Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana upaya pencapaian target pemeriksaan kasus NAPZA dengan
penyuluhan di Puskesmas Merdeka Tahun 2019?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana upaya pencapaian target pemeriksaan kasus
NAPZA dengan penyuluhan di Puskesmas Merdeka Tahun 2019
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Teridentifikasinya penyebab masalah tidak tercapainya target
pemeriksaan kasus NAPZA dengan penyuluhan di Puskesmas
Merdeka Tahun 2019
2. Mengetahui penyebab prioritas masalah rendahnya cakupan
pemeriksaan kasus NAPZA dengan penyuluhan di Puskesmas
Merdeka Tahun 2019
3. Didapatnya cara penyelesain masalah prioritas untuk mencapai
target pemeriksaan kasus NAPZA dengan penyuluhan di
Puskesmas Merdeka Tahun 2019.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Adanya pengalaman dalam mencari penyebab dan cara
pencapaian target cakupan upaya penemuan kasus DBD Melatih
kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ada.
2. Melatih kemampuan dalam menyusun Rencana Usulan kegiatan
(RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) khusunya
mengenai upaya pencapaian target penemuan kasus baru DBD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PROFIL PUSKESMAS MERDEKA

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas Merdeka


3.1.1 Sejarah Berdirinya Puskesmas Merdeka Palembang
Puskesmas Merdeka berdiri pada tahun 1955 dan awalnya
adalah sebuah klinik kesehatan untuk melayani pekerja belanda yang
bekerja di Kantor Ledeng (Sekarang Kantor Walikota). Seiring
kemerdekaan RI, klinik ini pun diperuntukkan bagi masyarakat
disekitarnya dengan sebutan “Klinik Musi”. Semakin ramainya
pengunjung dan semakin luasnya kebutuhan masyarakat sekitar klinik
maka klinik dikembangkan menjadi sebuah pusat kesehatan
masyarakat yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Klinik Musi ini diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah
Daerah Kota Palembang yang pelaksanaannya diserahkan kepada
Dinas Kesehatan Kota Palembang yang diberi nama “Puskesmas
Merdeka” pada tahun 1960an. Sejak saat itu pelaksanaan kegiatan
puskesmas merdeka selalu dalam pengawasan Dinas Kesehatan Kota
Palembang.
Berdasarkan SK walikota Palembang, nama “Klinik Musi”
diganti menjadi “Puskesmas Merdeka” dan memiliki 4 (empat)
wilayah kerja meliputi Kelurahan 19 ilir, Kelurahan 22 ilir, Kelurahan
26 ilir dan Kelurahan Talang Semut. Sejak tanggal 17 Juli 2003,
berdasarkan Keputusan Walikota Palembang No.599 Tahun 2003
Puskesmas Merdeka ditetapkan menjadi “Puskesmas Swakelola
Merdeka”.
Berdasarkan keputusan walikota Palembang No.443 Tahun 2011
Puskesmas Merdeka ditetapkan sebagai unit kerja yang menerapkan
pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD) setelah dilakukan masa uji coba.
Dengan adanya perjanjian kerja sama antara Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Palembang dan
Puskesmas Merdeka Nomor: 287/KTR/III-01/2014 dan Nomor:
440/075/Kes-Pemb/IV/2014 maka terhitung sejak tanggal 28 Februari
2014 Puskesmas Merdeka melayani pemeliharaan kesehatan untuk
peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial/BPJS Kesehatan.

3.2 Profil Wilayah


3.2.1 Letak Geografis
Puskesmas Merdeka terletak di Jalan Merdeka No.66 Kelurahan
Talang Semut Kecamatan Bukit Kecil. Puskesmas ini tepat di pinggir
jalan raya yang cukup strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat.
Selain itu juga banyak dilalui kendaraan umum dan pejalan kaki

Tabel 3.1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka

No. Nama Kelurahan Luas Wilayah


1 19 Ilir 35,5 km2
2 22 Ilir 9,0 km2
3 26 Ilir 31,5 km2
4 Talang Semut 47,0 km2
Total 123 2

Wilayah kerja Puskesmas Merdeka ini berbatasan dengan:


 Sebelah Utara: Kelurahan 23 ilir, 24 ilir (wilayah kerja puskesmas
23 ilir)
 Sebelah Timur: Kelurahan 28 ilir, 29 ilir, dan 30 ilir (kecamatan IB
I)
 Sebelah Selatan: Kelurahan 16 ilir (Kecamatan IT I)
 Sebelah Barat: Kelurahan 26 ilir D I (Kecamatan IB I)

3.2.2 Keadaan Demografi


Wilayah kerja Puskesmas Merdeka meliputi 4 (empat) kelurahan
dengan jumlah penduduk 16.089 jiwa.
Berdasarkan keadaan sosial ekonominya, mata pencaharian pada
empat keluruhan hampir sama, yaitu diantaranya: buruh kasar,
pegawai negeri, pedagang, pensiunan dan petani.

Tabel 3.2 Peta Demografi di Wilayah kerja Puskesmas Merdeka

KELURAHAN
No Deskripsi Talang 22
19 Ilir 26 ilir Jumlah
Semut Ilir
1 Jumlah Penduduk 2328 2166 6500 5092 16086
Jumlah Kepala Keluarga (KK)
2 a. KK Gakin 776 577 431 1760 3544
b. KK Non Gakin 878 237 320 1684 3119
3 Jumlah Ibu Hamil 97 32 27 107 263
4 Jumlah Ibu Bersalin (Bulin) 96 31 26 106 259
5 Jumlah Ibu Nifas (Bufas) 96 31 26 106 259
Jumlah Wanita Usia Subur
6 799 308 308 914 2329
(WUS)
Jumlah Wanita Peserta KB
7 1051 444 388 2095 3978
Aktif
8 Jumlah Bayi 95 31 26 105 257
9 Jumlah Anak Balita 190 143 134 343 810
10 Jumlah Anak Batita 192 120 101 350 763
11 Jumlah Anak Baduta 105 52 54 215 426
12 Jumlah Remaja 951 425 420 1212 3008
13 Jumlah Usila 500 207 132 361 1200
Jumlah Taman Kanak Kanak
14 (TK) 3 0 2 1 6
Jumlah PAUD 3 0 0 4 7
Jumlah SD / Madrasah
Ibtidaiyah
15
a. Negeri 0 0 0 2 2
b. Swasta 3 0 1 2 6
Jumlah SMP / Sederajatnya
16 a. Negeri 1 0 0 0 1
b. Swasta 3 0 0 1 4
Jumlah SMA / Madrasah
Aliyah
17
a. Negeri 0 0 0 0 0
b. Swasta 2 0 0 0 2
18 Jumlah Rumah 1169 312 469 1296 3246
19 Jumlah Rumah sehat 1023 249 375 1036 2683
Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka Tahun 2018

JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK
NO LAKI-
UMUR (TAHUN) PEREMPUAN JUMLAH
LAKI
1 0–4 420 448 868
2 5–9 353 376 729
3 10 – 14 1043 1080 2123
4 15 – 19 980 1044 2024
5 20 – 24 1240 1372 2612
6 25 – 29 1040 1172 2212
7 30 – 34 730 1026 1756
8 35 – 39 540 740 1280
9 40 – 44 460 486 946
10 45 – 49 125 135 260
11 50 – 54 120 125 245
12 55 – 59 105 126 231
13 60 – 64 130 120 250
14 65 – 69 105 102 207
15 70 – 74 95 98 193
16 75+ 74 76 150
JUMLAH (KAB/KOTA) 7560 8526 16086

Tabel 3.4 Luas Wilayah, Jumlah Desa / Kelurahan, Jumlah Penduduk,


Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Tahun 2018

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KELURAHAN WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) RT RW PENDUDUK TANGGA TANGGA /km2
1 19 Ilir 35,7 13 2 2328 437 5,33 65,21
2 22 Ilir 9,0 15 5 2166 514 4,21 240,67
3 26 Ilir 31,8 35 10 6500 2373 2,74 204,40
4 Talang Semut 47,0 29 9 5092 1625 3,13 108,34
JUMLAH
123,5 92 26 16086 4949 3,25 130
(KAB/KOTA)
3.2.3 Keadaan Fasilitas Pendidikan
Tingkat pendidikan / Sumber Daya Manusia sangat berpengaruh
terhadap kesehatan, baik kesehatan secara personal maupun kesehatan
lingkungan. Untuk menunjang sumber daya manusia maka diperlukan
sarana pendidikan sebagai sarana pengembangan sumber daya
manusia secara formal.
Berikut adalah tabel distribusi sarana pendidikan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Merdeka.

Tabel 3.5 Distribusi Sarana Pendidikan Di Wilayah Kerja


Puskesmas Merdeka Tahun 2018

TK/
No Kelurahan SD SMP SMA PT
PAUD
1 19 Ilir 2 1 0 0 0
2 22 Ilir 0 0 0 0 1
3 26 Ilir 5 4 1 0 0
4 Talang Semut 6 3 4 2 1
Jumlah 13 8 5 2 2
Sumber: Data Dasar Puskesmas Merdeka Tahun 2018

3.2.4 Fasilitas Pelayanan Puskesmas Merdeka Palembang


Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas
Merdeka memiliki 13 jenis pelayanan upaya kesehatan perorangan,
yaitu:
1. Pendaftaran dan rekam medis
2. Pelayanan dan pemeriksaan umum (dewasa, lansia, anak, dan
konseling remaja, tindakan) dan rujukan
3. Pelayanan MCU
4. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
5. Pelayanan KIA-KB
6. Spesialis kandungan kebidanan
7. Pemeriksaan IVA
8. Pelayanan DOTS
9. Pelayanan VCT
10. Pelayanan kefarmasian
11. Pelayanan laboratorium
12. Pelayanan imunisasi
13. Pelayanan promkes (sanitasi, promkes, gizi)

Adapun berikut jenis pelayana upaya kesehatan masyarakat


yang ada di puskesmas merdeka :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS
2. Pelayanan Kesehatan lingkungan
3. Pelayanankesehatan KIA-KB dan imunisasi
4. Pelayanan kesehatan gigi
5. Pengobatan dan pengendalian penyakit (P2P)
6. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas)
7. Pelayanan kesehatan jiwa
8. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
9. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
10. Pelayanan kesehatan olahraga
11. Pelayanan kesehatan indera
12. Pelayanan kesehatan lansia
13. Pelayanan kesehatan kerja

Seluruh program kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam


gedung di fasilitasi dengan adanya ruang dan peralatan yang memadai,
program kerja, sumber daya manusia yang selalu ditingkatkan
kemampuannya, dan protap-protap sebagai stadar penilaian

3.2.5 Ketenagaan
Adapun sumberdaya manusia yang ada di Puskesmas Merdeka
meliputi: 8 tenaga medis, 5 diantaranya adalah pegawai PNS, 2 BLUD
dan 1 honor. 27 tenaga paramedis, 17 diantaranya adalah PNS, 1
BLUD, dan 9 honor dan 28 tenaga kerja non kesehatan, 11
diantaranya adalah PNS, 8 BLUD dan 9 honor yang masing-masing
bertanggungjawab terhadap tugas pokok atau tugas intergrasi dan
fungsinya. Tulis jumlahnya langsung medis ada non medis.

a. Visi dan Misi Puskesmas Merdeka


1. Visi Puskesmas Merdeka
Tercapaianya wilayah kerja puskesmas Sehat dengan bertumpu
pada pelayanan prima dan pemberdayaan masyarakat.
2. Misi Puskesmas Merdeka
 Meningkatkan kemitraan pada semua pihak.
 Meningkatkan profesionalitas, provider dan pemberdayaan
masyarakat.
 Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang
bermutu prima.
 Mengikuti standar yang telah ditetapkan
b. Struktur Organisasi

c. Motto Puskesmas Merdeka


“Kesehatan anda adalah kebahagiaan kami”

d. Tata Nilai
Budaya Kerja Puskesmas MERDEKA :
 M: Melayani dengan sepenuh hati dan mengutamakan
kepuasan pelanggan
 E: Elok hati senyum sapa dan salam
 R: Rasa kekompakan dan kekeluagaan
 D: Disiplin kerja selalu diutamakan
 E: Etika dijaga jujur ikhlas dan tanggung jawab
 K: Kebersihan diri dan lingkungan kerja
 A: Apapun yang dikerjakan sesuai dengan SOP

e. Kebijakan Mutu Puskesmas Merdeka


Puskesmas merdeka bertekad meningkatkan kualitas pelayanan
secara berkesinambunga berdasarkan standar yang ditetapkan demi
tercapainya kepuasan masyarakat.

f. Proses Pelayanan
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat, yang
keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional, dan global serta yang mempunyai daya ungkit
tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas. Adapun upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
 Upaya Promosi Kesehatan.
 Upaya Kesehatan Lingkungan.
 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB.
 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
 Upaya Pengobatan.

2. Upaya Kesehatan Pengembangan.


Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan
kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas, yang terdiri dari :
 Upaya kesehatan sekolah
 Upaya kesehatan olahraga
 Upaya perawatan kesehatan masyarakat
 Upaya kesehatan kerja
 Upaya kesehatan gigi dan mulut
 Upaya kesehatan jiwa
 Upaya kesehatan mata
 Upaya kesehatan usia lanjut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Masalah


Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah
yang akan dibahas adalah “Upaya pencapaian target pemeriksaan kasus
NAPZA dengan penyuluhan di Puskesmas Merdeka Tahun 2019”.

Diagram 4.1 Fishbone

MANUSIA METODE

Kurangnya frekuensi dan


pasien/keluarga pasien merasa keefektifan penyuluhan
Tenaga kesehatan
demam bukanlah penyakit pada masyarakat mengenai
yang terlatih kurang
yang gawat dan akan sembuh penularan kasus DBD
Kader kurang bila minum obat
berperan
Kurang aktifnya surveilans CAKUPAN
melakukan penyelidikan
epidemiologi Upaya penemuan
kasus baru DBD
(belum mencapai
target)

Kurangnya penerapan 3M
dan PHBS Rumah Tangga
Kader posyandu
DANA belum maksimal
Kurangnya pengetahuan Kader
SARANA dalam pemberian
posyandu ttg peny.DBD
infomasi ttg
peny. DBD pengobatan dan resiko yang
kepada ditimbulkan
masyarakat.
LINGKUNGAN
4.2 Prioritas Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara
sekaligus maka akan dipilih prioritas dengan menggunakan matriks USG.
Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang
prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor
tersebut adalah Urgency, Seriuosness, dan Growth (Depkes, 2006).
Urgency, seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari
tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan
(Permenkes No 44 Tahun 2016).
Seriousness, berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi
organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa
manusia, sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah
tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut.
Growth, Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau
dibiarkan (Permenkes No 44 Tahun 2016).
Untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah
prioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-masing unsur USG
tersebut. Umumnya digunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya
penggunaan skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius, atau
pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk masing-
masing unsur tersebut (Depkes, 2006).
Tabel 4.1 Matriks USG Prioritas Masalah

Penyebab U S U UXSXG
Masalah
Manusia

Metode

Lingkungan

Berdasarkan matriks USG diatas yang menjadi prioritas masalah adalah


“”

4.3 Alternatif Penyelesaian Masalah


Pada sesi ini ditentukan pula prioritas dari berbagai kegiatan yang telah
ditetapkan sehingga kegiatan dapat dikurangi sesuai prioritasnya apabila
anggaran untuk program terbatas. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan
prioritas kegiatan adalah sebagai berikut:
 Konsistensi
Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana kerja
kabupaten/kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan strategi/rencana
kerja yang ada, maka makin tinggi skornya.
 Evidence Based
Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau intervensi
yang telah terbukti efektif (evidence based) nilainya makin tinggi
dibandingkan dengan kegiatan yang belum ada bukti.
 Penerimaan
Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk masyarakat
setempat. Makin mudah diterima, maka makin tinggi skor/nilainya.
 Mampu Laksana
Kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat, fasilitas,
sumber daya manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia atau bisa
didapat, termasuk pembiayaan. Makin mudah disediakan, makin tinggi
nilainya.

Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing krteria.


Misalnya 1= tidak penting, 2= kurang penting, 3= penting, 4= sangat penting.
Nilai akhir didapat dari perkalian nilai kriteria.
 Setelah mendapatkan prioritas penyebab masalah yaitu Kurang aktifnya
surveilans melakukan penyelidikan epidemiologi, lalu dilakukan
penentuan alternatif pemecahan masalah yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.2 Penentuan Alternatif Penyelesaian Masalah


Prioritas Evidence Mampu Total
Kegiatan Konsistensi Penerimaan
Masalah Based Laksana Nilai

Dari tabel tersebut untuk penyelesaian masalah terpilih bagi upaya


penemuan kasus DBD di wilayah kerja puskesmas tahun 2019 adalah
“Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada surveilans untuk
meningkatkan pengetahuan dan lebih aktif dalam menemukan wilayah yang
berpotensi”.

4.4 Rencana Usulan Kegiatan

Tabel 4.3 Rencana Usulan Kegiatan


Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Sumber Indikator Sumber
Daya Keberhasilan Pembiayaan
Dana Alat Tenaga
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Prioritas masalah yang ada pada Upaya Pencapaian Target Penemuan
Kasus Baru DBD di wilayah kerja Puskesmas Merdeka tahun 2019 adalah
“Kurang aktifnya surveilans melakukan penyelidikan epidemiologi”
2. Alternative penyelesaian masalah
a. Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada surveilans untuk
meningkatkan pengetahuan dan lebih aktif dalam menemukan wilayah
yang berpotensi
b. Melakukan pelatihan mengenai teknik berkomuniasi yang baik agar
memudahkan surveilans di lapangan
3. Penyelesaian masalah yang dipilih untuk meningkatkan upaya pencapaian
target penemuan kasus baru DBD di wilayah kerja Puskesmas Merdeka
tahun 2019 adalah “Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada
surveilans untuk meningkatkan pengetahuan dan lebih aktif dalam
menemukan wilayah yang berpotensi”
4. Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

5.2 Saran
1. Penguji TA supaya informasikan di saat awal rotasi dimulai atau 2
minggu setelah awal rotasi
2. agar pihak puskesmas dapat memberikan informasi mengenai upaya
program upaya kesehatan wajib dan pengembangan yang belum
mencapai target
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai