Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Intellectual Capital dan Komunikasi Organisasi terhadap

Efektivitas Implementasi Renstra UPI


Oleh:
Hijria Efendi
Email: hijria117@gmail.com

Taufani C. Kurniatun
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak
Rencana strategik (renstra) merupakan salah satu alat yang dibutuhkan oleh perguruan tinggi untuk
menghadapi setiap tantangan yang datang dari lingkungan yang selalu berubah-ubah. Salah satu komponen
yang terpenting dari renstra adalah implementasi. Banyak faktor yang mempengaruhi implementasi renstra,
diantaranya adalah intellectual capital dan komunikasi organisasi. Intellectual capital merupakan sumberdaya
intangible berupa pengetahuan, informasi, pengalaman, dan komitmen untuk memanfaatkannya. Sedangkan
komunikasi organisasi merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan dalam suatu organisasi yang
berkenaan dengan tugas. Peneltian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa pengaruh intellectual
capital dan komunikasi organisasi terhadap efektivitas implementasi Renstra UPI. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner yang di dukung dengan wawancara dan studi dokumentasi. Subjek penelitian
terdiri dari dekan, ketua departemen dan ketua prodi dengan jumlah total 89 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa gambaran umum efektivitas implementasi Renstra UPI, intellectual capital dan komunikasi
organisasi berada pada kategori tinggi. Secara parsial, intellectual capital dan komunikasi organisasi
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas implementasi Renstra UPI. Selanjutnya secara
simultan, juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas implementasi Renstra UPI..

Kata kunci: implementasi renstra, intellectual capital, komunikasi organisasi

Abstract
Strategic palan is one of the tools needed by universities to face any challenge that comes from an environment
that is always changing. One of the most important components of the strategic plan is the implementation.
Factors affecting the implementation of the strategic plan, i.e. intellectual capital and organizational
communication. Intellectual capital is an intangible resource such as knowledge, information, experience and
commitment to exploit it. While organizational communication is delivering process and receiving messages
within an organization which related with the task. This research purpose is describing and analyzing the
affect of intellectual capital and organizational communication toward implementation effectiveness of
strategic plan in UPI. This research used survey method with quantitative approach. Data collecting technique
used was a questionnaire. Subjects consisted of Dean, Department Chairman, and study Program Chairman
with a total 89 people. The result showed that the general description of implementation effectiveness of
strategic plan in UPI. Intellectual capital and organizational communication at the high category. Partially,
intellectual capital and organizational communication have a significant influence on the implementation
effectiveness of strategic plan in UPI. Furthermore, simultaneously it also has a significant influence on the
implementation effectiveness of strategic plan in UPI.

Key word: implementation of strategic planning, intellectual capital, and organizational communication

PENDAHULUAN

Dalam menghadapai tantangan dan pelopor dan unggul tersebut mengisyaratkan


perubahan lingkungan, Universitas Pendidikan bahwa UPI harus memiliki wawasan global
Indonesia (UPI) sebagai salah satu universitas agar mampu mengimbangi tantangan global
negeri menargetkan pada tahun 2025 dapat tetapi tetap memakai nilai-nilai dan budaya
menjadi Universitas Pelopor dan Unggul dalam lokal (roots local, flowers global) (Majelis
bidang pendidikan (A Leading and Outstanding Wali Amanat UPI, 2010).
University in Education) di tataran Asia. Visi

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 26


Agar dapat melahirkan universitas kelas pemanfaatan hubungan sosial (Danneels, 2010
dunia seperti yang rumuskan dalam visi leading dalam Lehtimäki & Karintaus, 2013, hlm. 230).
and outstanding yang memegang teguh nilai Sejalan dengan konsep di atas, hasil studi
luhur budaya lokal, maka dibutuhkan rencana pendahuluan menunjukkan bahwa penyusunan
strategik (renstra) yang matang. Renstra adalah dan sosialisasi renstra UPI belum bisa
seperangkat kegiatan yang berhubungan dengan sepenuhnya memanfaatkan teknologi karena
masa depan, melewati beberapa proses yang belum semua data tersedia (wawancara dengan
dilaksanakan secara sistematis untuk Direktorat Renbang UPI); renstra yang
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan direncanakan tidak selalu sesuai dengan
(Sa’ud & Makmun, 2005, hal. 5). Rencana perkembangan lingkungan sehingga harus
strategik pada sektor non profit merupakan diatur ulang dalam pelaksanaan (misalnya
usaha untuk menghasilkan aksi dan keputusan terkait dengan pemerintah, stakeholder,
mendasar (Bryson dalam Fidler, 2002, hlm. lapangan kerja); sulit untuk mendapatkan akses
10), serta sebagai alat yang digunakan untuk jurnal internasional; renstra belum bisa
menemukan keunggulan bersaing dalam semua dilaksanakan tepat waktu; masih belum ada
kondisi (Messah & Mucai, 2011, hlm. 87). kejelasan benang merah antara renstra UPI
Renstra juga merupakan kebutuhan universitas dengan renstra fakultas (hasil wawancara
untuk meningkatkan mutu dalam rangka dengan beberapa orang Dekan dan Ketua Prodi
perbaikan berkesinambungan (Fidler, 2002, di lingkungan UPI).
hlm. 5) dan mempersiapkan strategi untuk Permasalahan yang dihadapi UPI sejalan
menghadapi setiap tantangan dan hambatan. dengan penelitian terdahulu yaitu: 1) kendala
Rencana strategik (renstra) yang dalam implementasi renstra: program tidak
berkualitas dan memberikan dampak perbaikan saling mendukung/ tidak sinergi, informasi
berkesinambungan adalah rencana strategi yang yang terbatas, komunikasi horizontal yang
diformulasikan dengan baik, tersendat (penelitian Beer dan Eisenstat dalam
diimplementasikan dengan tepat, dan dievaluasi Heene & Desmidt, 2010, hlm. 179); 2)
secara berkesinambungan (Hunger & Wheelen, penelitian terdahulu tentang intellectual capital
2003; Alkhafaji, 2003, hlm. 23). Berdasarkan (IC) yaitu: pendidikan tinggi memerlukan IC
pendapat dua ahli ini dapat disimpulkan untuk bisa bertahan dari lingkungan yang tidak
bahawa siklus rencana strategik yang dimaksud pasti dan sebagai tuas strategi (Stevens, Brown,
secara umum terdiri dari formulasi, dan Russell, 2011, hlm. 129), serta IC
implementasi dan evaluasi. Strategi yang telah merupakan faktor yang penting untuk
direncanakan tidak akan membawa dampak keunggulan bersaing suatu perguruan tinggi,
positif apabila tidak diimplementasikan. namun masih sangat jarang diteliti (Farchild,
Implementasi renstra merupakan pelaksanaan dkk, dalam Stevens, Brown, & Russell. 2011,
rencana yang telah diformulasikan kedalam hlm. 130) sedangkan reputasi suatu universitas
bentuk tindakan. Implementasi tersebut diantara para stakeholder sangat tergantung
mengacu pada pengaturan tugas, tanggung pada IC (Mintrom 2008, dalam Stevens,
jawab kepada individu atau kelompok dalam Brown, & Russell, 2011, hlm. 130) ; 3)
organisasi (Alkahafaji, 2003, hlm. 24) yang penelitian terdahulu tentang komunikasi
menekankan pada tujuan tahunan, kebijakan, organisasi: diperlukan komunikasi yang
motivasi, mengembangkan budaya dengan berkualitas dan luas dengan semua pemangku
memanfaatkan system informasi, alokasi dana kepentingan untuk mencapai kesamaan
yang sesuai serta mengembangkan kompensasi pemahaman dari strategi yang dirumuskan
pegawai (Brantas, 2012, hlm. 31). untuk dilaksanakan dan dievaluasi (Widodo,
Faktor-faktor yang mempengaruhi 2011, hlm. 91; Hughes & Rebecca, 2005, hlm.
implementasi renstra adalah: struktur 49), menciptakan dan memelihara hubungan
organisasi, budaya, sumberdaya manusia, kerja antar tim dan anggota organisasi (Myers
reward, komunikasi (Alkahfaji, 2003, hlm. 54 & Sadaghiani, 2010, hlm. 225), komunikasi
& 182; Fidler, 2002, hlm. 19), sumberdaya memberi pengaruh yang signifikan kepada
organisasi, monitoring, komitmen dan motivasi seseorang dalam menjalankan tugasnya
(Courtney, 2002, hlm. 211), sistem informasi, sehingga melahirkan rasa puas dengan apa yang
(Hunger & Wheelen, 2003, hlm. 297; Messah dikerjakannya (Kumar dan Giri, 2009,
& Mucai, 2011, hlm. 88), pengelolaan dan hlm. 178).

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 27


Sejalan dengan fenomena, kajian organisasi dengan lingkungan yang berubah-
konseptual, studi pendahuluan dan kajian ubah.
penelitian terdahulu dapat diduga bahwa IC Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli
yang merupakan bagian dari sumberdaya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
organisasi yang bersifat intangible dan perencanaan strategi merupakan proses
komunikasi organisasi berpengaruh terhadap merencanakan suatu cara untuk mewujudkan
efektivitas implementasi rencana strategik. tujuan organisasi dalam urutan tindakan
Namun demikian, masih belum terlalu jelas menjadi satu kesatuan yang utuh dan menjadi
bagaimana pengaruh IC dan komunikasi alat bagi organisasi untuk dapat menyesuaikan
organisasi terhadap efektivitas implementasi diri dengan lingkungan yang berubah-ubah.
renstra UPI, sehingga peneliti merasa perlu Salah satu komponen terpenting dalam
dilakukan penelitian lebih jauh terkait hal rencana strategik adalah implementasi (Udaya,
tersebut. 2013, hlm. 7; Hunger & Wheelen, 2003, hlm.
Rumusan Masalah 296; Alkhafaji (2003, hlm. 23). Implementasi
1. Bagaimanakah efektivitas implementasi strategi merupakan proses merubah berbagai
Renstra UPI dilihat dari dimensi program strategi dan kebijakan menjadi tindakan melalui
dan prosedur ? pengembangan program, prosedur, anggaran
2. Bagaimanakah intellectual capital di (Hunger & Wheelen, 2003, hlm. 296; Rufaidah,
lingkungan UPI dilihat dari dimensi human 2013, hlm. 293) dan mengikuti setiap
capital, structural capital, dan relational perubahan dan perkembangan lingkungan serta
capital ? memanfaatkan setiap peluang yang ada
3. Bagaimanakah komunikasi organisasi di (Certo,1995, hlm. 111) serta merupakan
lingkungan UPI dilihat dari dimensi pengaturan tugas dan tanggung jawab kepada
jaringan, hubungan, dan ketidakpastian? individu atau kelompok dalam organisasi
4. Berapakah besar pengaruh intellectual (Alkhafaji, 2003, hlm. 24). Dari definisi
capital terhadap efektivitas implementasi menurut ahli tersebut, dapat dismimpulkan
Renstra UPI ? disimpulkan bahwa implementasi rencana
5. Berapakah besar pengaruh komunikasi strategik merupakan rangkaian kegiatan
organisasi terhadap efektivitas implementasi menerjemahkan strategi yang direncanakan
Renstra UPI? kedalam bentuk tindakan melalui penjabaran
6. Berapakah besar pengaruh intellectual program yang didukung anggaran dan
capital dan komunikasi organisasi secara penetapan prosedur pelaksanaan dengan
bersama terhadap efektivitas implementasi melibatkan anggota sesuai tanggung jawab
Renstra UPI ? dalam mencapai tujuan. Efektifnya
implementasi dilihat dari kesesuaian program
Efektivitas Implementasi Renstra yang dilaksanakan dengan yang direncakan,
Bryson (dalam Fidler, 2002, hlm. 10; penggunaan biaya sesuai dengan yang
Poister, Pitts, & Edward, 2010, hlm. 524) dianggarkan dan kesesuaian prosedur
menjelaskan pengertian rencana strategik pelaksanaan dengan yang ditetapkan.hasil
(renstra) untuk sektor nonprofit yaitu sebagai penelitiannya masing-massing secara umum
upaya disiplin untuk menghasilkan keputusan membagi dimensi kualitas layanan terdiri atas
dan tindakan mendasar yang membentuk dan tangibles (fisik), empathy (empati), reliability
membimbing sebuah organisasi menjadi apa, (ketepatan), responsiveness (respon), dan
apa yang dilakukan dan mengapa melakukan assurance (jaminan).
hal tersebut. Kondisi organisasi menentukan Efektivitas implementasi renstra , dapat
untuk menjadi apa, melakukan apa, dan dilihat dari dimensi program dan prosedur yang
menentukan alasan untuk melakukan hal yang (Hunger & Wheelen, 2003, hlm. 296; Rufaidah,
telah dipilih dimaksudkan untuk dapat 2013, hlm. 293) yang dijabarkan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang beberapa indikator yang mengacu pada aspek
cenderung selalu berubah-ubah. Hal tersebut efektivitas yaitu relevan, dapat dicapai,
sejalan dengan yang dikemukakan oleh spesifik, sesuai dengan batasan waktu yang
Alkhafaji (2003, hlm. 48) yaitu perencanaan ditetapkan, dan tercatat secara rinci.
strategik merupakan proses pengembangan dan Program adalah pernyataan aktivitas-
mempertahankan strategi yang sesuai antara aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan
untuk menyelesaikan rencana dalam jangka
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 28
pendek (Hunger & Wheelen, 2003, hlm. 17; dari dimensi: modal manusia, modal struktur
Rufaidah, 2013, hlm. 294). Program merupakan dan modal hubungan, serta setiap asset tersebut
langkah kecil untuk menyeleseaikan strategi ada komitmen untuk menggunakan dan
yang telah direncanakan dalam lima tahuan memanfaatkannya.
agar lebih mudah dalam melaksanakan dan Secara umum, intellectual capital
menetapkan waktunya. menurut beberapa ahli terdiri dari beberapa
Dimensi kedua adalah prosedur yang komponen yaitu: modal manusia, modal
merupakan adalah sistem langkah-langkah struktural, modal hubungan (Choo & Bontis,
teknis yang berurutan yang menggambarkan 2002, hlm. 626; Edvinson & Malone dalam
secara rinci berbagai aktivitas yang harus Nafukho, 2009, hlm. 400; Kong’s dalam
dikerjakan untuk menyelesaikan program- Stevens, Brown, & Russell, 2011, hlm. 130),
program yang telah ditetapkan (Hunger & modal pelanggan (Harris, 2000, hlm. 23; Al-
Wheelen, 2003, hlm. 18; Rufaidah, 2013, hlm. Ali, 2003, hlm. 7), modal organisasi, modal
294). individu, modal kolektif, modal inovasi, alinsi
Intellectual Capital (IC) strategik (Wu, Chen, & Chen, 2011, hlm.
Berdasarkan arti menurut bahasa, modal 1379). Namun jika ditinjau secara khusus untuk
intelektual adalah barang berupa pengetahuan, perguruan tinggi sebagai organisasi nirlaba
akal, kecerdasan, totalitas pemikiran dan (non-for-profit), IC difokuskan pada tiga
pemahaman yang digunakan sebagai bekal komponen yaitu human capital (modal
dalam bekerja. manusia), structural capital (modal struktural),
Intelectual capital yang dimaksud and relational capital (modal hubungan)
dalam penelitian ini adalah modal intelektual (Kong’s dalam Stevens, Brown, & Russell.
pada suatu organisai, dengan makna bahwa 2011, hlm. 130).
organisasi memiliki kecerdasan, kesadaran Komponen IC pada perguruan tinggi
untuk dapat berbeda dengan organisasi lain tersebut dapat dijadikan sebagai dimensi untuk
yang perbedaan tersebut dilahirkan dari dalam melihat IC. Human capital (modal manusia)
organisasi melalui pengembangan aset merupakan orang-orang yang terlibat dalam
intangible (tidak dapat dilihat). pencapaian tujuan organisasi. Menurut Choo &
Wu, Chen, & Chen (2011, hlm. 1397) Bontis (2002, hlm. 628) bahwa modal manusia
mendefinisikan intellectual capital dengan merupakan faktor manusia dalam organisasi
melihat dari fungsi intelektual sebagai yaitu berupa: gabungan kecerdasan,
kemampuan intelektual yang mendorong keterampilan, dan keahlian yang memberikan
penciptaan nilai dan bukan merupakan sebuah karakter khusus pada organisasi. Elemen dari
kecerdasan yang melahirkan pengetahuan. human capital tersebut meliputi kemampuan
Sejalan dengan itu, jika ditinjau dari segi untuk belajar, melakukan perubahan, inovasi,
fungsi, IC dapat didefinisikan sebagai bahan memberikan dorongan dan motivasi jika
intelektual yang berbentuk sumberdaya melakukan hal yang benar, dan menjamin
intangible dan aset seperti knowledge, kelangsungan hidup jangka panjang organisasi,
informasi, intellectual property, pengalaman serta turunan genetik, pengalaman, pendidikan,
kerja, komitmen dan kemampuan pada suatu pelatihan, kesehatan, pencarian kerja,
organisasi yang digunakan untuk menciptakan kemampuan, bakat, dan perlakuan terhadap
nilai dengan mengubahnya menjadi proses hidup dan organisasi (Choo & Bontis, 2002,
baru, produk baru dan jasa (Hsiu-Yueh dalam hlm. 628, 631; Nafukho, 2009, hlm. 401;
Stevens, Brown & Russell, 2010, hlm. 131; Al- Kaplan & Norton, 2004, dlm Nafukho, 2009,
Ali, 2003, hlm 5). Selanjutnya Harris (2000, hlm. 401; Al-Ali, 2003, hlm 7 & 33).
hlm. 23) mendefinisikan IC sebagai hasil dari Structural capital (modal struktural)
perkalian pengetahuan, kemampuan, dan atribut dimaksudkan kepada pengetahuan yang tinggal
dari masing-masing individu dalam suatu pada kegiatan sehari-hari (rutinitas) suatu
organisasi dengan kemauan seseorang untuk organisasi yang seharusnya tetap berada di luar
bekerja keras. organisasi personelnya (Stevens, Brown, &
Jadi dapat disimpulkan bahwa Intellectual Russell, 2011, hlm. 130), atau yang
capital (IC) merupakan sumberdaya organisasi berhubungan dengan kemampuan organisasi
yang merupakan aset yang sangat bernilai dalam mendukung produktivitas pekerja
berupa pengetahuan, informasi, pengalaman (Nafukho, 2009, hlm. 401). Organisasi yang
untuk meningkatkan keunggulan yang dilihat memiliki structural capital yang kuat akan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 29
memiliki budaya yang mendukung individu penerimaan (pertukaran) pesan (Dwyer,
untuk mencoba sesuatu, gagal, belajar, dan Goldhaber, Pace & Faules dalam De Noble &
mencoba lagi. Secara umum, tujuan structural McCormick, 2008, hlm. 102) atau informasi
capital adalah: 1) menyusun kumpulan dalam suatu organisasi yang berkenaan dengan
pengetahuan yang dapat ditransfer dalam tugas-tugas dalam organisasi demi kelanjutan
rangka melestarikan cara yang mungkin akan organisasi tersebut (Kurniasih, 2011, hlm. 85)
hilang, dan 2) menghubungkan orang-orang dan merupakan kecukupan informasi dari segi
dengan data, para ahli, dan keahlian, termasuk kuantitas, kualitas serta nilai tentang organisasi
kumpulan pengetahuan, pada waktu yang tepat yang diterima oleh karyawan (Elts dkk., 2010,
(Stewart dalam Harris, 2000, hlm. 26). hlm. 250). Selanjutnya Price (dalam Kumar &
Relational Capital (modal hubungan) Girl, 2009, hlm. 178) juga mengemukakan
melihat bagaimana organisasi menjalin pendapat bahwa komunikasi organisasi adalah
hubungan dengan lingkungan internal dan variabel teoritis yang mengukur sejauh mana
external (Stevens, Brown, & Russell, 2011, informasi tentang pekerjaan dan tempat kerja
hlm. 130). Modal hubungan ini mengacu pada disampaikan oleh organisasi kepada
kemampuan organisasi untuk menjalin anggotanya. Dapat disimpulkan bahwa
kerjasama dengan pelanggan, pemasok, komunikasi organisasi merupakan proses
pemerintahan dan asosiasi organisasi terkait penyampaian dan penerimaan pesan dalam
(Choo & Bontis, 2002, hlm. 632; Al-Ali, 2003, sebuah organisasi yang berkenaan dengan tugas
hlm. 33). Selanjutnya, Nahapiet (dalam dan dapat melahirkan interaksi untuk
Lehtimäki & Karintaus, 2013, hlm. 230) menciptakan, memelihara, dan mengubah
menjelaskan dalam penelitiannya tentang social organisasi.
capital nama lain dari relational capital yang Komunikasi organisasi dapat dilihat
membahas pentingnya memahami kerjasama dari dimensi jaringan, hubungan dan
antara individu ketika mengimplementasikan ketidakpastian dengan uraian sebagai berikut.
strategi sehingga dapat menciptakan dan Jaringan menurut Romli (2014, hlm. 16)
memanfaatkan keuntungan kolaboratif. Hal merupakan ciptaan dan pertukaran pesan dari
tersebut disebabkan karena, walaupun dua orang-orang dalam organisasi dengan
orang bisa sama-sama terhubung dengan sesamanya, yang terjadi melewati satu set jalan
individu lain dalam satu jaringan, hasil dari kecil. Jaringan ini dipengaruhi oleh banyak
hubungan tersebut dapat berbeda tergantung faktor, diantaranya: peranan tingkah laku, arah
emosi dan cara individu tersebut berinteraksi. dan arus pesan, proses serial pesan, dan canel.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konten dan Jaringan komunikasi terbentuk dari jalur
isi hubungan berpengaruh terhadap komunikasi baik formal maupun informal, atau
implementasi strategi (Lehtimäki & Karintaus, jalur di sebut juga dengan canel (Iriantara,
2013, hlm. 232). 2013, hlm. 56; Pace & Faules, 2013, hlm. 176;
Stevans, Brown, & Russell (2011, hlm. De Nobile & McCormick, 2008, hlm. 102).
132) menyebutkan elemen stakeholder internal Dimensi kedua adalah hubungan,
untuk pendidikan tinggi adalah mahasiswa, organisasi merupakan sistem kehidupan sosial
pimpinan fakultas dan dosen, staf, dan yang berhubungan dengan orang banyak, oleh
pengawas. Sedangkan elemen stakeholder sebab itu perlu campur tangan dan hubungan
eksternal adalah alumni, donatur, komunitas, manusia di dalamnya sangat mempengaruhi
pemerintahan, yang melakukan akreditasi, jalan dan lalu lintas pesan (Romli, 2014, hlm.
pencari kerja dan orang tua mahasiswa 18). Hubungan yang baik akan membuat orang
Komunikasi Organisasi lebih terbuka dan bebas berinteraksi, sehingga
Komunikasi organisasi adalah proses setiap kesulitan, kendala, penawaran solusi,
menciptakan dan saling menukar pesan dalam yang berhubungan dengan pekerjaan dapat
satu jaringan hubungan yang saling tergantung dengan mudah disampaikan (Kumar & Giri,
satu sama lain untuk mengatasi lingkungan 2009, hlm. 182). Keterbukaan dalam
yang berubah-ubah (Romli, 2014, hlm. 13), penyampaian permasalahan dan penawaran
agar dapat memelihara, dan mengubah solusi akan melahirkan motivasi untuk bekerja
organisasi menjadi lebih baik (Pace & Faules, (teori Hierarki kebutuhan A.H. Maslow).
2013, hlm. 33). Sejalan dengan itu, komunikasi Dimensi hubungan dilihat dari indikator
organisasi jika ditinjau dari segi fungsinya keinginan untuk berinteraksi, keterbukaan dan
merupakan proses penyampaian dan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 30
kepuasan berkomunikasi (Kumar & Giri, 2009, terkadang tidak sesuai dengan informasi yang
hlm. 179). diharapkan oleh pemberi pesan pertama, dan
Dimensi ketiga adalah ketidakpastian, hal ini menimbulkan keraguan atau
menurut Romli (2014, hlm. 20) merupakan ketidakpastian. Selain dari itu, informasi yang
perbedaan informasi yang tersedia dengan terlalu banyak atau terlalu sedikit juga
informasi yang diharapkan dalam suatu menimbulkan ketidakpastian. Berdasarkan
organisasi. Komunikasi yang terjadi dalam uraian tersebut, maka indikator dari dimensi
suatu organisasi tidak hanya terjadi antara dua ketidakpastian yang digunakan adalah kualitas
individu atau lebih, terkadang komunikasi yang dan kuantitas informasi (De Nobile &
terjadi berupa pesan berantai yang melewati McChormick, 2008, hlm. 109; Elst, dkk. 2010,
banyak individu atau garis komando. Sehingga hlm. 250).
informasi yang sampai pada orang terakhir

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survei disproporsional sampling sehingga diperoleh


dengan pendekatan kuantitatif, dengan 94 sampel sebagai responden.
mengembangkan dua variabel independen Teknik pengumpulan data adalah
(intellectual capital dan komunikasi menggunakan kuesioner dengan lima alternatif
organisasi), dan satu variabel dependen pilihan jawaban (skala likert), dan didukung
(efektivitas implementasi Renstra UPI). dengan wawancara dan studi dokumentasi.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Untuk menganalisis pengaruh kausalitas
Pendidikan Indonesia (UPI) dengan unit antara variabel independen terhadap variabel
analisisnya semua fakultas, departemen, dan dependen, dalam penelitian ini penulis
program studi yang ada di lingkungan UPI. membedakan dua kategori yaitu analisis
Adapun subyek penelitiannya adalah dekan, deskriptif dan analisis hipotesis. Analisis
ketua departemen, dan ketua prodi di deskriptif menggunakan rumus rata-rata
lingkungan UPI dengan jumlah 122 orang. (Weighted Means Scored) dari Furqon (2011,
Untuk menentukan jumlah sampel penulis hlm. 42). Sedangkan analisis hipotesis
menggunakan dua tahapan yaitu : 1) mencari menggunakan rumus regresi sederhana untuk
sampel dari total populasi dengan hipotesis 1 dan 2 (parsial) dengan signifikansi
menggunakan teknik simpel random sampling. menggunakan uji t, dan untuk hipotesis 3
2) mencari jumlah sampel untuk masing- (secara simultan) menggunakan rumus regresi
masing fakultas dengan menggunakan teknik berganda dengan signifikansi mengunakan uji
F.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Gambar 2.


Hasil analisis deskriptif menunjukkan Rata-rata Setiap Variabel
secara umum bahwa variabel Y (Efektivitas Selanjutnya, hasil analisis koefisien
Implementasi Renstra UPI) berada pada korelasi ditemukan bahwa secara parsial
kategorikan tinggi, dengan skor rata-rata pengaruh intellectual capital terhadap
sebesar 3,760. Untuk variabel X1 (Intellectual efektivitas implementasi Renstra UPI sebesar
Capital) berada pada kategorikan tinggi, 0,457 dengan pengaruh yang diberikan sebesar
dengan skor rata-rata sebesar 3,670. Sedangkan 20,9% (koefisien determinasi), dan pengaruh
variabel X2 (Komunikasi Organisasi) berada komunikasi organisasi terhadap efektivitas
pada kategorikan tinggi, dengan skor rata-rata implementasi Renstra UPI sebesar 0,377
sebesar 3,830. dengan besar pengaruh 14,2 % (koefisien
determinasi). Sedangkan secara simultan
pengaruh intellectual capital dan komunikasi
organisasi terhadap efektivitas implementasi
Renstra UPI adalah 0,503 dengan koefisien
determinasi 25,4%.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 31


Konstanta untuk masing-masing koefisien 72,740 + 0,456X1 + 0,240X2 . Dengan
determinasi tersebut selanjutnya ditransformasi ringkasan sebagai berikut:
ke dalam persamaan regresi ganda yaitu: Ý =

e
X1 rX1Y = 0,457

74,6%

RX1X2Y = 0,503
Y

X2
rX2Y = 0,377

Gambar 3.
Struktur Pengaruh X1, X2 Terhadap Y

Pembahasan enam kebijakan dan 50 program yang ada pada


Gambaran Efektivitas Implementasi renstra UPI 2011-2015, peneliti
Renstra UPI (Y) mengelompokkan menjadi empat kelompok
Berdasarkan deskripsi analisis data untuk memfokuskan pada bidang akademik.
penelitian, efektivitas implementasi Renstra Empat kelompok program tersebut terdiri dari:
UPI yang secara umum sudah menunjukkan pengembangan Tri Dharma perguruan tinggi,
kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari optimalisasi fungsi manajemen bagi dosen,
perolehan nilai rata-rata sebesar 3,760, dengan citra dan kemitraan universitas, dan
arti bahwa implementasi Renstra UPI sudah peningkatan mutu pembinaan kemahasiswaan.
berjalan sesuai program dan prosedur yang di Secara umum, program yang berhubungan
tetapkan dengan baik atau efektif. dengan akademik sudah terlaksana dengan
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan efektivitas tinggi. Hal ini terlihat dari hasil
hasil wawancara yang dilakukan dengan penelitian yang menunjukkan nilai rata-rata
Direktorat Renbang UPI dan beberapa ketua dimensi program sebesar 3,587 dengan kategori
departemen dan ketua prodi yang menjelaskan tinggi.
bahwa implementasi renstra UPI secara umum Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
sudah berjalan dengan baik, karena pelaksana hasil wawancara yang dilakukan dengan
renstra tersebut adalah orang-orang yang Direktorat Renbang UPI dan beberapa ketua
berpendidikan dan berpengalaman luas departemen dan ketua prodi yang menjelaskan
sehingga memahami tugas dengan baik. bahwa: walaupun implementasi Renstra UPI
Efektivitas implementasi renstra tersebut secara umum sudah dapat dilaksanakan dengan
dilihat dari beberapa dimensi yang baik, namun tetap ada kendala-kendala kecil
dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu: 1) yang berhubungan dengan program yang
dimensi program dengan indikator mengacu dihadapi dalam implementasinya. Kendala
pada ciri-ciri dan karakteristik efektivitas yaitu: tersebut diantaranya adalah kondisi lingkungan
pelaksanaan program dan kesesuaian program; yang berubah-ubah seperti kebijakan
2) dimensi prosedur dengan indikator mengacu pemerintah pada perubahan Kurikulum 13 yang
pada ciri-ciri dan karakteristik efektivitas yaitu: menuntut beberapa program studi mengatur
ketepatan prosedur dan pemahaman terhadap ulang strategi yang dirumuskan, pencairan dana
tugas (Hunger & Wheelen 2003, Rufaidah, atau anggaran yang terlambat yang
2013, Alkhafaji, 2003). mengakibatkan beberapa program tidak bisa
Dimensi program pada penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
mengacu pada program renstra yang ditetapkan. Walaupun demikian, setiap kendala
berhubungan dengan bidang akademik, dari yang dihadapi akan dimusyawarahkan dan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 32
dibicarakan dengan sesama anggota, dengan Nafukho (2009, hlm. 401) bahwa modal
pengalaman dan wawasan yang dimiliki oleh struktural merupakan segala hal yang
setiap anggota, kendala tersebut dapat diatasi. berhubungan dengan kemampuan organisasi
Dimensi kedua adalah prosedur yang dalam mendukung produktivitas pekerja
juga menunjukkan bahwa Renstra UPI yang (Menurut Nafukho, 2009, hlm. 401). Hasil
telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang tersebut di atas sejalan dengan hasil wawancara
ditetapkan. Hal ini terlihat dari perolehan nilai yang dilakukan dengan Direktorat Renbang
rata-rata untuk dimensi prosedur berada pada UPI dan beberapa ketua departemen dan ketua
kategori tinggi yaitu sebesar 3,933. Dimensi prodi yang menjelaskan bahwa teknologi belum
prosedur lebih tinggi dari dimensi program bisa sepenuhnya dimanfaatkan dalam
sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan penyebaran informasi karena masih terkendala
dengan Direktorat Renbang UPI dan beberapa pada ketersediaan data, masih ada beberapa
ketua departemen dan ketua prodi yang kesulitan dalam mengakses beberapa jurnal
menjelaskan bahwa pelaksana Renstra UPI internasional.
tersebut adalah orang-orang yang memiliki Dimensi kedua adalah relational capital
wawasan dan pengalaman yang luas serta (modal hubungan) melihat bagaimana
merupakan orang akademis. Akademisi organisasi menjalin hubungan dengan
biasanya cendrung melaksanakan sesuatu lingkungan internal, external (Stevens, Brown,
sesuai prosedur, sehingga dalam pelaksanaan & Russell, 2011, hlm. 130), dan organisasi
renstra tidak perlu banyak penjelasan karena terkait (Choo & Bontis, 2002, hlm. 632).
sudah paham dengan tugas dan fungsinya Berdasarkan hasil penelitian, relational capital
masing-masing. Hal tersebutlah yang di lingkungan UPI berada pada posisi terendah
menjadikan dimensi prosedur berada pada kedua yang berada pada kategori tinggi dengan
ketegori paling tinggi. nilai rata-rata 3,664. Hal ini secara umum dapat
diartikan bahwa UPI sudah menjalin hubungan
Gambaran Intellectual Capital (X1) di UPI dengan pihak internal maupun external dengan
Berdasarkan deskripsi analisis data baik. Nilai tersebut sejalan dengan hasil
penelitian tentang intellectual capital yang ada wawancara (wawancara tidak terstruktur) yang
di UPI, secara umum sudah menunjukkan dilakukan dengan beberapa orang ketua prodi
kategori tinggi, terlihat dari perolehan nilai yang menyatakan bahwa secara umum, prodi
rata-rata sebesar 3,670. Jadi dapat disimpulkan diberikan kesempatan dan kebebasan untuk
bahwa pengetahuan, kemampuan, kompetensi menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik
dan intangible aset yang ada di UPI serta dari pemerintahan, swasta, perguruan tinggi
komitmen civitas akademik UPI untuk bekerja dalam maupun luar negeri. Namun untuk
keras dan mau memanfaatkan setiap potensi kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri
yang ada di UPI secara umum sudah tinggi. atau perusahaan swasta belum semua yang
Intellectual capital pada penelitian ini diajukan oleh prodi dapat disetujui oleh pihak
dilihat dari beberapa dimensi yang dijelaskan Rektorat.
oleh beberapa ahli yaitu terdiri dari dimensi Dimensi ketiga adalah human capital
human capital (modal manusia), structural (modal manusia) merupakan orang-orang yang
capital (modal struktur), dan relational capital terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi.
(modal hubungan) (Choo & Bontis, 2002, hlm. Orang yang terlibat dalam pencapaian tujuan
626; Wu, Chen, & Chen, 2011, hlm. 1379; organisasi tersebut, termotivasi untuk
Kong’s dalam Stevens, dkk. 2011, hlm. 130; menghabiskan sesuatu dari mereka dengan
Edvinson & Malone dalam Nafukho, 2009, berbagai cara untuk pendidikan dan pelatihan
hlm. 400; dan Harris, 2000, hlm. 23; Al-Ali, yang merupakan bentuk dari investasi
2003, hlm.7). (Nafukho, 2009, hlm. 400), menghasilkan
Berdasarkan hasil penelitian, dimensi kombinasi inteligen, keterampilan dan keahlian
dengan nilai terendah adalah dimensi struktural yang memberikan karakter berbeda pada suatu
capital (modal struktural) dengan nilai rata-rata organisasi (Bontis & Choo (2002, hlm. 628).
3,404 yang berada pada kategori cukup. Hal ini Human capital memiliki peranan penting
dapat diartikan bahwa kemampuan UPI untuk karena merupakan sumberdaya untuk inovasi
mendukung produktivitas dosen dan staf di dan pembaharuan strategi. Human capital di
lingkungan UPI masih mengalami beberapa lingkungan UPI berdasarkan hasil penelitian
kendala. Sebagaimana yang dijelaskan oleh berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 33
rata 3,942. Hal ini dapat diartikan bahwa orang- pesan mengalir tanpa hambatan (Romli, 2014,
orang yang terlibat dalam pencapaian tujuan hlm. 18). Berdasarkan deskripsi dan analisis
UPI menunjukkan kemauan dan keseriusan data pada penelitian, menunjukkan bahwa
dalam melaksanakan tugas dengan baik. Hasil dimensi hubungan yang ada di UPI berada pada
penelitian di atas, sesuai dengan hasil kategori tinggi, dengan skor rata-rata 3,844.
wawancara yang dilakukan dengan Direktorat Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan antara
Renbang UPI dan beberapa ketua departemen pimpinan dan bawahan yang ada di lingkungan
dan ketua prodi yang menjelaskan bahwa UPI UPI sudah terjalin dengan baik dan
digerakkan oleh orang-orang yang memiliki lancar.Kinerja yang optimal merupakan
wawasan dan pengalaman luas. tuntutan yang harus dipenuhi didalam sebuah
organisasi, tak terkecuali institusi pendidikan
Gambaran Komunikasi Organisasi di tinggi.
Lingkungan UPI Dimensi ketiga adalah dimensi jaringan
Berdasarkan deskripsi analisis data yang merupakan ciptaan dan pertukaran pesan
penelitian komunikasi organisasi yang ada di dari orang-orang dalam organisasi dengan
UPI, secara umum sudah menunjukkan kategori sesamanya (Romli, 2014, hlm. 16). Dimensi
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai jaringan berada pada kategori tinggi, yaitu
rata-rata sebesar 3,830. Berdasarkan nilai dengan nilai rata-rata 3,894 yang merupakan
deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dimensi tertinggi untuk komunikasi organisasi
komunikasi organisasi yang ada di UPI jika pada penelitian ini. Hal ini dapat diartikan
ditinjau dari segi jaringan, hubungan, dan bahwa pertukaran dan penciptaan pesan yang
ketidakpastian sudah dikelola dengan baik. terjadi di lingkungan UPI sudah berjalan
Hasil penelitian tersebut, sesuai dengan dengan baik.
hasil wawancara yang dilakukan dengan
beberapa ketua departemen dan ketua prodi Analisis Pengaruh Intellectual Capital (X1)
yang menjelaskan bahwa secara umum terhadap Efektivitas Implementasi Renstra
intensitas komunikasi organisasi sudah tinggi. UPI (Y)
Hal ini terlihat dari dilaksanakannya rapat rutin, Berdasarkan hasil pengolahan data
diskusi yang berkesinambungan tentang tentang pengaruh intellectual capital terhadap
kemajuan dan perkembangan departemen / efektivitas implementasi resntra UPI, diperoleh
prodi, dosen / civitas akademik diberi persamaan regresi Ý = 90,543 + 0,573X1
kebebasan untuk menyampaikan pendapat. dengan nilai koefisien korelasi 0,457 pada taraf
Komunikasi organisasi pada penelitian signifikansi thitung (4,797) ≥ ttabel (1,988). Hal ini
ini dilihat dari tiga dimensi yaitu terdiri dari menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
dimensi jaringan, hubungan, dan ketidakpastian signifikan antara variabel intellectual capital
(Romli, 2014, hlm. 13). Berdasarkan hasil (X1) terhadap efektivitas implementasi Renstra
penelitian dari tiga dimensi tersebut, dimensi UPI (Y) dan berada pada kategori cukup kuat
dengan urutan terendah adalah ketidakpastian yaitu dengan nilai 0,457, besar pengaruhnya
dengan nilai rata-rata 3,753 yang berada pada adalah 20,9% (koefisien determinasi) dan
kategori tinggi. Ketidakpastian merupakan sisanya 79,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
perbedaan informasi yang tersedia dengan Sejalan dengan yang dikemukakan oleh
informasi yang diharapkan dalam suatu beberapa ahli tentang faktor yang
organisasi (Romli, 2014, hlm. 20). Berdasarkan mempengaruhi efektivitas implementasi renstra
hasil penelitian, dapat diartikan bahwa yang tidak diteliti pada penelitian ini yaitu
komunikasi terjadi dengan intensitas tinggi. diantaranya: informasi, pengambilan keputusan
Ketidakpastian lahir dari banyaknya informasi yang tepat, motivasi, struktur organisasi
yang beredar pada suatu siklus komunikasi, dan (Neilson, Martin & Power, 2011, hlm. 144);
ketidakpastian menunjukkan bahwa perilaku manajerial, reward management, dan
komunikasi tersebut terjadi. kebijakan institusional (Messah & Mucai,
Dimensi kedua adalah hubungan yang 2011, hlm. 88).
merupakan komponen penting dalam Berdasarkan hasil analisis data tersebut
komunikasi karena organisasi merupakan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
sistem sosial yang berhubungan dan ini yaitu “terdapat pengaruh signifikan antara
menghubungkan orang banyak, sehingga perlu intellectual capital terhadap efektivitas
dijalin hubungan yang baik agar lalu lintas implementasi renstra UPI” diterima. Hasil
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 34
penelitian ini didukung dengan beberapa hasil kategori rendah, dengan besar pengaruh 14,2%
penelitian terdahulu yaitu: Stevens, Brown, & dan sisanya 85,8% dipengaruhi oleh faktor lain.
Russell (2011, hlm. 127) menemukan bahwa Berdasarkan hasil analisis data tersebut
keberhasilan sebuah organisasi lebih utama maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
terletak pada kemampuan intellectual dari pada ini yaitu “terdapat pengaruh signifikan antara
aset fisik, kapasitas meningkatkan pengetahuan komunikasi organisasi terhadap efektivitas
yang cepat dapat menjadi keuntungan kritis. implementasi Renstra UPI” diterima. Sejalan
Selanjutnya Kaplan & Norton (2005) (dalam dengan penelitian yang dilakukan Widodo
Zula dan Chermarck, 2007, hlm. 254) (2011) membuktikan bahwa kualitas
mengemukakan bahwa finansial dan tangible komunikasi berpengaruh terhadap kualitas
aset penting untuk kesuksesan suatu strategi, konten strategi. Jadi intinya adalah untuk
tetapi untuk mempertahankan strategi yang mencapai kesamaan pemahaman dari strategi
berkualitas dan original dibutuhkan intangible yang akan dirumuskan, dilaksanakan dan
aset sehingga sulit untuk ditiru oleh kompetitor, dievaluasi diperlukan komunikasi yang
serta merupakan sember daya yang paling kuat berkualitas. Hughes & Rebecca (2005)
untuk keunggulan bersaing (competitive mengemukakan bahwa dalam melaksanakan
advantage). Selanjutnya Stevens, Brown, dan model yang telah dirancang untuk penyesuaian
Russell (2011, hlm 129) dalam penelitian institusi dalam keterlibatan publik yang efektif
mereka menjelaskan bawa pendidikan tinggi diperlukan komunikasi yang luas dan interaksi
sebagai organisasi nirlaba, untuk tetap bisa dengan semua pemangku kepentingan institusi.
bertahan dalam menghadapi lingkungan dan Hughes & Rebecca (2005, hlm. 49) juga
tantangan yang tidak pasti harus memiliki menjelaskan bahwa informasi menjadi
strategi yang matang, dan IC harus terus kecerdasan ketika orang yang tepat menerima
ditingkatkan karena merupakan tuas strategi. informasi yang tepat dan pada akhirnya kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Nahapiet hal tersebut dimasukkan ke dalam proses
(2009) yang diuraikan oleh Lehtimäki & pembuatan keputusan.
Karintaus (2013, hlm. 231) menjelaskan bahwa Myers & Sadaghiani (2010, hlm. 225)
social capital nama lain dari relational capital berpendapat bahwa interaksi yang komunikatif
merupakan salah satu dimensi dari intellectual di tempat kerja berfungsi untuk menciptakan
capital membahas pentingnya memahami dan memelihara hubungan kerja antar tim dan
kerjasama antara individu ketika anggota organisasi, dan diantara para anggota
mengimplementasikan strategi sehingga dapat dan stakeholder inti organisasi, jika hubungan
menciptakan dan memanfaatkan keuntungan telah terjalin dengan baik, maka hambatan
kolaboratif. Karena walaupun dua orang bisa dalam komunikasi dapat diminimalisir,
sama terhubung dengan individu lain dalam sehingga produktivitas akan meningkat karena
satu jaringan, hasil dari hubungan tersebut informasi dan penyebaran tugas dapat
dapat berbeda tergantung emosi, cara individu dilakukan secara merata dan tepat. Kumar dan
tersebut berinteraksi (Lehtimäki & Karintaus, Giri (2009, hlm. 178) dalam penelitiannya
2013, hlm. 230). Konten dan isi hubungan menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif
berpengaruh terhadap implementasi strategi secara signifikan antara komunikasi organisasi
(Lehtimäki & Karintaus, 2013, hlm. 232). dengan kepuasan kerja, dapat diartikan bahwa
komunikasi memberi pengaruh yang signifikan
Analisis Pengaruh Komunikasi Organisasi kepada seseorang dalam menjalankan tugasnya,
(X2) terhadap Efekktivitas Implementasi karena jika tugas telah dilaksanakan dengan
Renstra UPI (Y) baik dan hati yang senang maka pekerja akan
Berdasarkan hasil pengolahan data merasa puas dengan apa yang dikerjakannya.
tentang pengaruh komunikasi organisasi Alkahfaji (2003, hlm. 68) juga
terhadap efektivitas implementasi Renstra UPI, menjelaskan bahwa komunikasi sangat
diperoleh persamaan regresi Ý = 98,247 + diperlukan untuk menjaga agar setiap bagian
0,394X2 dengan nilai koefisien korelasi 0,377. tetap saling bekerjasama dan saling
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh membutuhkan sebagai satu kesatuan yang utuh
yang signifikan antara variabel komunikasi dalam organisasi, sehingga tidak terpecah
organisasi (X2) terhadap efektivitas dalam menghadapi lingkungan yang berubah-
implementasi Renstra UPI (Y) dan berada pada ubah atau tetap sama walaupun organisasi terus
berkembang. Alkahfaji (2003, hlm. 182)
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 35
kembali menekankan bahwa komunikasi persamaan regresi Ý = 72,740 + 0,456X1 +
diperlukan untuk menyampaikan informasi dari 0,240X2 dengan nilai koefisien korelasi 0,503.
manajemen puncak kepada seluruh anggota Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan yang signifikan antara variabel intellectual
rencana strategik agar tidak terjadi capital (X1) dan komunikasi organisasi (X2)
kebingungan pada saat pelaksanaan serta untuk terhadap efektivitas implementasi Renstra UPI
mengembangkan dan mengkomunikasikan (Y) dan berada pada kategori cukup kuat,
kebijakan yanng ada pada organisasi. dengan besar pengaruh adalah 25,4% dan
Nakpodia (dalam Iriantara & Syaripudin, sisanya 74,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
2013, hlm. 41) dan Alkhafaji (2003, hlm. 68) Berdasarkan hasil analisis data tersebut
menjelaskan bahwa komunikasi merupakan hal maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
penting bagi suatu organisasi untuk mencapai ini yaitu “terdapat pengaruh signifikan antara
tujuan secara efektif. Dengan adanya intellectual capital dan komunikasi organisasi
komunikasi, kesalahan kerja dapat secara bersama terhadap efektivitas
diminimalisir. Setiap informasi dapat implementasi Renstra UPI”. Walaupun belum
disampaikan kepada seluruh lapisan anggota ada penelitian terdahulu yang mengatakan IC
organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat dan komunikasi organisasi berpengaruh
dipahami secara sama oleh semua anggota. terhadap efektivitas implementasi renstra secara
Dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai bersamaan, namun beberapa ahli mengatakan
kesuksesan pencapaian tujuan organisasi, maka bahwa IC merupakan tuas untuk pelaksanaan
dibutuhkan komunikasi pada setiap tahapan strategi (Stevens, Brown, dan Russell, 2011,
(formulasi, implementasi dan evaluasi) dan hlm. 29) dan komunikasi berfungsi untuk
pada setiap tindakan. mencapai kesamaan pemahaman dari strategi
Analisis Pengaruh Intellectual Capital (X1) yang akan dirumuskan, dilaksanakan dan
dan Komunikasi Organisasi (X2) secara dievaluasi diperlukan komunikasi yang
bersama terhadap Efektivitas Implementasi berkualitas. Myers & Sadaghiani (2010, hlm.
Renstra UPI (Y) 225) berpendapat bahwa interaksi yang
Berdasarkan hasil pengolahan data komunikatif di tempat kerja berfungsi untuk
tentang pengaruh intellectual capital dan menciptakan dan memelihara hubungan kerja
komunikasi organisasi terhadap efektivitas antar tim dan anggota organisasi, dan di antara
implementasi Resntra UPI, diperoleh para anggota dan stakeholder inti organisasi.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan efektivitas implementasi renstra UPI.


1. Efektivitas implementasi rencana strategik Berdasarkan hasil peneltian, pengaruhnya
Universitas Pendidikan Indonesia berada berada pada kategori cukup kuat
pada kategori tinggi.
2. Intellectual capital di lingkungan Rekomendasi
Universitas Pendidikan Indonesia berada 1. Meskipun efektivitas implementasi Renstra
pada kategori tinggi. UPI sudah berada pada kategori baik,
3. Komunikasi organisasi di lingkungan namun perlu diperhatikan untuk dimensi
Universitas Pendidikan Indonesia berada yang rendah.
pada kategori tinggi. Dimensi dengan skor terendah adalah
4. Intellectual capital berpengaruh secara dimensi program yang merupakan aktifitas
signifikan sebesar 20.9% terhadap yang diperlukan untuk menyelesaikan
efektivitas implementasi renstra UPI dengan rencana jangka pendek yang dilaksanakan
kategori cukup kuat. ditingkat fungsional, sehingga dalam
5. Komunikasi organisasi berpengaruh secara penyusunan rennstra perlu melibatkan
signifikan sebesar 14,2% terhadap pimpinan seperti dekan, ketua departemen
efektivitas implementasi renstra UPI dengan atau ketua program studi. Seperti yang
kategori rendah. dijelaskan oleh Hunger & Whelen (2000,
6. Intellectual capaital dan komunikasi hlm. 300) bahwa untuk dapat mendukung
organisasi secara bersama berpengaruh implementasi, semua manager harus
secara signifikan sebesar 25,4% terhadap bekerjasama dalam mencapai sinergi
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 36
diantaranya dengan melibatkan pimpinan temuan teori baru untuk dosen di
setiap lini dalam perumusan, kerjasama lingkungan UPI.
antar lini untuk membangun sinergi tersebut 3. Komunikasi organisasi berada pada kategori
dan melaksanakan pelatihan-pelatihan untuk baik, namun perlu peningkatan untuk
pimpinan di setiap lini tentang perumusan dimensi ketidakpastian karena berada pada
program di tingkat pelaksanaan. urutan terendah. Upaya untuk
2. Intellectual capital juga berada pada meminimalisir ketidakpastian adalah dengan
kategori tinggi. Dari tiga dimensi IC yang terus meningkatkan kuantitas dan kualitas
dijelaskan pada penelitian ini, salah satu komunikasi, atau dengan menyeimbangkan
dimensi IC masih berada pada kategori kuantitas dengan kualitas komunikasi
cukup, yaitu dimensi structural capital. organisasi. Peningkatan tersebut dapat
Dimensi ini sangat memegang peranan dilakukan melalui peningkatan pertemuan-
penting untuk UPI memperlihatkan kepada pertemuan rutin dengan setiap lini,
masyarakat, stakeholder dan saingannya mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
tentang kualitas UPI. Khususnya dibidang membangun kebersamaan dan intensitas
penelitian dan mahasiswa. Seperti yang komunikasi baik di tingkat prodi,
dijelaskan oleh Stewart (dalam Harris, 2000, departemen maupun universitas, serta
hlm. 26) structural capital bertujuan untuk: memperbanyak penelitian antar dan lintas
menyusun, mengumpulkan, mentrasnfer bidang.
pengetahuan; penghubung orang-orang 4. Penulis menyadari masih banyak
dengan dengan data, para ahli, dan keahlian, kekurangan dan keterbatasan dalam
pada waktu yang di tepat. Berdasarkan penelitian ini, oleh sebab itu perlu dilakukan
pendapat Stewart tersebut cara untuk tindak lanjut berupa penelitian lanjutan yang
meningkatkan dimensi structural capital lebih mendalam dan komprehensif, sehingga
adalah melalui peningkatan dan perluasan teori yang digunakan pada penelitian ini
akses jurnal-jurnal nasional maupun bisa lebih teruji kesesuaian dan
internasional untuk setiap departemen dan kebenarannya. Adapaun bagi peneliti lain
prodi yang ada di lingkungan UPI, yang tertarik untuk melakukan penelitian
meningkatkan motivasi berprestasi dosen dengan tema yang sama, peneliti
dan civitas akademik UPI khususnya dalam menyarankan untuk meneliti secara
hal penelitian dan publikasi jurnal melalui kualitatif untuk meneliti lebih dalam tiap-
sistem reward yang untuk tingkat prodi, tiap variabel, dan atau meneliti dan
departemen, fakultas, maupun di tingkat manganalisa faktor-faktor lain (epsilon)
universitas. Serta mengadakan diklat yang yang mempengaruhi efektivitas
berhubungan dengan peningkatan kualitas implementasi rencana strategik.
penelitian, peningkatan bahasa asing dan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ali, N. (2003). Comprehensive Intellectual Courtney, R. (2002). Strategic Management for


Capital Management (Step-by-step). Voluntary Nonprofit Organizations. New
New Jersey: John Wiley & Sons Inc. York: Routledge.
Alkhafaji, A. F. (2003). Strategic Management Fidler, B. (2002). Strategic Management for
(Formulation, Implementation, and School Development. London: Paul
Control in a Dynamic Environment). Chapman Publishing.
New York: The Haworth Press.
Furqon. (2011). Statistik Terapan untuk
Certo, S. C. dkk. (1995). Strategic Management Penelitian. Bandung: Alfabeta.
(Concepts and Applications). USA:
Heene, A. & Desmidt, S. 2010. Manajemen
Austen Press.
Strategik Keorganisasian Publik
Choo, C. W. & Bontis. N. (2002). The (terjemahan). Bandung: PT. Refika
Strategic Management Of Intellectual Aditama.
Capital and Organization Knowledge.
New York: Oxford University Press.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 37


Hunger, J. D. & Wheelen, T. L. (2003). Kumar, B. P. & Giri, V. N. (2009). Examining
Manajemen Strategis The Relationship of Organizational
(terjemahan).Yogyakarta: Andi. Communication and Job Satisfaction in
Indian Organizations. Journal of
Iriantara, Y. & Syarifudin, U. (2013).
Creative Communications (Sage
Komunikasi Pendidikan. Bandung: PT
Journal), 3 (4), hlm. 177-184.
Remaja Rosdakarya.
Lehtimäki, H. & Karintaus, K. (2013). The
Kurniasih. (2010). Landasan Pendidikan
Social Embeddedness of Strategy
Sekolah Dasar. Bandung : Percikan
Implementation. South Asian Journal of
Ilmu.
Business and Management Cases, 2 (2),
Pace, W. & Faules, D. F. (2013). Komunikasi hlm. 229-239.
Organisasi (Strategi Meningkatkan
Messah, B. O. & Mucai, P. G. (2011). Factors
Kinerja Perusahaan). Bandung: PT
Affecting the Implementation of
Remaja Rosdakarya.
Strategic Plans in Government Tertiary
Romli, K. (2014). Komunikasi Organisasi Institutions: A Survey of Selected
Lengkap. Jakarta: Kompas Gramedia. Technical Training Institutes. European
Rufaidah, P. (2013). Manajemen Strategik. Journal of Business and Management, 3
(Edisi Refisi). Bandung: Humaniora. (3), hlm. 85-101.

Sa’ud, U. S. & Makmun, A. S. (2005). Myers, K. K. & Sadaghiani, K. (2010).


Perencanaan Pendidikan Suatu Millennials in the Workplace: A
Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Communication Perspective on
Remaja Rosdakarya. Millenials’ Organizational Relationships
and Performance. Journal Springer J Bus
Psychol, 25, hlm. 225-238.
Udaya, Y., Wennadi, L. Y., & Lembana, A. A. Nafukho, F. M. (2009). HRD’s Role in
(2013). Manajemen Strategik. Identifiying, Measuring, and Managing
Yogyakarta: Graha Ilmu. Knowledge Assets in The Intangible
De Nobile, J. J. & McCormick, J. (2008). Economy. Sage Journal, 11 (3), hlm.
Organizational Communication and Job 399-410.
Satisfaction in Australian Catholic Poister, T. H., Pitts, D. W., & Edwards, L. H.
Primary Schools. Educational (2010). Strategic Management Research
Management Administrtion & in The Public Sector: A Review,
Leadership (EMAL) Journal, 36 (1), hlm. Synthesis, and Future Directions. Sage
101-122. Journal, 40 (5), hlm. 522-545.
Elst, T. V. dkk. (2010). The Role of Stevens, R. H., Brown, K. C., & Russell, J. K.
Organizational Communication and (2011). Introducing the Intellectual
Participation in Reducing Job Insecurity Capital Interplay Model: Advancing
and its Negative Association with Work- Knowledge Frameworks in the Not-to-
Related Well-Being. Sage Journal, 31 Profit Environment of Higher Education.
(2), hlm 249-264. Journal International Education Studies,
Harris, L. (2000). A Theori of Intellectual 4 (2), hlm. 126-140.
Capital. Sage Journal, 2, hlm. 22-37. Widodo. (2011). Peningkatan Kinerja
Hughes, S. & Rebecca J. W. (2005). Improving Organisasi Melalui Perencanaan Strategi.
Strategic Planning and Implementation Jurnal Siasat Bisnis, 15 (1), hlm. 83-89.
in Universities Through Competitive Wu, H., Chen, J. & Chen, I. (2011). Ways to
Intelligence Tools: A Means to Gaining Promote Valuable Innovation: Intellectial
Relevance. Journal of Higher Education Capital assessment for Higher Education
Outreach and Engagement, 10 (3), hlm. System. Springer Journal: Qual Quan,
39-52. 46, hlm. 1377-1391.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 38


Zula, Kenneth J., Chermack, Thomas J. (2007). (Disertasi). Sekolah Pascasarjana,
Human Capital Planning: A Review of Universitas Pendidikan Indonesia,
Literature and Implikations for Human Bandung.
Resources Development. Sage
Majelis Wali Amanat UPI BHMN. (2010).
Publications, 6 (3), hlm. 245-262.
Rencana Strategis (Renstra) Universitas
Brantas. (2012). Implementasi Manajemen Pendidikan Indonesia 2011-2015.
Strategik Pendidikan Tinggi Bandung: Universitas Pendidikan
Kepariwisataan Berbasis Pelanggan. Indonesia.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.1 April 2016 39

Anda mungkin juga menyukai