Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN RAHANG DAN OKLUSI

Relasi Sentrik

Menurut Rosenstiel, relasi sentrik merupakan hubungan maksila terhadap mandibular dimana condyl
berartikulasi dengan bagian avaskular tertipis yaitu diskus artikularis, dengan bagian anterosuperiornya
berlawanan dengan bentuk articular eminence. Relasi sentrik ini dianggap sebagai posisi acuan/referensi
karena posisi ini akan selalu ada dengan ada atau tidak adanya kontak gigi. Jika saat pasien melakukan
kontak maksimal gigi geligi RA-RB (intercuspal contact relation/intercuspation) posisinya sama dengan
relasi sentrik, maka bisa langsung dilakukan perawatan restorasi. Namun, jika kedua posisi tersebut
tidak sama maka sebelum melakukan perawatan restorasi perlu mempertimbangkan dilakukannya
corrective occlusal therapy.

Pada maximum intercuspation, articular disc berada pada posisi superoanterior dari condyl, dimana
condyl berada di dalam fossa

Pada initial stage saat membuka mulut, condyl berotasi pada posisinya, dengan articular disc di posisi
tetap seperti saat maximum intercuspation

Pada maximum stage saat membuka mulut, condyl translasi kedepan, dengan disc di antara condyl dan
articular eminance.

Dimensi vertikal adalah jarak antara dua anatomi atau titik yang telah ditentukan, salah satunya tetap
dan satunya lagi dapat digerakkan.

Dimensi vertikal terbagi menjadi dua:

1. Dimensi Vertikal Fisiologis (Rest Vertical Dimension)

Adalah jarak antara dua titik, yaitu pada maksila dan mandibula saat kepala dalam posisi tegak, otot-
otot sedang dalam keadaan istirahat (tidak kontraksi), dan condyl berada pada posisi netral dalam fossa
glenoid. Pada keadaan ini gigi tidak berkontak, serta bibir atas dan bawah berkontak ringan. Dimensi ini
bersifat konstan dan tidak dipengaruhi oleh ada atau tidaknya gigi maupun bentuk serta posisinya,
namun dipengaruhi oleh otot dan keseimbangan otot.

2. Dimensi Vertikal Oklusi (Occlusal Vertical Dimension)

Adalah jarak vertikal antara dua titik pada maksila dan mandibula yang telah ditentukan saat otot-otot
rahang dalam keadaan kontraksi dan gigi-geligi beroklusi.

Selisih antara dimensi vertikal posisi istirahat dengan dimensi vertikal oklusi dinamakan dengan freeway
space, yang besarnya dalam keadaan normal 2-4 mm.

Jika dimensi vertikal terlalu tinggi :

- Wajah bagian bawah terlihat panjang


- Pasien sulit menutup mulut, menelan, dan berbicara
- Otot wajah terlihat tegang
- Trauma jaringan ringan
- Trauma pada TMJ (sakit dan clicking)
- Kerusakan pada residual ridge dan resorpsi tulang alveolar meningkat
- Tidak nyaman

Jika dimensi vertikal terlalu rendah :

- Berkurangnya tinggi wajah bagian bawah


- Dagu terlihat lebih maju
- Wajah terlihat mengkerut
- Loss of lip fullness
- Cheek biting
- Penurunan fungsi mastikasi
- Trauma pada TMJ (sakit dan clicking)
- Menyebabkan kehilangan ruang pada rongga mulut dan penurunan sudut mulut

Anda mungkin juga menyukai