Anda di halaman 1dari 5

1

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Bakteri Staphylococcus Aureus

Sensitif Berhasil
Laju mutasi

Mutagen Mutasi Proses DNA


repair

Kerusakan
DNA Resistensi
Gagal

ROS Ribosom
Mengubah
susunan
Penggunaan antibiotik genotip dan
yang tidak tepat fenotip

Membentuk
Kombinasi Antibiotik mekanisme
antibiotik tunggal pertahanan
1. Ampicillin 1. Ampicillin
+Amikasin 2. Amikasin
2. Ampicillin+ 3. Chloramph
Chloramphenic enicol
ol 4. Seftriakson
3. Seftriakson + 5. Tetrasiklin -----
Tetrasiklin
2

Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan nama spesies bakteri yang


merupakan bagian dari genus Staphylococcus. Pada pengamatan mikroskopis
nampak berbentuk coccus/bulat dan berwarna kuning-keemasan (David,2003).
Sifat resisten terhadap antibiotik dapat disebabkan oleh mutasi pada genom
bakteri.Mutasi pada kromosom bakteri ini diakibatkan karena terjadinya kesalahan
pada saat replikasi DNA atau kegagalan proses perbaikan DNA
(DNArepair).Mutasi jenis ini biasa disebut sebagai mutasi spontan yang dapat
terjadi secara random pada saat pertumbuhan bakteri.Mutasi ini sering pula disebut
dengan growth dependent mutation (Dzidicetal.,2008;Giedraitienëetal., 2011).
Paparan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan terbentuknya ROS
(reactive oxygen species) yang dapat merusak struktur intraseluler bakteri (DNA,
protein dan lipid) serta mengaktifkan respon stress bakteri berupa SOS respon dan
RpoS (Rna polymerase sigma S) regulon (Laureti,2013). Kedua respon stress
tersebut mengaktivasi jalur DNA Polymerase IV yang berfungsi mengkatalisis
proses replikasi dan reparasi DNA. Namun DNA polymerase IV merupakan enzim
yang rawan melakukan kesalahan dalam proses perbaikan DNA dan dapat
menyebabkan terjadinya mutasi (Foster,2007) Selain itu beberapa golongan obat
yang bekerja langsung merusak struktur DNA dapat menginduksi secara langsung
gen yang mengkode jalur DNA polymerase IV (Laureti,2013).
Akibat terjadinya kesalahan dalam proses DNA repair menyebabkan
terjadinya perubahan pada genotip dan fenotip bakteri yang menyebabkan bakteri
memiliki mekanisme bertahan terhadap antibiotik (Laureti,2013).Bakteri memiliki
mekanisme resistensi terhadap antibiotik. 5 mekanisme resistensi antibiotik adalah
berupa sintesis enzim inaktivator atau penghancur antibiotik, mengubah
permeabilitasnya terhadap obat, mengubah struktur sasaran bagi obat, pengubahan
jalur metabolik, perubahan enzim untuk tetap melanjutkan metabolisme (Jawetz,
1997). Mekanisme resistensi masing-masing antibiotik berbeda-beda. Amoxicillin
dapat menjadi resisten karena bakteri memiliki kemampuan untuk memproduksi β-
laktamase yang akan memecah ikatan pada cincin β-laktam sehingga antibiotik
terinaktivasi (Chuma, 2013). Resistensi pada ciprofloxacin terjadi apabila terjadi
mutasi pada DNA gyrase dan menyebabkan antibiotik tidak dapat mengenai target
dengan tepat (Jacoby, 2005). Chloramphenicol dapat menjadi resisten karena
terdapat gen pengkode enzim yang disebut chloramphenicol asetiltransferase yang
mencegah ikatan antara chloramphenicol dan ribosom subunit 50S (Traced, 1993).
3

3.2 Hipotesis
Adapun hipotesis yang diangkat pada penelitian ini yaitu:

H0 :

 Ampicillin dan amikasin tidak mengubah KHM terhadap bakteri


S.aureus
 Ampicillin dan chloramphenicol tidak mengubah KHM terhadap bakteri
S.aureus
 Seftriakson dan tetrasiklin tidak mengubah KHM terhadap bakteri S.
aureus
 Ampicillin dan chloramphenicol tidak meningkatkan laju mutasi bakteri
dibanding chloramphenicol terhadap bakteri S.aureus
 Ampicillin dan amikasin tidak meningkatkan laju mutasi bakteri
dibanding ampicillin terhadap bakteri S.aureus
 Ampicillin dan chloramphenicol tidak meningkatkan laju mutasi bakteri
dibanding ampicillin terhadap bakteri S.aureus
 Ampicillin dan amikasin tidak meningkatkan laju mutasi bakteri
dibanding amikasin terhadap bakteri S.aureus
 Seftriakson dan tetrasiklin tidak meningkatkan laju mutasi bakteri
dibanding seftriakson terhadap bakteri S. Aureus.
 Seftriakson dan tetrasiklin tidak meningkatkan laju mutasi bakteri
dibanding tetrasiklin terhadap bakteri S. Aureus.

H1 :

 Ampicillin dan amikasin mengubah KHM terhadap bakteri S.aureus


 Ampicillin dan chloramphenicol mengubah KHM terhadap bakteri
S.aureus
 Seftriakson dan tetrasiklin mengubah KHM terhadap bakteri S. aureus
 Ampicillin dan chloramphenicol meningkatkan laju mutasi bakteri
dibanding chloramphenicol terhadap bakteri S.aureus
 Ampicillin dan amikasin meningkatkan laju mutasi bakteri dibanding
ampicillin terhadap bakteri S.aureus
4

 Ampicillin dan chloramphenicol meningkatkan laju mutasi bakteri


dibanding ampicillin terhadap bakteri S.aureus
 Ampicillin dan amikasin meningkatkan laju mutasi bakteri dibanding
amikasin terhadap bakteri S.aureus
 Seftriakson dan tetrasiklin meningkatkan laju mutasi bakteri dibanding
seftriakson terhadap bakteri S. Aureus
 Seftriakson dan tetrasiklin meningkatkan laju mutasi bakteri dibanding
tetrasiklin terhadap bakteri S. Aureus

3.3 Variabel penelitian


3.3.1 Variabel Bebas
 Kombinasi Antibiotik Ampicillin dan Antibiotik Amikasin
 Kombinasi Antibiotik Ampicillin dan Antibiotik
Cholramphenicol
 Kombinasi Antibiotik Seftriakson dan Antibiotik
Tetrasiklin
 Antibiotik Ampicillin
 Antibiotik Chloramphenicol
 Antibiotik Amikasin
 Antibiotik Seftriakson
 Antibiotik Tetrasiklin
3.3.2 Variabel Terikat
 Frekuensi Mutasi Bakteri
 S. Aureus
 Kuat hambat minimum

3.4 Definisi Operasional Penelitian


5

1. Mutasi bakteri adalah perubahan dari bakteri secara genetik dari tipe
yang sering di temukan di alam
2. Resistensi Antibiotik merupakan keadaan ketidakmampuan obat
antibiotika terhadap mikroorganisme yang sebelumnya sensitif
3. Ampicillin adalah antibiotik yang mekanisme kerjanya dengan cara
menghambat biosintesa pada dinding sel bakteri. Dosis yang digunakan
pada penelitian sebelumnya adalah 10µg.
4. Seftriakson adalah antibiotic golongan sefalosproin yang mekanisme
kerjanya dengan cara menghambat biosintesa pada dinding sel bakteri
5. Chloramphenicol merupakan golongan antibiotik yang bekerja untuk
menghambat 50s RNA pada proses sintesis protein bakteri. Dosis yang
digunakan pada penelitian sebelumnya adalah 30µg.
6. Tetrasiklin merupakan golongan antibiotik yang bekerja untuk
menghambat 30s RNA pada proses sintesis protein bakteri. Dosis yang
digunakan pada penelitian sebelumnya adalah 30µg.
7. Amikasin merupakan golongan antibiotik yang bekerja untuk
menghambat 30s RNA pada proses sintesis protein bakteri.

Anda mungkin juga menyukai