Anda di halaman 1dari 6

KASUS

Penyakit jantung sistemik merupakan penyakit ketiga terbanyak di Indonesia.

Penderita penyakit ini bukan hanya orang dewasa (lanjut usai) tapi juga banyak ditemukan

pada masa remeja (anak-anak).

KEYWORDS

1. Penyakit jantung koroner (Coronary Heart Disease) adalah ketidaksanggupan jantung

akut maupun kronik, yang timbul karena kekurangan suplai darah pada miokardium

sehubungan dengan proses penyakit pada sistem nadi koroner.

2. Prevalensi adalah bagian dari studi epidemiologi yang membawa pengertian jumlah

orang dalam populasi yang mengalami penyakit, gangguan atau kondisi tertentu pada

suatu tempoh waktu dihubungkan dengan besar populasi dari mana kasus itu berasal.

Prevalensi memberitahukan tentang derajat penyakit yang berlangsung dalam

populasi pada satu titik waktu (Timmereck, 2001).

3. Insidensi merupakan jumlah kasus baru suatu penyakit yang muncul dalam satu

periode waktu dibandingkan dengan unit populasi tertentu dalam periode tertentu.

Insidensi memberitahukan tentang kejadian kasus baru (Timmereck, 2001).

4. Determinan Kesehatan adalah faktor-faktor yang menentukan dan mempengaruhi

(membentuk) status kesehatan dari individu atau masyarakat. (Ircham Machfoedz dan

Eko Suryani.2008.Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan.

Fitramaya.Yogyakarta)

RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja penyebab masalah kesehatan dari penyakit jantung sistemik (koroner)?

2. Berapa angka prevalensi dari penyakit jantung sistemik (koroner)?


3. Berapa angka insidensi dari penyakit jantung sistemik (koroner)?

1. Prevalensi penyakit jantung sistemik (koroner)

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan

prevalensi penderita PJK sebesar 0,5% dari seluruh pasien penyakit tidak menular.

Daerah tertinggi berdasarkan terdiagnosis dokter adalah Sulawesi Tengah (0,8%)

diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Aceh masing-masing (0,7%) (Mihardja, 2013)

Tabel dari REKESDAS

2. Insidensi penyakit jantung sistemik (koroner)

Berdasarkan penelitian sebelumnya, selama periode Januari 2010 sampai

Desember 2010 di Irina F Jantung RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado tercatat 230

kasus PJK. Berdasarkan kelompok umur 61-70 tahun sebanyak 69 kasus (30%), jenis

kelamin laki-laki sebanyak 159 kasus (69,13%), 86 kasus disertai penyakit penyerta

yang terbanyak diantaranya hipertensi 52 kasus (55,32%), dan manifestasi klinis yang

didapat adalah Old Myocardial Infarction (OMI) sebanyak 71 kasus (30,87%)

(Syukri, 2011).
IDENTIFIKASI MASALAH MENGGUNAKAN DIAGRAM TULANG

Gaya Hidup Penyakit penyerta

Makanan dan minuman Hipertensi

Merokok Hiperlipidemia

Kurang gerak Diabetes melitus


/olahraga

Jantung
Koroner
Pelayanan
Jenis kelamin
Kesehatan
Umur
Sarana pendidikan
Pendidikan

Pekerjaan

Individu Sarana/prasaran

DETERMINAN KESEHATAN KASUS

1. Gaya hidup

 Makanan dan minuman

 Kebiasaan makan makanan yang tinggi lemak dan minuman yang kadar

alkoholnya tinggi. Jenis makanan yang tinggi lemak adalah Tina’i (usu/jeroan

babi) yang mengandung asam lemak jenuh. Dari studi literalur mengatakan
bahwa sekitar 25 jenis makanan menunjukkan hubungan dengan kejadian

Penyakit jatung Koroner.

 Kurangnya berolahraga

 Aktivitas sehari-hari orang didaerah Manado dikategorikan dalam kurang gerak

atau kurang berolahraga.

 Rokok

2. Penyakit penyerta

 Penyakit penyerta dapat berhubungan dengan faktor resiko Penyakit jJatung Koroner,

Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesistas dan Hiperlipidemia. Dimana hipertensi

merupakan faktor resiko tertinggi Penyakit Jantung Korener yang terdapat di Provinsi

Sulawesi Utara.

3. Sarana dan Prasarana

 Pelayanan kesehatan

 Kurangnya prasarana kesehatan di tempat pemukiman karena tempat pelayanan

kesehatan yang jauh dan kadang tidak terjangkau oleh masayarakat di Provinsi

Sulawesi Utara terutama di Daerah Manado.

 Sarana Pendidikan

 Sarana pendidikan yang kurang memadai, karena tempat untuk mendapatkan

pendidikan bagi masyarakat disana terutama anak-anak jauh dari tempat

pemukiman penduduk.

4. Individu

 Jenis Kelamin

 Untuk penedrita Penyakit Jantung Kororner (PJK) sendiri banyak terjadi pada

laki-laki dibandingkan perempuan, karena dipengaruhi oleh kebiasaan hidup

yaitu merokok.

 Umur

 Untuk penderita Penyakit Jatung Koroner (PJK) sendiri bisa terjadi pada orang

dewasa (lanjut usia) dan remaja.


 Pendidikan

 Pendidikan akan mempengaruhi sikap da perilaku dari masyarakat, karena

berhubungan dengan sarana/prasarana fasilitas pendidikan yang tidak memadai.

 Pekerjaan

 Sebagian besar yang terkena penyakit Jantung Koroner adalah pekerja swasta

karena mereka lebih banyak waktu luang untuk mengkonsumsi rokok dan

makanan berlemak (sesuai dengan penelitian di Minahasa).

PERILAKU PENDERITA DALAM PENCEGAHAN KEKAMBUHAN PENYAKIT

MENURUT TEIRI GREEN

1. Untuk mencegah kekambuhan terjadinya Penyakit Jantung Koroner dapat dilakukkan

dengan cara meningkatkan program promosi kesehatan baik melalui media seperti

TV, koran, dan majalah/tabloid maupun penyuluhan secara lagsung kepada

msayarakat di daerah Provinsi Sulawesi Utara dengan tujuan untuk memberikan

informasi mengenai jenis makanan dan minuman yang perlu dihindari, gaya hidup

yang harus dirubah.

2. Bagi pemerintah ddisarankan untuk melakukan peningkatan dari segi sarana dan

prasarana, baik sarana/prasarana penddikan maupun sarana/prasarana pelayanan

kesehatan.

3. Melakukan peningkatan dari jumlah tenaga kesehatan untuk mendukung peningkatan

pelayanan kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara terutama Daerah Manado.


Mihardja LK, Delima, Soetiarto F, Suhardi, Kristanto AY. Penyakit tidak menular. In: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, penyunting. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementeri-an Republik Indonesia, 2013; p. 83-99.

8. Syukri AEDP, Panda L, Rotty LWA. Profil penyakit jantung koroner di Irina F jantung BLU RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou Manado [Skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2011.

Anda mungkin juga menyukai