NOMOR :
TENTANG
Menimbang
bahwa dalam
: a. kegiatan Rumah Sakit berpotensi menimbulkan bahaya
fisik, kimia, biologi, ergonomik dan psikososial yang dapat
membahayakan kesehatan dan keselamatan baik terhadap Karyawan,
pasien, pengunjung maupun masyarakat di lingkungan Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Ditetapkan di : Padang
Pada Tanggal :
Direktur,
Nomor :
Tanggal :
TENTANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya
pasal 165: “Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya
kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan
bagi tenaga kerja”.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit
termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang
dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku
langsung yang bekerja di Rumah Sakit, tapi juga terhadap pasien maupun
pengunjung Rumah Sakit.
Potensi bahaya di Rumah Sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada
potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di Rumah
Sakit yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan
dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan
kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi.
Semua potensi bahaya tersebut di atas jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi
para Karyawan di Rumah Sakit, pasien maupun para pengunjung yang ada di
lingkungan Rumah Sakit.
Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang,
tergores/terpotong, luka bakar, penyakit infeksi dan lain-lain. Di Australia,
diantara 813 Perawat, 87% pernah low back pain, prevalensi 42% dan di AS,
insiden cedera musculoskeletal 4.62/100 Perawat per tahun. Khusus di Indonesia,
data penelitian sehubungan dengan bahaya-bahaya di Rumah Sakit belum
tergambar dengan jelas, namun diyakini bahwa banyak keluhan-keluhan dari
para Petugas di Rumah Sakit sehubungan dengan bahaya-bahaya yang ada.
Di Indonesia, data Instalasi Bedah Sentral RSUD di Jakarta pada tahun 2006
menyebutkan bahwa gaya berat yang ditanggung pekerja rata-rata lebih dari 20
kg. Keluhan subjektif low back pain didapat pada 83.3% pekerja dengan rata-rata
usia terbanyak 30–49 tahun.
Gun (1983) juga menyatakan bahwa insiden akut secara signifikan lebih besar
terjadi pada Petugas Rumah Sakit dibandingkan dengan seluruh pekerja di semua
kategori (jenis kelamin, ras, umur dan status pekerjaan). Pekerja Rumah Sakit
berisiko 1,5 kali lebih besar dari golongan pekerja lain. Probabilitas penularan
HIV setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HIV 4 : 1000. Risiko
penularan HBV setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HBV 27 –
37 : 100. Risiko penularan HCV setelah luka tusuk jarum suntik yang mengandung
HCV 3 – 10 : 100.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena
itu Rumah Sakit dituntut untuk melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga risiko
terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di
Rumah Sakit dapat dihindari.Agar penyelenggaraan K3RS lebih efektif, efisien
dan terpadu, diperlukan sebuah Panduan manajemen K3 di Rumah Sakit, baik
bagi pengelola maupun Karyawan Rumah Sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk Sumber
Daya Manusia (Karyawan) Rumah Sakit, aman dan sehat bagi pasien,
pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar Rumah sakit
sehingga proses pelayanan Rumah Sakit berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus
C. Ruang Lingkup
1. Karyawan Rumah Sakit.
2. Pasien.
3. Pengunjung.
4. Masyarakat sekitar Rumah Sakit.
BAB II
A. Definisi
1. Kesehatan Kerja Menurut WHO/ILO (1995)
Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan
penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan
atau jabatannya.
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.
2. Beban kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik
maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat
diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau
non fisik.
Bahaya Ergonomi Cara kerja yang salah, diantaranya posisi kerja statis,
angkat-angkut pasien, membungkuk, menarik,
mendorong.
Bahaya
Diantaranya kerja shift, stress beban kerja, hubungan
Psikososial
kerja, post traumatic.
B. Perencanaan
Rumah Sakit harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai
keberhasilan penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan
2) Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat
dapat diukur. t
Perencanaan meliputi:
erjadi.
Sumber bahaya yang ada di Rumah Sakit harus
1. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Faktor Risiko
diidentifikasi dan dinilai
a. Identifikasi Sumber Bahaya
untuk menentukan Dapat dilakukan tingkat risiko yang merupakan
dengan mempertimbangkan:
tolok ukur
1) Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan Penyakit
Akibat Kerja (PAK).
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di Rumah Sakit Khusus Mata
(RSKM) Padang Eye Center, meliputi:
2. Membuat Peraturan
Rumah Sakit Khusus Mata (RSKM) Padang Eye Center membuat, menetapkan
dan melaksanakan Standar Prosedur Operasional (SPO) sesuai dengan per aturan,
perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku. SPO ini dievaluasi,
diperbaharui dan dikomunikasikan serta disosialisasikan kepada Kar yawan dan
pihak yang terkait.
4. Indikator Kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3RS.
5. Program K3
Rumah Sakit Khusus Mata (RSKM) Padang Eye Center menetapkan dan
melaksanakan program K3RS. Untuk mencapai sasaran, dilakukan monitoring,
evaluasi serta pencatatan dan pelaporan pencapaian program.
C. Pelaksanaan
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Rumah Sakit
Khusus Mata (RSKM) Padang Eye Center dilaksanakan secara terintegrasi ke dalam
Unit masing-masing.
D. Langkah-Langkah Penyelenggaraan
Untuk memudahkan penyelenggaraan K3 di Rumah Sakit, perlu langkah-langkah
Kebijakan
K3
Peningkatan
Tinjauan
Ulang
penerapannya berupa:
1. Tahap Pelaksanaan
a. Penyuluhan K3 ke semua Karyawan Rumah Sakit.
b. Pelatihan K3 yang disesuaikan
dalam organisasi denganFungsinya
Rumah Sakit. kebutuhan individu dan kelompok
memproses individu didengan
perilaku tertentu agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan
sebelumnya program
c. Melaksanakan sebagai produk akhir
K3 sesuai dari pelatihan.
peraturan yang berlaku diantaranya:
1) Pemeriksaan kesehatan Petugas (calon Karyawan, berkala dan khusus).
2) Penyediaan Alat Pelindung Diri dan keselamatan kerja.
3) Penyiapan panduan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat.
4) Penempatan Kar yawan pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan.
5) Pengobatan Karyawan yang menderita sakit.
6) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur, melalui
c. Melaksanakan audit K3
Tujuan audit K3
1) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan.
2) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai ketentuan.
3) Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta pengembangan
mutu.
Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari audit, identifikasi,
penilaian risiko yang direkomendasikan kepada manajemen puncak.
Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen secara berkesinambungan
untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan
K3.
E. Program K3RS Rumah Sakit Khusus Mata (RSKM) Padang Eye Center
Program K3RS bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan
produktivitas Sumber Daya Manusia (Karyawan) Rumah Sakit, melindungi pasien,
pengunjung/pengantar pasien dan masyarakat serta lingkungan sekitar Rumah Sakit.
Program Kerja K3RS Rumah Sakit Khusus Mata (RSKM) padang Eye Center sebagai berikut:
NO PROGRAM/KEGIATAN PELAKSANA
(UNIT/BIDANG)
5 a.Pelayanan Kesehatan
Melakukan
bekerja, Kerja kesehatan
pemeriksaan
pemeriksaan kesehatan berkala
sebelum
BAGIAN
dan SDM DAN
UMUM
RUMAH SAKIT KHUSUS MATA PADANG EYE CENTER (RSKMPEC)
Jl. Pemuda No. 53, Telp. 0751-30094 (Hunting), Fax. 0751-30098, Padang-Sumbar
tanggap darurat.
d. Inventarisasi tempat-tempat yang berisiko dan
berbahaya serta membuat denahnya.
e. Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap darurat.
f. Membuat kebijakan dan prosedur kewaspadaan,
dilayani.
- Data pemeriksaan
: Berkala
Sebelum kesehatan
bekerja SDM Rumah Sakit
(Calon Karyawan)
RUMAH SAKIT KHUSUS MATA PADANG EYE CENTER (RSKMPEC)
Jl. Pemuda No. 53, Telp. 0751-30094 (Hunting), Fax. 0751-30098, Padang-Sumbar
Khusus
- Cakupan MCU bagi SDM Rumah Sakit.
- Angka absensi SDM Rumah Sakit.
- Kasus penyakit umum pada SDM Rumah Sakit.
- Jenis penyakit yang terbanyak di kalangan
BAB IV
PENUTUP
Demikian Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) di Rumah Sakit
Khusus Mata (RSKM) Padang Eye Center ini disusun untuk dapat dipergunakan sebaik-baiknya.
Direktur,