Pada jurnal ini dibahas mengenai penyakit hipertensi, mekanisme kerja vasokonstriktor dalam
anestesi lokal, serta didiskusikan tentang pengelolaan pasien dengan hipertensi yang
memerlukan perawatan gigi. Dalam bidang kedokteran gigi tujuan pengelolaan dan pencegahan
hipertensi adalah memberikan perawatan dengan strategi preventif dan kuratif yang tepat dengan
kondisi fisik dan kemampuan emosi pasien dalam menerima dan merespon perawatan sehingga
komplikasi lebih lanjut akibat hipertensi selama perawatan gigi dapat dihindari.
Terdapat dua strategi perawatan gigi pada pasien dengan hipertensi yaitu preventif dan
kuratif (tabel 1), serta perhatian yang sangat besar harus diberikan khususnya adanya
kemungkinan komplikasi terjadinya hipertensi akut/crisis hypertension/emergency hipertensi
yang terjadi selama perawatan gigi (tabel 2). Strategi preventif meliputi seluruh tindakan untuk
mengontrol tekanan darah pasien dan semua tindakan preventif dalam bidang kedokteran gigi
sendiri seperti kontrol plak, fluoridasi, dan lain-lain. Tindakan preventif yang efektif untuk mengontrol
tensi pasien meliputi seluruh tindakan menghilangkan penyebab yang dapat meningkatkan tekanan
darah pasien, meliputi kontrol kecemasan atau stress, pemilihan anestesi, bahan anestesi, dan
kontrol sakit setelah tindakan selesai.
Prosedur dental yang lama dan stressful sebaiknya dihindarkan. Pemberian sedatif
peroral (benzodiazepine 5 mg malam sebelum tidur, dan 1 jam sebelum tindakan perawatan) cukup
membantu mengurangi stress. Penggunaan sedasi dengan Nitrous Oxide (N2O) dapat
menurunkan tekanan darah sistole dan diastole sampai 10-15 mmHg kira-kira 10 menit setelah
pemberian dan selanjutnya dapat dilakukan anestesi lokal dengan atau tanpa vasokonstriktor.
Anestesi lokal merupakan pemilihan terbaik untuk pasien dengan hipertensi dibanding anestesi
umum. Pemberian anestesi harus pelan dan penyuntikan intravaskular harus dihindari.
Bahan vasokonstriktor yang menjadi kontra indikasi pasien hipertensi adalah noradrenalin dan
levonordefrin, karena akan meningkatkan tekanan darah secara dramatis, akibat merangsang
reseptor β1 lebih banyak dan sedikit aktivitas di reseptor β2. Adrenalin lebih aman digunakan
untuk pasien dengan hipertensi (konsentrasi 1:80.000 – 1:200.000), karena tidak akan
meningkatkan tekanan darah secara dramatis akibat perangsangan pada reseptor β1 dan β2 yang
hampir sama, selain itu waktu paruh adrenalin kurang lebih 1 menit dan akan dieliminasi kira-kira 10
menit, oleh karena itu pengaruhnya cenderung hanya sesaat. Felypressin adalah satu-satunya
vasokonstriktor nonsimpatometik yang tidak memiliki efek pada dan mungkin lebih aman untuk
pasien-pasien hipertiroid, hipertensi, namun kemampuan mengontrol hemostasis rendah.
Tabel 1. Strategi preventif dan kuratif perawatan gigi pada pasien hipertensi
120/80 mmHg atau kurang Catat tekanan darah setiap kali kunjungan
Perawatan gigi rutin
– Tekanan darah optimal
– Risiko status I
130/85 mmHg atau kurang Catat tekanan darah setiap kali kunjungan
– Tekanan darah normal Perawatan gigi rutin
– Risiko status I
– Risiko status I
– Risiko status III – Catat tekanan darah setelah anestesi lokal dengan
adrenalin (dengan pembatasan)
A. Tidak stabil secara medis
Rujuk medis secara rutin
B. Ada pembatasan aktivitas fisik
210/120 mmHg atau lebih Catat tekanan darah setiap kali kunjungan
– Hipertensi tahap 2 Perawatan gigi emergensi
Penggunaan bahan vasokonstriktor dalam bahan anestesi lokal pada pasien hipertensi masih
merupakan suatu perdebatan, meskipun sudah ada bukti-bukti penelitian bahwa penggunaan bahan
anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor khususnya adrenalin dalam dosis yang dianjurkan,
yaitu dosis maksimal 0,2 mg untuk pasien sehat tiap kali kunjungan dan 0,04 mg direkomendasikan
untuk pasien dengan hipertensi. Lidocaine comp 2% dengan kadar adrenalin 0,025 mg per ampul
dapat diberikan untuk pasien dengan hipertensi maksimal dosis sebanyak 1,5 ampul.