PENDAHULUAN
2
2. Menyediakan tolok ukur kinerja untuk mengevaluasi kinerja pembangunan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Legonkulon.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM FKTP
a. Data Geografi
4
Kecamatan Legonkulon merupakan daerah yang mudah dijangkau dengan 2 pintu
masuk kecamatan Legonkulon melalui jalur tengah ada jalan raya Pamanukan Pondok
Bali dan dari jalur barat ada jalan Pamanukan - Tegalurung dengan jarak tempuh 150
km ke ibu kota kabupaten, masih ada daerah yang hanya bisa didatangi dengan
kendaraan roda 2 saja dan kalau sedang musim hujan hanya menggunakan perahu
untuk sarana transportasi.
b. Data Demografi
1) Jumlah Penduduk
5
2) Ekonomi ( Daya beli )
Krisis ekonomi dunia sampai saat ini masih berdampak pada roda perekonomian
masyarakat dimana itu menyebabkan harga-harga yang cenderung tidak stabil sehingga
sangat mempengaruhi pada daya jangkau kemampuan masyarakat dalam memperoleh
barang dan jasa.
a. Pola Penyakit
Angka kematian kasar atau AKK ( Crude Death Rate/CDR ) dapat digunakan
sebagai petunjuk umum status kesehatan masyarakat, dan biasa digunakan dalam
perhitungan laju pertumbuhan penduduk walaupun penilaian yang dilakaukan secara
kasar dan tidak langsung.
6
d. CFR ( Case Fatality Rate )
Proporsi orang yang meninggal akibat suatu penyakit diantara orang menderita
penyakit.
Angka kematian bayi ( AKB ) atau infant Mortality Rate ( IMR ) adalah jumlah
kematian bayi dibawah usia 1 tahun pada tiap 1000 kelahiran hidup. Angka ini
merupakan indikator sensitif terhadap ketersediaan pemanfaatan kualitas pelayanan
kesehatan terutama pelayanan perinatal juga berkaitan erat dengan pendapatan
keluarga, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu dan keadaan gizi keluarga.
Angka kematian bayi setiap tahun didapat dari perhitungan Badan Pusat Statistik,
laporan bidan desa dan pemerintahan desa. berbagai upaya telah dilakukan untuk
menurunkan angka kematian bayi tersebut dan estimasi angka kematian bayi dilakukan
oleh kantor statistik berdasarkan hasil perhitungan data sensus atau survey.
Pada tahun 2015 kematian bayi 0 kasus dari 453 kelahiran hidup, dan pada
tahun 2016 kematian bayi 0 dari 490 kelahiran hidup, dan pada tahun 2017 kematian
bayi 0 kasus dari 481 kelahiran hidup. Kematian neonatus tahun 2015 ada 0 kasus,
pada tahun 2016 kematian neonatus 0 kasus, dari 490 kelahiran hidup, pada tahun
2017 ada 4 kasus kematian neonatus dari 481 kelahiran hidup.
Pada Tahun 2015 penyebab kematian neonatus 0 kasus akibat dari IUFD . pada
tahun 2016 sebanyak 0 kasus , Lahir mati 0 orang, BBLR 0 orang, congenital 0 orang,
aspiksi 0 orang, aspirasi 0 orang dan IUFD 0 orang. Pada tahun 2017 ada 4 kasus
kematian akibat dari IUFD 3 kasus dan kelainan darah 1 kasus tempat kematian di
RSU.
Pada Tahun 2015 penyebab kematian bayi 0 kasus adalah karena ISPA 0 kasus,
dan pada tahun 2016 ada 1 kasus kematian akibat pneumonia , sedangkan untuk
tahun 2017 tidak ada kasus kematian. Kematian bayi dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tahun
No Desa
2015 2016 2017
1 Karangmulya
2 Bobos
3 Legonkulon
4 Pangarengan
5 Tegalurung
6 Mayangan
7 Legonwetan
7
f. Kasus Kematian Ibu
Angka kematian ibu ( AKI ) atau maternal mortality rate menunjukan jumlah
kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan masa nifas pada setiap 1000 kelaiharan
hidup dalam suatu kurun waktu tertentu diwilayah tertentu. angka ini mencerminkan
tingkat kecerdasan perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, keadaan social
ekonomi, kondisi lingkungan serta fasilitas dan tingkat pelayanan kesehatan prenatal
dan obstetric. Beberapa faktor yang mempengaruhi AKI secara langsung adalah status
gizi, anemia pada kehamilan, terlambat dan terlalu muda. beberapa faktor mendasar
yang mempengaruhinya adalah tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu, lingkungan
fisik, budaya dan sosial ekonomi.
Penyebab kematian pada tahun 2015 adalah 0 kasus, pada tahun 2016 ada 2
kasus, serta tahun 2017 tidak ada kasus, kasus kematian. Untuk penolong persalinan
pada tahun 2015 tidak ada kasus, tahun 2016 ada 2 kasus akibat penyakit jantung ,
tahun 2017 tidak ada kematian ibu. Kematian ibu dapat dilihat dari tabel berikut :
Tahun
No Desa
2015 2016 2017
1 Karangmulya
2 Bobos
3 Legonkulon
4 Pangarengan
5 Tegalurung
6 Mayangan
7 Legonwetan
g. Kematian Balita
Angka kematian balita ( AKABA ) adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun
per 1000 kelahiran hidup, yang didapatkan sebagai hasil perhitungan Badan Pusat
Statistik. Angka ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan serta faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak dan balita
seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Tahun 2015 ada 1 kasus
kematian akibat KLL, tahun 2016 kasus kematian balita 0 kasus, pada tahun 2017
8
kasus kematian balita 1 kasus akibat DBD, kasus kematian balita dapat dilihat pada
tabel dibawah :
Tahun
No Desa
2015 2016 2017
1 Karangmulya
2 Bobos
3 Legonkulon
4 Pangarengan
5 Tegalurung
6 Mayangan
7 Legonwetan
Pelayanan kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna akan terlaksana
secara optimal bila kebutuhan sarana memadai, Kecamatan Legonkulon terdapat 1
Puskesmas induk dengan jumlah penduduk Kecamatan 25.395 Jiwa dan standar ratio
Puskesmas terhadap penduduk adalah 1: 30.000 Jiwa.
Kondisi Pemanfaatan
No Jenis Sarana
Tidak layak
Baik Rusak Layak pakai
pakai
9
Kondisi Puskesmas Legonkulon masih perlu dilakukan rehab bagian Poned,
pemasangan daun pintu dan penambahan alat-alat laboratorium dan radiologi, karena
wilayah pantura lingkunganya yang gampang membuat bangunan atau peralatan cepat
rusak karena karat atau rembesan air asin dan tahun terakhir direhab pada tahun 2017
dengan hasil tidak memuaskan dimana dinding pemisah terbuka serta tanpa ada pintu
dan sarana air bersih, untuk Pustu Mayangan diusulkan dibangun oleh anggaran PNPM
sehat cerdas dan tereslisasi Tahun 2017 dengan kekurangan air bersih, listrik, alkes dan
meubeler.
Untuk Polindes tahun terakhir mendapat rehab yaitu pada tahun 2017 di Polindes
desa Pangarengan, sedangkan untuk alat-alat kesehatan sama saja kondisi dan
jumlahnya sudah sangat memprihatinkan, dari 7 Polindes baru 4 Polindes yang telah
mendapat alokasi bidan kit sisasnya memperoleh alokasi pada tahun 2015, 1 polindes 3
polindes belum sama sekali.
10
tingkat pendidikan Kebidanan D3 ada 8 orang, D14 Kebidanan ada 4 orang, untuk
sarjana keperawatan 6 orang, AKPER ada 8 orang dan SPK ada 1 orang. Tenaga
kesehatan masyarakat ada 0 orang D3 Kesehatan lingkungan 1 orang, sedangkan
tenaga sarjana administrasi 1, tenaga manajemen 1 orang, dan tenaga SMA ada 1
orang. Kebutuhan tenaga terutama untuk dokter umum, dokter gigi, apoteker, analis
lab, tenaga nutrision, driver, analis komputer, konsultan keuangan dan perawat. kondisi
ketenagaan dapat dilihat pada tabel berikut :
11
No Sumber daya Terdaftar Aktif
1 Kader Posyandu
2 Kader Jumantik
3 Kader Gizi
4 Kader Posbindu
5 Dokcil
6 PMI
7 PMR
8 SBH
9 Guru UKS
2.5 Pembiayaan
Untuk masyarakat legonkulon yang notabane orang pesisir gaya hidup yang
boros dan kepercaayan pada mistik yang masih sangat tinggi menyebabkan perilakunya
lebih mendahulukan apa yang dipinta paranormal dari pada ketempat pelayanan
kesehatan dan itu menjadi alternatip terakhir. juga banyaknya tenaga kerja wanita yang
pergi mencari peruntungan di luar negri membuat adanya resiko untuk penyebaran
penyakit IMS atau HIV/AIDS.
Kegiatan olahraga juga masih menjadi pavorit bagi para pemuda dan pemudi
juga dengan adanya peran dari para pemuka agama ataupun adat yang masih
mempunyai peran yang dominant dalam mempengaruhi perilaku masyarakat. serta
dengan keberadaan obyek wisata laut itu juga membuat masyarakat bisa melakukan
refresing sekaligus mencari rejeki.
Dalam tahun 2017 terdaptar ada 11.211 jiwa Masyarakat miskin yang tersebar di desa
Karangmulya 1.392 jiwa, masyarakat miskin di desa Bobos 1.502 jiwa, masyarakat
12
miskin di desa Legonkulon 3.159 jiwa, Masyarakat miskin di desa Tegalurung 1.662
jiwa, masyarakat miskin di desa Pangarengan 1.645 jiwa, masyarakat miskin di desa
Legonwetan 1.336 jiwa dan masyarakat miskin di desa Mayangan 518 jiwa.
13
BAB III
VISI DAN MISI UPTD PUSKESMAS DTP LEGONKULON
14
Dalam mencapai visi dan misinya, UPTD Puskesmas DTP Legonkulon berkomitmen
untuk menerapkan tata nilai ( PISAN ), sebagai berikut :
a. Profesional
- Profesioanal adalah dalam melaksanakan tugas baik dalam upaya pelayanan
dan upaya masyarakat sesuai dengan kompetensi (pendidikan, pelatihan,
keterampilan, pengalaman).
- Melayani dengan hati
- Melakukan pekerjaan sesuai SOP
b. Integritas
- Mempunyai sifat jujur, dapat dipercaya dan mengikuti aturan yang berlaku
c. Visioner
Visioner adalah setiap karyawan mempunyai visi kedepan dan mampu
berinovasi dalam kegiatan penyelenggaraan Puskesmas
d. Akuntabel
Menerapkan transparansi dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan
Puskesmas dan dapat dipertanggungjawabkan.
e. Kerjasama
Semua karyawan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan
penyelenggaraan Puskesmas
15
2. Tersedianya dukungan sarana dan prasarana berupa sumber daya manusia dan
infrastruktur yang baik dan memadai
Service city Layanan pemerintahan yang
Pariwisata dan Indusrti diselenggarakan secara prima, antara
lain ditandai oleh:
1. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi canggih dalam penyelenggaraan
layanannya
2. Dikelola dengan manajemen modern yang handal dan efisien
3. Memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup
4. Memiliki daya saing tinggi
5. Mampu menghasilkan output dan outcome yang berkualitas prima
Service city Mewujudkan pembangunan Kota Subang
Lingkungan yang sehat yang :
1. iklim usaha yang kondusif dan mandiri
2. lingkungan yang bersih dan bebas polusi
3. kebutuhan air bersihnya terpenuhi dan sanitasinya bagus
16
BAB IV
STRUKTUR ORGISASISI
A. Pola Organisasi
Puskesmas Legonkulon telah teregristrasi di Kementerian Kesehatan Indonesia
dengan Nomor registrasi P3213210201, ijin opersional Puskesmas berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Nomor :
445.5.2/038/dinkes-PKM/IX/2013 tentang Izin Operasional Puskesmas Legonkulon
Desa Legonkulon Kecamatan Legonkulon Kabupaten Subang, Pola struktur
organisasi Puskesmas kawasan pedesaan adalah sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan
paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa
kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen
Puskesmas.
2. Kasubag Tata Usaha
Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi Puskesmas,
kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
3. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang
membawahi:
a. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. pelayanan kesehatan lingkungan
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a. pelayanan kesehatan jiwa
b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. pelayanan kesehatan olahraga
e. pelayanan kesehatan indera
f. pelayanan kesehatan lansia
g. pelayanan kesehatan kerja
h. pelayanan kesehatan lainnya
5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium Membawahi beberapa
kegiatan, yaitu:
17
a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. pelayanan gawat darurat
e. pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. pelayanan persalinan
g. pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat inap
h. pelayanan kefarmasian
i. pelayanan laboratorium
6. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
B. Katagori Puskesmas
Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan
dan kondisi masyarakat, Puskesmas dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah
kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Puskesmas kawasan pedesaan merupakan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3
(tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
1) aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris;
2) memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas
berupa bioskop atau hotel;
3) rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen; dan
terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas kesehatan;
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
2) pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh masyarakat;
3) optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
4) pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat perdesaan.
C. Kemampuan Puskesmas
Berdasarkan Keputusan Bupati Subang Nomor : 440/kep.79-dinkes/2012 tentang
Penetapan Nama-nama Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) dan Puskesmas
18
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency (PONED) di Wilayan Kabupaten Subang,
bahwa kemampuan penyelenggaraan, Puskesmas dikategorikan sebagai Puskesmas
rawat inap. Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber
daya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan. Dengan ketentuan :
1. Ketentuan umum:
a) Puskesmas yang menjadi Puskesmas rawat inap merupakan Puskesmas yang
letaknya strategis terhadap Puskesmas non rawat inap dan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama disekitarnya, yang dapat dikembangkan menjadi pusat
rujukan antara atau pusat rujukan.
b) Rawat inap di Puskesmas hanya diperuntukkan untuk kasus-kasus yang lama
rawatnya paling lama 5 hari. Pasien yang memerlukan perawatan lebih dari 5 ( lima)
hari harus dirujuk ke rumah sakit, secara terencana.
c) Harus dilengkapi dengan sumber daya untuk mendukung pelayanan rawat inap,
sesuai dengan ketentuan.
d) Puskesmas di kawasan perkotaan dapat menyelenggarakan pelayanan rawat inap
dengan jumlah tempat tidur paling banyak 5 (lima) tempat tidur.
e) Puskesmas di kawasan perdesaan, terpencil, dan sangat terpencil dapat
menyelenggarakan pelayanan rawat inap dengan jumlah tempat tidur paling banyak
10 (sepuluh) tempat tidur. Dalam kondisi tertentu berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas, jumlah tempat tidur di
Puskesmas di kawasan perdesaan, terpencil dan sangat terpencil dapat ditambah,
dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang ada.
2. Fungsi:
Sebagai pusat rujukan dan rujukan antara dari Puskesmas non rawat inap dan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya yang ada di sekitarnya, sebelum
dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.
3. Kegiatan:
a) Merawat penderita yang memerlukan rawat inap secara tuntas sesuai standar
operasional prosedur dan standar pelayanan.
b) Merawat penderita gawat darurat secara tuntas ataupun merawat sementara dalam
rangka menstabilkan kondisi sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan, sesuai
standar operasional prosedur dan standar pelayanan.
c) Observasi penderita dalam rangka diagnostik.
d) Pertolongan persalinan normal dan atau persalinan dengan penyulit, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
e) Puskesmas kawasan perdesaan, terpencil dan sangat terpencil yang jauh dari
rujukan, dapat diberi kewenangan tambahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
19
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
20
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif;
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi;
f. Melaksanakan rekam medis;
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan;
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Bupati Subang Nomor 14G4 Tahun 2008 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas di Kabupaten Subang, tugas dan fungsi
Puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Tugas Pusat Kesehatan Masyarakat yang merupakan Kesehatan Kota adalah
melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Puskesmas mempunyai fungsi :
c. Pelayanan upaya kesehatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi,
perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan, pemberantasan penyakit,
imunisasi, pembinaan kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan masyarakat,
UKS, olah raga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja serta
usia lanjut, upaya kesehatan jiwa, khusus dan lain-lainnya serta pencatatan dan
pelaporan ;
d. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua upaya
kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pemantauan
sarana dan pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu, unit pelayanan
kesehatan swasta dan kader pembantu kesehatan;
e. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader pembantu
bidang kesehatan di wilayah dan pengembangan kegiatan swadaya masyarakat
21
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas,susunan organisasi Puskesmas di kawasan perkotaan terdiri dari :
1) Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan
masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan telah
mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
2). Kasubag Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem
Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
3) Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang
membawahi:
a. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4) Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a. Pelayanan kesehatan jiwa
b. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. Pelayanan kesehatan olahraga
e. Pelayanan kesehatan indera
f. Pelayanan kesehatan lansia
g. Pelayanan kesehatan kerja
h. Pelayanan kesehatan lainnya
5) Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:
a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. Pelayanan gawat darurat
e. Pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. Pelayanan persalinan
g. Pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat
inap
h. Pelayanan kefarmasian
i. Pelayanan laboratorium
22
6) Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
23
BAB VI
URAIAN JABATAN
24
Membangun kerjasama dengan berbagai pihak terkait di kecamatan, Lintas
Sektor, penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama swasta, perorangan
serta masyarakat dalam pengembangan UKBM.
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelaksanaan program-program di
Puskesmas.
Memberikan umpan balik hasil kegiatan kepada semua staf Puskesmas.
Melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala.
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada Kepala Dinas Kesehatan.
Mengolah dan menganalisa data, untuk selanjutnya diinformasikan atau
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta pihak yang
berkepentingan lainnya.
Membuat Surat Keputusan tentang pengelola keuangan, penanggung jawab
barang inventaris, tim manajemen mutu Puskesmas, dll
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas:
Menyusun rencana kegiatan urusan Tata Usaha berdasarkan data program
Puskesmas.
Membagi tugas kepada staf agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan.
Mengkoordinasikan para staf dalam menyusun program kerja Puskesmas agar
terjalin kerjasama yang baik.
Memberi petunjuk kepada staf dengan petunjuk kerja yang diberikan agar
tercapai keserasian dan kebenaran kerja.
Mengkoordinasikan berbagai kegiatan administratif dan manajemen di
Puskesmas. Untuk mendukung Kepala Puskesmas menjalan tugas dan
fungsinya mengelola Puskesmas.
Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar.
Bertanggung jawab atas administrasi, membantu pengelolana keuangan, dan
pengelolaan sumberdaya lainnya.
Menyiapkan SK bendahara barang, SK penanggung jawab pengelola barang, SK
penanggung jawab kendaraan.
Membuat perencanaan kebutuhan dan Pemeliharaan Barang Unit.
Membuat data stok barang.
Menjaga kelengkapan alat-alat yang diperlukan.
Membuat data asset di masing-masing ruangan.
Melaksanakan up date daftar inventaris sebagai bahan laporan.
Melakukan evaluasi perawatan alat kesehatan.
Melaporkan fungsi dan kondisi alat kesehatan.
25
Melaporkan seluruh inventarisasi alat kesehatan.
Melakukan evaluasi hasil kegiatan urusan Tata Usaha secara keseluruhan.
Menyediakan dan menyimpan data umum Puskesmas serta data kesehatan yang
diperlukan untuk kepentingan semua pihak yang membutuhkan:
Data pencapaian cakupan kegiatan pokok tahun lalu dan visualisasi datanya.
Data 10 penyakit terbanyak.
Data RKBU (Rencana Kebutuhan Barang Unit) dan RPTBU (Rencana
Pengadaan Triwulan Barang Unit).
Data lain.
Membuat laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat
menyurat, hubungan masyarakat dan urusan umum, perencanaan serta
pencatatan dan pelaporan.
Mempunyai tugas pokok di bidang kepegawaian:
Membuat struktur organisasi UPTD.
Membuat daftar/catatan kepegawaian petugas.
Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas.
Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai dengan tugas,
wewenang dan tanggung jawab.
Membuat penilaian SKP tepat waktu berdasarkan konsultasi dengan Kepala
Puskesmas.
Melakukan file kepegawaian.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
c. Bendahara, mempunyai tugas:
1. Bendahara Penerimaan, mempunyai tugas:
Membuat laporan harian penerimaan (DPD II 62).
Membuat catatan harian uang masuk dalam buku kas umum, pajak, realisasi,
dll.
Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
2. Bendahara Pengeluaran, mempunyai tugas:
Menyusun rencana kegiatan bendahara berdasarkan data program
Puskesmas.
Membuat laporan harian pengeluaran.
Membuat catatan bulanan uang masuk dan uang keluar dalam buku kas
umum.
Melakukan evaluasi hasil kegiatan keuangan.
26
Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
d. Verifikator Keuangan, mempunyai tugas :
Mengumpulkan data laporan surat perintah membayar, surat dokumen
pertanggungjawaban, daftar himpunan penqeluaran dan surat perhitungan
anggaran.
Mengolah data yang akan di periksa sesuai dengan urutan dokumen urutan
untuk memudahkan pelaksanaan pemeriksaan.
Memeriksa laporan surat perintah membayar untuk mengetahui kebenaran
laporan.
Memeriksa surat pertanggungjawaban untuk mengetahui kebenaran besar
kecilnya yang dipertanggungjawabkan
Memeriksa daftar himpunan pengeluaran dan menghitung rincian-rincian
yang tercantum didalamnya untuk mengetahui kebenaran.
Memeriksa surat perhitungan dan mencocokkan dengan hasil
perhitungannya.
Mencocokkan hasil pemeriksaan dan perhitungan laporan surat perintah
membayar, surat pertanggungjawaban, daftar himpunan pengeluaran dan
surat perhitungan anggaran untuk mengetahui hasil yang sebenamya.
Menyusun draft laporan kegiatan di eselon IV terkait.
Menyusun laporan pelaksanaan tugas
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan.
e. Akuntansi
Mengolah dokumen pendukung transaksi keuangan dalam rangka penerbitan
SPM.
Menelaah/ menguji dokumen pengajuan transaksi keuangan dalam rangka
memastikan kesesuaian dan ketepatan isi dokumen pengajuan transaksi.
Menyusun draft laporan realisasi anggaran berdasarkan dokumen
pertanggungjawaban dalam rangka penyiapan bahan pertanggungjawaban
periodik satuan kerja terkait
Menyusun draft laporan rekonsiliasi internal SAI, SAKPA dan SIMAK BMN
berdasarkan data keuangan dan data pengelolaan BMN dalam rangka
penyusunan laporan.
Menyusun draft laporan rekonsiliasi lintas sektor dalam rangka penyiapan
bahan pertanggungjawaban keuangan.
Menyusun draft Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) berdasarkan hasil
verifikasi laporan keuangan dan dokumen keuangan sebagai
pertanggungjawaban laporan keuangan periodik semesteran
27
Menyusun draft laporan keuangan dalam rangka menyiapkan bahan
pertanggungjawaban unit kerja/ UPTD
Menyusun draft laporan kegiatan di subbagian Tata Usaha unit kerja/ UPTD.
Menyusun laporan pelaksanaan tugas
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan
f. Petugas Pendaftaran, mempunyai tugas:
Menyusun rencana kegiatan pelayanan di loket berdasarkan data program
Puskesmas.
Melaksanakan kegiatan pelayanan di loket dan koordinasi dengan lintas program
terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan.
Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan di loket secara keseluruhan.
Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan pelayanan
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
g. Petugas medis dan paramedis UGD, mempunyai tugas:
Menyusun rencana kerja pelayanan gawat darurat.
Melaksanakan kegiatan pelayanan gawat darurat.
Melaksanakan pelayanan medis dan keperawatan sesuai standar prosedur
operasional, SPM, Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan, termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD X.
Membuat pelaporan dan visualisasi data pelayanan gawat darurat.
Melaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan UGD.
Meningkatkan mutu pelayanan UGD Puskesmas.
Melaporkan pelaksanaan gadar secara berkala kepada penanggung jawab.
Melakukan rujukan kasus yang tidak dapat ditangani di Puskesmas.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
h. Petugas Promosi Kesehatan, mempunyai tugas:
Menyusun rencana kegiatan promosi kesehatan berdasarkan data program
Puskesmas
Melakukan penyuluhan kesehatan, pengembangan UKBM, pengembangan Desa
Siaga Aktif dan pemberdayaan masyarakat dalam PHBS sesuai SOP serta
mengkoordinasikan dengan lintas program terkait.
Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data promosi kesehatan
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melakukan evaluasi hasil kegiatan promosi kesehatan secara keseluruhan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
28
i. Petugas Kesehatan Lingkungan, mempunyai tugas:
1) Di dalam gedung
Menyusun rencana kegiatan Kesehatan Lingkungan berdasarkan data
program Puskesmas.
Melakukan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan yang meliputi
pengawasan dan pembinaan SAB, pengawasan dan pembinaan JAGA,
pegawasan dan pembinaan TTU (Tempat Tempat Umum) /TPM (Tempat
Pengolahan Makanan) pestisida, pelayanan klinik sanitasi, penyuluhan
kesehatan lingkungan dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan
prosedur/SOP.
Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan
kesehatan lingkungan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban
kepada Kepala Puskesmas.
Melakukan evaluasi hasil kegiatan kesehatan lingkungan secara keseluruhan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik.
Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik.
Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik
penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat, serta
diagnosis penyakitnya kedalam buku register.
Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga penderita,
tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku yang diduga
berkaitan dengan kejadian penyakit.
Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang
berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita.
Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya
tentang jadwal kunjungan lapangan.
2) Luar Gedung
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita atau
keluarganya dengan petugas, petugas kesehatan lingkungan melakukan kunjungan
lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah - langkah sebagai berikut :
Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung (Puskesmas).
Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang
diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media penyuluhan, dan alat
sesuai dengan jenis penyakitnya.
Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat
desa/kelurahan (kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT)
dan petugas kesehatan/ bidan di desa.
29
Melakukan pemeriksaan/pengamatan lingkungan, pengamatan perilaku, serta
konseling sesuai dengan penyakit/masalah yang ada.
Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.
Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita dan
keluarga sekitar).
Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok keluarga atau
kampung, informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan di desa/ kelurahan,
perangkat desa/kelurahan (kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau
ketua RT/RW) , kader kesehatan lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat
Kecamatan untuk dapat ditindaklanjuti secara bersama.
j. Petugas KIA-KB, mempunyai tugas:
Menyusun rencana kerja pelayanan KIA-KB berdasarkan data program.
Melaksanakan ANC (Ante Natal Care), INC ( Intra Natal Care), PNC (Post Natal
Care), perawatan neonatus, pelayanan KB, penyuluhan KIA-KB dan koordinasi
lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.
Melaksanakan asuhan kebidanan.
Melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standar prosedur operasional, SPM,
Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh kepala Puskesmas.
Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD X.
Melakukan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan KIA-KB
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melaksanakan evaluasi kegiatan kebidanan dan melaporkan pelaksanaan
kegiatan kebidanan secara berkala kepada penanggung jawab.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
k. Petugas Imunisasi, mempunyai tugas :
Menyusun rencana kegiatan Imunisasi berdasarkan data program Puskesmas
Melakukan pemberian imunisasi, sweeping imunisasi, penyuluhan imunisasi,
penanganan KIPI dan koordinasi lintas program terkait sesuai prosedur dan
ketentuan.
Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan imunisasi serta visualisasi data
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan imunisasi.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
l. Petugas Surveilans, mempunyai tugas:
Menyusun rencana kegiatan surveilans berdasarkan data program Puskesmas
Melakukan, pengamatan penyakit yang berkesinambungan, meliputi
pengumpulan data, pengolahan, analisis dan visualisasi data serta melakukan
30
penyelidikan epidemiologi, penanggulangan KLB dan koordinasi lintas program
terkait sesuai prosedur dan ketentuan.
Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
m. Petugas Gizi, mempunyai tugas:
Menyusun rencana kegiatan peningkatan gizi masyarakat berdasarkan data
program Puskesmas.
Melaksanakan pembinaan posyandu, PSG (Pemantauan Status Gizi),
pemantauan konsumsi gizi (PKG), pemantauan penggunaan garam beryodium,
ASI eksklusif, pemberian kapsul vitamin A, pemberian tablet Fe, penyuluhan gizi
dan koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.
Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
n. Petugas P2M, mempunyai tugas:
Menyusun rencana kegiatan P2M (Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular) berdasarkan data program Puskesmas.
Melaksanakan P2TB, P2 Kusta, P2 malaria, P2 DBD, P2 ISPA, P2 Diare, P2 HIV-
AIDS, P2 filariasis, Imunisasi dan surveilans dan koordinasi lintas program sesuai
dengan prosedur/SOP.
Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
o. Petugas medis dan atau paramedis Pengobatan Dasar, mempunyai tugas:
Melaksanakan dan memberikan upaya pengobatan dasar dengan penuh
tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar
profesi dan peraturan perundangan yang berlaku.
Melaksanakan dan meningkatkan mutu pengobatan dasar di Puskesmas.
Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan sesuai SOP, Standar
Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan edukatif.
Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggung jawabkan termasuk memberi kode diagnosa penyakit menurut ICD
X.
31
Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data kegiatan
pengobatan dasar sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada
Kepala Puskesmas.
Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah dan melakukan evaluasi
kinerja program pengobatan dasar.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
p. Petugas medis dan atau paramedis Gigi dan Mulut, mempunyai tugas:
Menyusun rencana kerja dan kebijaksanaan tehnis pelayanan kesehatan gigi.
Menentukan pola pelayanan dan tata kerja.
Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi.
Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan pelayanan
kesehatan gigi.
Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan mutu pelayanan
kesehatan gigi.
Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan medik dengan penuh tanggung
jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar profesi dan
peraturan perundangan yang berlaku.
Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan preventif.
Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD X.
q. Petugas paramedik gigi, mempunyai tugas:
Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan gigi dan mulut sesuai SOP,
Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja
dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data kegiatan
gigi dan mulut sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas.
Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, mengevaluasi kinerja
program kesehatan/gigi dan mulut.
Melaksanakan dan menjaga keselamatan klinik pelayanan kesehatan gigi
meliputi keamanan dan kebersihan alat, ruangan serta pencegahan pencemaran
lingkungan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
r. Petugas Kefarmasian Kamar Obat, mempunyai tugas:
Beserta Kepala Puskesmas menyusun perencanaan upaya pengelolaan dan
pelayanan kefarmasian.
Menyusun rencana kegiatan pelayanan obat di kamar obat berdasarkan data
program Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas.
32
Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian dengan penuh tanggung jawab
sesuai keahlian dan kewenangannya.
Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian sesuai SOP, SPM, tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Apoteker dan Kepala Puskesmas.
Menyerahkan obat sesuai resep ke pasien.
Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.
Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan
yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh kamar obat dalam bentuk buku
catatan mutasi obat.
Melaksanakan pengelolaan obat termasuk pencatatan dan pelaporan secara
baik, lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan.
Membuat pencatatan dan pelaporan pemakaian dan permintaan obat serta
perbekalan kesehatan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada
Kepala Puskesmas, pencatatan dan pelaporan penggunaan obat secara rasional
serta penggunaan obat generik.
Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan obat di kamar obat.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
33
Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data yang perlu secara
baik, lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan beserta Kepala Puskesmas menyusun
perencanaan upaya pelayanan laboratorium.
Melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3 Laboratorium).
Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
u. Petugas Kebersihan Puskesmas, mempunyai tugas:
Mempunyai program kerja kebersihan lingkungan Puskesmas.
Melaksanakan kebersihan lingkungan sesuai program kerja.
v. Petugas Pengelola Barang/Penanggung Jawab Barang Inventaris, mempunyai
tugas:
36
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
A. Perencanaan
Perencanaan disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat berdasarkan
data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat, maka akan
dapat mengarahkan upaya kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai
sasaran dan tujuannya. Dalam upaya mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat
yang harus dilayani, serta mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka
pelayanan kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program
maupun lintas sektor. Kepala Puskesmas harus mampu membangun kerjasama dan
mengkoordinasikan program di internal Puskesmas dan di eksternal dengan mitra lintas
sektor. Koordinasi dengan lintas sektor sangat diperlukan, karena faktor penyebab dan
latar belakang masalah kesehatan tertentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh
mitra lintas sektor.
Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan pembangunan
daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya disusun pada tingkat
kecamatan dan kemudian diusulkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Perencanaan
Puskesmas yang diperlukan terintegrasi dengan lintas sektor kecamatan, akan
diusulkan melalui kecamatan ke pemerintah daerah kabupaten/kota.
Peran pemerintah daerah sangat besar dalam menyelesaikan permasalahan
kesehatan di masyarakat, oleh karenanya Puskesmas perlu mencari dukungan dari
pemerintah daerah yang dimulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan
kabupaten/kota. Proses perencanaan Puskesmas harus terintegrasi kedalam sistem
perencanaan daerah melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) yang disusun secara top down dan bottom-up. Untuk kepentingan
penyusunan perencanaan Puskesmas, perlu diselaraskan dengan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan program kesehatan nasional lainnya
1. Penyusunan rencana lima tahunan
Dalam rangka meningkatkan prinsip penyelenggaraan Puskesmas, agar
mampu mencapai tujuan yang diharapkan, serta mengembangkan dan membina
pelayanan kesehatan di wilayahnya secara efektif dan efisien, perlu disusun
rencana lima tahunan ditingkat Puskesmas. Dengan adanya Rencana Lima
Tahunan Puskesmas, maka kelangsungan pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan pada setiap tahun untuk satu periode akan dapat lebih terjamin,
walaupun terjadi pergantian pengelola dan pelaksana kegiatan di Puskesmas maka
diharapkan pengembangan program/kegiatan tetap berjalan sesuai dengan
37
Rencana Lima Tahunan yang telah ada. Penyusunan Rencana Lima Tahunan
Puskesmas dilakukan pada setiap periode lima tahun. Tahapanya :
a. Persiapan, Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam
proses penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas agar memperoleh
kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap
perencanaan.
b. Analisis Situasi, Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas,
agar dapat merumuskan kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan
masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan wilayah kerja Puskesmas.
c. Analisis data, Dalam rangka mendapatkan informasi sebagai landasan
penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas, dilaksanakan analisis data
Puskesmas, berdasarkan hasil analisis perhitungan IKS dan data kesehatan lain
yang telah dikumpulkan.
d. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey
Mawas Diri/Community Self Survey (SMD/CSS)
e. Perumusan Masalah Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah.
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
f. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah Untuk menetapkan cara pemecahan
masalah dapat dilakukan kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului
brainstorming (curah pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan
tabel cara pemecahan masalah.
g. Penyusunan Rencana Lima Tahunan Berdasarkan kesepakatan cara
pemecahan masalah dapat dikembangkan program kegiatan dan ditentukan
target yang akan dicapai. Pengawasan dan pengendalian untuk pencapaian
target Rencana Lima Tahunan dilakukan setiap tahun, dan pada tengah periode
lima tahunan dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun (Midterm
evaluation), untuk menyesuaikan target akhir Rencana Lima Tahunan. Hal ini
perlu dilakukan untuk mengakomodir perubahan kebijakan ataupun kebijakan
yang baru, hasil analisis trend pencapaian program, kemungkinan penambahan
sumber daya dan kemungkinan masalah kesehatan yang baru. Rincian
pelaksanaan kegiatan dalam mencapai target prioritas yang telah ditetapkan
pada perencanaan lima tahunan akan disusun dalam perencanaan tahunan
Puskesmas.
38
disusun pada bulan Januari tahun berjalan (N) berdasarkan hasil kajian pencapaian
kegiatan tahun sebelumnya (N-1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah
selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (N).
Tahapannya :
a. Persiapan, Langkah-langkah dalam tahap persiapan dilaksanakan seperti tahap
persiapan pada penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas.
b. Analisis Situasi Puskesmas, mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan
gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas di tahun (N-
2) untuk setiap desa/kelurahan.
c. Analisis data.
d. Perumusan Masalah, Perumusan masalah dilaksanakan seperti pada
Penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas.
e. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), Penyusunan RUK diformulasikan
setelah melalui tahapan diatas, bersama dengan lintas sektor terkait dan
didampingi oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Penyusunan RUK terintegrasi
kedalam sistem perencanaan daerah dan dalam tataran target pencapaian
akses, target kualitas pelayanan, target pencapaian output dan outcome, serta
menghilangkan kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan peluang dari
sasaran program untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang seharusnya
dapat dilaksanakan secara terintegrasi dalam satu pelaksanaan (missed
opportunity).
f. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), Tahap penyusunan RPK
dilaksanakan melalui pendekatan keterpaduan lintas program dan lintas sektor
dalam lingkup siklus kehidupan. Keterpaduan penting untuk dilaksanakan
mengingat adanya keterbatasan sumber daya di Puskesmas. Dengan
keterpaduan tidak akan terjadi missed opportunity, kegiatan Puskesmas dapat
terselenggara secara efisien, efektif, bermutu, dan target prioritas yang
ditetapkan pada perencanaan lima tahunan dapat tercapai.
B. Pelaksanaan / Penggerakan
Penggerakan dan Pelaksanaan program/kegiatan merupakan kegiatan lanjutan
dari RPK. Penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dapat dilakukan melalui
berbagai cara, diantaranya adalah rapat dinas, pengarahan pada saat apel pegawai,
pelaksanaan kegiatan dari setiap program sesuai penjadwalan pada Rencana
Pelaksanaan Kegiatan bulanan, maupun dilakukan melalui forum yang dibentuk khusus
untuk itu. Forum yang dibentuk khusus untuk melakukan penggerakan pelaksanaan
program/kegiatan dinamakan forum Lokakarya Mini Puskesmas.
1. Lokakarya mini bulanan
Lokakarya mini bulanan bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh pencapaian
dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para pelaksana program/kegiatan pada
39
bulan atau periode yang lalu sekaligus pemantauan terhadap pelaksanaan rencana
kegiatan Puskesmas yang akan datang; sehingga dapat dibuat perencanaan ulang yang
lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Disamping itu, kita ketahui
bersama bahwa keberhasilan pelaksanaan kegiatan Puskesmas memerlukan
keterpaduan baik lintas program maupun lintas sektor. Lokakarya mini bulanan
dilaksanakan pada setiap awal bulan. Keterpaduan lintas program adalah keterpaduan
internal Puskesmas yang bertujuan agar seluruh petugas mempunyai rasa memiliki dan
motivasi yang tinggi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas secara terintegrasi. Seluruh komponen Puskesmas harus memiliki
kesadaran bahwa Puskesmas merupakan satu sistem dan mereka adalah
subsistemnya. Pengorganisasian internal Puskesmas sekaligus pemantauan kegiatan
dilaksanakan melalui Lokakarya mini Bulanan Puskesmas yang menghasilkan
perencanaan ulang.
a) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama
Lokakarya Mini Bulanan yang pertama merupakan lokakarya penggalangan tim,
diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya RPK
Puskesmas. Pengorganisasian dilaksanakan dalam rangka penentuan
penanggungjawab dan pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja.
Seluruh program kerja dan wilayah kerja Puskesmas dilakukan pembagian habis
kepada seluruh pegawai Puskesmas, dengan mempertimbangkan kemampuan
yang dimilikinya.
b) Lokakarya Mini Bulanan Rutin
Lokakarya mini bulanan rutin diselenggarakan sebagai tindaklanjut dari lokakarya
mini bulanan yang pertama. Lokakarya mini bulanan rutin ini dilaksanakan untuk
memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas, yang dilakukan setiap bulan secara
teratur. Pada forum Lokakarya mini bulanan rutin, dapat sekaligus dilaksanakan
pertemuan tinjauan manajemen, sesuai jadwal yang telah ditetapkan tim audit
internal. Penanggungjawab penyelenggaraan lokakarya mini bulanan rutin adalah
kepala Puskesmas, yang dalam pelaksanaannya dibantu staf Puskesmas dengan
mengadakan rapat kerja seperti biasanya. Fokus utama lokakarya mini bulanan
rutin adalah ditekankan kepada masalah pentingnya kesinambungan arah dan
kegiatan antara hal-hal yang direncanakan, integrasi antar program dalam
menyelesaikan masalah prioritas Puskesmas yang telah ditetapkan pada tiap
tahunnya, pelaksanaannya serta hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna.
2. Lokakarya mini tribulanan
Masalah kesehatan (termasuk kejadian kesakitan dan kematian) yang terjadi
dimasyarakat disebabkan oleh banyak faktor, dimana sebagai penyebab utamanya
diluar faktor kesehatan. Penyebab masalah kesehatan dapat disebabkan antara lain
40
oleh faktor lingkungan (termasuk sosial-ekonomi-budaya), perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan faktor keturunan. Oleh karena itu untuk
memecahkan masalah kesehatan dibutuhkan kerjasama antara sektor kesehatan
dengan sektor-sektor lain yang terkait dengan penyebab terjadinya masalah kesehatan.
Untuk menumbuhkan semangat kerjasama antar sektor yang terkait dalam
pembangunan kesehatan diperlukan upaya pengggalangan dan peningkatan kerjasama
lintas sektoral, agar diperoleh hasil yang optimal. Untuk memelihara kerjasama lintas
sektor perlu dilakukan upaya penggalangan dan pemantauan pelaksanaan kerjasama
melalui suatu forum lokakarya mini yang diselenggarakan setiap tribulan yang disebut
Lokakarya Mini Tribulanan. Lokakarya mini tribulanan bertujuan untuk
menginformasikan dan mengidentifikasikan capaian hasil kegiatan tribulan sebelumnya,
membahas dan memecahkan masalah dan hambatan yang dihadapi oleh lintas sektor
pada kegiatan tribulan sebelumnya, dan menganalisa serta memutuskan Rencana
Tindak Lanjut (RTL) dengan memasukkan aspek umpan balik dari masyarakat dan
sasaran program. Lokakarya mini bulanan tetap dilaksanakan jika pada bulan yang
bersamaan ada lokakarya mini tribulanan, dimana lokakarya mini bulanan
mempersiapkan bahan untuk pelaksanaan lokakarya mini tribulanan
C. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja
1. Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan internal dan
eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh
Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun
setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program. Adapun
pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain
dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat. Pengawasan yang dilakukan mencakup
aspek administratif, sumber daya, pencapaian kinerja program, dan teknis
pelayanan. Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana,
standar, peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu
dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan
dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan secara terjadwal atau
sewaktu-waktu. Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin
kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang
telah ditetapkan sebelumnya.
a) Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan,
mutu kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
b) Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang
akan datang
41
c) Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan
latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
d) Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan
akreditasi Puskesmas.
e) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera
pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian pelaksanaan pelayanan
kesehatan dan manajemen Puskesmasn. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas
kesehatan kabupaten/kota menetapkan Puskesmas kedalam kelompoknya
sesuai dengan pencapaian kinerjanya
D. Tindaklanjut
Merupakan kegiatan lanjutan setelah program/kegiatan dievaluasi apakah harus ada
kegiatan lanjutan seperti swepig atau peningkatan advokasi sehingga perencaan
yang akan datang lebih maksimal.
42
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. Ketenagaan
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non
kesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung
berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas
wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di
wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
Jenis Tenaga Kesehatan minimal terdiri dari :
1) dokter atau dokter layanan primer;
2) dokter gigi;
3) perawat;
4) bidan;
5) tenaga kesehatan masyarakat;
6) tenaga kesehatan lingkungan;
7) ahli teknologi laboratorium medik;
8) tenaga gizi; dan
9) tenaga kefarmasian.
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi
keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas.
B. Kualifikasi personil
Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak
pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Setiap Tenaga
Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin praktik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan
yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan laboratorium di Puskesmas harus memenuhi kriteria ketenagaan,
sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan. Pelayanan laboratorium dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
43
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Orientasi bagi pejabat baru atau pegawai baru dilaksanakan untuk kurun waktu
tiga (3) bulan dengan rincian kegiatan satu (1) bulan pertama perkenalan lingkungan
dalam gedung Puskesmas, satu bulan kedua (2) dilaksanakan untuk pengenalan
lingkungan luar gedung, satu bulan ketiga (3) dilaksanakan di tempat yang akan
ditempati dengan pendampingan dari petugas senior.
Dalam masa orientasi bagi pejabat atau pegawai baru tersebut wajib
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dari mulai
kehadiran kerja, jam kerja, cara berpakaian dan lain-lain. Pejabat atau pegawai yang
melaksanakan orientasi berkewajiban melaksanakan pelaporan dan mengikuti kegiatan
rutin lainya yang diselenggarakan di Puskesmas.
Dan selama dalam kurun waktu masa orientasi pejabat atau pegawai dipantau
dan dievaluasi kinerja dan kehadiran oleh pejabat yang berwenang, dan juga menerima
dan memperoleh masukan dari pendamping selama masa orientasi, dan apabila selama
masa orientasi menunjukan hal yang tidak memuaskan maka pejabat yang berwenang
memberikan teguran serta mengeluarkan surat ketidakpuasan akan kinerja pejabat atau
pegawai yang menjalani masa orientasi dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Subang serta ke BKSDM Kabupaten Subang.
44
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
45
wilayah kerja Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh pegawai
Puskesmas, dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Langkah-
langkah dan ketentuan penyelenggaraan lokakarya mini bulanan yang pertama adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan:
b. Pelaksanaan:
1) Masukan:
Uraian tugas setiap pegawai Puskesmas;
Data capaian Puskesmas tahun sebelumnya;
Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru berkaitan dengan
Puskesmas;
Informasi tentang tatacara penyusunan RPK tahunan dan RPK bulanan
Puskesmas.
46
2) Proses:
Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran, tanggung
jawab dan kewenangan setiap pegawai Puskesmas;
Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan lapangan/daerah binaan;
Analisis beban kerja tiap pegawai;
Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan
(darbin);
Penyusunan RPK tahun berjalan berdasarkan RUK yang telah ditetapkan;
Penyusunan RPK bulanan berdasarkan RPK tahunan;
Penyusunan RUK untuk tahun selanjutnya; dan atau
Penyusunan Rencana Lima Tahunan untuk periode selanjutnya;
3) Luaran:
Tersusunnya RPK tahunan berdasarkan prinsip keterpaduan dan
kesinambungan;
Tersusunnya RPK bulanan;
Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan RPK bulanan;
Matriks pembagian tugas dan darbin;
Bahan Musrenbangdes;
Draft RUK untuk tahun selanjutnya;
Draft Rencana Lima Tahunan (dalam siklus lima tahunan).
4) Ketentuan penyelenggaraan:
Pengarah: Kepala Puskesmas
Peserta: Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai yang bertugas di
Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa.
Waktu: Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan pertama disesuaikan dengan
jadwal sistem perencanaan pembangunan daerah. Diharapkan lokakarya mini
bulanan pertama dilaksanakan sebelum pelaksanaan Musrenbangdes.
47
Acara : Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan pertama bersifat
dinamis, dapat disusun sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan
kondisi Puskesmas setempat. Jadwal acara lokakarya mini bulanan pertama
dilaksanakan pada bulan Januari Minggu pertama. Susunan acara lokakarya mini
bulanan pertama adalah sebagai berikut:
Pembukaan dilanjutkan dinamika kelompok;
Pengenalan kebijakan maupun program baru;
Kegiatan bulanan Puskesmas;
Analisa beban kerja;
Pembagian tugas dan daerah binaan;
Penyusunan RPK tahunan;
Penyusunan RPK bulanan;
Penyusunan bahan Musrenbangdes;
Penyusunan draft RUK untuk tahun selanjutnya;
Kesepakatan untuk melaksanakan RPK bulanan; dan atau
Penyusunan Rencana Lima Tahunan untuk periode selanjutnya.
Tempat: Diupayakan agar lokakarya mini dapat diselenggarakan di Puskesmas,
apabila tidak memungkinkan dapat menggunakan tempat lain yang lokasinya
berdekatan dengan Puskesmas. Ruang yang dipakai hendaknya cukup untuk
menampung semua peserta. Pengaturan tempat sebaiknya seperti huruf “U”.
48
Informasi kebijakan baru dan atau program baru yang harus dilaksanakan di
Puskesmas.
Rencana tindakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja bulan yang akan
datang.
Bahan Musrenbangcam (khusus untuk lokakarya mini bulan ke dua).
b. Penyelenggaraan:
1) Masukan:
Laporan hasil kegiatan bulan lalu;
Rencana awal pelaksanaan program/kegiatan bulan ini;
Informasi tentang hasil rapat dikabupaten/kota, informasi tentang hasil rapat di
kecamatan, informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru.
Hasil pelaksanaan audit internal dalam rangka pelaksanaan akreditasi, sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh tim audit internal.
2) Proses:
Melakukan analisis capaian kinerja bulanan Puskesmas dan hasil pelaksanaan
audit internal.
Memetakan masalah dan penyebab masalah yang dikaitkan dengan kepatuhan
terhadap standar operasional prosedur yang telah disusun.
Menyusun rencana tindak lanjut berupa rencana kerja pemecahan masalah
berdasarkan daerah binaan yang disesuaikan dengan RPK yang ada. Jika tindak
49
lanjut yang diputuskan tidak terakomodir oleh RPK maka kegiatannya
diinventarisir dan dikomunikasikan pada lokakarya tribulanan.
Pada periode tengah tahun, dapat dilakukan evaluasi tengah tahun (midterm
evaluation) kinerja Puskesmas dalam 6 (enam) bulan pertama terhadap target
yang ditetapkan, dan bila memungkinkan, RPK semester selanjutnya dapat
disesuaikan dengan hasil evaluasi.
Pembahasan RUK untuk tahun selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi terkini.
3) Luaran
Rencana tindak lanjut yang berupa RPK bulan berikutnya;
Komitmen untuk melaksanakan RPK yang telah disusun;
Bahan yang akan disampaikan pada lokakarya mini tribulanan; dan/atau
Rekomendasi pertemuan tinjauan manajemen.
4) Ketentuan penyelenggaraan:
Pengarah: Kepala Puskesmas. Pada saat pembahasan hasil audit internal pada
pertemuan tinjauan manajemen, pimpinan forum diserahkan kepada ketua tim
audit internal.
Peserta:
Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai yang bertugas di Puskesmas
Pembantu dan Pos Kesehatan Desa.
Sesuai dengan kewenangan Puskesmas dalam mengoordinasikan dan
melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
wilayah kerjanya, maka kegiatan lokakarya mini bulanan harus melibatkan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Melalui forum
tersebut, Puskesmas dapat menyampaikan hal-hal yang perlu didukung oleh
jejaring didalam menyelesaikan masalah kesehatan diwilayah kerja Puskesmas
dari hasil analisa data Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga,
atau sebaliknya, bila terdapat masalah kondisi kesehatan keluarga yang menjadi
kepesertaan JKN di jejaring fasilitas pelayanan kesehatan yang perlu dilakukan
intervensi oleh Puskesmas. Sehubungan dengan hal tersebut maka Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatannya dapat saling memberikan data
keluarga kepesertaan JKN yang membutuhkan intervensi karena kepesertaan
penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas dapat tercatat pada jejaring
fasilitaa pelayanan kesehatan.
Waktu: Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin disesuaikan dengan
kondisi dan situasi Puskesmas. Waktu ideal adalah minggu pertama atau waktu
lain yang dianggap tepat. Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa lokakarya
mini bulanan rutin dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pegawai Puskesmas,
tanpa mengganggu aktivitas pelayanan serta dapat tercapai tujuan.
50
Acara: Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan rutin bersifat
dinamis, dapat disusun sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan
kondisi Puskesmas setempat. Susunan acara lokakarya mini bulanan rutin
adalah sebagai berikut:
Pembukaan;
Pengenalan program baru (apabila ada);
Inventarisasi hasil kegiatan (termasuk hambatan) bulan lalu;
Analisa pemecahan masalah dan pemecahannya;
Penyusunan kegiatan bulan berikutnya;
Penyusunan bahan untuk lokakarya mini tribulanan;
Pembagian tugas bulan berikutnya;
Kesepakatan untuk melaksanakan RPK bulan berikutnya; dan atau
Pertemuan tinjauan manajemen, sesuai jadwal tim audit internal.
Tempat seperti lokakarya mini bulanan pertama.
51
a) Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama
Lokakarya Mini Tribulanan yang Pertama merupakan lokakarya penggalangan tim
yang diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya
rencana kegiatan sektoral yang terkait dengan pembangunan kesehatan. Pada tahapan
ini, Puskesmas mendiskusikan usulan yang akan disampaikan didalam Musrenbang
kecamatan yang memerlukan dukungan dari lintas sektor terkait, sehingga pada saat
dilaksanakan Musrenbang kecamatan semua pihak sudah tersosialisasi dan dapat
mendukung program kesehatan di tingkat kecamatan.
Pengorganisasian dilaksanakan untuk penentuan penanggungjawab dan pelaksana
setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah
kerja kecamatan dilakukan pembagian habis kepada seluruh sektor terkait, dengan
mempertimbangkan kewenangan dan bidang yang dimilikinya. Langkah-langkah
lokakarya mini tribulanan yang pertama adalah sebagai berikut:
a. Masukan
b. Proses
c. Luaran
52
b) Lokakarya Mini Tribulanan Rutin
Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas, maka lokakarya mini tribulanan rutin
merupakan tindaklanjut dari penggalangan kerjasama lintas sektoral yang telah
dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap. Penyelenggaraan
lokakarya mini tribulanan rutin dilakukan oleh camat dan Puskesmas dibantu sektor
terkait dikecamatan. Tahapan Lokakarya mini tribulanan rutin:
Masukan
Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait.
Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan
program kesehatan.
Pemberian informasi baru.
Proses
Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan.
Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor.
Merumuskan cara penyelesaian masalah.
Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan menyepakati kegiatan berikutnya.
c. Luaran
53
Peran sektor terkait :
a) Usulan kontribusi kegiatan masing masing sektor yang mendukung
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.
b) Menyepakati hasil lokakarya mini.
Peserta Lokakarya mini tribulanan lintas sektor dipimpin oleh Camat, adapun
peserta lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut:
Dinas kesehatan kabupaten/kota.
Tim Penggerak PKK kecamatan/distrik.
Puskesmas diwilayah kecamatan/distrik.
Staf kecamatan, antara lain: sekretaris camat, unit lain yang terkait.
Lintas sektor dikecamatan, antara lain: pertanian, agama, pendidikan, BKKBN,
sosial (sesuai dengan lintas sektor yang ada di kecamatan/distrik).
Lembaga/organisasi kemasyarakatan, antara lain: Tim Penggerak PKK
kecamatan/distrik.
Waktu Lokakarya mini tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan
pada tribulan pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan untuk selanjutnya
dilaksanakan setiap tribulan. Adapun waktu penyelenggaraan disesuaikan
dengan kondisi setempat. Yang perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan
agar seluruh peserta dapat menghadiri lokakarya.
Tempat Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas sektor adalah
di kecamatan/distrik atau tempat lain yang dianggap sesuai.
Acara: Jadwal acara lokakarya mini tribulanan pertama dan lokakarya mini
tribulanan rutin dibuat sesuai dengan kondisi Puskesmas.
54
BAB XI
PELAPORAN
55
6) Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari
waktu ke waktu.
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis
dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi untuk menentukan
seberapa efektif dan efisien pelayanan Puskesmas disediakan, serta sasaran yang
dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas
dilaksanakan oleh Puskesmas dan kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota. Tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja adalah agar
Puskesmas:
1) Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan,
mutu kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
2) Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang akan
datang.
3) Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan
adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
4) Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan
akreditasi Puskesmas.
5) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera
pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian pelaksanaan pelayanan kesehatan
dan manajemen Puskesmas sebagai berikut:
1) Laporan Harian, yang tercatat dalam buku kegiatan harian pegawai dengan
disertakan data hasil kegiatan serta dokumentasi hasil kegiatan.
2) Laporan Bulanan, berdasarkan format pelaopran yang telah disepakati sebelumnya
dengan rangkap dua (2) dan tersusun rapih dalam map serta melampirkan hasil
kegiatan bulanan juga dokumentasi hasil kegiatan selama satu (1) bulan, paling
lambat diserahkan setiap tanggal 28 setiap bulanya.
3) Laporan Tahunan, berdasarkan format pelaopran yang telah disepakati sebelumnya
dengan rangkap dua (2) dan tersusun rapih dalam map serta melampirkan hasil
kegiatan tahunan juga dokumentasi hasil kegiatan selama satu (1) tahun, paling
lambat diserahkan tanggal 26 Desember.
56