Anda di halaman 1dari 15

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Anemia Pada Ibu Hamil

Disusun Oleh
Nama : Uswatun Navi’ah
NIM : 1014059

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES INSAN CENDEKIA HUSADA
BOJONEGORO
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ANEMIA PADA IBU HAMIL

A. Judul Penyuluhan : Anemia Pada Ibu Hamil


B. Identifikasi Masalah
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan penyakit,
tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan fisiologik yang
terjadi adalah perubahan haemodinamik. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan
sel – sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombosis jika
terjadi ketidakseimbangan faktor – faktor prokoaguasi dan hemostasis.
(Sarwono,2009)
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan
bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak
menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (< 11,5
g/dl). Konsentrasi Hb paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada usia
kehamilan 30 minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali
pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb yang tinggi (> 14,5 g/dl) pada
pemeriksaan pertama. (Sarwono,2009)

C. Sub Pokok Bahasan


 Pengertian Anemia
 Gejala Anemia
 Penyebab Anemia
 Pencegahan Anemia
Hari/ Tanggal : Senin/25 November 2013
Waktu : 07.00 WIB
Penyaji : Uswatun Navi’ah
Sasaran : Mahasiswa STIKES ICSADA SMESTER VII

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil, di
harapkan ibu dapat menambah pengetahuan tentang anemia.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 20 menit, diharapkan ibu
hamil dapat mengerti tentang :
a. Pengertian anemia dan anemia pada ibu hamil
b. Macam-macam anemia pada ibu hamil dan penyebabnya
c. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
d. Akibat anemia pada ibu hamil
e. Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil
f. Menjelaskan cara minum tablet zat besi yang benar
g. Nutrisi pada ibu hamil

E. Materi
Terlampir

F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

G. Media
1. Leaflet
2. Flip Chart

H. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan Menjawab salam, mendengarkan

a. Mengucapkan salam dan terima dengan seksama

kasih atas kedatangan para peserta.


b. Memperkenalkan diri dan

Menjelaskan tujuan penyuluhan

c. menyebutkan materi/ pokok bahasan

yang akan disampaikan .


2 7 menit Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Menyimak dan memperhatikan

a. Menjelaskan Akibat anemia pada ibu

hamil
b. Menjelaskan pengertian Anemia dan

anemia pada ibu hamil


c. Menjelaskan Macam-macam anemia

pada ibu hamil dan penyebabnya


d. Menyampaikan ciri-ciri ibu hamil

dengan anemia
e. Menjelaskan Penatalaksanaan dan

pencegahan anemia pada ibu hamil.


f. Menjelaskan cara minum tablet zat

besi yang benar


Menjelaskan tujuan diit anemia pada

ibu hamil
Menjelaskan syarat diit anemia untuk

ibu hamil
Menjelaskan contoh menu harian

untuk ibu hamil dengan anemia


3 10 menit Penutup Peserta memperhatikan dan
a. Memberikan kesempatan pada
memberikan pertanyaan jika ada
peserta untuk bertanya jika terdapat
yang belum jelas serta menjawab
hal-hal yang belum jelas.
b. Menyimpulkan atau merangkum pertanyaan yang diberikan kepada

hasil penyuluhan peserta saat evaluasi.


c. Mengevaluasi hasil kegiatan dan
Menjawab salam
meminta salah satu dari peserta

untuk mengulangi cara meminum

tablet zat besi yang benar.


d. Memberi salam dan meminta maaf

bila ada kesalahan

Lampiran

Anemia Pada Ibu Hamil

1. Pengertian

Anemia adalah jumlah sel darah merah menurun, kadar Hb menurun di bawah

normal (normal wanita 12 gr %, pria 14 gr%). Anemia adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).

Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin

dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II

(Saifuddin, 2002).

2. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia

Biasanya ibu hamil dengan anemia mengeluhkan sebagian atau keseluruhan ciri-

ciri dibawah ini, dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar Hb dalam darah.

Ciri-ciri tersebut antara lain :

a. Konsentrasi hilang
b. Lemah, letih, lesu, dan lunglai
c. Mual dan muntah
d. Nafas terengah-engah dan nyeri dada
e. Nafsu makan turun
f. Pucat pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit.
g. Pusing/ Sakit kepala
h. Pandangan mata berkunang- kunang
3. Macam-macam anemia pada ibu hamil
a. Anemia defisiensi besi/ karena kekurangan zat besi

Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah

defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling berkaitan

erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai hilangnya besi

hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamilan dapat menjadi

penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya.

Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi besi

(Scholl, 1998). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi

yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila

tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar

melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas melebihi cadangan

besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila perbedaan antara jumlah

cadangan besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan
diatas dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia

defisiensi besi.

Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester

kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam

konsentrasi hemoglobin. Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume

darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan besi tetap meningkat karena peningkatan

massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besi yang sekarang disalurkan kepada

janin. Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal

dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia

defisiensi besi ( Arisman, 2007 ).

b. Anemia karena perdarahan

Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa dapat

menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah pelahiran.

Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus

abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Perdarahan masih membutuhkan

terapi segera untuk memulihkan dan mempertahankan perfusi di organ-organ vital

walaupun jumlah darah yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin

akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang

berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa seyogyanya

diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya

lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan

perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak

demam, terapi besi selama setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik

dibandingkan dengan transfusi darah (Sarwono, 2005 ).

c. Anemia karena radang/ keganasan


Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak

jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit terutama

infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-

kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan sedikit hipokromik dan mikrositik.

Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis, endokarditis, atau esteomielitis sering

menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah secara bermakna menurunkan

insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan

kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik

merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.

Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia.

Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit

peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus eritematosus sistemetik,

infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis remotoid. Anemia biasanya

semakin berat seiring dengan meningkatnya volume plasma melebihi ekspansi

massa sel darah merah. Wanita dengan pielonefritis akut berat sering mengalami

anemia nyata. Hal ini tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit

dengan produksi eritropoietin normal (Cavenee dkk,2001).

d. Anemia aplastik karena kerusakan sumsum tulang

Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu

penyulit yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya

disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler

(Marsh dkk, 1999). Sekitar sepertiga kasus, anemia dipicu oleh obat atau zat

kimia lain, infeksi, radiasi, leukemia, dan gangguan imunologis.

Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel

induk yang terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang menyatakan bahwa
penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis (Young dan Maciejewski, 1999).

Pada penyakit yang parah, yang didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum

tulang yang kurang dari 25%, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 %.

(Suhemi, 2007).

e. Anemia hemolitik karena usia sel darah merah yang pendek

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang

lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :

1. Faktor intra korpuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia,

anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, dan paraksismal nokturnal

hemoglobinuria
2. Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan

dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain.

Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan kelelahan, kelemahan,

serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Pengobatan

bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan

oleh infeksi maka infeksinya di berantas dan diberikan obat-obat penambah

darah. Namun, pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil.

Maka transfusi darah yang berulang dapat membantu penderita ini.

f. Anemia megaloblastik karena gangguan pencernaan

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12

selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap

vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit

autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin

B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumpai pada mereka yang menjalani

reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi

ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.


Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama

kehamilan, kadar non hamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut

B12 transkobalamin. Wanita yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi

1000 mg sianokobalamin (vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang

menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama

kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda

pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan

terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara

bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi

(sehingga tidak diobati).

g. Anemia karena penyakit keturunan misalnya anemia sel sabit

Penyakit sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan yang

ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia hemolitik

kronik. Pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (protein

pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah

oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit. Sel yang

berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa,

ginjal, otak, tulang dan organ lainnya; dan menyebabkan berkurangnya pasokan

oksigen ke organ tersebut. Sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati

pembuluh darah, menyebabkan anemia berat, penyumbatan aliran darah,

kerusakan organ dan mungkin kematian.

Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi

berbentuk bulan sabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal berbentuk donat

tanpa lubang (lingkaran, pipih di bagian tengahnya), sehingga memungkinkan

mereka melewati pembuluh darah dengan mudah dan memasok oksigen bagi
seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah merah berbentuk bulan sabit untuk

melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh darah yang menyempit,

karena sel darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit,

infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.

4. Akibat Anemia Pada Ibu Hamil

Akibat anemia pada ibu hamil antara lain :

a. Abortus/ keguguran
b. Bayi lahir prematur
c. Bayi lahir cacat
d. Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
e. Kekurangan cadangan besi
f. Kematian ibu dan janin
g. Payah jantung
h. Perdarahan setelah persalinan
i. Persalinan preterm/sebelum waktunya
j. Proses persalinan lama
k. Syok

5. Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil

Penatalaksanaan dan pencegahan yang umum dilakukan adalah dengan

pemberian suplemen zat besi sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut selama

masa kehamilan. Pemeriksaan kadar Hb semua ibu hamil dilakukan pada kunjungan

ANC pertama dan pada minggu ke-28. Apabila ditemukan ibu hamil dengan anemia

berikan tablet Fe 2-3 kali 1 tablet perhari dan disarankan untuk tetap minum tablet zat

besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan. Pada ibu hamil trimester 3 dengan anemia

perlu diberi zat besi dan asam folat secara IM dan disarankan untuk bersalin di rumah

sakit.

Pencegahan juga bisa dilakukan secara mandiri dengan mengkonsumsi makanan

yang mengandung gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna) dan memperbanyak konsumsi

makanan-makanan yang kaya akan zat besi seperti hati ayam (disarankan hati ayam
kampung) ataupun sapi, sayur bayam dan juga buah-buahan (disarankan hati hewan,

sayur dan buah organik). Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi

yang sangat diperlukan oleh sel-sel darah merah dapat terpenuhi secara maksimal dan

dapat terhindar dari. Periksakan sedini mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia,

agar langkah-langkah antisipasi bisa segera dilakukan.

6. Cara meminum Tablet zat besi

a. Sehari minum 1 tablet Fe setelah makan malam untuk mengurangi rasa mual
b. Minum tablet Fe bersamaan dengan vitamin C dan vitamin B12, misalnya dengan

jus jeruk atau air lemon untuk membantu proses penyerapan.


c. Jangan minum tablet Fe bersamaan dengan kopi, teh, alkohol dan susu karena dapat

menghambat proses penyerapan.

7. Tujuan Diit

a. Meningkatkan asupan makanan sumber Fe sehingga tidak terjadi anemia


b. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
c. Mencapai dan mempertahankan BB dan setatus gizi yang optimal sehingga tidak

terjadi malnutrisi
d. Memperbaiki pola makan yang salah
e. Mengurangi/ mencegah timbulnya factor resiko lain/ penyakit baru pada saat

kehamilan/ setelah melahirkan


f. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan

mengurangi kerusakan jaringan tubuh.

8. Syarat Diit Anemia

a. Energi sesuai kebutuhan diberikan 2515,356 kkal


b. Protein tinggi 1,5 gr/kg BB yaitu sebesar 91,5 gram
c. Lemak sedang diberikan 25 % yaitu sebesar 69,871 gram
d. Karhohidrat sesuai kebutuhan diberikan 380,13 gram
e. Vitamin dan mineral terutama pemberian Fe, asam folat, dan vit B12 serta vit C
a. Pemberian makan disesuaikan dengan kebutuhan pasien

9. Nutrisi Ibu Hamil dengan anemia


a. Makanan yang di anjurkan
1. Makan bahan makanan sumber FE : hati, daging, kuning telur, udang, kacang-
kacangan & sayuran hijau
2. Bila sumber FE dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi vitamin C
3. Penggunaan tablet besi sesuai dengan anjuran dokter atau bidan
Bahan Porsi E kalori Karbohidratl Lemak (gr) Protein (gr)

makanan

sehari
Makanan 5 875 200 - 20

pokok
Sayuran 3 75 15 - 3
Protein 3 150 - 6 21

hewani
Protein 2 150 14 6 10

nabati
Buah 2 100 24 - -
Susu 1 125 10 6 14
Minyak 6 300 - 30 -
Gula 2 100 24 - -
Jumlah 1875 287 48 68
Kebutuhan 1790 268,5 49,72 67,125
Presentasi 104,7 106,9 96,5 101
4. FE diminum kurang lebih 2 jam sebelum atau sesudah makan dengan cukup
cairan atau jus jeruk
5. Hindari minum FE dengan susu

Tabel 2 Nilai gizi diit TETP

Nilai Gizi TETP I TETP II


Energi (kkal) 2690 3040
Protein (g) 103 120
Lemak (g) 73 98
Karbohidrat (g) 420 420
Kalsium (mg) 700 1400
Besi (mg) 30,2 36
Vitamin A (RE) 2746 2965
Tiamin (mg) 1,5 1,7
Vitamin C (mg) 114 116

Tabel 3 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan yang Tidak Dianjurkan

Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber Karbohidrat Nasi, mie, roti, macaroni,
dan hasil olah tetepung-
tepungan lain, seperti cake,
tarcis, pudding, dan pastry,
dodol, ubi, karbohidrat
sederhana seperti gula pasir.
Sumber Protein Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu, dan hasil olah minyak atau kelapa/ santan
seperti keju dan yoghurt kental.
custard dan es krim.
Sumber Protein Nabati Semua jenis kacang- Dimasak dengan banyak
kacangan dan hasil minyak atau kelapa/ santan
olahanya, seperti tempe, kental.
tahu, dan pindakas.
Sayuran Semua jenis sayuran, Dimasak dengan banyak
terutama jenis B, seperti minyak atau kelapa/ santan
bayam, buncis, daun kental.
singkong, kacang panjang,
labu siam dan wortel
direbus, dikukus dan
ditumis.
Buah-buahan Semua jenis buah segar,
buah kaleng, buah kering
dan jus buah.
Lemak dan minyak Minyak goring, mentega, Santan kental
margarine, santan encer,
salad dressing.
Minuman Soft drink, madu, sirup, teh Minuman rendah energy
dan kopi encer.
Bumbu Bumbu tidak tajam, seperti Bumbu yang tajam, seperti
bawang merah, bawang cabe dan merica
putih, laos, salam, dan
kecap.
Tabel 4 Contoh Menu Sehari TETP II
Pagi Siang Malam
Nasi Nasi Nasi
Telur dadar Ikan Daging empal
Daging semur Ayam goring Telur balado
Ketimun + tomat iris Tempe bacam Sup sayuran
Susu Sayur asam Pisang
Papaya
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 21.00
Bubur kacang hijau susu Telur ½ masak
Susu -
DAFTAR PUSTAKA

Dorland. 2003. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta : EGC

Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke Tiga Jilid I. 2001. Jakarta : Media Aesculapius FK UI

Mufdilah.2009.Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Mitra Cendikia

Panjaitan, yudistira.2008.blogspot satuan-acara-penyuluhan.html


Pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia.2003.Standar pelayanan kebidanan. Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina pustaka sarwono


prawirohardjo

Supandiman, Imam. 1997. Hematologi Klinik. Bandung : Alumni

Suseno, Tutu A, dkk. 2009. Kamus Kebidanan. Yogyakarta : Citra Pustaka

Utami, Sintha.2008.Info Penting Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat

Anda mungkin juga menyukai