah
<3mm. Sedangkan ungu tua menandakan bahwa curah hujan diwilayah tersebut berada pada
kisaran 3mm sampai 4mm. Dan warna biru menunjukkan bahwa curah hujan berkisar antara
4mm sampai dengan 5mm. Warna toska menunjukkan bahwa curah hujan berkisar antara 5mm
sampai 6mm. Warna hijau tua meunjukan bahwa curah hujan di daerah tersebut berkisar antara
6mm sampai 7mm. Sedangkan curah hujan 7mm sampai dengan 8mm ditunjukan oleh warna
muda terang. Warna kuning menunjukkan curah hujan di wilayah tersebut berkisar antara 8mm
sampai 9mm. Warna oranye menunjukkan curah hujan berkisar antara 9mm sampai 10mm.
Warna merah menunjukkan curah hujan antara 10mm sampai 11mm. Dan yang lebih dari
11mm ditandai dengan warna pink tua.

Perbedaan curah hujan ini terjadi karena banyak faktor penyebab diantaranya karena
posisi garis lintang, arah angin, perbedaan suhu daratan dan lautan. Dari gambar diatas dapat
disimpulkan bahwa terdapat kemungkinan yang terjadi sehingga curah hujan pada negara Laos
bisa seperti itu. Kemungkinan karena adanya pengaruh suhu permukaan Laut Cina Selatan
yang berada dibagian timur sampai ke barat daya negara Laos. Laos sebenarnya adalah negara
yang tidak memiliki garis pantai. Tetapi, secara tidak langsung negara ini juga mendapatkan
dampak dari laut disekitarnya. Menurut jurnal yang saya baca bahwa pola sebaran suhu
permukaan laut di perairan Laut Cina Selatan terdiri dari beberapa musim, pada musim barat
terjadi di bulan Januari-Februari yang berkisar nilai suhu 21˚C-32˚C, Pada musim peralihan I
terjadi pada bulan Maret-April nilai suhu berkisar antara 25˚C-35˚C, Pada musim timur terjadi
pada bulan Mei-Agustus 29˚C-34˚C, sedangkan pada musim peralihan II terjadi pada bulan
September-Oktober 27˚C-32˚C. Suhu permukaan laut lebih hangat terjadi di daerah yang dekat
dengan daerah pesisir atau pantai, sedangkan suhu permukaan laut yang dingin pada daerah
laut lepas. Hal ini membuktikan bahwa pada saat musim timur Laut Cina Selatan mengalami
kenaikan suhu permukaan yang tinggi dan suhu pesisir Laut Cina Selatan lebih tinggi dibanding
laut lepas Cina Selatan sehingga menyebabkan intensitas evaporasi lebih tinggi di pesisir Laut
Cina Selatan pada saat musim timur. Tingginya evaporasi menyebabkan presipitasi juga
meningkat. Selain itu, angin juga mempengaruhi terjadinya presipitasi. Saat suhu tinggi maka
tekanan rendah begitupun sebaliknya. Dan angin akan bergerak dari yang bertekanan tinggi ke
tekanan yang rendah. Begitu pula yang terjadi dalam kasus ini, saat suhu laut lepas lebih rendah
dari pesisir maka tekanan akan lebih tinggi di sekitar laut lepas dan rendah dipesisir. Hal ini
menyebabkan angin bertiup dari laut lepas ke pesisir dan membawa uap air hasil evaporasi.
Dalam keaadaan yang memungkinkan maka uap air tersebut akan turun ke bumi menjadi hujan.
Itulah yang menyebabkan bagian timur laut negara Vietnam memiliki keteraturan
berkurangnya curah hujan dan mulai berbalik ketika memasuki kawasan pesisir negara
Vietnam. (Lihat Gambar 2)

Gambar 2. Penurunan Curah Hujan yang teratur dari arah Timur Laut ke arah Barat Daya

Kemungkinan besar hal ini terjadi karena adanya upwelling di pesisir timur negara
Vietnam sehingga menyebabkan sebagian pesisir bersuhu rendah. Saat suhu menjadi rendah
maka tingkat evaporasi suatu wilayah berkurang. Hal ini menyebabkan presipitasi ikut
berkurang sehingga curah hujan menjadi berkurang juga. (Lihat Gambar 3)

Gambar 3. Titik Wilayah yang memiliki curah hujan paling rendah


Berbeda dengan bagian selatan negara Thailand yang berbatasan langsung dengan
pesisir Laut Cina Selatan. Terlihat jelas bahwa di pesisir selatan negara Thailand memiliki
curah hujan yang tinggi. Ini diakibatkan karena kenaikan suhu Laut Cina Selatan yang
sebelumnya telah dijelaskan bahwa suhu perairan Laut Cina Selatan yang berada dekat pesisir
akan lebih tinggi dibanding dengan perairan laut lepas sehingga menyebabkan tingkat
presipitasi menjadi tinggi. (Lihat Gambar 4)

Gambar 4 Titik Curah Hujan Tertinggi di bagian Selatan Thailand

Kesimpulannya presipitasi atau curah hujan tidak begitu saja terjadi tetapi akan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Fenomena yang terjadi ini saling berkaitan satu sama lain,
keadaan tersebut terjadi akibat pengstabilan kondisi untuk menyeimbangkan kembali semua
sistem yang terjadi di alam. Interaksi laut-atmosfer sangat kompleks dan berlangsung secara
terus menerus. Interaksi laut-atmosfer mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
dinamika dan kondisi baik perairan laut maupun lingkungan atmosfer. Interaksi ini meliputi
pertukaran momentum, pertukaran energi dan pertukaran massa. Perubahan kondisi atmosfer
akan mempengaruhi kondisi laut dan sebaliknya. Angin misalnya dapat menyebabkan
terjadinya gelombang laut dan arus permukaan laut, curah hujan dapat mempengaruhi kadar
salinitas air laut. Sebaliknya proses fisis di laut seperti upwelling dan downwelling dapat
mempengaruhi kondisi atmosfer. Upwelling dan downwelling akan mengubah suhu
permukaan laut, perubahan suhu permukaan laut akan mengubah suhu udara, perubahan suhu
udara akan mengubah tekanan udara, dan perubahan tekanan udara akan mengubah sirkulasi
angin. Proses ini terjadi secara terus menerus dan sangat kompleks.
Daftar Pustaka

Tri, Lestari. 2016. “PEMETAAN SEBARAN SUHU MENGGUNAKAN CITRA SATELITE


AQUA MODIS DI PERAIRAN LAUT CINA SELATAN”. Tanjung Pinang. Dikutip pada
30 September 2018 pada http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2016/08/JURNAL_TARI.pdf

Martono. 2010. “PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN


TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA”. Serpong.
Dikutip pada 30 September 2018 pada
file:///C:/Users/afdia/OneDrive/Dokumen/Prosiding-Seminar-Martono2.pdf

Anonim. “Profil Negara Laos”. Dikutip pada 30 September 2018 pada


file:///C:/Users/afdia/OneDrive/Dokumen/Laos.pdf

Hong, Willie. “Earth-Science Reviews”. Dikutip pada 30 September 2018 pada


file:///C:/Users/afdia/OneDrive/Dokumen/Yanetal2015ESR.pdf

Md. M. Islam. “Analysis of Satellite Derived Sea Surface Temperature Data for South China
Sea and Java Sea”. Dikutip pada 30 September 2018 pada
file:///C:/Users/afdia/OneDrive/Dokumen/012_023_Islam.pdf

Anda mungkin juga menyukai