Anda di halaman 1dari 3

1c.

Apa makna tiga hari yang lalu pasien tidak mau makan dan cenderung lebih
banyak tidur ?

Tidak mau makan Tn.Tua mengalami sindrom geriatri yaitu malnutrisi (inanition).
Faktor risiko terjadinya malnutrisi pada usia lanjut adalah selera makan rendah,
gangguan gigi geligi, disfagia, gangguan fungsi pada indera penciuman dan
pengecap, pernapasan, saluran cerna,neurologi, infeksi, cacat fisik, dan penyakit
lain seperti kanker. Kurangnya pengetahuan mengenai asupan makanan yang baik
bagi usia lanjut, kesepian karena terpisah dari sanak keluarga dan kemiskinan juga
menentukan status gizi usia lanjut. Adanya faktor psikologis seperti depresi,
kecemasan, demensia memiliki dampak dalam menentukan asupan makanandan
zat gizi usia lanjut (Munawirah, Masrul dan Martini, R.D., 2017).

Cenderung lebih banyak tidur : Tn.Tua mengalami sindrom geriatri yaitu


Immobility (imobilisasi). Imobilisasi didefinisikan sebagai keadaan tidak
bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih, dengan gerak anatomi tubuh
menghilang akibat perubahan fungsi fisiologis. Berbagai faktor fisik, psikologis,
dan lingkungan dapat menyebabkan imobilisasi pada usia lanjut. Penyebab utama
imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan otot, ketidakseimbangan,
dan masalah psikologis.
Lansia yang terus menerus berada di tempat tidur (disebut berada pada keadaan
bed ridden) merupakan salah satu penyebab terjadinya imobilisasi (dini, A.A.,
2013)

Sumber :
Dina, A.A,. 2013. Sindrom Geriatri (Imobilitas, Instabilitas, Gangguan Intelektual,
Inkontinensia, Infeksi, Malnutrisi, Gangguan Pendengaran). Medula Vol 1 No 3.
Hal : 121

2c. bagaimana fisiologi mengingat ?


Memori adalah penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat
diingat kembali kemudian. Perubahan-perubahan saraf yang berperan dalam
retensi atau penyimpanan pengetahuan disebut jejak memori.
Penyimpanan informasi yang diperoleh dilakukan dengan dua cara, yaitu:
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek
berlangsung beberapa detik hingga jam, sedangkan ingatan jangka panjang
dipertahankan dalam hitungan harian hingga tahunan.
Salah satu fungsi penting dari sistem saraf adalah mengolah informasi
yang masuk sehingga timbul respon motorik dan mental yang sesuai. Ketika
informasi sensorik yang penting merangsang pikiran, informasi tersebut segera
disalurkan ke bagian integrasi yang dinginkan. Penyaluran dan pemrosesan
informasi ini disebut fungsi integratif.
Sinaps merupakan titik penghubung dari satu neuron ke neuron satunya.
Sinaps menentukan arah penyebaran sinyal saraf melalui sistem saraf.
Informasi sensorik dapat menimbulkan respon motorik. Sebagian besar
respon informasi disimpan untuk pengaturan aktivitas motorik di masa yang akan
datang dan untuk dipakai dalam proses berfikir. Sebagian besar penyimpanan ini
terjadi dalam korteks serebri, tetapi area basal otak dan medula spinalis juga dapat
menyimpan sebagian kecil informasi.
Penyimpanan informasi merupakan proses yang disebut memori dan
merupakan fungsi dari sinaps. Setiap kali suatu sinyal sensorik tertentu melewati
serentetan sinaps, selanjutnya akan menjadi mampu menghantarkan jenis sinyal
yang sama, yang disebut fasilitasi. Bila sebuah sinaps sudah sering melewati suatu
sinyal sensorik, sinaps akan terfasilitasi sehingga sinyal yang timbul di dalam otak
sendiri juga dapat menimbulkan penghantaran impuls melalui rentetan sinaps
yang sama, bahkan saat masukan sensoris tidak ternangsang. Hal ini akan
menimbulkan suatu persepsi sensasi yang sebenarnya, walaupun persepsi tersebut
hanyalah suatu memori terhadap suatu sensasi.

Guyton, A. C. dan Hall, J. E. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Singapore: Elsevier.
3d. apa kemungkinan penyebab BAK tidak lampias ?
Kemungkinan penyebab BAK tidak lampias yaitu dikarenakan pembesaran
prostat (BPH). Pada usia tua terjadi kelemahan umum termasuk pada buli (otot
detrusor) dan penurunan fungsi persarafan. Perubahan karena pengaruh usia
menyebabkan kemampuan buli-buli dalam mempertahankan aliran urin pada
proses adaptasi oleh adanya obstruksi karena pembesaran prostat sehingga
menimbulkan gejala.

Hardjowijoto S, dkk. 2003. Panduan Penatalaksanaan (Guidelines) Benign


Prostatic Hiperplasia (BPH) di Indonesia. Surabaya: Ikatan Ahli Urologi
Indonesia.

6a. bagaimana interpretasi pemeriksaan khusus ?

ronki basah kasar di basal paru kanan: terdapat cairan di bronkus pulmo kanan dan
terakumulasi di bagian bawah paru karena pengaruh gaya gravitasi.
Terpasang kateter: obstruksi saluran kemih

Anda mungkin juga menyukai