Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

“FISIOLOGI HEWAN AIR”

Disusun oleh:

MAGDALINA PESIWARISSA 20163004


CHELSIA LEKIPIOUW 201663034
AGUSTINA R. RITONGA 20166301
BAHRUM TAWAULU 201663020

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian
kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan laporan meskipun tersusun sangat sederhana.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
meluangkan waktu untuk menyelesaikan laporan ini.

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL………………………………………………………............... i
Kata pengantar………………………………………………………………........ iii
Daftar isi...……………………………………………………………………….. iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………........... 1
1.3. Rumusan Masalah……………………………….......................… 2
1.4. Tujuan……………………………………………………………
BAB II. METODE PRAKTIKUM
2.1. Alat dan Bahan……………………………………………………….. 13
2.2. Cara Kerja……………………………………………..………………. 18
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil……………………………………………………………………
3.2. Pembahasan……………………………………………………………
BAB IV. PENUTUP
4.1. kesimpulan ……………………………………………….…………… 57

iii
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uca spp.(Ocypodidae) merupakan jenis kepiting yang hidup dalam lubang atau
berendam dalam substrat dan merupakan penghuni tetap butan mangrove. Kelompok ini biasa
dijumpai d.i bagian depan butan mangrove yang selalu menggali lubang untuk beradaptasi
terhadap temperatur yang tinggi, karena air yang berada dalam lubang galian dapat
mcmbantu pengaturan subu tubuh melalui evaporasi (Smith & Miller, 1973). Kebanyakan
dari kepitingkepiting tersebut sangat aktif di saat surut rendah, dimana lantai daratan
(sedimen atau lumpur) mangrove betul-betul kering. Di dalam lubang galiannya, kepiting-
kepiting mangrove dapat bernafas atau berespirasi meskipundengan kandungan oksigen yang
rendab (Pratiwi, 2001; 2002).
Kelompok kepiting Uca memiliki komunitas tersendiri, hidup di dckat mulut laut
(muara sungai) dengan substrat lumpur yang balus, padat dan hitam kecoklatan. Umumnya
kepiting Uca berukuran kecil, tetapi biasanya sangat mencolok, karena warnanya yang
"menyala" dan sangat cerah, merah, hijau atau biru metalik, terlebih dengan latar belakang
lumpur bakau yang berwama hitam. Ciri menonjol dari kepiting Uca adalah pada individu
jantan salah satu capitnya berukuran besar, sedangkan individu betina memiliki dua buah
capit yang berukuran kecil atau sama, perbandingan ukuran capit besar dan kecil sangat
mencolok dan keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Capit besar pada kepiting jantan
digunakan sebagai alat bertarung, sedangkan capit kecil berfungsi sebagai alat makan
(Murniati &Pratiwi, 2014)
Kepiting biola atau (Uca spp) merupakan salah satu jenis kepiting yang memiliki
habitat di daerah intertidal, terutama di sekitar hutan mangrove dan pantai berpasir. Beberapa
jenis Uca ditemukan dalam jumlah yang melimpah dalam habitat mangrove menurut (Crane,
1975). Jumlah kepiting biola yang ada di dunia mencapai 97 jenis. Dari jumlah tersebut, 19
jenis sudah teridentifikasi terdapat di Indonesia.
Jenis kepiting Uca memegang peranan ekologi yang penting dalam habitatnya, seeara
umum merupakan deposit feeder (pemakan detritus organik di lumpur). Sebagian besar
spesies keluar dari lubangnya untuk mencari makan hanya di saat air surut dan ketika air
pasang kepiting akan masuk ke dalam lubang yang kemudian ditutupi oleh lumpur (Sari,
2004). Kepiting ini membuat lubang hingga ke sedimen bagian tengah dan memberikan
masukkan oksigen hingga ke dalam lapisan sedimen. Kepiting Uca juga membuat suatu
2

siklus dari anorganik nutrien. Kehadiran dan aktivitas kepiting ini semakin memberikan efek
yang nyata bila berada dalam populasi yang besar karena fungsinya di ekosistem mangrove
sebagai salah satu satwa pembuat liang untuk membuat sirkulasi udara yang memungkinkan
terjadinya perombakan dalam sedimen. Perombakan ini mencegah akumulasi mineral di
bagian bawah sedimen, sehingga kandungan unsur hara tetap stabil dan kesuburan sedimen
untuk pertumbuhan vegetasi tetap terjaga (Sari, 2004; Murniati 2012).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana adaptasi Uca sp. (Ocypodidae) setelah diberikan perlakuan kering,
perlakuan basah dan perlakuan es.

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui tingkah laku Uca sp pada substrat setelah diberikan perlakuan
kering, perlakuan basah dan perlakuan es.
3

II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan bahan

 Substrat lunak (A) substrak khas ekosistem mangrove


 Substrat keras (B)  substrat akibat sedimentasi
 Lilin cair
 Air Laut
 Batu Es
 Kamera video
 Kepiting Uca

2.2 Cara Kerja

 Pindahkan substrat A dan B masing-masing ke dalam kotak plastik


 Usahakan mengakomodir lobang Uca pada substrat yang dipindahkan
 Tempatkan masing-masing 2 individu Uca jantan dan 2 individu Uca betina ke
dalam tiap kotak plastik
 Amati tingkah laku kepiting Uca selama 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit
 Masukan air laut ke dalam tiap kotak plasik secara perlahan hingga substrat
terendam kurang lebih 2 cm
 Amati tingkah laku kepiting Uca selama 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit
 Masukan batu es lobang ke dalam kotak plastik Uca dan amati perilaku Uca
selama 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit
 Masukkan data hasil pengamatan pada tabel.
4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Perlakuan Kering
Kotak
5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit 30 menit
Plastik
Kepiting Uca Pergerakannya Diam di Diam di tempat Diam di tempat, Diam di
diam di tetap sama tempat, sesekali sesekali tempat,
A tempat, namun dengan pada sesekali bergerak bergerak. sesekali
sesekali menit ke 5. bergerak. bergerak.
bergerak
Kepiting diam Kepiting Kepiting Kepiting betina Kepiting betina Kepiting
dalam lubang jantan betina tidak tetap diam di tetap diam di jantan
dan hanya bergerak menunjukkan dalam lobang dalam lobang bergerak
bagian keluar dari pergerakan dengan posisi dengan posisi mendekati
capitnya yang wadah dengan (lebih diam tubuh miring. tubuh miring. dinding wadah.
bergerak. cepat dan daripada Pada beberapa Pada beberapa Kepiting
kepiting betina jantan) menit kepiting menit kepiting betina keluar
masih di dalam jantan jantan dari lobang
B
lobang dengan membenamkan membenamkan tapi separuh
posisi tubuh diri. diri. tubuh berada
miring. di lobang.
Beberapa
menit kepiting
betina keluar
dari lobang
dan berjalan
5

Perlakuan Basah
Kotak
5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit 30 menit
Plastik
Organisme 1 individu 1 individu 1 individu 1 individu jantan 1 individu
bergerak di betina keluar betina jantan mulai dan 1 individu jantan bergerak
tempat, 3 dari substrat bergerak di bergerak betina sesekali dan
individu masuk atas substrat. keluar dari diam, dan menggerakkan
ke dalam substrat. sesekali capitnya.
A substrat dan 1 bergerak di atas
individu hanya substrat.
tergenang di air
(tidak masuk ke
dalam substrat)

1 individu Kepiting jantan 1 individu 2 individu 1 individu jantan Kepiting jantan


kepiting betina membenamkan kepiting betina betina mulai dan 1 individu lebih banyak
merayap diri dalam pasir bergerak berdekatan. betina mulai bergerak
mendekati dan kepiting perlahan, dan Kepiting bergerak dibandingkn
dinding wadah betina berada di individu jantan betina yang berpindah tapi betina, 2
sementara yang permukaan dan mulai bergerak satu bergerak perpindahannya individu
B
lain di tempat. tetap diam. keluar dari menjauhi, tidak jauh. membenamkan
Individu betina substrat tapi namun pada diri ke dalam
yang lain ikut pergerakannya beberapa saat substrat , dan 2
bergerak tapi lambat. individu individu lainya
pergerakannya kepiting masih berada di
lambat. bergerombol. atas substrat.
6

Perlakuan Es
Kotak
5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit 30 menit
Plastik
1 individu 1 individu 1 individu 3 individu (2 3 individu ( 2 3 individu ( 2
betina yang jantan jantan jantan, 1 jantan, 1 betina) jantan, 1 betina)
keluar bergerak di membuat betina) diam di diam di dalam diam di dalam
membuat atas lubang baru dalam lubang, lubang, 1 individu lubang, 1 individu
A
lubang baru substrat. dan masuk ke 1 individu betina diam diatas betina diam diatas
dan masuk ke dalam lubang betina diam substrat. substrat. Namun
dalam lubang tersebut. diatas substrat. sesekali bergerak
tersebut. di tempat.
3 individu Individu Semua 1 individu 1 individu jantan Kedua kepiting
membenamkan kepiting individu tidak jantan mati. bergerak dengan betina bergerak
diri ke dalam jantan ada yang cepat dari dinding perlahan, namun
substrat. bergerak bergerak. wadah ke tengah pada beberapa
B
perlahan. wadah. menit sama sekali
tidak ada
pergerakan yang
ditimbulkan.

3.2 Pembahasan

Pengambilan sampel berlokasi pada daerah ekosistem mangrove di negri lama desa
Passo, lokasi ini dipilih karena substratnya berpasir sehingga cocok untuk pengamatan.
Substrat yang diambil terbagi dua yaitu subtrat alami ekosistem mangrove dan substrat hasil
sedimentasi. Tujuan praktikum ini adalah untuk melihat tingkah laku kepiting yang diberi
tiga perlakuan yaitu perlakuan kering, perlakuan basah dan perlakuan es. Praktikum
dilakukan setelah substrat yang diambil dari alam didiamkan dalam wadah plastik yang
mengakomodir lubang kepiting Uca selama satu hari sampai substrat menjadi kering.

Sampel kepiting yang diamati adalah kepiting yang termasuk dalam genus Uca
spesies Uca sp dengan jumlah individu yang diamati sebanyak empat individu di settiap
wadah yang terdiri dari dua kepiting jantan dan dua kepiting betina dengan ukuran tubuh
yaitu 2,5 cm. Diperoleh sampel dengan ukuran tersebut disebabkan karena kepiting Uca
7

merupakan jenis kepiting yang memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan ukuran individu
dewasa atau yang paling besar hanya sekitar dua sampai tiga cm. Sampel kepiting Uca yang
diamati memiliki perbedaan morfologi yang mencolok antara jantan dan betina. Yang mana
pada kepiting jantan capitnya tidak sama besar dan memiliki warna yang mencolok hal ini
disebabkan karena capit tersebut dipakai oleh kepiting jantan untuk menarik kepiting betina
dan menjaga betina dari kepiting jantan lain. Sedangkan kepiting betina ukuran capitnya
sama besar.

Pengamatan Wadah Plastik A (substrat khas ekosistem mangrove)

a. Perlakuan Kering

Sampel kepiting Uca diletakkan dalam lubang Uca pada wadah yang berisi substrat
dan diamati selama 30 menit. Pada perlakuan kering kepiting Uca menunjukkan pergerakan
yang biasa saja atau pergerakannya yang secara normal, hal ini dapat dilihat pada rentang
waktu dari 5 menit pertama sampai pada 30 menit pada saat pengamatan. Kepiting Uca hanya
berdiam diri di tempat atau di substrat saja, namun sesekali kepiting Uca bergerak atau
berpindah-pindah tempat di dalam wadah tersebut.

b. Perlakuan Basah

Untuk perlakuan basah, substrat ditambahkan air laut kira-kira mencapai ketinggian 2
cm sampai substrat terendam. Pada perlakuan basah ini setiap individu menunjukkan
pergerakannya yang berbeda-beda pada setiap menitnya. Hal ini dapat dilihat pada menit ke 5
yaitu individu ada yang masuk ke dalam substrat, ada juga yang hanya tergenang di air.
Selanjutnya pada menit ke 10 ada 1 individu betina yang keluar dari substrat, pada menit ke
15 satu individu betina ini hanya bergerak di atas substrat saja, kemudian pada menit ke 20
satu individu jantan mulai bergerak keluar dari substrat. Pada menit ke 25, satu individu
jantan dan satu individu betina sesekali diam, dan sesekali bergerak di atas substrat, dan pada
menit ke 30 satu individu jantan hanya menggerakan capitnya. Untuk perlakuan basah ini,
pergerakan kepiting Uca cenderung sama dengan pada perlakuan kering namun pada menit-
menit tertentu kepiting Uca ini sering masuk dan keluar pada substratnya.
8

c. Perlakuan Es

Untuk perlakuan es, substrat yang terendam air laut tadi diberi tambahan bongkahan
es batu, sehingga suhunya berubah. Pada perlakuan es ini beberapa individu membuat lubang
baru atau masuk ke dalam substrat dan hanya sesekali bergerak dan pada beberapa individu
lainnya hanya berdiam diri diatas substrat. Pada perlakuan ini setiap individu menunjukkan
pergerakannya yang minim atau kurang dibandingkan dengan pada perlakuan kering maupun
perlakuan basah. Hal ini terjadi karena kepiting Uca ini tidak dapat mentolerir perubahan
suhu yang terjadi pada wadah tersebut.

Pengamatan Wadah Plastik B (substrat sedimentasi)

a. Perlakuan Kering

Sampel kepiting Uca diletakkan dalam lubang Uca pada wadah yang berisi substrat
dan diamati selama 30 menit. Pada 5 menit pertama kepiting Uca hanya diam di dalam
lubang dan yang bergerak hanya capitnya saja hal ini dikarenakan saat kepiting dipindahkan
ke wadah (bukan habitat alami) kepiting mulai beradaptasi dengan kondisi baru. Pada menit
ke 10 kepiting jantan bergerak keluar lubang dan meloncat keluar wadah dengan cepat
sementara sementara kepiting betina masih didalam lubang dengan posisi tubuh miring.
Menit ke 15 kepiting jantan dan betina sama-sama diam. Menit ke 20 kepiting jantan
membenamkan diri dalam substrat. Menit ke 25 kepiting memperlihatkan tingkah laku yang
sama, dan menit ke 30 kepiting betina keluar dari lubang. Tingkah laku yang diperlihatkan
kepiting Uca selama 30 menit pertama memperlihatkan tingkah laku yang alami dan biasa
saja.

b. Perlakuan Basah

Untuk perlakuan basah, substrat ditambahkan air laut kira-kira mencapai ketinggian 2
cm sampai substrat terendam. Pada 5 menit pertama kepiting betina bergerak mendekati
dinding wadah namun pergerakannya lambat pada menit ke 10 kepiting jantan cenderung
lebih suka membenamkan diri dalam substrat. Menit ke 15 kepiting jantan dan betina mulai
bergerak perlahan. Menit ke 20, 3 individu kepiting bergerombol. Menit ke 25, satu individu
jantan dan satu individu betina bergerak menjauhi tetapi perpindahanya tidak jauh. Menit ke
30 semuanya cenderung diam. Untuk perlakuan basah, letak dari kepiting cenderung berada
dekat dinding wadah dan jarang berada ditengah wadah, dan pergerakanya juga cenderung
9

lambat hal ini disebababkan oleh tekanan massa air dan substrat yang bukan alami atau hasil
sedimentasi sehingga mempersulit pergerakanya menjadi cepat.

c. Perlakuan Es

Untuk perlakuan es, substrat yang terendam air laut tadi diberi tambahan bongkahan
es batu, sehingga suhunya berubah. Untuk 5 menit pertama semua kepiting diam dan ada
yang langsung membenamkan diri dalam substrat. Menit ke 10 satu individu jantan bergerak
perlahan. Menit ke 15 tidak ada pergerakan yang ditimbulkan. Menit ke 20 satu individu
jantan mati sementara yang lain masih hidup tetapi tidak menunjukkan pergerakan sama
sekali. Menit ke 25 satu individu jantan bergerak agak cepat dari tengah wadah ke dinding
wadah. Menit ke 30 sama sekali tidak ada pergerakan yang di timbulkan. Untuk perlakuan es,
semua kepiting cenderung membenamkan diri dalam substrat bahkan tidak bergerak sama
sekali hal ini disebabkan kepiting tidak mampu untuk mentolerir perubahan suhu yang
terjadi.
10

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada perlakuan kering, kepiting lebih aktif bergerak sedangkan pada perlakuan basah
pergerakanya lambat atau minim hal ini disebabkan karena tekanan massa air dan pengaruh
sedimentasi dari substrat yang diambil. Sedangkan pada perlakuan es semua kepiting
cenderung membenamkan diri dalam substrat dan tidak menunjukan pergerakan sama sekali
hal ini disebabkan karena kepiting tidak mampu mentolerir perubahan suhu yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai