Oleh :
Aisyah Nooratisya G99172001
Pembimbing :
dr. Septian Adi Permana., Sp. An., Mkes.
TENSION PNEUMOTHORAX
DEFINISI
Pneumotoraks adalah salah satu keadaan gawat darurat yang harus segera
diobati setelah diagnosis. Pneumotoraks dibagi menjadi primer dan sekunder.
Pneumotoraks primer dianggap salah satu yang terjadi tanpa adanya penyebab
yang jelas dan tanpa adanya penyakit paru-paru yang disertai. Di sisi lain,
pneumotoraks sekunder terjadi dengan adanya kelainan atau penyakit pada paru-
paru. Pada sebuah kasus, dimana jumlah udara yang ada di dada meningkat tajam
dan terdapat katub satu arah yang disebut sebagai tension pneumotoraks (2).
Tension Pneumotoraks juga merupakan salah satu keadaan gawat darurat yang
harus segera dikenali dan diobati sebelum dilakukan penyelidikan lanjutan.
Tension pneumotoraks umumnya terjadi karena trauma dan pasien yang sedang
dalam perawatan kritis, namun bisa juga karena pneumotoraks spontan (3).
Tension pneumotoraks merupakan hasil dari cedera dinding dada atau paru.
Mekanisme one-way valve terjadi dimana udara yang masuk ke rongga saat setiap
fase inspirasi terperangkap dan tidak dapat dibuang pada saat fase ekspirasi.
Peningkatan tekanan intertoraks menyebabkan adanya kolaps pada paru-paru
sehingga terjadi pergeseran pada mediastinum dari sisi yang cedera,
mengakibatkan hipoventilasi, penurunan aliran darah dari seluruh tubuh ke
jantung dan menimbulkan adanya potensi untuk terjadi syok obstruktif (1).
DIAGNOSIS
Tension pneumotoraks harus dapat didiagnosis dari temuan klinis dan
tanpa menggunakan pemeriksaan penunjang terlebih dahulu. Tatalaksana tidak
boleh ditunda meskipun hasil dari foto toraks belum keluar. Meskipun tampon
jantung juga dapat menyebabkan hipotensi, pembesaran vena jugularis, dan
kadang-kadang gangguan pernapasan, Tension pneumotoraks dapat dibedakan
secara klinis dengan tidak adanya suara napas dan terdapat hipersonansi saat
pemeriksaan perkusi bersifatnya unilateral (4).
Anamnesis
Pasien umumnya datang dengan keluhan sesak napas dan atau nyeri dada.
Pada keadaan darurat, anamnesis dilakukan secara singkat untuk mengutamakan
tindakan/tatalaksana. Tanyakan usia pasien, riwayat trauma dada dan riwayat
merokok.
Pemeriksaan Fisik
Pada pasien Tension Pneumotoraks didapatkan beberapa hasil pemeriksaan
fisik menurut Roberts, et al (2015), yaitu:
a. Hipoksia
b. Takipneu
c. Takikardia
d. Hipotensi
e. Distensi jena jugularis
f. Deviasi trakea ke kontralateral
g. Hiperresonansi pada perkusi dada
h. Suara napas vesikuler menurun
i. Emfisema subkutan
j. Ketertinggalan gerak pada sisi yang mengalami pneumotoraks
k. Respiratory arrest
l. Cardiac arrest
Tabel 1. Perbedaan klinis pasien tension pneumothoraks yang bernafas tanpa bantuan dan
yang menggunakan ventilasi
Variabel Tanpa bantuan Dengan ventilasi
Nyeri dada -
Dispnea -
Gangguan napas -
Hipoksia
Takipneu -
Takikardi
Hipotensi
Distensi vena jugularis
Hiperresonansi pada perkusi
Suara napas vesikuler menurun
Emfisema subkutan
Ketinggian gerak dada tidak seimbang
Respiratorry arrest -
Cardiac arrest
Source: Roberts D J, Smith S L, F, et al. 2015. Clinical Presentation of Pateints with
Tension Pneumotoraks.
Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
TATALAKSANA
DAFTAR PUSTAKA