Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“STRUKTUR BETON I”

DOSEN PEMBIMBING

Heru Hendri Iswanto, S.pd., MT

DISUSUN OLEH

Fara Kristimala

16101120012

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang“Struktur Beton I” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Bpk. Heru Hendri Iswanto, S.pd., MT
selaku dosen mata kuliah Struktur Beton di Universitas Islam Balitar. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai bahan bahan struktur beton. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Page 2 of 28
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 : Latar belakang…………………………………………………………... 4


1.2 : Rumusan masalah……………………………………………………….. 4

1.3 : Tujuan penulisan………………………………………………………… 4

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 : Bahan Dasar Penyusun Beton…………………………………………... 5

2.2 : Keuntungan dan Kerugian Beton Untuk Konstruksi……………………. 8

2.3 : Aplikasi Beton Pada Konstruksi Bangunan Gedung……………………. 9

2.4 : Jenis-Jenis Tulangan Pada Aplikasi Beton Pada Konstruksi Bangunan

Gedung…………………………………………………………………… 20

BAB III : PENUTUP

3.1 : Kesimpulan……………………………………………………………… 27

3.2 : Saran.......................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA….....……………………………………………………….......... 28

Page 3 of 28
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan
yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang
rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang
dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan
dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat
meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.

Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh keseragaman


bahan dasar dan metode pelaksanaan. Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang
disuplai oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman bahan
dasarnya. Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman beton sesuai seperti yang
disyaratkan maka pelaksanakan pembuatan beton harus dilakukan dengan baik dan sesuai
dengan prosedur. Yang dimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini
adalah kuat tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatas maka
diperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat mengetahui kemungkinan terjadinya output
yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan sedini mungkin.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Apa saja bahan dasar penyusun beton?
 Apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi?
 Bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?
 Apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?

1.3 TUJUAN PENULISAN


 Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun beton
 Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi
 Memahami bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung
 Dan juga mengetahui apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi
bangunan gedung

Page 4 of 28
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BAHAN DASAR PENYUSUN BETON

Sebelum mengenal tentang bahan dasar penyusun beton, kita harus mengetahui bahwa
beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan
pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang
terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Berikut penjelasan
tentang bahan dasar penyusun beton :

 SEMEN PORTLAND

Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari penggilingan halus (klingker)
dan gips, bila dicampur air didiamkan akan mengikat, mengeras, membatu dan
direndam dalam air tidak larut.

 Ada 4 unsur yang paling penting dalam susunan semen yaitu :

1. Trikalsium silikat (C3S ) atau 3CaO.SiO2


2. Dikalsium silikat (C2S ) atau 2CaO.SiO2
3. Trikalsium aluminat (C2A) atau 3CaO.AlO3
4. Tetrakalsium aluminoferit (C2AF ) atau 4Cao.Al2O3.Fe2O

 Keempat bahan tersebut digiling halus dengan perbandinngan tertentu, setelah


digiling dibakar dengan suhu 1350° dengan proses bertahap

1. Pada suhu 100°C (dalam keadaan kering oven kandungan H2O masih ada)
2. Pada suhu 250°-300°C(warnanya kemerahan, H2O sudah hilang)
3. Pada suhu 800° C(proses kalsinasi) CO2 hilang peruraian dari Batu kapur ke kapur
toho (kapur hidup)
4. Pada suhu 1350°C terjadi proses sintering (pelelahan)

 Setelah melalui proses pemansan tersebut kemudian dialirkan ke tungku putar


pendingin suhunya menjadi 60° berbentuk klingker. Kemudian klingker-klingker
tersebut digiling halus dengan gips dan menjadi semen.
 Senyawa C3S dan C2S memiliki sifat mengikat, senyawa C3A dan C4AF memiliki
sifat mengeras dan mengeluarkan panas hidrasi. Sifat Gypsum (CH4) memperlambat
pengerasan semen dan pengikatannya yang digunakan untuk member kesempatan
pada proses pengerjaan.

Page 5 of 28
 AGREGAT (Pasir & Kerikil)

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar atau beton. Kira-kira 70 % volume mortar atau beton diisi oleh
agregat. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton,
sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan
mortar atau beton. Dari segi ekonomis lebih menguntungkan jika digunakan
campuran beton dengan sebanyak mungkin bahan pengisi dan sedikit mungkin
jumlah semen. Namun keuntungan dari segi ekonomis harus diseimbangkan
dengan kinerja beton baik dalam keadaan segar maupun setelah mengeras.

Pengaruh kekuatan agregat terhadap beton begitu besar, karena umumnya


kekuatan agregat lebih besar dari kekuatan pasta semennya. Namun kekasaran
permukaan agregat berpengaruh terhadap kekuatan beton. Agregat dapat
dibedakan berdasarkan ukuran butiran. Agregat yang mempunyai ukuran butiran
besar disebut agregat kasar, sedangkan agregat yang berbutir kecil disebut agregat
halus.

Dalam bidang teknologi beton nilai batas daerah agregat kasar dan agregat halus
adalah 4,75 mm atau 4,80 mm. Agregat yang butirannya lebih kecil dari 4,8
mm disebut agregat halus. Secara umum agregat kasar sering disebut kerikil,
kericak, batu pecah atau split. Adapun agregat halus disebut pasir, baik berupa
pasir alami yang diperoleh langsung dari sungai, tanah galian atau dari hasil
pemecahan batu. Agregat yang butiranya lebih kecil dari 1,2 mm disebut pasir halus,
sedangkan butiran yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut lanau, dan yang lebih kecil
dari 0,002 mm disebut lempung.

Agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

 Batu, umumnya besar butiran lebih dari 40 mm

 Kerikil, untuk butiran antara 5 sampai 40 mm

 Pasir, untuk butiran antara 0,15 sampai 5 mm

Agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat dan mendekati kubus), bersih,
keras, kuat dan gradasinya baik. Bila butiran agregat mempunyai ukuran yang
sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butiranya
bervariasi maka volume pori menjadi kecil. Hal ini karena butiran yang kecil
dapat mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-pori menjadi
sedikit, dengan kata lain agregat tersebut mempunyai kemampatan tinggi.

Agregat harus pula mempunyai kestabilan kimiawi dan dalam hal-hal tertentu
harus tahan aus dan tahan cuaca.

Page 6 of 28
 AIR

Air diperlukan pada pembentukan semen yang berpengaruh terhadap sifat kemudahan
pengerjaan adukan beton (workability), kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang
diperlukan untuk bereaksi dengan semen hanya sekitar 25 % dari berat semen saja,
namun dalam kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit jika kurang dari
0,35. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan dipakai
sebagai pelumas, tambahan air ini tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan
beton menjadi rendah dan beton menjadi keropos. Kelebihan air ini dituang
(bleeding) yang kemudian menjadi buih dan terbentuk suatu selaput tipis
(laitance). Selaput tipis ini akan mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan
merupakan bidang sambung yang lemah

 ADMIXTURE

Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat
maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama
pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau
pasta semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan
lain seperti menghemat energi (Nawy,1996).

Suatu bahan tambah pada umumnya dimasukkan ke dalam campuran beton dengan
jumlah sedikit, sehingga tingkat kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan
beton biasa. Oleh sebab itu, kontrol terhadap bahan tambah perlu dilakukan dengan
tujuan untuk menunjukkan bahwa pemberian bahan tambah pada beton tidak
menimbulkan efek samping seperti kenaikan penyusutan kering, pengurangan
elastisitas (L.J. Murdock dan K.M. Brook, 1991)

 Puzolan

Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-
unsur silikat atau aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia , PUBI 1982). Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, tetapi
dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur
padam pada suhu normal (24 – 270 C) menjadi suatu massa padat yang tidak larut
dalam air.

Unsur silikat dan aluminat yang reaktif akan bereaksi dengan kapur bebas
yang merupakan hasil sampingan proses hidrasi antara semen dan air menjadi
kalsium silikat hidrat (“tobermorite”). Secara sederhana proses kimianya dapat
dituis sebagai berikut:

CH + S + H → C – S – H

Dan

CH + A + H → C – A – H

Page 7 of 28
Keterangan:

CH = kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

S = silikon dioksida (SiO2)

A = aluminium oksida (Al2O3)

C-S-H = kalsium silikat hidrat (C3S2H3)

Pozolan dapat dipakai sebagai bahan tambahan atau sebagai pengganti


sebagian semen portland. Bila dipakai sebagai pengganti sebagian semen portland,
umumnya berkisar antara 10 sampai 35 persen berat semen. Bahan tambahan ini dapat
membuat beton lebih tahan terhadap garam, sulfat, dan air asam. Laju kenaikan
kekuatannya lebih lambat daripada beton normal. Pada umur 28 hari kuat tekannya
lebih rendah daripada beton normal, namun sesudah 3 bulan (90 hari) kuat tekannya
dapat sedikit lebih tinggi.

2.2 KEUNTUNGAN & KERUGIAN BETON KONTRUKSI

Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat (terkadang bahan tambah,
yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non
kimia). Dan bias dilihat perbandingan antara keuntungan dan kerugian dibawah ini:

 KEUNTUNGAN
Mudah dicetak sehingga bentuk bervariasi
Awet dan tahan lama
Tahan api
Ekonomis
Dapat dicor di tempat
Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan
lokal, kecuali semen Portland.
Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan
termasuk rendah
Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat
tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau
pasangan batu.
Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan

 KERUGIAN
Tegangan tarik rendah
Duktilitas rendah
Berat sendiri sangat besar
Volume tidak stabil
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena
itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.

Page 8 of 28
Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang
panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu
sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya
retak-retak akibat perubahan suhu.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail
secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

2.3 APLIKASI BETON PADA KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton umumnya dilengkapi dengan


besi tulangan, sehingga beton yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi dengan besi
tulangan yang memiliki kuat tarik yang baik. Beton bertulang hampir dapat di jumpai pada
semua elemen struktur bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof, kolom, balok, dan pelat lantai.
Adapun penjelasannya sebagai berikut

A. Pondasi

Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu jenis konstruksi yang menjadi dasar
dan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini bertujuan
untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun terdapat juga
pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi adalah konstruksi yang telah
diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin keseimbangan dan
kestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut.

Setelah mengetahui pengertian dari pondasi tersebut, selanjutnya akan kita lihat jenis-jenis
pondasi di antaranya:

 Pondasi telapak (untuk Rumah Panggung)

Gambar pondasi telapak

Page 9 of 28
Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh
masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang
yang dicetak membentuk limas segi empat seperti pada gambar disamping. Sistem
kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini menahan kolom
yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah. Seperti halnya ketika
kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau ganjalan yang lebih lebar untuk
standar motor ketika di tempatkan pada tanah yang lembek.

 Pondasi Rollag Bata (untuk Penahan lantai)

Gambar pondasi rollag bata

Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban
bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas
pada ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk membuat teras rumah,
fungsinya hampir sama dengan sloof gantung namun rollag bata tidak sekuat sloof
gantung dan tidak semahal sloof gantung.

 Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)

Gambar pondasi batu kali

Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada
bangunan sederhana. Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa
campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali
ini menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima rembesan

Page 10 of 28
air yang berasal dari tanah. Sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat
menahan rembesan.

 Pondasi Batu Bata (untuk Bangunan Sederhana)

Gambar pondasi batu bata

Seperti halnya pondasi Batu Kali, pondasi batu bata memiliki fungsi sama. Namun
yang membedakan keduanya hanyalah bahan yang digunakan serta kondisi alam di
daerah sekitarnya. Dikarenakan batu-bata merupakan bahan yang rentan terhadap air,
maka pemasangan harus lebih maksimal artinya bata yang dipasang harus dapat
terselimuti dengan baik.

 Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (untuk Bangunan bertingkat 2-3 Lantai)

Gambar pondasi tapak

Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia
ketika mendirikan sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat serta bangunan
yang berdiri di atas tanah lembek. Pondasi tapak di temukan oleh Alm Prof Ir
Sediyatmo tsb, dan dikembangkan oleh Prof Ir Bambang Suhendro, Dr harry
Christady dan Ir Maryadi Darmokumoro, yang dikenal dengan Sistim Cakar Ayam
Modifikasi (CAM). Modifikasi yang dilakukan adalah : penggantian pipa beton
Page 11 of 28
menjadi pipa baja tipis tebal 1.4 mm, perhitungan dalam 3 Dimensi dan penambahan
"koperan" pada tepi slab. Sistim CAM tsb telah di uji skala penuh oleh Puslitbang
Jalan dan Jembatan di ruas jalan Pantura Indramyu-Pemanukan (2007) dan digunakan
di Jalan Tol seksi 4 Makasar (2008).

 Pondasi Sumuran (untuk Bangunan Bertingkat)

Gambar pondasi sumuran

Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi footplat. Pondasi sumuran
merupakan pondasi yang berupa campuran agregat kasar yang dimasukan kedalam
lubang yang berbentuk seperti sumur dengan besi-besi di dalamnya. Pondasi ini
biasanya digunakan pada tanah yang labil dan memiliki sigma 1,50 kg/cm2. Pondasi
sumuran juga dapat digunakan untuk bangunan beralantai banyak seperti medium rise
yang terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah relatif keras.

 Pondasi Bored Pile atau Strauss pile (untuk Bangunan Bertingkat)

Gambar pondasi bored pile

Page 12 of 28
Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah susun
yang memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk seperti paku yang kemudian di
tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat seperti kren.

 Pondasi Tiang Pancang atau Paku Bumi (untuk bangunan bertingkat)

Gambar pondasi tiang pancang

Pondasi tiang pancang ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk
pembangunan gedung berlantai banyak seperti Apartment, Kondominium, Rent
Office dan sebagainya. Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored pile. Namun
pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan
pondasi bored pil

B. Tie Beam/ Sloof

Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Jenis
Konstruksi Beton Bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung, dan
posisinya biasanya pada Lantai 1 atau Orang-orang biasa menyebutnya Lantai Dasar. Inilah
sebab nya mengapa kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah “Berdiri” tegak.

Page 13 of 28
walau bentuk sloof tidak terlihat tapi fungsi sloof sangat dibutuhkan dalam suatu
bangunan.Seperti dapat kita lihat pada Gambar dibawah

Gambar sloof pada konstruksi bangunan

Namun berdasarkan konstruksinya, ada beberapa macam sloof sebagai berikut :

 Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi sloof ini bisa digunakan di atas
pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah atau
gedung(bangunan) tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak
dinding kurang lebih 3 m. Untuk ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah
>15 / 20 cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang juga bisa dimanfaatkan sebagai
balok pengikat pada pondasi tiang.
 Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang
dipasang dengan cara melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan (1
bagian portland semen : 4 bagian pasir). Konstruksi rolag ini tidak memenuhi
syarat untuk membagi beban.
 Konstruksi Sloof dari Kayu. konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang
kayu (misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok
pengapit. Jika sloof dari kayu ini terletak di atas pondasi lajur dari batu atau beton,
maka dipilih balok tunggal.

Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didisain khusus Luas
Penampang dan Jumlah Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang akan
dipikul oleh Sloof tersebut nantinya.

Untuk menetukan Luas Penampang (ukuran Sloof ini), dibutuhkan Perhitungan


Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut nanti “benar-benar Mampu” untuk memikul Beban
Dinding Bata diatasnya nanti. Untuk itu ada baiknya kita menggunakan jasa Konsultan untuk
menghitung dan mendisain dimensi Sloof ini

Sloof ini berfungsi untuk memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut
“BERDIRI” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang
bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak atau Pecah.

Page 14 of 28
Adapun fungsi sloof lainnya adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pengikat kolom.
2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
3. Menahan gaya beban dinding.
4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur.

Gambar sloof

Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu Pondasi bagi rumah. Spesifiknya
adalah mendukung beban dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah termasuk
Pondasi Menerus.

C. Kolom

Gambar pembuatan kolom pada proyek gedung

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

Page 15 of 28
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan
yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Jenis-Jenis Kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga,
yaitu :

1. Kolom ikat (tie column).


2. Kolom spiral (spiral column).
3. Kolom komposit (composite column).

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada tiga jenis kolom
beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk
memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari
tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup
besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang
tulangan pokok memanjang.

Fungsi Kolom

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.

Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.
Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,
sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam
struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa
menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan .

D. Balok

Page 16 of 28
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring
balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-
kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok
dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan
kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat
mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal
material.

Beberapa jenis balok antara lain :

a. Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas
berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua
reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung bentuk
penampang dan materialnya.

b. Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung hanya
pada satu ujung tetap

c. Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom
tumpuannya.

d. Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi dan rotasi

e. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua
bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.

f. Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan untuk
menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok
tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

Balok terbagi dari beberapa macam, yaitu :

a. Balok kayu

Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang oleh balok induk,
tiang, atau dinding penopang beban.

b. Balok baja

Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang oleh balok
induk ( girder ), kolom, atau dinding penopang beban.

c. Balok beton

Page 17 of 28
Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk cetakannya.

E. Pelat lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan
oleh :

1. Besar lendutan yang diinginkan

2. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung

3. Bahan konstruksi dan plat lantai

Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian
yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat
lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar
bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.

Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan,
berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang
beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.

Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas


2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah\
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

Plat Lantai Beton

Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu
dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang
menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang
tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan.
Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada
tulangan balok penumpu.

Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam buku SNI Beton 1991.

Page 18 of 28
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :

a. Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat atap
sekurang-kurangnya 7cm;

b. Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau baja
sedang;

c. Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas
bawah;

d. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm atau
dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;

e. Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk
melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran;

f. Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk lapis
kedap air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

Gambar: Tulangan Plat lantai beton

Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :

a. Mampu mendukung beban besar

b. Merupakan isolasi suara yang baik

c. Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan
km/wc

d. Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai

e. Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum panjang.

Page 19 of 28
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu
lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah
kekakuan plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal
dan jumlah tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan
akan menjadi besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.

Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :

Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2

Beban hidup (untuk bangunan umum) = 0,250 t/m2

Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2

Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2

Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2

Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2 pas

Berat jenis beton = 2,4 t/m3

2.4 Jenis-Jenis Tulangan Pada Aplikasi Beton Pada Konstruksi Bangunan Gedung

Jenis-jenis tulangan dalam pekerjaan pembuatan tulangan beton yang biasa kami jumpai
di lapangan adalah sebagai berikut :

1. Tulangan Pokok. Tulangan Pokok disebut juga tulangan utama atau tulangan memanjang.
Yaitu tulangan yang memanjang searah dengan panjang balok atau kolom.

Gambar tulangan pokok

2. Tulangan Tumpuan. Yaitu tulangan pokok atau tulangan utama yang posisinya berada di
sekitar area tumpuan. Biasanya yang menggunakan istilah ini hanya untuk balok (dan

Page 20 of 28
juga pelat). Kolom tidak mengenal tulangan tumpuan. Kalau kolom biasanya istilahnya
tulangan ujung atas atau bawah.

3. Tulangan lapangan. Yaitu tulangan pokok atau tulangan utama yang posisinya berada di
tengah bentang.

4. Tulangan Geser. Tulangan geser disebut juga begel, sengkang, ties, stirrups, dan lain-lain.
Yaitu tulangan melingkar yang mengikat tulangan utama pada balok maupun kolom.
Fungsinya untuk memegang tulangan utama, dan sebagai tulangan geser (menahan gaya
dalam geser).

Page 21 of 28
5. Tulangan Ekstra. Yaitu tulangan tambahan yang ditambahkan pada tulangan tumpuan
atau

tulangan lapangan. Biasanya tulangan ekstra ini tidak dipasang di sepanjang balok, tapi hanya
di sekitar area yang membutuhkan saja.

 Jarak tulangan pada balok

Tulangan longitudinal maupun begel balok diatur pemasangannya dengan jarak tertentu
seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Page 22 of 28
 Jumlah tulangan maksimal dalam 1 baris

Dimensi struktur biasanya diberi notasi b dan h, dengan b adalah ukuran lebar dan h
adalah ukuran tinggi total dari penampang struktur. Sebagai contoh dimensi balok ditulis b/h
atau 300/500, berarti penampang dari balok tersebut berukuran lebar balok b = 300 mm dan
tinggi balok h = 500 mm

 Mutu Baja Tulangan

Baja tulangan untuk konstruksi beton bertulang ada bermacam macam jenis dan mutu
tergantung dari pabrik yang membuatnya. Ada dua jenis baja tulangan , tulangan polos (
Plain bar ) dan tulangan ulir ( Deformed bar ). Sebagian besar baja tulangan yang ada di
Indonesia berupa tulangan polos untuk baja lunak dan tulangan ulir untuk baja keras. Beton
tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa mengalami keretakan. Oleh
karena itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam sistem struktur, beton perlu dibantu
dengan memberinya perkuatan penulangan yang berfungsi menahan gaya tarik. Penulangan
beton menggunakan bahan baja yang memiliki sifat teknis yang kuat menahan gaya tarik.
Baja beton yang digunakan dapat berupa batang baja lonjoran atau kawat rangkai las (wire
mesh) yang berupa batang-batang baja yang dianyam dengan teknik pengelasan. Baja beton
dikodekan berurutan dengan: huruf BJ, TP dan TD,

§ BJ berarti Baja

§ TP berarti Tulangan Polos

§ TD berarti Tulangan Deformasi (Ulir)

Angka yang terdapat pada kode tulangan menyatakan batas leleh karakteristik yang dijamin.
Baja beton BJTP 24 dipasok sebagai baja beton polos, dan bentuk dari baja beton BJTD 40
adalah deform atau dipuntir . Baja beton yang dipakai dalam bangunan harus memenuhi

Page 23 of 28
norma persyaratan terhadap metode pengujian dan permeriksaan untuk bermacam macam
mutu baja beton menurut Tabel

Tabel berikut menunjukan sifat mekanik baja tulangan :

Tegangan leleh Kekuatan tarik Perpanjangan


Simbul mutu
Minimum (kN/ Minimum (kN/ cm2 ) Minimum ( % )
cm2 )
BJTP – 24 24 39 18

BJTP – 30 30 49 14

BJTD – 30 30 49 14

BJTD – 35 35 50 18

BJTD – 40 40 57 16

SNI menggunakan simbol BJTP ( Baja Tulangan Polos) dan BJTD ( Baja Tulangan Ulir ).
Baja tulangan polos yang tersedia mulai dari mutu BJTP -24 hingga BJTP – 30, dan baja
tulangan ulir umumnya dari BJTD – 30 hingga BJTD 40. Angka yang mengikuti simbul ini
menyatakan tegangan leleh karakteristik materialnya. Sebagai contoh BJTP – 24 menyatakan
baja tulangan polos dengan tegangan leleh material 2400kg/ cm2 ( 240 MPa ) Secara umum
berdasarkan SNI 03-2847-2002 tentang Tata cara perhitungan struktur beton untuk
bangunan gedung, baja tulangan yang digunakan harus tulangan ulir. Baja polos
diperkenankan untuk tulangan spiral atau tendon.

Di samping mutu baja beton BJTP 24 dan BJTD 40 seperti yang ditabelkan itu, mutu baja
yang lain dapat juga spesial dipesan (misalnya BJTP 30). Tetapi perlu juga diingat, bahwa
waktu didapatnya lebih lama dan harganya jauh lebih mahal. Guna menghindari kesalahan
pada saat pemasangan, lokasi penyimpanan baja yang spesial dipesan itu perlu dipisahkan
dari baja Bj.Tp 24 dan Bj.Td 40 yang umum dipakai. Sifat-sifat fisik baja beton dapat
ditentukan melalui pengujian tarik. Sifat fisik tersebut adalah: kuat tarik (fy) ,batas
luluh/leleh, regangan pada beban maksimal, modulus elastisitas (konstanta material), (Es)

Tulangan Polos

Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa diameter, tetapi karena ketentuan SNI hanya
memperkenankan pemakaiannya untuk sengkang dan tulangan spiral, maka pemakaiannya
terbatas. Saat ini tulangan polos yang mudah dijumpai adalah hingga diameter 16 mm,
dengan panjang 12 m.

Diameter Berat ( kg / m) Luas penampang

( mm ) ( cm2 )

Page 24 of 28
6 0,222 0,28

8 0,395 0,50

10 0,617 0,79

12 0,888 1,13

16 1,578 2,01

Tulangan Ulir ( deform )

Diameter Berat ( kg / m) Keliling ( cm ) Luas penampang

( mm ) ( cm2 )
10 0,617 3,14 0,785

13 1,04 4,08 1,33

16 1,58 5,02 2,01

19 2,23 5,96 2,84

22 2,98 6,91 3,80

25 3,85 7,85 4,91

32 6,31 10,05 8,04

36 7,99 11,30 10,20

40 9,87 12,56 12,60

Berdasarkan SNI, baja tulangan ulir lebih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan
struktur beton. Hal ini dimaksudkan agar struktur beton bertulang tersebut memiliki
keandalan terhadap efek gempa, karena akan terdapat ikatan yang lebih baik antara beton dan
tulangannya.

Bentuk baja tulangan seperti gambar di bawah ini :

Page 25 of 28
Simbul simbul gambar pembesian

Øp 10 - 250 : tulangan polos diameter 10 mm jarak pasang 250 mm

f’c : mutu beton, fy : mutu baja tulangan (tegangan leleh baja)

A’ = Luas tulangan tekan

A = Luas tulangan tarik

b = Lebar balok atau pelat

h = Tinggi balok atau pelat

Page 26 of 28
BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan
atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton
tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan kegunaan, bentuk, dan
ukuran yang mana telah diuraikan pada bagian pembahasan.

Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia. Disamping
mempunyai kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton mudah dibentuk sesuai
dengan kebutuhan, dapat digunakan pada berbagai struktur teknik sipil serta mudah di rawat.
Dalam pembuatan beton pun dapat dimanfaatkan bahan-bahan lokal oleh sebab itu beton
sangat populer dipakai.

3.2 SARAN

1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur, pekerjaan


penulangan beton harus di perhitungkan dengan matang, karena jika tidak kualitas
beton menurun.
2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan dan
pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur, sehingga bangunan yang
dihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan yang terbaru yang ada ( up to date )
seperti dalam hal peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan
struktur beton, harga matrial terbaru dan sebagainya.
3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman
pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenaga
kerja serta segi ekonomisnya.

Page 27 of 28
DAFTAR PUSTAKA

https://hidayatullailiah.wordpress.com/2016/04/02/bahan-penyusun-beton/

http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-beton-pada-
konstruksi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Beton

http://mynewblogkti.blogspot.co.id/2016/05/struktur-beton-sebagai-salah-satu-bahan_14.html

https://www.scribd.com/doc/203868369/Makalah-Teknologi-Bahan-1-Beton

http://projectmedias.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-tulangan.html

http://blogargajogja.com/struktur/cara-membaca-tulangan-lapangan-dan-tumpuan-pada-
gambar-kerja-struktur.html/attachment/membaca-gambar-detail-balok-kolom-argajogja

https://vancivil.blogspot.co.id/2016/10/pbi-peraturan-beton-bertulang-indonesia.html

Page 28 of 28

Anda mungkin juga menyukai