Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan juga merupakan unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sebagaimana yang diamanatkan dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan di
bidang kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan upaya lintas program
dan lintas sektor, serta tidak dapat dilepaskan juga dari hasil upaya-upaya yang
dilaksanakan pada periode sebelumnya.
Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya subsistem upaya kesehatan bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan
Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan
kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat masyarakat serta
menyukseskan program jaminan sosial nasional.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (Permenkes
No. 75 Tahun 2014).

Operasionalisasi administratif dan payung hukum UPTD Puskesmas DTP


Legonkulon ini berdasarkan Peraturan Bupati Subang Nomor 15 Tahun 2018 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan
Masyarakat dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Daerah Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Subang, Peraturan Bupati Subang Nomor 441/Kep.139-
Dinkes/2015 tentang Penetapan Nama – Nama Puskesmas Dengan Tempat Perawatan
(DTP) dan Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di
Wilayah Kabupaten Subang Tahun 2015, Peraturan Bupati Subang Nomor 441/Kep.
274-Dinkes/2017 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Dengan Kawasan Perkotaan,
Pedesaan dan Terpencil/Sangat Terpencil. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Subang Nomor 441/010.1/II/2017 tentang Struktur Organisasi Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di Kabupaten Subang Tahun 2017, Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Nomor 445.5.2/038/Dinkes-PKM/IX-2013
1
tentang Ijin Operasional Puskesmas Legonkulon Desa Legonkulon Kecamatan
Legonkulon Kabupaten Subang.

Kriteria Puskesmas Legonkulon ini termasuk Puskesmas Pedesaan,


sebagaimana lokasi dan aksesibilitasnya dapat digambarkan sebagai berikut; wilayah
kerja UPTD Puskesmas DTP Legonkulon meliputi seluruh wilayah Kecamatan
Legonkulon yang terdiri dari 7 desa dengan kontur tanah pedesaan agraris yang
berbukit dan lembah dengan suhu udara yang cukup panas. Lokasi gedung Puskesmas
berada di desa Legonkulon di Jalan Raya Pangarengan No. 76 Km 54 dari sumber
pusat kota Kabupaten Subang maupun dari Pusat Kota Subang yang merupakan
daerah paling Utara di pulau Jawa yang langsung berbatasan dengan laut Jawa.
Letaknya yang relatif strategis dengan jalan raya memungkinkan aksesibilitas
kemudahan masyarakat untuk datang mendapatkan pelayanan kesehatan.

1.2 Landasan Hukum


Adapun landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan organisasi
Puskesmas Legonkulon :
1. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 828/Menkes/Per/V/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/V/2008 tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114) ;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 7 Tahun 2016, tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Subang ;
9. Peraturan Bupati Kabupaten Subang Nomor 32 Tahun 2016, tentang Susunan
Organisasi Perangkat Daerah Dinas.
1.3 Maksud dan Tujuan
Penyusunan organisasi ini dimaksudkan agar seluruh program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Legonkulon berjalan lancar dan
tidak tumpangtindih sesuai dengan tugas dan fungsinya. Adapun tujuan dari
pengorganisasian ini adalah :
1. Sebagai pedoman/acuan resmi bagi Puskesmas Legonkulon dalam
perencanaan program dan kegiatan pembangunan;

2
2. Menyediakan tolok ukur kinerja untuk mengevaluasi kinerja pembangunan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Legonkulon.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM FKTP

2.1 Keadaan Umum

a. Data Geografi

Wilayah Kecamatan Legonkulon secara geografis terletak dibagian utara Kabupaten


Subang yang berbatasan langsung dengan laut Jawa dengan luas wilayah 7.237.168
Ha dan kepadatan penduduk 341,7 jiwa/Km, batas wilayah Kecamatan Legonkulon di
sebelah utara laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pusakanagara,
disebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pamanukan dan sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Sukasari.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kecamatan Legonkulon

Secara administratif Kecamatan Legonkulon dibagi dalam 7 desa dengan katagori 2


desa swakarya dan 5 desa swadaya, 93 RT dan 36 RW, dengan jumlah penduduk pada
tahun 2017 berjumlah 25.395 Jiwa.

Secara umum wilayah kecamatan Legonkulon beriklim tropis sehingga sebagian


besar tanah yang ada dijadikan lahan pertanian dan perempangan yang produktip.

Dengan ketinggian 0 – 200 cm diatas permukaan air laut, berdasarkan topografinya


kecamatan Legonkulon termasuk dalam daerah pantai yang meliputi desa Karangmulya,
desa Bobos, desa Legonkulon, desa Tegalurung, desa Pangarengan, desa Legonwetan
dan desa Mayangan yang mana sektor pertanian dan tambak yang menjadi unggulan.

4
Kecamatan Legonkulon merupakan daerah yang mudah dijangkau dengan 2 pintu
masuk kecamatan Legonkulon melalui jalur tengah ada jalan raya Pamanukan Pondok
Bali dan dari jalur barat ada jalan Pamanukan - Tegalurung dengan jarak tempuh 150
km ke ibu kota kabupaten, masih ada daerah yang hanya bisa didatangi dengan
kendaraan roda 2 saja dan kalau sedang musim hujan hanya menggunakan perahu
untuk sarana transportasi.

b. Data Demografi

1) Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Legonkulon pada tahun 2017 sebanyak 25.395


jiwa dengan jumlah laki-laki 12.533 Jiwa dan Perempuan 12.862 Jiwa, yang artinya
terjadi peingkatan jumlah penduduk yang tidak signifikan dari Tahun 2016 dengan
11.108 jiwa laki-laki dan 12.742 jiwa perempuan dengan jumlah total 24.850 jiwa.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Perjenis Kelamin

NO DESA LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

1 Karangmulya 2.196 2.187 4.383

2 Bobos 2.208 2.156 4.364

3 Legonkulon 2.112 2.767 4.879

4 Pangarengan 1.958 1.888 3.846

5 Tegalurung 2.159 2.156 4.315

6 Mayangan 500 508 1.008

7 Legonwetan 1.400 1.200 2.600

Jumlah 12.533 12.862 25.395

Sumber ( Lap.Kependudukan Kecamatan Bulan Desember 2017 )

Kecamatan Legonkulon memiliki luas 7.237.168 ha, dengan jumlah penduduk


25.395 Jiwa memiliki tingkat kepadatan penduduk 341,7 jiwa/Km2.

Tingkat kepadatan penduduk juga dipengaruhi oleh mobilitas penduduk, baik


emigrasi maupun imigrasi, pola mobilitas penduduk di kecamatan Legonkulon adalah
lebih besar imigrasi dari pada emigrasi, itu erat kaitanya dengan wilayah Legonkulon
merupakan penyumbang tenaga kerja keluar negeri yang didominasi oleh perempuan,
dan itu akan mempengaruhi masalah-masalah kesehatan yang bersipat lintas batas
seperti penyakit menular seksual.

5
2) Ekonomi ( Daya beli )

Krisis ekonomi dunia sampai saat ini masih berdampak pada roda perekonomian
masyarakat dimana itu menyebabkan harga-harga yang cenderung tidak stabil sehingga
sangat mempengaruhi pada daya jangkau kemampuan masyarakat dalam memperoleh
barang dan jasa.

Dan keberadaan tersebut diperparah oleh hancurnya lahan-lahan produktip yang


menjadi andalan karena banjir atau masuknya air laut hingga memasuki lahan-lahan
potensial penyumbang peningkatan perekonomian seperti pesawahan dan
perempangan/tambak.

2.2 Keadaan Khusus

a. Pola Penyakit

Pada Tahun 2017 Penyakit berbasis lingkungan masih mendominisasi 10 besar


penyakit, yaitu seperti dermatitis, ISPA, myalgia, karies, rheumatoid dan penyakit infeksi
lainya serta hipertensi semua itu disebabkan oleh infeksi ataupun karena gaya hidup
yang tidak sehat

b. Morbiditas ( Angka Kesakitan )

Angka kesakitan ( Prevalensi ) di kecamatan Legonkulon masih banyak terjadi


kasus penyakit menular karena terpengaruh akan iklim dan kondisi alam yang ekstrim,
dimana perubahan musim akan sangat terasa sekali juga dengan tingginya angka
mobilisasi penduduk baik sebagai tenaga kerja keluar negeri, adanya lokasi wisata yang
selalu diminati turis domestik, hasil potensi alam yang berlimpah seperti padi dan hasil
laut atau tambak serta adanya lokalisasi. Semua itu akan berdampak terhadap
penyebaran suatu penyakit menular sehingga sangat sulit terdeteksi ataupun memutus
mata rantai penularan penyakit.

c. Mortalitas ( Angka Kematian )

Pada umumnya kematian digolongkan kedalam kematian bayi, kematian ibu,


kematian balita dan kematian kasar ( semua umur )

Angka kematian kasar atau AKK ( Crude Death Rate/CDR ) dapat digunakan
sebagai petunjuk umum status kesehatan masyarakat, dan biasa digunakan dalam
perhitungan laju pertumbuhan penduduk walaupun penilaian yang dilakaukan secara
kasar dan tidak langsung.

6
d. CFR ( Case Fatality Rate )

Proporsi orang yang meninggal akibat suatu penyakit diantara orang menderita
penyakit.

e. Kasus Kematian Bayi

Angka kematian bayi ( AKB ) atau infant Mortality Rate ( IMR ) adalah jumlah
kematian bayi dibawah usia 1 tahun pada tiap 1000 kelahiran hidup. Angka ini
merupakan indikator sensitif terhadap ketersediaan pemanfaatan kualitas pelayanan
kesehatan terutama pelayanan perinatal juga berkaitan erat dengan pendapatan
keluarga, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu dan keadaan gizi keluarga.

Angka kematian bayi setiap tahun didapat dari perhitungan Badan Pusat Statistik,
laporan bidan desa dan pemerintahan desa. berbagai upaya telah dilakukan untuk
menurunkan angka kematian bayi tersebut dan estimasi angka kematian bayi dilakukan
oleh kantor statistik berdasarkan hasil perhitungan data sensus atau survey.

Pada tahun 2015 kematian bayi 0 kasus dari 453 kelahiran hidup, dan pada
tahun 2016 kematian bayi 0 dari 490 kelahiran hidup, dan pada tahun 2017 kematian
bayi 0 kasus dari 481 kelahiran hidup. Kematian neonatus tahun 2015 ada 0 kasus,
pada tahun 2016 kematian neonatus 0 kasus, dari 490 kelahiran hidup, pada tahun
2017 ada 4 kasus kematian neonatus dari 481 kelahiran hidup.

Pada Tahun 2015 penyebab kematian neonatus 0 kasus akibat dari IUFD . pada
tahun 2016 sebanyak 0 kasus , Lahir mati 0 orang, BBLR 0 orang, congenital 0 orang,
aspiksi 0 orang, aspirasi 0 orang dan IUFD 0 orang. Pada tahun 2017 ada 4 kasus
kematian akibat dari IUFD 3 kasus dan kelainan darah 1 kasus tempat kematian di
RSU.

Pada Tahun 2015 penyebab kematian bayi 0 kasus adalah karena ISPA 0 kasus,
dan pada tahun 2016 ada 1 kasus kematian akibat pneumonia , sedangkan untuk
tahun 2017 tidak ada kasus kematian. Kematian bayi dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tahun
No Desa
2015 2016 2017
1 Karangmulya
2 Bobos
3 Legonkulon
4 Pangarengan
5 Tegalurung
6 Mayangan
7 Legonwetan

7
f. Kasus Kematian Ibu

Angka kematian ibu ( AKI ) atau maternal mortality rate menunjukan jumlah
kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan masa nifas pada setiap 1000 kelaiharan
hidup dalam suatu kurun waktu tertentu diwilayah tertentu. angka ini mencerminkan
tingkat kecerdasan perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, keadaan social
ekonomi, kondisi lingkungan serta fasilitas dan tingkat pelayanan kesehatan prenatal
dan obstetric. Beberapa faktor yang mempengaruhi AKI secara langsung adalah status
gizi, anemia pada kehamilan, terlambat dan terlalu muda. beberapa faktor mendasar
yang mempengaruhinya adalah tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu, lingkungan
fisik, budaya dan sosial ekonomi.

Angka kematian Ibu di kecamatan Legonkulon akibat persalinan dimana pada


tahun 2015 ada 0 orang, pada tahun 2016 kematian ibu 2 orang dan pada tahun 2017
kematian ibu 0 orang.

Penyebab kematian pada tahun 2015 adalah 0 kasus, pada tahun 2016 ada 2
kasus, serta tahun 2017 tidak ada kasus, kasus kematian. Untuk penolong persalinan
pada tahun 2015 tidak ada kasus, tahun 2016 ada 2 kasus akibat penyakit jantung ,
tahun 2017 tidak ada kematian ibu. Kematian ibu dapat dilihat dari tabel berikut :

Tahun
No Desa
2015 2016 2017
1 Karangmulya
2 Bobos
3 Legonkulon
4 Pangarengan
5 Tegalurung
6 Mayangan
7 Legonwetan

g. Kematian Balita

Angka kematian balita ( AKABA ) adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun
per 1000 kelahiran hidup, yang didapatkan sebagai hasil perhitungan Badan Pusat
Statistik. Angka ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan serta faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak dan balita
seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Tahun 2015 ada 1 kasus
kematian akibat KLL, tahun 2016 kasus kematian balita 0 kasus, pada tahun 2017

8
kasus kematian balita 1 kasus akibat DBD, kasus kematian balita dapat dilihat pada
tabel dibawah :

Tahun
No Desa
2015 2016 2017
1 Karangmulya
2 Bobos
3 Legonkulon
4 Pangarengan
5 Tegalurung
6 Mayangan
7 Legonwetan

2.3 Kondisi Jumlah dan jenis Sarana Yang Ada

Pelayanan kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna akan terlaksana
secara optimal bila kebutuhan sarana memadai, Kecamatan Legonkulon terdapat 1
Puskesmas induk dengan jumlah penduduk Kecamatan 25.395 Jiwa dan standar ratio
Puskesmas terhadap penduduk adalah 1: 30.000 Jiwa.

Untuk meningkatkan akses pelayanan Puskesmas Legonkulon di lengkapi


dengan 1 puskesmas Pembantu yang terletak di desa Mayangan dengan kondisi hancur
akibat banjir rob sementara untuk pelayanan sementara dilaksanakan dengan
Puskesmas keliling dan 4 Polindes di desa Pangarengan, desa Tegalurung, desa Bobos
dan desa Karangmulya, desa Legonkulon 1 Poskesdes, sedangkan untuk Puskesmas
keliling roda 4 ada 1 buah dan kendaraan roda 2 ada 4 buah. Ketersediaan sarana di
Puskesmas dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Kondisi Pemanfaatan

No Jenis Sarana
Tidak layak
Baik Rusak Layak pakai
pakai

9
Kondisi Puskesmas Legonkulon masih perlu dilakukan rehab bagian Poned,
pemasangan daun pintu dan penambahan alat-alat laboratorium dan radiologi, karena
wilayah pantura lingkunganya yang gampang membuat bangunan atau peralatan cepat
rusak karena karat atau rembesan air asin dan tahun terakhir direhab pada tahun 2017
dengan hasil tidak memuaskan dimana dinding pemisah terbuka serta tanpa ada pintu
dan sarana air bersih, untuk Pustu Mayangan diusulkan dibangun oleh anggaran PNPM
sehat cerdas dan tereslisasi Tahun 2017 dengan kekurangan air bersih, listrik, alkes dan
meubeler.

Untuk Polindes tahun terakhir mendapat rehab yaitu pada tahun 2017 di Polindes
desa Pangarengan, sedangkan untuk alat-alat kesehatan sama saja kondisi dan
jumlahnya sudah sangat memprihatinkan, dari 7 Polindes baru 4 Polindes yang telah
mendapat alokasi bidan kit sisasnya memperoleh alokasi pada tahun 2015, 1 polindes 3
polindes belum sama sekali.

2.4 Kondisi SDM yang Ada

Tenaga Kesehatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No.32 tahun 1996


tentang tenaga kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Tenaga Medis ( meliputi dokter, dan dokter gigi )

2. Tenaga keperawatan ( Meliputi perawat dan bidan )

3. Tenaga keparmasian ( Meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker )

4. Tenaga kesehatan masyarakat ( Meliputi epidemiologi kesehatan, entomolog


kesehatan, mikrobiologi kesegahatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan
dan sanitarian )

5. Tenaga gizi ( Meliputi nutrision dan dietisien )

6. Tenaga keterapian fisik ( meliputi fisioterapis, okuterapis dan terpis wicara )

7. Tenaga keteknisan medis ( meliputi radiographer, radioterafis, teknisi gigi, teknisi


elektromedis, analisa kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi
transpusi dan perekam medis )

Sampai dengan tahun 2017 tenaga kesehatan di Kecamatan legonkulon


tenaganya masih belum sesuai dengan standar, masih terdapat kesenjangan disiplin
ilmu yang dibutuhkan. Tenaga Medis ada 1 orang, kepala Puskesmas 1 orang , tenaga
keperawatan ada 17 orang, dokter umum1 orang dan 1 tenaga administrasi. dengan

10
tingkat pendidikan Kebidanan D3 ada 8 orang, D14 Kebidanan ada 4 orang, untuk
sarjana keperawatan 6 orang, AKPER ada 8 orang dan SPK ada 1 orang. Tenaga
kesehatan masyarakat ada 0 orang D3 Kesehatan lingkungan 1 orang, sedangkan
tenaga sarjana administrasi 1, tenaga manajemen 1 orang, dan tenaga SMA ada 1
orang. Kebutuhan tenaga terutama untuk dokter umum, dokter gigi, apoteker, analis
lab, tenaga nutrision, driver, analis komputer, konsultan keuangan dan perawat. kondisi
ketenagaan dapat dilihat pada tabel berikut :

No Jenis Ketenagaan Standar Yang ada


1 Dokter 2 1
2 Dokter Gigi 1
3 Apoteker 1 1
4 Asisten Apoteker 2 1
5 Perawat 18 11
6 Perawat Gigi 2 1
7 Bidan 19 10
8 Bidan Desa 7 7
9 Analis Laboratorium 1 1
10 Kesehatan Masyarakat 1
11 Nutrisionis 2 1
12 Sanitarian 1 1
13 Rekam Medis 1
14 Akuntansi 1
15 Pekarya 2 3
16 Penjaga 1
17 Kebersihan 1 2
18 Pengemudi ambulance 1
19 Operator 1
20 Kepala PKM 1 1
21 Kasubag Tata Usaha 1 1

Tenaga kader adalah masyarakat yang membaktikan diri dalam pekerjaanya


untuk membantu dan peduli akan kesehatan lingkungannya, jumlah tenaga kader
seluruhnya ada 160 kader dengan jumlah kader aktif ada 60 kader yang selalu aktip
dalam setiap penimbangan Posyandu, kader Posbindu ada 21 orang dan yang aktip ada
7 orang, kader Jumantik ada 7 orang dan yang aktip 7 orang. untuk sumber daya
kesehatan lainya dapat dilihat pada tabel berikut :

11
No Sumber daya Terdaftar Aktif
1 Kader Posyandu
2 Kader Jumantik
3 Kader Gizi
4 Kader Posbindu
5 Dokcil
6 PMI
7 PMR
8 SBH
9 Guru UKS

2.5 Pembiayaan

Besar pembiayaan kesehatan di Kecamatan legonkulon pada tahun 2017 yang


bersumber dari BOK Rp 313.100.000,- dari BOP Rp.53.915.000,- dari Kapitasi BPJS
Murni Rp.937.514.700,- silpa Rp. 593.332.537,- dan dari Non Kapitasi BPJS Rp.
120.000.000,-

2.6 Perilaku Masyarakat

Perilaku masyarakat mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan


derajat kesehatan masyarakat, ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi
perilaku masyarakat antara lain: lingkungan, pendidikan, keturunan, kebiasaan, ekonomi
dan iklim.

Untuk masyarakat legonkulon yang notabane orang pesisir gaya hidup yang
boros dan kepercaayan pada mistik yang masih sangat tinggi menyebabkan perilakunya
lebih mendahulukan apa yang dipinta paranormal dari pada ketempat pelayanan
kesehatan dan itu menjadi alternatip terakhir. juga banyaknya tenaga kerja wanita yang
pergi mencari peruntungan di luar negri membuat adanya resiko untuk penyebaran
penyakit IMS atau HIV/AIDS.

Kegiatan olahraga juga masih menjadi pavorit bagi para pemuda dan pemudi
juga dengan adanya peran dari para pemuka agama ataupun adat yang masih
mempunyai peran yang dominant dalam mempengaruhi perilaku masyarakat. serta
dengan keberadaan obyek wisata laut itu juga membuat masyarakat bisa melakukan
refresing sekaligus mencari rejeki.

2.7 Jumlah Masyarakat Miskin

Dalam tahun 2017 terdaptar ada 11.211 jiwa Masyarakat miskin yang tersebar di desa
Karangmulya 1.392 jiwa, masyarakat miskin di desa Bobos 1.502 jiwa, masyarakat

12
miskin di desa Legonkulon 3.159 jiwa, Masyarakat miskin di desa Tegalurung 1.662
jiwa, masyarakat miskin di desa Pangarengan 1.645 jiwa, masyarakat miskin di desa
Legonwetan 1.336 jiwa dan masyarakat miskin di desa Mayangan 518 jiwa.

13
BAB III
VISI DAN MISI UPTD PUSKESMAS DTP LEGONKULON

3.1 Visi Organisasi


UPTD Puskesmas DTP Legonkulon mempunyai visi yang berkesesuaian dengan visi
dinas Kesehatan Kabupaten Subang, yaitu : Terwujudnya Kecamatan Legonkulon Sehat
Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pesisir Untuk Kemandirian
Kesehatan Tahun 2023.

3.2 Misi Organisasi


Untuk mencapai visi organisasi tersebut disusun misi dalam 3 (tiga) point di UPTD
Puskesmas DTP Legonkulon sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan


perilaku hidup sehat agar dicapai derajat kesehatan yang maksimal.
2. Melaksanakan pengelolaan manajemen Puskesmas secara terencana dan
terintegrasi untuk peningkatan mutu pelayanan prima.
3. Memberdayakan individu, keluarga dan lingkungan agar peduli kesehatan
sehingga terbentuk kegotongroyongan untuk hidup sehat.

Berkaitan dengan mengemban misi Puskesmas, maka dilakukan langkah-langkah


strategi untuk mencapainya, antara lain :

1. Optimalisasi sumber daya tenaga, sarana dan manajemen untuk meningkatkan


status kesehatan masyarakat;
2. Optimalisasi standar prosedur operasional (SPO) pelayanan kesehatan menuju
pelayanan bermutu;
3. Tingkatkan pelayanan kesehatan yang proporsional dan terjangkau;
4. Penggerakkan lintas sektoral dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kesehatan.
3.3 Moto
Motto kebijakan manajemen penyelenggaraan pelayanan kesehatan di UPTD
Puskesmas DTP Legonkulon adalah “SEHAT”.

 Senyum kepada setiap pelanggan/klien yang berkunjung maupun masyarakat;


 Empati terhadap klien maupun masyarakat yang dihadapi, sebagai wujud
kebajikan hati dan profesionalisme pelayanan Puskesmas;
 Humanis bagi pelanggan/klien maupun masyarakat yang membutuhkan;
 Aspiratif dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan berkualitas tinggi;
 Tertib dalam budaya malu dalam bekerja;
3.4 Tata Nilai

14
Dalam mencapai visi dan misinya, UPTD Puskesmas DTP Legonkulon berkomitmen
untuk menerapkan tata nilai ( PISAN ), sebagai berikut :
a. Profesional
- Profesioanal adalah dalam melaksanakan tugas baik dalam upaya pelayanan
dan upaya masyarakat sesuai dengan kompetensi (pendidikan, pelatihan,
keterampilan, pengalaman).
- Melayani dengan hati
- Melakukan pekerjaan sesuai SOP
b. Integritas
- Mempunyai sifat jujur, dapat dipercaya dan mengikuti aturan yang berlaku

- Menjaga nama baik institusi

c. Visioner
Visioner adalah setiap karyawan mempunyai visi kedepan dan mampu
berinovasi dalam kegiatan penyelenggaraan Puskesmas

d. Akuntabel
Menerapkan transparansi dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan
Puskesmas dan dapat dipertanggungjawabkan.

e. Kerjasama
Semua karyawan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan
penyelenggaraan Puskesmas

3.5 Kebijakan Mutu


Perumusan dan penjelasan terhadap kebijakan mutu adalah dari telaah visi di
maksud, menghasilkan pokok-pokok visi yang diterjemahkan pengertiannya,
sebagaimana tabel di bawah ini. Visi: “ Kabupaten Subang sebagai daerah
agrobisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan dan religius
melalui pemberdayaan masyarakat dan pelayanan prima”
Pokok-pokok Visi Penjabaran Visi

Sebagai Kota yang memiliki produk jasa


service city pertanian yang berkualitas dan berdaya
Agrobisnis saing tinggi

1. Jasa layanannya menghasilkan nilai tambah ekonomi yang mampu menarik


kehadiran investor dan pelaku pasar lainnya

15
2. Tersedianya dukungan sarana dan prasarana berupa sumber daya manusia dan
infrastruktur yang baik dan memadai
Service city Layanan pemerintahan yang
Pariwisata dan Indusrti diselenggarakan secara prima, antara
lain ditandai oleh:
1. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi canggih dalam penyelenggaraan
layanannya
2. Dikelola dengan manajemen modern yang handal dan efisien
3. Memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup
4. Memiliki daya saing tinggi
5. Mampu menghasilkan output dan outcome yang berkualitas prima
Service city Mewujudkan pembangunan Kota Subang
Lingkungan yang sehat yang :
1. iklim usaha yang kondusif dan mandiri
2. lingkungan yang bersih dan bebas polusi
3. kebutuhan air bersihnya terpenuhi dan sanitasinya bagus

4. pemanfaatan lahannya mempertimbangkan aspek konservasi


5. tata ruangnya mampu mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dan pola hidup sehat.
Service city yang Religius Antara lain ditandai oleh:
1. sumber daya manusia yang berkualitas

2. pendidikan keagamaan yang profesional dan berdaya saing tinggi

3. tata kelola pendidikan keagamaan yang profesional

4. terbukanya akses pengetahuan dan teknologi

Service city Layanan pemerintahan yang mampu


Pemberdayaan memberi nilai tambah ekonomi dan
membawa dampak positif bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat,
antara lain ditandai dengan :

a. Meningkatnya pendidikan dan kualitas SDM


b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c. Meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat

16
BAB IV
STRUKTUR ORGISASISI

A. Pola Organisasi
Puskesmas Legonkulon telah teregristrasi di Kementerian Kesehatan Indonesia
dengan Nomor registrasi P3213210201, ijin opersional Puskesmas berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Nomor :
445.5.2/038/dinkes-PKM/IX/2013 tentang Izin Operasional Puskesmas Legonkulon
Desa Legonkulon Kecamatan Legonkulon Kabupaten Subang, Pola struktur
organisasi Puskesmas kawasan pedesaan adalah sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan
paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa
kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen
Puskesmas.
2. Kasubag Tata Usaha
Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi Puskesmas,
kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
3. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang
membawahi:
a. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. pelayanan kesehatan lingkungan
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a. pelayanan kesehatan jiwa
b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. pelayanan kesehatan olahraga
e. pelayanan kesehatan indera
f. pelayanan kesehatan lansia
g. pelayanan kesehatan kerja
h. pelayanan kesehatan lainnya
5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium Membawahi beberapa
kegiatan, yaitu:

17
a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. pelayanan gawat darurat
e. pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. pelayanan persalinan
g. pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat inap
h. pelayanan kefarmasian
i. pelayanan laboratorium
6. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
B. Katagori Puskesmas
Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan
dan kondisi masyarakat, Puskesmas dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah
kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Puskesmas kawasan pedesaan merupakan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3
(tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
1) aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris;
2) memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas
berupa bioskop atau hotel;
3) rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen; dan
terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas kesehatan;
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
2) pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh masyarakat;
3) optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
4) pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat perdesaan.
C. Kemampuan Puskesmas
Berdasarkan Keputusan Bupati Subang Nomor : 440/kep.79-dinkes/2012 tentang
Penetapan Nama-nama Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) dan Puskesmas

18
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency (PONED) di Wilayan Kabupaten Subang,
bahwa kemampuan penyelenggaraan, Puskesmas dikategorikan sebagai Puskesmas
rawat inap. Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber
daya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan. Dengan ketentuan :
1. Ketentuan umum:
a) Puskesmas yang menjadi Puskesmas rawat inap merupakan Puskesmas yang
letaknya strategis terhadap Puskesmas non rawat inap dan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama disekitarnya, yang dapat dikembangkan menjadi pusat
rujukan antara atau pusat rujukan.
b) Rawat inap di Puskesmas hanya diperuntukkan untuk kasus-kasus yang lama
rawatnya paling lama 5 hari. Pasien yang memerlukan perawatan lebih dari 5 ( lima)
hari harus dirujuk ke rumah sakit, secara terencana.
c) Harus dilengkapi dengan sumber daya untuk mendukung pelayanan rawat inap,
sesuai dengan ketentuan.
d) Puskesmas di kawasan perkotaan dapat menyelenggarakan pelayanan rawat inap
dengan jumlah tempat tidur paling banyak 5 (lima) tempat tidur.
e) Puskesmas di kawasan perdesaan, terpencil, dan sangat terpencil dapat
menyelenggarakan pelayanan rawat inap dengan jumlah tempat tidur paling banyak
10 (sepuluh) tempat tidur. Dalam kondisi tertentu berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas, jumlah tempat tidur di
Puskesmas di kawasan perdesaan, terpencil dan sangat terpencil dapat ditambah,
dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang ada.
2. Fungsi:
Sebagai pusat rujukan dan rujukan antara dari Puskesmas non rawat inap dan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya yang ada di sekitarnya, sebelum
dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.
3. Kegiatan:
a) Merawat penderita yang memerlukan rawat inap secara tuntas sesuai standar
operasional prosedur dan standar pelayanan.
b) Merawat penderita gawat darurat secara tuntas ataupun merawat sementara dalam
rangka menstabilkan kondisi sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan, sesuai
standar operasional prosedur dan standar pelayanan.
c) Observasi penderita dalam rangka diagnostik.
d) Pertolongan persalinan normal dan atau persalinan dengan penyulit, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
e) Puskesmas kawasan perdesaan, terpencil dan sangat terpencil yang jauh dari
rujukan, dapat diberi kewenangan tambahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

19
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun


2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada pasal 4 dijelaskan bahwa Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
Kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Selain menyelenggarakan fungsi tersebut, Puskesmas dapat berfungsi sebagai
wahana pendidikan Tenaga Kesehatan, dimana ketentuan mengenai wahana
pendidikan Tenaga Kesehatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagai penyelenggara UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan;
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayanan kesehatan; dan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagai penyelenggara UKP di wilayah kerjanya,
Puskesmas berwenang untuk:

20
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif;
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi;
f. Melaksanakan rekam medis;
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan;
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Bupati Subang Nomor 14G4 Tahun 2008 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas di Kabupaten Subang, tugas dan fungsi
Puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Tugas Pusat Kesehatan Masyarakat yang merupakan Kesehatan Kota adalah
melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Puskesmas mempunyai fungsi :
c. Pelayanan upaya kesehatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi,
perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan, pemberantasan penyakit,
imunisasi, pembinaan kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan masyarakat,
UKS, olah raga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja serta
usia lanjut, upaya kesehatan jiwa, khusus dan lain-lainnya serta pencatatan dan
pelaporan ;
d. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua upaya
kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pemantauan
sarana dan pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu, unit pelayanan
kesehatan swasta dan kader pembantu kesehatan;
e. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader pembantu
bidang kesehatan di wilayah dan pengembangan kegiatan swadaya masyarakat

21
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas,susunan organisasi Puskesmas di kawasan perkotaan terdiri dari :
1) Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan
masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan telah
mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
2). Kasubag Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem
Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
3) Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang
membawahi:
a. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4) Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a. Pelayanan kesehatan jiwa
b. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. Pelayanan kesehatan olahraga
e. Pelayanan kesehatan indera
f. Pelayanan kesehatan lansia
g. Pelayanan kesehatan kerja
h. Pelayanan kesehatan lainnya
5) Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:
a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. Pelayanan gawat darurat
e. Pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. Pelayanan persalinan
g. Pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat
inap
h. Pelayanan kefarmasian
i. Pelayanan laboratorium

22
6) Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

23
BAB VI
URAIAN JABATAN

Berdasarkan Standar Puskesmas yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten


Subang Jawa Barat, uraian tugas dari masing-masing jabatan adalah :
a. Kepala Puskesmas, mempunyai tugas:
 Mengkoordinir penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas berdasarkan data
program Dinas Kesehatan.
 Merumuskan kebijakan operasional dalam bidang pelayanan kesehatan
masyarakat.
 Memberikan tugas pada staf dan unit-unit, Puskesmas Pembantu, dan
Poskesdes.
 Memimpin urusan Tata Usaha, unit-unit pelayanan, Puskesmas pembantu,
Poskesdes dan staf dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana kerja yang
telah ditetapkan.
 Menilai prestasi kerja staf sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan
karier.
 Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan realisasi
program kerja dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai bahan
dalam menyusun program kerja berikutnya.
 Mempunyai tugas pokok dan fungsi memimpin, mengawasi dan mengkoordinir.
Kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan
fungsional.
 Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis Puskesmas.
 Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi program/kegiatan
Puskesmas
 Memimpin pelaksanaan kegiatan di Puskesmas penyelenggaraan pertemuan
berkala ( Lokakarya mini bulanan dan loka karya mini tribulanan).
 Bertanggung jawab atas penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) melalui
analisis dan perumusan masalah berdasarkan prioritas.
 Bertanggung jawab atas Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) secara terinci
dan lengkap.
 Mendelegasikan wewenang apabila meninggalkan tugas.
 Membina petugas Puskesmas.
 Bertanggung jawab mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan program
pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan pelayanan sesuai
kebutuhan.

24
 Membangun kerjasama dengan berbagai pihak terkait di kecamatan, Lintas
Sektor, penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama swasta, perorangan
serta masyarakat dalam pengembangan UKBM.
 Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelaksanaan program-program di
Puskesmas.
 Memberikan umpan balik hasil kegiatan kepada semua staf Puskesmas.
 Melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala.
 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada Kepala Dinas Kesehatan.
 Mengolah dan menganalisa data, untuk selanjutnya diinformasikan atau
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta pihak yang
berkepentingan lainnya.
 Membuat Surat Keputusan tentang pengelola keuangan, penanggung jawab
barang inventaris, tim manajemen mutu Puskesmas, dll
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kegiatan urusan Tata Usaha berdasarkan data program
Puskesmas.
 Membagi tugas kepada staf agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan.
 Mengkoordinasikan para staf dalam menyusun program kerja Puskesmas agar
terjalin kerjasama yang baik.
 Memberi petunjuk kepada staf dengan petunjuk kerja yang diberikan agar
tercapai keserasian dan kebenaran kerja.
 Mengkoordinasikan berbagai kegiatan administratif dan manajemen di
Puskesmas. Untuk mendukung Kepala Puskesmas menjalan tugas dan
fungsinya mengelola Puskesmas.
 Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar.
 Bertanggung jawab atas administrasi, membantu pengelolana keuangan, dan
pengelolaan sumberdaya lainnya.
 Menyiapkan SK bendahara barang, SK penanggung jawab pengelola barang, SK
penanggung jawab kendaraan.
 Membuat perencanaan kebutuhan dan Pemeliharaan Barang Unit.
 Membuat data stok barang.
 Menjaga kelengkapan alat-alat yang diperlukan.
 Membuat data asset di masing-masing ruangan.
 Melaksanakan up date daftar inventaris sebagai bahan laporan.
 Melakukan evaluasi perawatan alat kesehatan.
 Melaporkan fungsi dan kondisi alat kesehatan.

25
 Melaporkan seluruh inventarisasi alat kesehatan.
 Melakukan evaluasi hasil kegiatan urusan Tata Usaha secara keseluruhan.
 Menyediakan dan menyimpan data umum Puskesmas serta data kesehatan yang
diperlukan untuk kepentingan semua pihak yang membutuhkan:
 Data pencapaian cakupan kegiatan pokok tahun lalu dan visualisasi datanya.
 Data 10 penyakit terbanyak.
 Data RKBU (Rencana Kebutuhan Barang Unit) dan RPTBU (Rencana
Pengadaan Triwulan Barang Unit).
 Data lain.
 Membuat laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat
menyurat, hubungan masyarakat dan urusan umum, perencanaan serta
pencatatan dan pelaporan.
 Mempunyai tugas pokok di bidang kepegawaian:
 Membuat struktur organisasi UPTD.
 Membuat daftar/catatan kepegawaian petugas.
 Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas.
 Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai dengan tugas,
wewenang dan tanggung jawab.
 Membuat penilaian SKP tepat waktu berdasarkan konsultasi dengan Kepala
Puskesmas.
 Melakukan file kepegawaian.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
c. Bendahara, mempunyai tugas:
1. Bendahara Penerimaan, mempunyai tugas:
 Membuat laporan harian penerimaan (DPD II 62).
 Membuat catatan harian uang masuk dalam buku kas umum, pajak, realisasi,
dll.
 Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
2. Bendahara Pengeluaran, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kegiatan bendahara berdasarkan data program
Puskesmas.
 Membuat laporan harian pengeluaran.
 Membuat catatan bulanan uang masuk dan uang keluar dalam buku kas
umum.
 Melakukan evaluasi hasil kegiatan keuangan.
26
 Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
d. Verifikator Keuangan, mempunyai tugas :
 Mengumpulkan data laporan surat perintah membayar, surat dokumen
pertanggungjawaban, daftar himpunan penqeluaran dan surat perhitungan
anggaran.
 Mengolah data yang akan di periksa sesuai dengan urutan dokumen urutan
untuk memudahkan pelaksanaan pemeriksaan.
 Memeriksa laporan surat perintah membayar untuk mengetahui kebenaran
laporan.
 Memeriksa surat pertanggungjawaban untuk mengetahui kebenaran besar
kecilnya yang dipertanggungjawabkan
 Memeriksa daftar himpunan pengeluaran dan menghitung rincian-rincian
yang tercantum didalamnya untuk mengetahui kebenaran.
 Memeriksa surat perhitungan dan mencocokkan dengan hasil
perhitungannya.
 Mencocokkan hasil pemeriksaan dan perhitungan laporan surat perintah
membayar, surat pertanggungjawaban, daftar himpunan pengeluaran dan
surat perhitungan anggaran untuk mengetahui hasil yang sebenamya.
 Menyusun draft laporan kegiatan di eselon IV terkait.
 Menyusun laporan pelaksanaan tugas
 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan.

e. Akuntansi
 Mengolah dokumen pendukung transaksi keuangan dalam rangka penerbitan
SPM.
 Menelaah/ menguji dokumen pengajuan transaksi keuangan dalam rangka
memastikan kesesuaian dan ketepatan isi dokumen pengajuan transaksi.
 Menyusun draft laporan realisasi anggaran berdasarkan dokumen
pertanggungjawaban dalam rangka penyiapan bahan pertanggungjawaban
periodik satuan kerja terkait
 Menyusun draft laporan rekonsiliasi internal SAI, SAKPA dan SIMAK BMN
berdasarkan data keuangan dan data pengelolaan BMN dalam rangka
penyusunan laporan.
 Menyusun draft laporan rekonsiliasi lintas sektor dalam rangka penyiapan
bahan pertanggungjawaban keuangan.
 Menyusun draft Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) berdasarkan hasil
verifikasi laporan keuangan dan dokumen keuangan sebagai
pertanggungjawaban laporan keuangan periodik semesteran
27
 Menyusun draft laporan keuangan dalam rangka menyiapkan bahan
pertanggungjawaban unit kerja/ UPTD
 Menyusun draft laporan kegiatan di subbagian Tata Usaha unit kerja/ UPTD.
 Menyusun laporan pelaksanaan tugas
 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan
f. Petugas Pendaftaran, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kegiatan pelayanan di loket berdasarkan data program
Puskesmas.
 Melaksanakan kegiatan pelayanan di loket dan koordinasi dengan lintas program
terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan.
 Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan di loket secara keseluruhan.
 Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan pelayanan
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
g. Petugas medis dan paramedis UGD, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kerja pelayanan gawat darurat.
 Melaksanakan kegiatan pelayanan gawat darurat.
 Melaksanakan pelayanan medis dan keperawatan sesuai standar prosedur
operasional, SPM, Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
 Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan, termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD X.
 Membuat pelaporan dan visualisasi data pelayanan gawat darurat.
 Melaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan UGD.
 Meningkatkan mutu pelayanan UGD Puskesmas.
 Melaporkan pelaksanaan gadar secara berkala kepada penanggung jawab.
 Melakukan rujukan kasus yang tidak dapat ditangani di Puskesmas.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
h. Petugas Promosi Kesehatan, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kegiatan promosi kesehatan berdasarkan data program
Puskesmas
 Melakukan penyuluhan kesehatan, pengembangan UKBM, pengembangan Desa
Siaga Aktif dan pemberdayaan masyarakat dalam PHBS sesuai SOP serta
mengkoordinasikan dengan lintas program terkait.
 Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data promosi kesehatan
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melakukan evaluasi hasil kegiatan promosi kesehatan secara keseluruhan.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

28
i. Petugas Kesehatan Lingkungan, mempunyai tugas:
1) Di dalam gedung
 Menyusun rencana kegiatan Kesehatan Lingkungan berdasarkan data
program Puskesmas.
 Melakukan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan yang meliputi
pengawasan dan pembinaan SAB, pengawasan dan pembinaan JAGA,
pegawasan dan pembinaan TTU (Tempat Tempat Umum) /TPM (Tempat
Pengolahan Makanan) pestisida, pelayanan klinik sanitasi, penyuluhan
kesehatan lingkungan dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan
prosedur/SOP.
 Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan
kesehatan lingkungan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban
kepada Kepala Puskesmas.
 Melakukan evaluasi hasil kegiatan kesehatan lingkungan secara keseluruhan.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
 Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik.
 Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik.
 Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik
penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat, serta
diagnosis penyakitnya kedalam buku register.
 Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga penderita,
tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku yang diduga
berkaitan dengan kejadian penyakit.
 Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang
berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita.
 Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
 Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya
tentang jadwal kunjungan lapangan.
2) Luar Gedung
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita atau
keluarganya dengan petugas, petugas kesehatan lingkungan melakukan kunjungan
lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah - langkah sebagai berikut :
 Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung (Puskesmas).
 Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang
diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media penyuluhan, dan alat
sesuai dengan jenis penyakitnya.
 Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat
desa/kelurahan (kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT)
dan petugas kesehatan/ bidan di desa.

29
 Melakukan pemeriksaan/pengamatan lingkungan, pengamatan perilaku, serta
konseling sesuai dengan penyakit/masalah yang ada.
 Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.
 Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita dan
keluarga sekitar).
 Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok keluarga atau
kampung, informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan di desa/ kelurahan,
perangkat desa/kelurahan (kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau
ketua RT/RW) , kader kesehatan lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat
Kecamatan untuk dapat ditindaklanjuti secara bersama.
j. Petugas KIA-KB, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kerja pelayanan KIA-KB berdasarkan data program.
 Melaksanakan ANC (Ante Natal Care), INC ( Intra Natal Care), PNC (Post Natal
Care), perawatan neonatus, pelayanan KB, penyuluhan KIA-KB dan koordinasi
lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.
 Melaksanakan asuhan kebidanan.
 Melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standar prosedur operasional, SPM,
Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh kepala Puskesmas.
 Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD X.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan KIA-KB
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melaksanakan evaluasi kegiatan kebidanan dan melaporkan pelaksanaan
kegiatan kebidanan secara berkala kepada penanggung jawab.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
k. Petugas Imunisasi, mempunyai tugas :
 Menyusun rencana kegiatan Imunisasi berdasarkan data program Puskesmas
 Melakukan pemberian imunisasi, sweeping imunisasi, penyuluhan imunisasi,
penanganan KIPI dan koordinasi lintas program terkait sesuai prosedur dan
ketentuan.
 Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan imunisasi serta visualisasi data
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan imunisasi.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
l. Petugas Surveilans, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kegiatan surveilans berdasarkan data program Puskesmas
 Melakukan, pengamatan penyakit yang berkesinambungan, meliputi
pengumpulan data, pengolahan, analisis dan visualisasi data serta melakukan

30
penyelidikan epidemiologi, penanggulangan KLB dan koordinasi lintas program
terkait sesuai prosedur dan ketentuan.
 Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
m. Petugas Gizi, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kegiatan peningkatan gizi masyarakat berdasarkan data
program Puskesmas.
 Melaksanakan pembinaan posyandu, PSG (Pemantauan Status Gizi),
pemantauan konsumsi gizi (PKG), pemantauan penggunaan garam beryodium,
ASI eksklusif, pemberian kapsul vitamin A, pemberian tablet Fe, penyuluhan gizi
dan koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.
 Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
n. Petugas P2M, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kegiatan P2M (Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular) berdasarkan data program Puskesmas.
 Melaksanakan P2TB, P2 Kusta, P2 malaria, P2 DBD, P2 ISPA, P2 Diare, P2 HIV-
AIDS, P2 filariasis, Imunisasi dan surveilans dan koordinasi lintas program sesuai
dengan prosedur/SOP.
 Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
o. Petugas medis dan atau paramedis Pengobatan Dasar, mempunyai tugas:
 Melaksanakan dan memberikan upaya pengobatan dasar dengan penuh
tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar
profesi dan peraturan perundangan yang berlaku.
 Melaksanakan dan meningkatkan mutu pengobatan dasar di Puskesmas.
 Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan sesuai SOP, Standar
Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
 Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan edukatif.
 Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggung jawabkan termasuk memberi kode diagnosa penyakit menurut ICD
X.

31
 Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data kegiatan
pengobatan dasar sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada
Kepala Puskesmas.
 Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah dan melakukan evaluasi
kinerja program pengobatan dasar.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

p. Petugas medis dan atau paramedis Gigi dan Mulut, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kerja dan kebijaksanaan tehnis pelayanan kesehatan gigi.
 Menentukan pola pelayanan dan tata kerja.
 Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi.
 Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan pelayanan
kesehatan gigi.
 Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan mutu pelayanan
kesehatan gigi.
 Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan medik dengan penuh tanggung
jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar profesi dan
peraturan perundangan yang berlaku.
 Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan preventif.
 Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD X.
q. Petugas paramedik gigi, mempunyai tugas:
 Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan gigi dan mulut sesuai SOP,
Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja
dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
 Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data kegiatan
gigi dan mulut sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas.
 Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, mengevaluasi kinerja
program kesehatan/gigi dan mulut.
 Melaksanakan dan menjaga keselamatan klinik pelayanan kesehatan gigi
meliputi keamanan dan kebersihan alat, ruangan serta pencegahan pencemaran
lingkungan.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
r. Petugas Kefarmasian Kamar Obat, mempunyai tugas:
 Beserta Kepala Puskesmas menyusun perencanaan upaya pengelolaan dan
pelayanan kefarmasian.
 Menyusun rencana kegiatan pelayanan obat di kamar obat berdasarkan data
program Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas.

32
 Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian dengan penuh tanggung jawab
sesuai keahlian dan kewenangannya.
 Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian sesuai SOP, SPM, tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Apoteker dan Kepala Puskesmas.
 Menyerahkan obat sesuai resep ke pasien.
 Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.
 Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan
yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh kamar obat dalam bentuk buku
catatan mutasi obat.
 Melaksanakan pengelolaan obat termasuk pencatatan dan pelaporan secara
baik, lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan.
 Membuat pencatatan dan pelaporan pemakaian dan permintaan obat serta
perbekalan kesehatan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada
Kepala Puskesmas, pencatatan dan pelaporan penggunaan obat secara rasional
serta penggunaan obat generik.
 Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan obat di kamar obat.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

s. Petugas Gudang Obat, mempunyai tugas:


 Penerimaan, penyimpanan, pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke unit pelayanan dan berkoordinasi dengan
lintas program terkait.
 Pengendalian penggunaan persediaan dan pencatatan pelaporan.
 Menjaga mutu dan keamanan obat serta perbekalan kesehatan dan kebersihan
ruangan.
 Menyusun rencana kebutuhan obat dan kegiatan distribusi obat berdasarkan data
program Puskesmas.
 Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melaksanakan stok opname obat minimal satu tahun sekali.
 Melakukan evaluasi hasil kegiatan gudang obat secara keseluruhan.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
t. Petugas Laboratorium, mempunyai tugas:
 Melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai SOP, SPM, tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan dan kepala Puskesmas.
 Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dengan melaksanakan upaya
pelayanan Laboratorium dengan penuh tanggung jawab sesuai keahlian/standar
profesi dan kewenangannya.

33
 Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data yang perlu secara
baik, lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan beserta Kepala Puskesmas menyusun
perencanaan upaya pelayanan laboratorium.
 Melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3 Laboratorium).
 Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
u. Petugas Kebersihan Puskesmas, mempunyai tugas:
 Mempunyai program kerja kebersihan lingkungan Puskesmas.
 Melaksanakan kebersihan lingkungan sesuai program kerja.
v. Petugas Pengelola Barang/Penanggung Jawab Barang Inventaris, mempunyai
tugas:

 Mempunyai arsip daftar inventaris sarana dan peralatan Puskesmas yang


digunakan untuk pelayanan maupun untuk penyelenggaraan program.
 Menerima, menyimpan, memelihara barang/asset Puskesmas.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan barang inventaris.
 Membuat perencanaan penyimpanan barang baru dan lama.
 Perencana kebutuhan dan pemeliharaan barang unit.
 Membuat program kerja pemeliharaan sarana dan peralatan Puskesmas.
 Melakukan pemeriksaan standar jumlah, jenis dan kondisi alat
 Melakukan pemeliharaan sarana dan peralatan sesuai program kerja.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
w. Petugas penanggung jawab kendaraan, mempunyai tugas:
 Mempunyai program kerja perawatan/pemeliharaan kendaraan, baik roda empat
maupun roda dua.
 Melaksanakan pemeliharaan kendaraan sesuai program kerja.
x. Petugas UKS, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kegiatan UKS berdasarkan data program Puskesmas.
 Melaksanakan kegiatan UKS dan berkoordinasi dengan lintas program terkait
sesuai dengan prosedur.
 Melakukan evaluasi hasil kegiatan UKS.
 Membuat pencatatan, pelaporan dan visualisasi data sebagai bahan informasi
dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
y. Koordinator Upaya Rawat Inap, mempunyai tugas:
 Menyusun rencana kegiatan Unit perawatan berdasarkan data program.
 Membagi tugas kepada petugas rawat inap agar pelaksanaan tugas data
dilaksanakan dengan baik.
34
 Melaksanakan kegiatan perawatan, rawat inap dan perawatan kesehatan
masyarakat.
 Melakukan evaluasi hasil kegiatan unit rawat inap.
 Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data sebagai bahan
.informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
z. Bidan Desa
 Melaksanakan pelayanan Kesehatan ibu dan Anak
- Ante Natal Care
- Pemberian Tablet Fe
- Penyuluhan
- Merujuk Bumil Risti kepada Dokter
 Melaksanakan Pelayanan KB
- Suntik
- Pemberian PIL
- Merujuk kelainan akseptor KB
- Penyuluhan
- Pemeriksaan ulang akseptor KB
 Melaksanakan pelayanan kesehatan bayi dan anak
 Mencatat Register Kunjungan, Kohort KIA dan KB dalam input rekam medis
 Membuat laporan bualan
 Membuat peta desa
 Membuat peta posyandu
 Melakukan pembinaan kader
 Melakukan pembinaan Paraji
 Membuat rencana kerja bulanan dan tahunan
aa. Petugas Rekam Medis
 Mempersiapkan kartu rekam medis
 Mencatat nomor medrec
 Mendistribusikan kartu rekam medis
 Mengumpulkan kartu rekam medis
 Menyusun kartu medrek
 Membuat laporan bulanan dan tahunan
 Membuat rencana kegiatan bulanan dan tahunan
bb. Petugas Informasi
 Mempersiapkan buku tamu
 Mempersiapkan leaflet/brosur/lembar balik/rol banner
 Mempersiapkan register harian
 Mempersiapkan regulasi PKM
 Mempersiapkan tanda pengenal pengunjung
 Membuat laporan bulanan dan tahunan
35
 Membuat rencana kerja bulanan dan tahunan
 Memeriksa kotak saran dan kuisioner kepuasan masyarakat
cc. Tenaga lainnya (tenaga teknis UKP dan UKM), mempunyai tugas:
Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan untuk menunjang kegiatan
pelayanan Puskesmas dengan penuh tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

36
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Perencanaan
Perencanaan disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat berdasarkan
data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat, maka akan
dapat mengarahkan upaya kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai
sasaran dan tujuannya. Dalam upaya mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat
yang harus dilayani, serta mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka
pelayanan kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program
maupun lintas sektor. Kepala Puskesmas harus mampu membangun kerjasama dan
mengkoordinasikan program di internal Puskesmas dan di eksternal dengan mitra lintas
sektor. Koordinasi dengan lintas sektor sangat diperlukan, karena faktor penyebab dan
latar belakang masalah kesehatan tertentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh
mitra lintas sektor.
Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan pembangunan
daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya disusun pada tingkat
kecamatan dan kemudian diusulkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Perencanaan
Puskesmas yang diperlukan terintegrasi dengan lintas sektor kecamatan, akan
diusulkan melalui kecamatan ke pemerintah daerah kabupaten/kota.
Peran pemerintah daerah sangat besar dalam menyelesaikan permasalahan
kesehatan di masyarakat, oleh karenanya Puskesmas perlu mencari dukungan dari
pemerintah daerah yang dimulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan
kabupaten/kota. Proses perencanaan Puskesmas harus terintegrasi kedalam sistem
perencanaan daerah melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) yang disusun secara top down dan bottom-up. Untuk kepentingan
penyusunan perencanaan Puskesmas, perlu diselaraskan dengan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan program kesehatan nasional lainnya
1. Penyusunan rencana lima tahunan
Dalam rangka meningkatkan prinsip penyelenggaraan Puskesmas, agar
mampu mencapai tujuan yang diharapkan, serta mengembangkan dan membina
pelayanan kesehatan di wilayahnya secara efektif dan efisien, perlu disusun
rencana lima tahunan ditingkat Puskesmas. Dengan adanya Rencana Lima
Tahunan Puskesmas, maka kelangsungan pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan pada setiap tahun untuk satu periode akan dapat lebih terjamin,
walaupun terjadi pergantian pengelola dan pelaksana kegiatan di Puskesmas maka
diharapkan pengembangan program/kegiatan tetap berjalan sesuai dengan

37
Rencana Lima Tahunan yang telah ada. Penyusunan Rencana Lima Tahunan
Puskesmas dilakukan pada setiap periode lima tahun. Tahapanya :
a. Persiapan, Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam
proses penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas agar memperoleh
kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap
perencanaan.
b. Analisis Situasi, Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas,
agar dapat merumuskan kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan
masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan wilayah kerja Puskesmas.
c. Analisis data, Dalam rangka mendapatkan informasi sebagai landasan
penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas, dilaksanakan analisis data
Puskesmas, berdasarkan hasil analisis perhitungan IKS dan data kesehatan lain
yang telah dikumpulkan.
d. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey
Mawas Diri/Community Self Survey (SMD/CSS)
e. Perumusan Masalah Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah.
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
f. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah Untuk menetapkan cara pemecahan
masalah dapat dilakukan kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului
brainstorming (curah pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan
tabel cara pemecahan masalah.
g. Penyusunan Rencana Lima Tahunan Berdasarkan kesepakatan cara
pemecahan masalah dapat dikembangkan program kegiatan dan ditentukan
target yang akan dicapai. Pengawasan dan pengendalian untuk pencapaian
target Rencana Lima Tahunan dilakukan setiap tahun, dan pada tengah periode
lima tahunan dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun (Midterm
evaluation), untuk menyesuaikan target akhir Rencana Lima Tahunan. Hal ini
perlu dilakukan untuk mengakomodir perubahan kebijakan ataupun kebijakan
yang baru, hasil analisis trend pencapaian program, kemungkinan penambahan
sumber daya dan kemungkinan masalah kesehatan yang baru. Rincian
pelaksanaan kegiatan dalam mencapai target prioritas yang telah ditetapkan
pada perencanaan lima tahunan akan disusun dalam perencanaan tahunan
Puskesmas.

2. Penyusunan rencana tahunan


Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas harus dilengkapi dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk tahun mendatang (N+1)

38
disusun pada bulan Januari tahun berjalan (N) berdasarkan hasil kajian pencapaian
kegiatan tahun sebelumnya (N-1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah
selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (N).
Tahapannya :
a. Persiapan, Langkah-langkah dalam tahap persiapan dilaksanakan seperti tahap
persiapan pada penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas.
b. Analisis Situasi Puskesmas, mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan
gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas di tahun (N-
2) untuk setiap desa/kelurahan.
c. Analisis data.
d. Perumusan Masalah, Perumusan masalah dilaksanakan seperti pada
Penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas.
e. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), Penyusunan RUK diformulasikan
setelah melalui tahapan diatas, bersama dengan lintas sektor terkait dan
didampingi oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Penyusunan RUK terintegrasi
kedalam sistem perencanaan daerah dan dalam tataran target pencapaian
akses, target kualitas pelayanan, target pencapaian output dan outcome, serta
menghilangkan kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan peluang dari
sasaran program untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang seharusnya
dapat dilaksanakan secara terintegrasi dalam satu pelaksanaan (missed
opportunity).
f. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), Tahap penyusunan RPK
dilaksanakan melalui pendekatan keterpaduan lintas program dan lintas sektor
dalam lingkup siklus kehidupan. Keterpaduan penting untuk dilaksanakan
mengingat adanya keterbatasan sumber daya di Puskesmas. Dengan
keterpaduan tidak akan terjadi missed opportunity, kegiatan Puskesmas dapat
terselenggara secara efisien, efektif, bermutu, dan target prioritas yang
ditetapkan pada perencanaan lima tahunan dapat tercapai.
B. Pelaksanaan / Penggerakan
Penggerakan dan Pelaksanaan program/kegiatan merupakan kegiatan lanjutan
dari RPK. Penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dapat dilakukan melalui
berbagai cara, diantaranya adalah rapat dinas, pengarahan pada saat apel pegawai,
pelaksanaan kegiatan dari setiap program sesuai penjadwalan pada Rencana
Pelaksanaan Kegiatan bulanan, maupun dilakukan melalui forum yang dibentuk khusus
untuk itu. Forum yang dibentuk khusus untuk melakukan penggerakan pelaksanaan
program/kegiatan dinamakan forum Lokakarya Mini Puskesmas.
1. Lokakarya mini bulanan
Lokakarya mini bulanan bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh pencapaian
dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para pelaksana program/kegiatan pada

39
bulan atau periode yang lalu sekaligus pemantauan terhadap pelaksanaan rencana
kegiatan Puskesmas yang akan datang; sehingga dapat dibuat perencanaan ulang yang
lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Disamping itu, kita ketahui
bersama bahwa keberhasilan pelaksanaan kegiatan Puskesmas memerlukan
keterpaduan baik lintas program maupun lintas sektor. Lokakarya mini bulanan
dilaksanakan pada setiap awal bulan. Keterpaduan lintas program adalah keterpaduan
internal Puskesmas yang bertujuan agar seluruh petugas mempunyai rasa memiliki dan
motivasi yang tinggi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas secara terintegrasi. Seluruh komponen Puskesmas harus memiliki
kesadaran bahwa Puskesmas merupakan satu sistem dan mereka adalah
subsistemnya. Pengorganisasian internal Puskesmas sekaligus pemantauan kegiatan
dilaksanakan melalui Lokakarya mini Bulanan Puskesmas yang menghasilkan
perencanaan ulang.
a) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama
Lokakarya Mini Bulanan yang pertama merupakan lokakarya penggalangan tim,
diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya RPK
Puskesmas. Pengorganisasian dilaksanakan dalam rangka penentuan
penanggungjawab dan pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja.
Seluruh program kerja dan wilayah kerja Puskesmas dilakukan pembagian habis
kepada seluruh pegawai Puskesmas, dengan mempertimbangkan kemampuan
yang dimilikinya.
b) Lokakarya Mini Bulanan Rutin
Lokakarya mini bulanan rutin diselenggarakan sebagai tindaklanjut dari lokakarya
mini bulanan yang pertama. Lokakarya mini bulanan rutin ini dilaksanakan untuk
memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas, yang dilakukan setiap bulan secara
teratur. Pada forum Lokakarya mini bulanan rutin, dapat sekaligus dilaksanakan
pertemuan tinjauan manajemen, sesuai jadwal yang telah ditetapkan tim audit
internal. Penanggungjawab penyelenggaraan lokakarya mini bulanan rutin adalah
kepala Puskesmas, yang dalam pelaksanaannya dibantu staf Puskesmas dengan
mengadakan rapat kerja seperti biasanya. Fokus utama lokakarya mini bulanan
rutin adalah ditekankan kepada masalah pentingnya kesinambungan arah dan
kegiatan antara hal-hal yang direncanakan, integrasi antar program dalam
menyelesaikan masalah prioritas Puskesmas yang telah ditetapkan pada tiap
tahunnya, pelaksanaannya serta hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna.
2. Lokakarya mini tribulanan
Masalah kesehatan (termasuk kejadian kesakitan dan kematian) yang terjadi
dimasyarakat disebabkan oleh banyak faktor, dimana sebagai penyebab utamanya
diluar faktor kesehatan. Penyebab masalah kesehatan dapat disebabkan antara lain

40
oleh faktor lingkungan (termasuk sosial-ekonomi-budaya), perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan faktor keturunan. Oleh karena itu untuk
memecahkan masalah kesehatan dibutuhkan kerjasama antara sektor kesehatan
dengan sektor-sektor lain yang terkait dengan penyebab terjadinya masalah kesehatan.
Untuk menumbuhkan semangat kerjasama antar sektor yang terkait dalam
pembangunan kesehatan diperlukan upaya pengggalangan dan peningkatan kerjasama
lintas sektoral, agar diperoleh hasil yang optimal. Untuk memelihara kerjasama lintas
sektor perlu dilakukan upaya penggalangan dan pemantauan pelaksanaan kerjasama
melalui suatu forum lokakarya mini yang diselenggarakan setiap tribulan yang disebut
Lokakarya Mini Tribulanan. Lokakarya mini tribulanan bertujuan untuk
menginformasikan dan mengidentifikasikan capaian hasil kegiatan tribulan sebelumnya,
membahas dan memecahkan masalah dan hambatan yang dihadapi oleh lintas sektor
pada kegiatan tribulan sebelumnya, dan menganalisa serta memutuskan Rencana
Tindak Lanjut (RTL) dengan memasukkan aspek umpan balik dari masyarakat dan
sasaran program. Lokakarya mini bulanan tetap dilaksanakan jika pada bulan yang
bersamaan ada lokakarya mini tribulanan, dimana lokakarya mini bulanan
mempersiapkan bahan untuk pelaksanaan lokakarya mini tribulanan
C. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja
1. Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan internal dan
eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh
Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun
setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program. Adapun
pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain
dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat. Pengawasan yang dilakukan mencakup
aspek administratif, sumber daya, pencapaian kinerja program, dan teknis
pelayanan. Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana,
standar, peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu
dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan
dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan secara terjadwal atau
sewaktu-waktu. Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin
kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang
telah ditetapkan sebelumnya.
a) Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan,
mutu kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
b) Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang
akan datang

41
c) Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan
latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
d) Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan
akreditasi Puskesmas.
e) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera
pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian pelaksanaan pelayanan
kesehatan dan manajemen Puskesmasn. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas
kesehatan kabupaten/kota menetapkan Puskesmas kedalam kelompoknya
sesuai dengan pencapaian kinerjanya
D. Tindaklanjut
Merupakan kegiatan lanjutan setelah program/kegiatan dievaluasi apakah harus ada
kegiatan lanjutan seperti swepig atau peningkatan advokasi sehingga perencaan
yang akan datang lebih maksimal.

42
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Ketenagaan
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non
kesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung
berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas
wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di
wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
Jenis Tenaga Kesehatan minimal terdiri dari :
1) dokter atau dokter layanan primer;
2) dokter gigi;
3) perawat;
4) bidan;
5) tenaga kesehatan masyarakat;
6) tenaga kesehatan lingkungan;
7) ahli teknologi laboratorium medik;
8) tenaga gizi; dan
9) tenaga kefarmasian.
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi
keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas.
B. Kualifikasi personil
Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak
pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Setiap Tenaga
Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin praktik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan
yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan laboratorium di Puskesmas harus memenuhi kriteria ketenagaan,
sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan. Pelayanan laboratorium dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

43
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi bagi pejabat baru atau pegawai baru dilaksanakan untuk kurun waktu
tiga (3) bulan dengan rincian kegiatan satu (1) bulan pertama perkenalan lingkungan
dalam gedung Puskesmas, satu bulan kedua (2) dilaksanakan untuk pengenalan
lingkungan luar gedung, satu bulan ketiga (3) dilaksanakan di tempat yang akan
ditempati dengan pendampingan dari petugas senior.
Dalam masa orientasi bagi pejabat atau pegawai baru tersebut wajib
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dari mulai
kehadiran kerja, jam kerja, cara berpakaian dan lain-lain. Pejabat atau pegawai yang
melaksanakan orientasi berkewajiban melaksanakan pelaporan dan mengikuti kegiatan
rutin lainya yang diselenggarakan di Puskesmas.
Dan selama dalam kurun waktu masa orientasi pejabat atau pegawai dipantau
dan dievaluasi kinerja dan kehadiran oleh pejabat yang berwenang, dan juga menerima
dan memperoleh masukan dari pendamping selama masa orientasi, dan apabila selama
masa orientasi menunjukan hal yang tidak memuaskan maka pejabat yang berwenang
memberikan teguran serta mengeluarkan surat ketidakpuasan akan kinerja pejabat atau
pegawai yang menjalani masa orientasi dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Subang serta ke BKSDM Kabupaten Subang.

44
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT

Penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dapat dilakukan melalui berbagai


cara, diantaranya adalah rapat dinas, pengarahan pada saat apel pegawai,
pelaksanaan kegiatan dari setiap program sesuai penjadwalan pada Rencana
Pelaksanaan Kegiatan bulanan, maupun dilakukan melalui forum yang dibentuk khusus
untuk itu. Forum yang dibentuk khusus untuk melakukan penggerakan pelaksanaan
program/kegiatan dinamakan forum Lokakarya Mini Puskesmas.
Dalam rangka penggerakan dan pelaksanaan program/kegiatan, Kepala
Puskesmas dapat melakukan pengorganisasian ulang petugas di Puskesmas dalam
rangka penguatan dan pemantapan organisasi.

9.1 LOKAKARYA MINI BULANAN


Lokakarya mini bulanan bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh pencapaian
dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para pelaksana program/kegiatan pada
bulan atau periode yang lalu sekaligus pemantauan terhadap pelaksanaan rencana
kegiatan Puskesmas yang akan datang; sehingga dapat dibuat perencanaan ulang yang
lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Disamping itu, kita ketahui
bersama bahwa keberhasilan pelaksanaan kegiatan Puskesmas memerlukan
keterpaduan baik lintas program maupun lintas sektor. Lokakarya mini bulanan
dilaksanakan pada setiap awal bulan.
Keterpaduan lintas program adalah keterpaduan internal Puskesmas yang
bertujuan agar seluruh petugas mempunyai rasa memiliki dan motivasi yang tinggi
dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara
terintegrasi. Seluruh komponen Puskesmas harus memiliki kesadaran bahwa
Puskesmas merupakan satu sistem dan mereka adalah subsistemnya.
Pengorganisasian internal Puskesmas sekaligus pemantauan kegiatan dilaksanakan
melalui Lokakarya mini Bulanan Puskesmas yang menghasilkan perencanaan ulang.
Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu:
9.1.1 Lokakarya Mini Bulanan yang pertama
Lokakarya Mini Bulanan yang pertama merupakan lokakarya penggalangan tim,
diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya RPK
Puskesmas.
Pengorganisasian dilaksanakan dalam rangka penentuan penanggungjawab dan
pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan

45
wilayah kerja Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh pegawai
Puskesmas, dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Langkah-
langkah dan ketentuan penyelenggaraan lokakarya mini bulanan yang pertama adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan:

1) Kepala Puskesmas mempersiapkan:


Bahan umpan balik hasil kinerja sekaligus dengan hasil analisanya;
Informasi kebijakan baru dan atau program baru yang harus dilaksanakan di
Puskesmas.
Tata cara penyusunan RPK tahunan.
Tata cara penyusunan Rencana Lima Tahunan dan RUK.
Penjabaran uraian peran, tugas dan tanggung jawab dari semua petugas
Puskesmas, berdasarkan hasil analisa beban kerjanya.

2) Pelaksana dan penanggungjawab program/kegiatan mempersiapkan:


Laporan kinerja Puskesmas tahun lalu;
Bahan penyusunan RUK tahun yang akan datang dan Rencana Lima Tahunan;
Usulan kegiatan untuk perbaikan/peningkatan kinerja Puskesmas.
RPK bulanan setiap program/kegiatan.
3) Kepala subbag tata usaha mempersiapkan:
Usulan kebutuhan sumber daya yang diperlukan Puskesmas.
Surat undangan, dengan kejelasan tempat penyelenggaraan, hari, tanggal dan
jam, serta acara.
Tempat pelaksanaan.
Alat tulis dan perlengkapan yang dibutuhkan (white board, spidol, kertas lembar
balik, laptop/komputer, proyektor/infocus dan atau bahan lain yang dianggap
perlu untuk pelaksanaan forum).
Buku catatan/notulen rapat dinas kesehatan dan rapat lintas sektor kecamatan.
Petugas yang bertanggung jawab dalam mengorganisir penyelenggaraan
lokakarya mini.

b. Pelaksanaan:

1) Masukan:
Uraian tugas setiap pegawai Puskesmas;
Data capaian Puskesmas tahun sebelumnya;
Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru berkaitan dengan
Puskesmas;
Informasi tentang tatacara penyusunan RPK tahunan dan RPK bulanan
Puskesmas.

46
2) Proses:
Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran, tanggung
jawab dan kewenangan setiap pegawai Puskesmas;
Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan lapangan/daerah binaan;
Analisis beban kerja tiap pegawai;
Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan
(darbin);
Penyusunan RPK tahun berjalan berdasarkan RUK yang telah ditetapkan;
Penyusunan RPK bulanan berdasarkan RPK tahunan;
Penyusunan RUK untuk tahun selanjutnya; dan atau
Penyusunan Rencana Lima Tahunan untuk periode selanjutnya;

3) Luaran:
Tersusunnya RPK tahunan berdasarkan prinsip keterpaduan dan
kesinambungan;
Tersusunnya RPK bulanan;
Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan RPK bulanan;
Matriks pembagian tugas dan darbin;
Bahan Musrenbangdes;
Draft RUK untuk tahun selanjutnya;
Draft Rencana Lima Tahunan (dalam siklus lima tahunan).

4) Ketentuan penyelenggaraan:
Pengarah: Kepala Puskesmas
Peserta: Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai yang bertugas di
Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa.
Waktu: Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan pertama disesuaikan dengan
jadwal sistem perencanaan pembangunan daerah. Diharapkan lokakarya mini
bulanan pertama dilaksanakan sebelum pelaksanaan Musrenbangdes.

47
Acara : Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan pertama bersifat
dinamis, dapat disusun sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan
kondisi Puskesmas setempat. Jadwal acara lokakarya mini bulanan pertama
dilaksanakan pada bulan Januari Minggu pertama. Susunan acara lokakarya mini
bulanan pertama adalah sebagai berikut:
 Pembukaan dilanjutkan dinamika kelompok;
 Pengenalan kebijakan maupun program baru;
 Kegiatan bulanan Puskesmas;
 Analisa beban kerja;
 Pembagian tugas dan daerah binaan;
 Penyusunan RPK tahunan;
 Penyusunan RPK bulanan;
 Penyusunan bahan Musrenbangdes;
 Penyusunan draft RUK untuk tahun selanjutnya;
 Kesepakatan untuk melaksanakan RPK bulanan; dan atau
 Penyusunan Rencana Lima Tahunan untuk periode selanjutnya.
Tempat: Diupayakan agar lokakarya mini dapat diselenggarakan di Puskesmas,
apabila tidak memungkinkan dapat menggunakan tempat lain yang lokasinya
berdekatan dengan Puskesmas. Ruang yang dipakai hendaknya cukup untuk
menampung semua peserta. Pengaturan tempat sebaiknya seperti huruf “U”.

9.2 Lokakarya Mini Bulanan Rutin


Lokakarya mini bulanan rutin diselenggarakan sebagai tindaklanjut dari lokakarya
mini bulanan yang pertama. Lokakarya mini bulanan rutin ini dilaksanakan untuk
memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas, yang dilakukan setiap bulan secara
teratur. Pada forum Lokakarya mini bulanan rutin, dapat sekaligus dilaksanakan
pertemuan tinjauan manajemen, sesuai jadwal yang telah ditetapkan tim audit internal.
Penanggungjawab penyelenggaraan lokakarya mini bulanan rutin adalah kepala
Puskesmas, yang dalam pelaksanaannya dibantu staf Puskesmas dengan mengadakan
rapat kerja seperti biasanya. Fokus utama lokakarya mini bulanan rutin adalah
ditekankan kepada masalah pentingnya kesinambungan arah dan kegiatan antara hal-
hal yang direncanakan, integrasi antar program dalam menyelesaikan masalah prioritas
Puskesmas yang telah ditetapkan pada tiap tahunnya, pelaksanaannya serta hasilnya,
agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdaya
guna.
Langkah-langkah lokakarya mini bulanan rutin Puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Persiapan:

1) Kepala Puskesmas mempersiapkan:


Umpan balik hasil kinerja bulan lalu dan capaian kumulatif selama bulan berjalan.

48
Informasi kebijakan baru dan atau program baru yang harus dilaksanakan di
Puskesmas.
Rencana tindakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja bulan yang akan
datang.
Bahan Musrenbangcam (khusus untuk lokakarya mini bulan ke dua).

2) Pelaksana dan penanggungjawab program/kegiatan mempersiapkan:


Laporan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak lanjut pemecahan
masalahnya.
Bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh desa/kelurahan dan
usulan kegiatan Puskesmas yang akan dibahas untuk keterpaduannya bersama
lintas sektor terkait.
RPK bulanan setiap program/kegiatan.

3) Kepala subbag tata usaha mempersiapkan:


Surat undangan, dengan kejelasan tempat penyelenggaraan, hari, tanggal dan
jam, serta acara.
Tempat pelaksanaan.
Alat tulis dan perlengkapan yang dibutuhkan (white board, spidol, kertas lembar
balik, laptop/komputer, proyektor/infocus dan atau bahan lain yang dianggap
perlu untuk pelaksanaan forum).
Buku catatan/notulen rapat dinas kesehatan dan rapat lintas sektor kecamatan.
Petugas yang bertanggung jawab dalam mengorganisir penyelenggaraan
lokakarya mini.

b. Penyelenggaraan:

1) Masukan:
Laporan hasil kegiatan bulan lalu;
Rencana awal pelaksanaan program/kegiatan bulan ini;
Informasi tentang hasil rapat dikabupaten/kota, informasi tentang hasil rapat di
kecamatan, informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru.
Hasil pelaksanaan audit internal dalam rangka pelaksanaan akreditasi, sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh tim audit internal.

2) Proses:
Melakukan analisis capaian kinerja bulanan Puskesmas dan hasil pelaksanaan
audit internal.
Memetakan masalah dan penyebab masalah yang dikaitkan dengan kepatuhan
terhadap standar operasional prosedur yang telah disusun.
Menyusun rencana tindak lanjut berupa rencana kerja pemecahan masalah
berdasarkan daerah binaan yang disesuaikan dengan RPK yang ada. Jika tindak

49
lanjut yang diputuskan tidak terakomodir oleh RPK maka kegiatannya
diinventarisir dan dikomunikasikan pada lokakarya tribulanan.
Pada periode tengah tahun, dapat dilakukan evaluasi tengah tahun (midterm
evaluation) kinerja Puskesmas dalam 6 (enam) bulan pertama terhadap target
yang ditetapkan, dan bila memungkinkan, RPK semester selanjutnya dapat
disesuaikan dengan hasil evaluasi.
Pembahasan RUK untuk tahun selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi terkini.
3) Luaran
Rencana tindak lanjut yang berupa RPK bulan berikutnya;
Komitmen untuk melaksanakan RPK yang telah disusun;
Bahan yang akan disampaikan pada lokakarya mini tribulanan; dan/atau
Rekomendasi pertemuan tinjauan manajemen.
4) Ketentuan penyelenggaraan:
Pengarah: Kepala Puskesmas. Pada saat pembahasan hasil audit internal pada
pertemuan tinjauan manajemen, pimpinan forum diserahkan kepada ketua tim
audit internal.
Peserta:
 Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai yang bertugas di Puskesmas
Pembantu dan Pos Kesehatan Desa.
 Sesuai dengan kewenangan Puskesmas dalam mengoordinasikan dan
melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
wilayah kerjanya, maka kegiatan lokakarya mini bulanan harus melibatkan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Melalui forum
tersebut, Puskesmas dapat menyampaikan hal-hal yang perlu didukung oleh
jejaring didalam menyelesaikan masalah kesehatan diwilayah kerja Puskesmas
dari hasil analisa data Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga,
atau sebaliknya, bila terdapat masalah kondisi kesehatan keluarga yang menjadi
kepesertaan JKN di jejaring fasilitas pelayanan kesehatan yang perlu dilakukan
intervensi oleh Puskesmas. Sehubungan dengan hal tersebut maka Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatannya dapat saling memberikan data
keluarga kepesertaan JKN yang membutuhkan intervensi karena kepesertaan
penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas dapat tercatat pada jejaring
fasilitaa pelayanan kesehatan.
Waktu: Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin disesuaikan dengan
kondisi dan situasi Puskesmas. Waktu ideal adalah minggu pertama atau waktu
lain yang dianggap tepat. Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa lokakarya
mini bulanan rutin dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pegawai Puskesmas,
tanpa mengganggu aktivitas pelayanan serta dapat tercapai tujuan.

50
Acara: Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan rutin bersifat
dinamis, dapat disusun sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan
kondisi Puskesmas setempat. Susunan acara lokakarya mini bulanan rutin
adalah sebagai berikut:
 Pembukaan;
 Pengenalan program baru (apabila ada);
 Inventarisasi hasil kegiatan (termasuk hambatan) bulan lalu;
 Analisa pemecahan masalah dan pemecahannya;
 Penyusunan kegiatan bulan berikutnya;
 Penyusunan bahan untuk lokakarya mini tribulanan;
 Pembagian tugas bulan berikutnya;
 Kesepakatan untuk melaksanakan RPK bulan berikutnya; dan atau
Pertemuan tinjauan manajemen, sesuai jadwal tim audit internal.
 Tempat seperti lokakarya mini bulanan pertama.

9.3 LOKAKARYA MINI TRIBULANAN


Masalah kesehatan (termasuk kejadian kesakitan dan kematian) yang terjadi
dimasyarakat disebabkan oleh banyak faktor, dimana sebagai penyebab utamanya
diluar faktor kesehatan. Penyebab masalah kesehatan dapat disebabkan antara lain
oleh faktor lingkungan (termasuk sosial-ekonomi-budaya), perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan faktor keturunan. Oleh karena itu untuk
memecahkan masalah kesehatan dibutuhkan kerjasama antara sektor kesehatan
dengan sektor-sektor lain yang terkait dengan penyebab terjadinya masalah kesehatan.
Untuk menumbuhkan semangat kerjasama antar sektor yang terkait dalam
pembangunan kesehatan diperlukan upaya pengggalangan dan peningkatan kerjasama
lintas sektoral, agar diperoleh hasil yang optimal.
Untuk memelihara kerjasama lintas sektor perlu dilakukan upaya penggalangan dan
pemantauan pelaksanaan kerjasama melalui suatu forum lokakarya mini yang
diselenggarakan setiap tribulan yang disebut Lokakarya Mini Tribulanan. Lokakarya mini
tribulanan bertujuan untuk menginformasikan dan mengidentifikasikan capaian hasil
kegiatan tribulan sebelumnya, membahas dan memecahkan masalah dan hambatan
yang dihadapi oleh lintas sektor pada kegiatan tribulan sebelumnya, dan menganalisa
serta memutuskan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan memasukkan aspek umpan
balik dari masyarakat dan sasaran program. Lokakarya mini bulanan tetap dilaksanakan
jika pada bulan yang bersamaan ada lokakarya mini tribulanan, dimana lokakarya mini
bulanan mempersiapkan bahan untuk pelaksanaan lokakarya mini tribulanan. Adapun
tahapan kegiatan lokakarya mini tribulanan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap
yaitu:

51
a) Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama
Lokakarya Mini Tribulanan yang Pertama merupakan lokakarya penggalangan tim
yang diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya
rencana kegiatan sektoral yang terkait dengan pembangunan kesehatan. Pada tahapan
ini, Puskesmas mendiskusikan usulan yang akan disampaikan didalam Musrenbang
kecamatan yang memerlukan dukungan dari lintas sektor terkait, sehingga pada saat
dilaksanakan Musrenbang kecamatan semua pihak sudah tersosialisasi dan dapat
mendukung program kesehatan di tingkat kecamatan.
Pengorganisasian dilaksanakan untuk penentuan penanggungjawab dan pelaksana
setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah
kerja kecamatan dilakukan pembagian habis kepada seluruh sektor terkait, dengan
mempertimbangkan kewenangan dan bidang yang dimilikinya. Langkah-langkah
lokakarya mini tribulanan yang pertama adalah sebagai berikut:
a. Masukan

Kebijakan program dan konsep baru tentang Puskesmas.


Data capaian Puskesmas periode sebelumnya.
Kebijakan dan rencana kegiatan dari masing-masing sektor yang berhubungan
dengan kesehatan.
Dukungan yang diperlukan dari lintas sektor untuk menyelesaikan masalah
prioritas kesehatan di kecamatan.
Nama calon anggota tim dari masing-masing sektor berdasarkan pemetaan
peran masing-masing sektor.

b. Proses

Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok.


Menginformasikan dan mengidentifikasi capaian Puskesmas periode sebelumnya
berdasarkan wilayah kerja.
Inventarisasi peran dari masing-masing sektor dalam pembangunan kesehatan.
Menganalisis dan memutuskan kegiatan berdasarkan masalah dan rencana
kegiatan yang sudah ada di masing-masing sektor.
Menganalisis sumber daya masing-masing sektor yang memungkinkan untuk
digunakan dalam tindak lanjut penyelesaian masalah kesehatan.

c. Luaran

Rencana kegiatan masing-masing sektor yang terintegrasi.


Komitmen bersama untuk menindaklanjuti hasil lokakarya mini dalam bentuk
penandatanganan kesepakatan.
Usulan bidang kesehatan yang telah disepakati bersama untuk dibawa pada
tingkat Musrenbang kecamatan.

52
b) Lokakarya Mini Tribulanan Rutin
Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas, maka lokakarya mini tribulanan rutin
merupakan tindaklanjut dari penggalangan kerjasama lintas sektoral yang telah
dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap. Penyelenggaraan
lokakarya mini tribulanan rutin dilakukan oleh camat dan Puskesmas dibantu sektor
terkait dikecamatan. Tahapan Lokakarya mini tribulanan rutin:
Masukan
 Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait.
 Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan
program kesehatan.
 Pemberian informasi baru.
Proses
 Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan.
 Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor.
 Merumuskan cara penyelesaian masalah.
 Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan menyepakati kegiatan berikutnya.

c. Luaran

Rencana pelaksanaan kegiatan berikutnya.


Kesepakatan bersama untuk menjalankan rencana.
Setelah dipahami tujuan dari lokakarya mini tribulanan dan tahapan kegiatannya,
selanjutnya ditentukan materi yang akan dibahas, dengan ketentuan
penyelenggaraan sebagai berikut:
1. Persiapan
Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang meliputi:
 Advokasi kepada Camat, agar bersedia untuk:
a) Mempersiapkan tempat untuk penyelenggaraan lokakarya mini.
b) Memimpin lokakarya dengan melakukan koordinasi, komunikasi dan
penyampaian informasi kepada semua sektor yang terlibat.
 Puskesmas melaksanakan:
a) Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah
dipahami oleh sektor, antara lain dalam bentuk Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS).
b) Persiapan alat-alat tulis kantor.
c) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat
yang berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan
dengan pembangunan kesehatan.
d) Penugasan seorang staf untuk membuat notulen lokakarya mini.
e) Pembuatan surat undangan lokakarya mini untuk ditandatangani Camat.

53
 Peran sektor terkait :
a) Usulan kontribusi kegiatan masing masing sektor yang mendukung
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.
b) Menyepakati hasil lokakarya mini.

Peserta Lokakarya mini tribulanan lintas sektor dipimpin oleh Camat, adapun
peserta lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut:
 Dinas kesehatan kabupaten/kota.
 Tim Penggerak PKK kecamatan/distrik.
 Puskesmas diwilayah kecamatan/distrik.
 Staf kecamatan, antara lain: sekretaris camat, unit lain yang terkait.
 Lintas sektor dikecamatan, antara lain: pertanian, agama, pendidikan, BKKBN,
sosial (sesuai dengan lintas sektor yang ada di kecamatan/distrik).
 Lembaga/organisasi kemasyarakatan, antara lain: Tim Penggerak PKK
kecamatan/distrik.
Waktu Lokakarya mini tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan
pada tribulan pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan untuk selanjutnya
dilaksanakan setiap tribulan. Adapun waktu penyelenggaraan disesuaikan
dengan kondisi setempat. Yang perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan
agar seluruh peserta dapat menghadiri lokakarya.
Tempat Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas sektor adalah
di kecamatan/distrik atau tempat lain yang dianggap sesuai.
Acara: Jadwal acara lokakarya mini tribulanan pertama dan lokakarya mini
tribulanan rutin dibuat sesuai dengan kondisi Puskesmas.

54
BAB XI
PELAPORAN

Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan internal dan


eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh Puskesmas
sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun setiap penanggung
jawab dan pengelola/pelaksana program. Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh
instansi dari luar Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain
selain Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat. Pengawasan yang
dilakukan mencakup aspek administratif, sumber daya, pencapaian kinerja program,
dan teknis pelayanan. Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap
rencana, standar, peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku
perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan
dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan secara terjadwal atau
sewaktu-waktu.
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara
membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika
terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan upaya perbaikan (corrective action).
Kegiatan pengendalian ini harus dilakukan secara terus menerus. Pengendalian dapat
dilakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota, Kepala Puskesmas,
maupun penanggung jawab program. Tujuan dari pengawasan dan pengendalian
adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan, apakah sesuai
dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber daya telah ada dan
digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
2) Mengetahui adanya kendala, hambatan/tantangan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditetapkan pemecahan masalah sedini
mungkin.
3) Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
sehingga dapat segera dilakukan klarifikasi.
4) Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk
melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program terkait, baik yang
sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
5) Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya
perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindaklanjuti dengan penyesuaian
kegiatan.

55
6) Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari
waktu ke waktu.
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis
dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi untuk menentukan
seberapa efektif dan efisien pelayanan Puskesmas disediakan, serta sasaran yang
dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas
dilaksanakan oleh Puskesmas dan kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota. Tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja adalah agar
Puskesmas:
1) Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan,
mutu kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
2) Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang akan
datang.
3) Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan
adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
4) Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan
akreditasi Puskesmas.
5) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera
pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian pelaksanaan pelayanan kesehatan
dan manajemen Puskesmas sebagai berikut:
1) Laporan Harian, yang tercatat dalam buku kegiatan harian pegawai dengan
disertakan data hasil kegiatan serta dokumentasi hasil kegiatan.
2) Laporan Bulanan, berdasarkan format pelaopran yang telah disepakati sebelumnya
dengan rangkap dua (2) dan tersusun rapih dalam map serta melampirkan hasil
kegiatan bulanan juga dokumentasi hasil kegiatan selama satu (1) bulan, paling
lambat diserahkan setiap tanggal 28 setiap bulanya.
3) Laporan Tahunan, berdasarkan format pelaopran yang telah disepakati sebelumnya
dengan rangkap dua (2) dan tersusun rapih dalam map serta melampirkan hasil
kegiatan tahunan juga dokumentasi hasil kegiatan selama satu (1) tahun, paling
lambat diserahkan tanggal 26 Desember.

56

Anda mungkin juga menyukai