OLEH:
TINGKAT 3A D IV REGULER
NAMA KELOMPOK
A. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu upaya untuk
memfasilitasi psikoterapi terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk
memantau dan meningkatkan hubungan antar anggota. TAKS adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan
sosial (Budi Anna Kelliat & Akemat, 2005).
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah upaya untuk meningkatkan
hubungan social dalam kelompok.
B. Tujuan
Pasien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
C. Tujuan khusus
1. Pasien mampu memperkenalkan diri
2. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. Pasien mampu berinteraksi dengan anggota kelompok
4. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
5. Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang
telah dilakukan
D. Landasan Teori
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara
satu dengan yang lain, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama
(Struart and Sundeen, 2005 : 10)
TAK adalah manual, rekreasi dan teknik kreatif untuk memfasilitasi
pengalaman seseorang serta meningkatkan respon sosial dan harga diri. aktivitas
yang digunakan sebagai terapi di dalam kelompok yaitu membaca puisi, seni,
musik, menari dan literature (Wilson dan Kneisl, 1992).
Terapi aktivitas kelompok sering digunakan dalam praktik kesehatan jiwa,
bahkan merupakan hal penting dari keterampilan terapeutik dan ilmu keperawatan.
Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.
1. Model Terapi Aktivitas Kelompok
a. Focal conflic model
Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus pada
kelompok individu. Tugas leader adalah membantu kelompok memahami
konflik dan membantu penyelesaian masalah. Misal ; adanya perbedaan
pendapat antar anggota, bagaimana masalah ditanggapi anggotadan leader
mengarahkan alternatif penyelesaian masalah.
b. Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak
efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas.
Tujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dan social
anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi yang
efektif antar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa perlu adanya
komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab terhadap apa
yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal, non verbal, terbuka
dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus dipahami orang lain.
c. Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui
hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga
menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat dari
tingkah laku anggota yang lain. Terapist bekerja dengan individu dan
kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapist. Melalui
proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan dipelajari.
d. Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting
sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai
peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan peran
sesuai peristiwa yang pernah dialami.
2. Metode
a. Kelompok didaktik
Suatu metode pendekatan yang dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan
dalam terapi kelompok seperti: untuk mentransfer informasi, membentuk
kelompok, menjelaskan proses penyakit. Sering kali pembelajaran seperti
ini berfungsi sebagai kekuatan pengikat hingga faktor-faktor terapeutik
lainnya beroperasi. Di samping itu, penjelasan dan klarifikasi merupakan
faktor yang berfungsi sebagai agen terapi yang efektif.
b. Kelompok sosial terapeutik
Metode untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
klien, sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari inter personal
(satu dan satu), kelompok, dan massa. Pembicara tidak mempunyai focus
tertentu tetapi lebih mengarah kebersamaan dan rasa senang. Serta kegiatan
antara perawat dengan pasien atau anggota tim kesehatan lainnya untuk
membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik krisis, tumbuh kembang,
atau penyesuaian soial. Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi
respon kepada pasien dengan cara menunjukan sikap mau menerima dan
mau memahami sehingga dapat mendorong pasien untuk berbicara secara
terbuka tentang dirinya. Selain itu membantu pasien untuk melihat dan
memperhatiakan apa yang tidak disadari sebelumnya.
c. Kelompok insipirasi represif
Metode kelompok yang sangat terstruktur, kosesif, mendukung, yang
meminimalkan pentingnya dan memaksimalkan nilai diskusi didalam
kelompok dan persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar, anggota
kelompok dipilih sering kali kerena mereka”mempunyai problem yang
sama” untuk dikembalikan ke dalam situasi yang sama seperti sedia kala.
d. Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang
bertitik tolak dari permasalahan – permasalahan psikologis. Psikodrama
bisanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi
terhadap tekanan–tekanan yang dialaminya Psikodrama adalah upaya
pemecahan masalah melalui drama. Jadi definisi psikodrama adalah tehnik
bermain peran guna upaya pemecahan masalah psikis yang dialami oleh
individu dan dituangkan dalam bentuk permainan peran dengan
menggunakan metode drama.
e. Kelompok interaksi bebas
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa
tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan
diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang
berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika
aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik.
Jadi Kelompok interaksi bebas adalah suatu kelompok yang dapat
berinterkasi secara bebas sehingga dapat menyalurkan dan
mengekspresikan masalah yang dirasakan (sharing) kepada anggota
kelompok lainnya.
E. Indikasi
Adapun indikasi dan kontra indikasi terapi aktivitas kelompok (Depkes RI (1997)
adalah :
1. Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktifitas
kelompok kecuali mereka yang : psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistic,
delusi tak terkontrol, mudah bosan.
2. Ada berbagai persyaratan bagi klien untuk bisa mengikuti terapi aktifitas
kelompok antara lain : sudah ada observasi dan diagnosis yang jelas, sudah tidak
terlalu gelisah, agresif dan inkoheren dan wahamnya tidak terlalu berat, sehingga
bisa kooperatif dan tidak mengganggu terapi aktifitas kelompok.
3. Untuk pelaksanaan terapi aktifitas kelompok di rumah sakit jiwa di upayakan
pertimbangan tertentu seperti : tidak terlalu ketat dalam tehnik terapi, diagnosis
klien dapat bersifat heterogen, tingkat kemampuan berpikir dan pemahaman
relatif setara, sebisa mungkin pengelompokan berdasarkan problem yang sama.
4. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan kontak verbal dengan pasien
lainnya.
5. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan stimulus.
O
L Co
K
K
K
F F
F
K K
F F
K
Keterangan :
L K
Leader : Pasien :
Co Leader : Co Fasilitattor :
F
Observer :
O
Tape Recorder :
5. Alat
a. Tape recorder
b. Bola tenis
c. Buku catatan dan pulpen
d. Label nama
6. Metode
1. Diskusikan dan tanya jawab
2. Bermain peran / simulasi
7. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 2 TAKS
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
Pada tahap ini terapis melakukan :
(1) Memberi salam terapeutik
(2) Peserta dan terapis memakai papan nama
b) Evaluasi/validasi
(1) Menanyakan perasaan klien saat ini
(2) Menanyakan apakah telah mencoba berkenalan dengan orang lain
c) Kontrak
(1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bertanya dan menjawab tentang
kehidupan
(2) Menjelaskan aturan main berikut :
(a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis
(b) Lama kegiatan 25 menit
(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan musik pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam
b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk brtanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara :
1) Memberi salam
2) Memanggil panggilan
3) Menanyakan kehidupan pribadi : orang terdekat/percayai/disegani,
pekerjaannama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan bicara
4) Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. Ulangi no.1 dan 2 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
d. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan
1. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberikan tanda (√) jika
ditemukan pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien
mampu ; jika niali < 2 klien dianggap belum mampu
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimilliki klien ketika TAKS
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai kemampuan
verbal bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan
nonverbal 2, maka catatan keperawatan adalah klien verbal dan non
verbal.Dianjurkan latihan diulang di ruangan(buat jadwal)
1. Nama Kelompok
a Putu Ayu Sandriani Leader
b Putu Nabila Eka Shanti D.P.P Co-Leader
c Ni Made Ristya Kusuma Dewi Fasilitator
d Ni Wayan Linsa Mirawati Galuh Fasilitator
e Putu Diah Gita Paramita Fasilitator
f Baiq Cici Kamaliani Observer
……………………….. …………………………...
NIP NIM
Nama Pembimbing / CT
………………………….