Sumber : Data Primer dan Sekunder (2018).berdasarkan pembagian umur menurut DEPKES
(2015)
Berdasarkan tabel di atas karakteristik usia responden paling banyak pada
yaitu 26-35 tahun sebanyak 13 responden (54%), usia 17-25 tahun sebanyak 7
responden (29%), dan responden yang paling sedikit pada usia 36-45 tahun yaitu
sebanyak 4 responden (16,6%). Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan
responden paling banyak yaitu SMA sebanyak 18 responden (75%), sedangkan
pendidikan yang paling sedikit adalah S1 sebanyak 6 responden (25%).
1.1.3 Analisis Univariat
Tabel 3. Distribusi tingkat Nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik
relaksasi imajinasi terbimbing kelompok perlakuan
Riang Sedang Berat Total
No Tingkat Nyeri
n % n % n % n %
1 Sebelum 0 0 12 100 0 0 12 100
2 Sesudah 4 40 8 80 0 0 12 100
Sumber : Data Primer (2018)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebelum dilakukan perlakuan
keseluruhan responden mengalami nyeri sedang berjumlah 12 responden (100%).
Dengan skala nyeri rata-rata 4-6. Setelah dilakukan perlakuan responden yang
mengalami nyeri ringan berjumlah 4 responden (60%) dengan skala 1-3, dan yang
mengalami nyeri sedang berjumlah 8 responden (80%) dengan skala nyeri rata-
rata 4.
Tabel 4.Tingkat nyeri sebelum dan sesudah di berikan tehnik relaksasi
imajinasi terbimbing pada pasien post operasi section caesarea
dikelompok kontrol
Riangan Sedang Berat Total
No Tingkat Nyeri
n % n % n % n %
1 Pada awal pertemuan 0 0 12 100 0 0 12 100
2 Pada akhir pertemuan 0 0 12 100 0 0 12 100
Sumber : Data Primer (2018)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebelum dilakukan perlakuan
keseluruhan responden yang mengalami nyeri sedang berjumlah 12 responden
(100%) denga skala nyeri 4-6, nyeri tidak berubah karena responden pada
kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan berupa pemberian tehnik relaksasi
imajinasi terbimbing.
4.1.4 Analisa Bivariat
Pada analisis bivariat digunakan Uji T Dependen (Paired Sample T-Test)
karena uji normalitas berdistribusi normal.
Tabel 4. Pengaruh Tehnik Relaksasi Imajiansi Terbimbing terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Section di
Kelompok Perlakuan
Variabel Mean Median SD P Value n
Tingakt Nyeri
Sebelum 5,17 5,00 718
0,000 12
Sesudah 3,92 4,00 793
Sumber : Data Primer (2018)
Dari hasil uji statistik pada kelompok perlakuan nilai rata-rata intensitas
nyeri sebelum diberikan tehnik relaksasi imajinasi terbimbing 5.17, dengan
standar deviasi 718 dan nilai rata-rata intensitas nyeri sesudah diberikan tehnik
relaksasi imajinasi terbimbing sebesar 3,92 dengan standar deviasi 793 dengan
nilai P value 0,000 taraf nyata (a=0,05) maka dapat ditarik kesimbulan bahwa
terdapat pengaruh pada pemberian tehnik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap
penurunan skala nyeri pada pasien post operasi section caesarea.
Tabel 4. Pengaruh Tehnik Relaksasi Imajiansi Terbimbing terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Section di
Kelompok Kontrol
Variabel Mean Median SD P Value n
Tingakt Nyeri
Sebelum 5,67 6,00 492
0,116 12
Sesudah 5,58 6,00 515
Sumber : Data Primer (2018)
Dari hasil uji statistik pada kelompok perlakuan nilai rata-rata intensitas
nyeri pada awal pertemuan sebesar 5,67 dengan standar deviasi 492 dan nilai rata-
rata intensitas nyeri sesudah setelah beberapa menit kemudian tanpa diberikan
perlakuan imajinasi terbimbing terhadap penurunan nyeri di dapatkan rata-rata
sebesar 5,58, dengan standar deviasi 515 dengan nilai P value 0,116 taraf nyata (a
= 0,05) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh pada
pemberian tehnik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap penurunan nyeri pada
Sectio caesarea.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Responden
1. Usia
Berdasarkaan tabel diatas diketahui bahwa usia responden paling banyak
yaitu 26-35 tahun sebanyak 13 responden (54%), usia 17-25 tahun sebanyak 7
responden (29%), dan responden yang paling sedikit pada usia 36-45 tahun yaitu
sebanyak 4 responden (16,6%)
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetia at all, 2015
Berdasarkan peneltian dari 20 responden yang diteliti paling banyak usia 36-45
tahun (dewasa akhir) yaitu sebanyak 10 responden (50%), usia 26-35 tahun
(dewasa awal) yaitu sebanyak 6 responden (20%), sedangkan yang paling sedikit
adalah usia 46-55 tahun (lansia awal) yaitu 4 responden (13%).
Berdasarkan pendapat peneliti bahwa pada usia dewasa ambang nyeri
seseorang meningkat, akan tetapi pada usia tersebutlah seseorang dapat
mentoleransi nyeri yang dirasakan. Sehingga pada penelitian ini,usia tidak
mempengaruhi nyeri.
2. Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan penelitian di dapatkan bahwa jumlah
ibu yang memiliki pekerjaan terbanyak yaitu IRT sebanyak 12 ibu dengan
presentasi 50%, ibu yang memiliki pekerjaan sebagai pagawai sebanyak 4 ibu
dengan prentasi 16,7%, ibu yang memiliki pekerjaan sebagai pedagang sebanyak
4 ibu dengan presentasi 16,7%, serta ibu yang memiliki pekerjaan sebagai
karyawan sebanyak 3 ibu dengan presentsi 15,2%
Nursalam (2001) menyebutkan bahwa pekerjaaan aadalah kesibukan yang
harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarganya. Seseorang yang mempunyai pekerjaan yang penting dan
memerlukan aktifitas akan mengganggu seseorang dalam mencari informasi
tentang kesehatan.
Menurut peneliti, pekerjaan dapat berpengaruh bagi pengetahuan seseorang
tentang kesehatan. Dimana dilihat dari lingkungan tempat bekerja, kalau tempat
bekerja dilingkungan dunia kesehatan maka otomatis pasti seseorang yang berada
di lingkungan tersebut akan lebih tau tentang dunia kesehatan begitupun di
tempat-tempat lainnya
3. Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan yaitu dimana jumlah ibu
yang memiliki pendidikan SMA yaitu sebanyak 18 ibu dengan presentasi 70%
sedangkan ibu yang memiliki pendidikan S1 sebanyak 6 ibu dengan presentasi
25%
Menurut Notoatmodjo (2005) semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin
besar pengetahuan dan semakin mudah mengembangkan pengetahuan dan
teknologi yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan seseorangg. Hal ini
sependapat dengan hasil penelitian Kuswandari (2016) bahwa ada hubungan
antara pendidikan dengan pengetahuan skala nyeri.
Menurut penulis, pendidkan merupakan hal yang sanggat penting. Karena
pendidkan mempengaruhi pola pikir seseorang tentang sesuatu hal yang nantinya
akan berpengaruh dalam pengambilan suatu keputusan tertentu. Pendidikan
adalah sesuatu yang sangat berpengaruh bagi seseorang dimana jika pendidikan
seseorang semakin tinggi maka pengetahuan mereka semakin luas pula.
4.2.2 Analisis Univariat
Pengaruh tehnik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap penurunan skala
nyeri pada pasien sectio casarea, di kelompok perlakuaan
5.1. Kesimpulan
Terdapat pengaruh tehnik relaksasi imjinasi terbimbing terhadap penrunan
skala nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea di rsud toto kabila kabupaten
bonebolang, hal ini disimpulkan sebangai berikut:
1. Karakteristik responden dibedakan menjadi tiga, yakni usia, pekerjaan dan
pedidikan. Pada responden berdasarkan usia 26-35 tahun sebanyak 13
responden (54%), usia 17-25 tahun sebanyak 7 responden (29%), dan
responden pada usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 4 responden (16,6%).
Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan SMA sebanyak 18 responden
(75%), sedangkan pendidikan yang S1 sebanyak 6 responden (25%).
2. Tingkat nyeri pada kelompok perlakuan sebelum diberikan tehnik relaksasi
imajinasi terbimbing yaitu nyeri sedang berjumlah 12 responden (100%)
dengan skala nyeri rata-rata 4-6. Sedangkan tingkat nyeri pada kelompok
kontrol sebelum diberikan tehnik relaksasi imajiansi terbimbing yaitu nyeri
berat 12 responden (100%) dengan skala nyeri 7-9
3. Tingkat nyeri pada kelompok perlakuan setelah diberikan tehnik relaksasi
imajinasi terbimbing yaitu nyeri ringan 4 responden (40%) dengan skala
nyeri 1-3 dan tingkat nyeri sedang sebanyak 8 responden (80)% dengan
skala nyeri 4. Hasil uji statistik dengan menggunakan paried simple T test
didapatkan nilai P Value adalah 0,000 artinya terdapat pengaruh terhadap
tehnik relaksasi imajiansi terbimbing terhadap penuruanan skala nyeri pada
pasien post operasi sectio caesarea
5.2. Saran
1. Bagi peneliti sebelumnya
Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang
tehnik relaksasi imajinasi terbimbing
2. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan bermamfaat untuk menambah referensi
perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang tehnik relaksasi iamajinasi
terbimbing terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea
3. Bagi Rumah Sakit
Rumah Sakit dapat melakukan tidakan managemen nyeri dengan terapi
nonfarmakologi sehingga mengurangi dalam pengunaan terapi farmakologi.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Nama :
Usia :
Alamat :
Kabila, Februari2018
RESPONDEN
(.............................)
Lampiran 2
No. Responden :
Nama Responden :
Alamat Responden :
Tanggal Perlakuan :
DATA RESPONDEN
1. Umur : tahun
2. Pendidikan : 1. S1
2. SMA
3. Pekerjaan : 1. PNS
: 2. IRT
: 3. Pedagang
: 4. Karyawan
Lampiran 3
1. PENGERTIAN
Tehnik relaksasi imajinasi terbimbing merupakan kombinasi antara
nafas berirama lambat dengan suatu banyangan yang berguna untuk
relaksasi dan meredakan nyeri
2. TUJUAN
Mengarahkan secara lembut seseorang ke dalam keadaandimana
pikiran mereka tenang dan tetap rileks.
3. MANFAAT
Adapun manfaat tehnik relaksasi imajinasi terbimbing yaitu untuk
mengurangi stres, kecemasan, dan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
A Tahap pre interaksi:
1. Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan diri sendiri.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat sendiri.
3. Mengumpulkan data tentang pasien
4. Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.
B Tahap Orientasi:
1. Berikan salam, tanyakan nama pasien dan perkenalkan diri (Selamat pagi
bapak, dengan bapak siapa yaa? Perkenalkan saya perawat Fasiha perawat
yang bertugas pada pagi hari ini)
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan kepada klien atau keluarga klien (Bapak,
adapun tujuan tindakan yang akan saya lakukan ini adalah untuk membuat
bapak agar merasa lebih tenang dan rileks)
C Tahap Kerja:
1. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
2. Menjaga privasi klien
3. Mencuci tangan
4. Dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta kepada klien
untuk perlahan-lahan menutup matanya dan fokus pada nafas mereka
5. Klien didorong untuk relaks, mengosongkan pikiran dan memenuhi pikiran
dengan bayangan yang membuat damai dan tenang
6. Klien dibawa menuju tempat spesial dalam imajinasi mereka
7. Dalam melakukan teknik indigunakan 10-15 menit
D Fase Terminasi:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah dilakuka
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak waktu.
4. Dokumentasi
Lampiran 4
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Intervensi Imajinasi Terbimbing
Dengan skala nyeri ringan-
sedang
Skor Nilai
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
(dilakukan diberikan skor 1 dan
tidak dilakukan diberikan skor
0)
1 2
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Lampiran 5
Keterangan :
Kategori :
1 = nyeri riang
2 = nyeri
3 = nyeri berat
Lampiran 6
No Nama Usia Pekerjaan Pendidikan Pre eks Kategori Post eks Kategori
Keterangan
Kategori :
1 = nyeri riang
2 = nyeri
3 = nyeri berat
Lampiran 7
T-Test
KELOMPOK PERLAKUAN
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper T Df Sig. (2-tailed)
Pair 1 pretest1 -
1.250 .452 .131 .963 1.537 9.574 11 .000
postest1
Uji statistic paired t test
T-Test
KELOMPOK KONTROL
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 pretest2 -
.083 .515 .149 -.244 .411 .561 11 .116
postest2
UJI STATISTIK
Statistics
usia
N Valid 24
Missing 0
Mean 29.58
Median 27.00
Mode 27
Minimum 21
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pekerjaan
N Valid 24
Missing 0
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
pendidikan
N Valid 24
Missing 0
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
pretest
N Valid 12
Missing 0
Mean 5.17
Median 5.00
Minimum 4
Maximum 6
pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
postest
N Valid 12
Missing 0
Mean 3.92
Median 4.00
Minimum 3
Maximum 5
postest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kelompok Kontrol
Statistics
postest2 pretest2
N Valid 12 12
Missing 1 1
Mode 6 6
Minimum 5 5
Maximum 6 6
Sum 67 68
pretest2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 13 100.0
postest2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 13 100.0
pretest postest
N 12 12
pretest
6.750 2 9 .016
ANOVA
pretest
Total 5.667 11