http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma
Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan Program Pembinaan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Tahun 2014. Penelitian ini di lakukan pada Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Medan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan Sumber data
dalam penelitian ini adalah pegawai di Disosnaker. Teknik Penarikan Sampel yang digunakan
adalah teknik “Purposive Sampling”. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan melalui
wawancara, observasi dan analisis dokumen serta mencatat dan merekam. Teknik Analisa Data
yang digunakan penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif. Implementasi kebijakan Program
Pembinaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Tahun 2014 dilakukan sudah cukup baik. Hanya
kurangnya fasilitas dan dana untuk menjalankan pembinaan bagi gelandangan dan pengemis, ini
berarti Sistem komputerisasi di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) baik sehingga
pekerjaan pegawai menjadi efektif.
Abstract
This research aimed to find out how the Policies implementation of program is creation with
vagrants and beggars by Social and Labor Office of Medan City. This study was taken place in
Social and Labor Office of Medan City. The data source used in this research was Disosnaker
employees. The sampling technique used was purposive sampling one. Techniques of collecting
data employed were interview, observation, document analysis as well as notes taking and
recording. Technique of analyzing data used was technique of analyzing qualitative data.The
Policies implementation of program is creation with vagrants and beggars by Social and Labor
Office of Medan City of 2014 was good enough, but minimize facility and fund to creation
vagrants and beggars cost.
Key Word : The Policies Implementation; Vagrants and Beggars Construction Program
How to Cite: Chairika Nasution, Husni Thamrin (2016). Implementasi Kebijakan Program
Pembinaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Terhadap Gelandangan dan Pengemis di Kota medan
4 (2): 105-119
*Corresponding author: P-ISSN-2549-9165
E-mail: husnithamrinuma@yahoo.co.id e-ISSN
105
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 4 (2) (2016): 105-119
Teknik Analisa Data yang dipergunakan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
adalah teknik analisa data kualitatif, yaitu Organisasi Perangkat Daerah. Dinas Sosial
dengan mengkaji data yang dimulai dengan dan Tenaga Kerja sebagai salah satu Satuan
menelaah seluruh data yang tersedia dari Kerja Perangkat Daerah Kota Medan yang
berbagai sumber data yang terkumpul, melaksanakan kewenangan pemerintahan di
mempelajari data, menelaah, menyusunnya bidang sosial dan ketenaga-kerjaan di Kota
dalam suatu satuan, yang kemudian Medan, sesuai dengan Peraturan Daerah Kota
dikatagorikan pada tahap berikutnya, dan Medan Nomor 2 Tahun 2009 tentang Urusan
memeriksa keabsahan data serta Pemerintahan Kota Medan.
menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan Pelaksanaan kewenangan pemerintahan
kemampuan daya peneliti untuk membuat di bidang sosial dan ketenaga-kerjaan
kesimpulan penelitian. (Moleong, 2006:247) sebelumnya ditangani oleh 2 (dua) Satuan
Selain itu, data-data yang diperoleh Kerja Perangkat Daerah yaitu : Kantor Sosial
dalam penelitian ini akan dianalisis secara Kota Medan merupakan Satuan Kerja
kualitatif, artinya untuk analisis data tidak Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas
diperlukan model uji statistik dengan dan kewenangan pemerintah di bidang sosial,
mamakai rumus-rumus tertentu, melainkan dan Dinas Tenaga Kerja Kota Medan
lebih ditujukan sebagai tipe penelitian merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah
deskriptif. Kutipan hasil wawancara dan yang melaksanakan tugas dan kewenangan
observasi sejauh mungkin akan ditampilkan pemerintah di bidang ketenaga-kerjaan.
untuk mendukung analisis yang disampaikan, Sebagaimana tugas dinas Sosial dan
sehingga pada akhirnya dapat ditari Tenaga Kerja yang melaksanakan sebagian
kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. urusan rumah tangga daerah di bidang sosial
dan ketenaga-kerjaan dalam rangka
HASIL DAN PEMBAHASAN kewenangan desentralisasi dan dekonsentrasi,
Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja mempunyai
Sumatera Utara merupakan pusat fungsi SKPD yang melakukan Perencanaan,
pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi
perdagangan yang terletak di Pantai Timur Program dan Kegiatan yang berkaitan dengan
Sumatera dengan batas-batas wilayah: (1) urusan sosial dan urusan ketenaga-kerjaan di
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Kota Medan.
Malaka, (2) Sebelah Selatan, Timur dan Barat Penyusunan Laporan Akuntabilitas
berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 Sosial dan Tenaga Kerja Tahun 2014
km2, yang terdiri dari 21 kecamatan dan 151 merupakan pertanggung-jawaban atas
kelurahan dengan jumlah penduduk Kota pencapain sasaran tahun 2014 dan langkah
Medan tahun 2013 berdasarkan data dari strategis, sebagai amanat dalam Instruksi
Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang
adalah 2.132.061 jiwa dengan jumlah Rumah Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Tangga (Kepala Keluarga) sebanyak 472.202 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Kepala Keluarga. Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Perangkat Daerah Kota Medan yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah
merupakan tindak lanjut dari Peraturan Daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas
110
Chairika Nasution, Husni Thamrin, Implementasi Kebijakan Program Pembinaan Dinas Sosial
111
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 4 (2) (2016): 105-119
d. Fasilitasi bagi para Penyandang Masalah penempatan tenaga kerja luar negeri, dan
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi informasi pasar kerja. Bidang Pembinaan dan
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS); Penempatan Tenaga Kerja menyelenggarakan
e. Pelaksanaan pembinaan dan pelestarikan fungsi:
nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan a. Penyusunan program dan rencana
Kesetia-kawanan sosial; kegiatan Bidang Pembinaan dan
f. Pemberdayaan Organisasi Sosial, Karang Penempatan Tenaga Kerja;
Taruna, Pekerja Sosial, Taruna Siaga b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup
Bencana, dan Potensi Sumber penempatan tenaga kerja dalam negeri,
Kesejahteraan Sosial lainnya; luar negeri, dan informasi pasar kerja;
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan c. Pemberian bimbingan pengurusan
pelaporan lingkup bidang bina sosial; penyaluran dan penempatan tenaga kerja
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh serta perluasan tenaga kerja dalam dan
Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan luar negeri;
fungsinya. d. Pemberian informasi ketenaga-kerjaan;
Bidang Pelayanan Sosial mempunyai e. Pelaksanaan proses perijinan dan
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pelayanan lainnya lingkup penggunaan
dinas lingkup undian dan pengumpulan uang, tenaga kerja asing sesuai dengan urusan
rehabilitasi, pembinaan daerah kumuh dan pemerintahan kota;
penanggulangan bencana. Bidang Pelayanan f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan
Sosial menyelenggarakan fungsi: pengendalian lingkup penempatan tenaga
a. Penyusunan program dan rencana kerja dan informasi pasar kerja;
kegiatan Bidang Pelayanan Sosial; g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pelaporan lingkup bidang pembinaan dan
undian dan pengumpulan uang, penempatan tenaga kerja;
rehabilitasi, pembinaan daerah kumuh dan h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
penanggulangan bencana Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama fungsinya
dalam penyelenggaraan pembinaan daerah Bidang Hubungan Industrial Syarat-
kumuh dan penanggulagan bencana sesuai Syarat Kerja dan Purna Kerja mempunyai
dengan urusan pemerintah kota. tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
d. Pelaksanaan rehabilitasi sosial bagi para dinas lingkup organisasi pekerja, pengusaha
Penyenadang Masalah Kesejahteraan Sosial pendidikan, dan purna kerja, persyaratan
(PMKS), penanggulangan bencana dan kerja dan pengupahan serta perselisihan
penanganan daerah kumuh, hubungan industrial / PHK.
e. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan Bidang Hubungan Industrial Syarat-
kegiatan undian dan pengumpulan dana Syarat Kerja dan Purna Kerja
sosial; menyelenggarakan fungsi:
f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan a. Penyusunan program dan rencana
pelaporan lingkup bidang bina sosial; kegiatan Bidang Hubungan Industrial
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Syarat-Syarat Kerja dan Purna Kerja;
Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup
fungsinya hubungan Industrial, syarat-syarat kerja
Bidang Pembinaan dan Penempatan dan purna kerja ;
Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok c. Pelaksanaan pembinaan hubungan
melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup industrial, persyaratan kerja, organisasi
penempatan tenaga kerja dalam negeri, pekerja dan pengusaha;
112
Chairika Nasution, Husni Thamrin, Implementasi Kebijakan Program Pembinaan Dinas Sosial
Seksi Bidang Bina Sosial yang bernama “Menyangkut sumber daya manusia
Bapak Drs. Sahdin Sagala, MAP, yang saya bekerja sama dengan beberapa staf
diwawancarai pada hari Kamis tanggal 05 lainnya yang saling membantu, walaupun
Maret 2015 pada pukul 14.15 Wib yaitu, mereka berasal dari bidang atau seksi yang
“Saya tidak menangani masalah lain. Dari segi fasilitas kita memang belum
Gepeng, kami mempunyai tugas masing- ada, kita belum punya alat transportasi dan
masing dan saya menangani masalah beberapa rumah singgah, karena dana yang
kemiskinan yang lebih tau mengenai Gepeng kurang cukup, makanya kita selalu bekerja
itu adalah Bapak Zailun, SH, MAP dan Ibu sama dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Deli Marpaung, SH”. Provinsi Sumatera Utara.”
Sumber- sumber kebijakan, yaitu Kepala Bina Sosial yang bernama Bapak
meliputi: (1) Sumber daya manusia yang Drs Sahdin Sagala, MAP yang di
terdiri dari jumlah pegawai, tingkat wawancarai pada hari Rabu tanggal 05 Maret
pendidikan pegawai, keahlian, keterampilan, 2015 pada pukul 14.15 Wib yaitu,
dan kemampuan para pegawai untuk “Jika yang menyangkut dengan sumber
melaksanakan tugas dan fungsinya, (2) daya manusia adalah kami sebagai pelaksana
Sumber anggaran yaitu sumber dan besarnya dalam program pembinaan ini, ada 2(dua)
pembiayaan untuk melaksanakan program orang pegawai yang bersangkutan langsung
pembinaan Gepeng tersebut. Fasilitas yaitu dengan pembinaan Gepeng tersebut yaitu Ibu
sarana dan prasarana yang diperlukan dalam Deli Marpaung SH dan Bapak Zailun, SH.
melaksanakan program pembinaan Gepeng. MAP.”
Berapa orang yang terlibat langsung, Gepeng bernama susi usia 42 Tahun,
fasilitas apa yang di perlukan dan berapa diwawancarai pada hari Selasa tanggal 15
sumber anggaran yang di berikan untuk Februari 2015 pukul 11.00 WIB yaitu:
melakukan proses Pembinaan terhadap “Susi pernah terjaring disimpang
Gepeng yang telah terjaring rajia tersebut? glugur, ketika susi lagi mengemis di simpang
Menurut Bapak Zailun, SH. MAP, selaku lampu merah glugur, terus susi dirazia dan di
Kepala Bidang Pelayanan Sosial, yang bawa ke dinas sosial, kemudian susi di beri
diwawancarai pada hari Rabu tanggal 25 pembinaan dengan cara mendengarkan
Januari 2015 pada pukul 14.30 Wib yaitu, pengarahan dan nasehat.”
“Menyangkut masalah anggaran itu Ciri-ciri atau sifat badan/instansi
sudah ada dalam APBD Kota Medan sebesar pelaksana, yaitu meliputi struktur organisasi,
100jt rupiah dalam beberapa program yang pembagian tugas dan wewenang, garis
ada di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota komando atau rentang kendali serta
Medan, salah satunya penertiban, penyuluhan, ketepatan atau kesesuaian pelaksanaan
pembinaan dan pelatihan khusus bagi anak program dengan tingkat struktural organisasi
jalanan yang mana gepeng hanya mendapat yang melaksanakan program tersebut.
pengarahan saja, selama ini fasilitas untuk Kepala Bidang Pelayanan Sosial yang
penertiban belum ada, misalnya rumah bernama Bapak Zailun, SH. MAP, yang
singgah dan mobil pengangkut Gepeng dari diwawancarai pada hari Rabu tanggal 28
penertiban tersebut. Fasilitas tersebut Januari 2015 pada pukul 14.30 Wib yaitu,
diperoleh dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja “Agen pelaksana dari program pembinaan
Provinsi Sumatera Utara.” Gepeng adalah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Seksi Bina Sosial yang bernama Ibu Deli Kota Medan, sebagai perpanjang tanggan dari
Marpaung. SH, yang diwawancarai pada hari Gubernur Sumatera Utara dan dalam
Senin tanggal 28 Januari 2015 pada pukul pelaksanaannya ketika melakukan pembinaan-
14.30 Wib yaitu, pembinaan dibantu oleh dinas-dinas terkait
115
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 4 (2) (2016): 105-119
seperti : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas Sosial yang bernama Bapak Zailun, SH. MAP,
Kesehatan dan dinas-dinas lainnya.” yang diwawancarai pada hari Rabu tanggal 28
Komunikasi antar organisasi terkait Januari 2015 pada pukul 14.30 Wib yaitu,
dengan kegiatan-kegiatan pelaksanaan, yaitu “Kalau masalah pengawasan yang
meliputi sosialisasi, baik itu sosialisasi internal dilakukan oleh dinas terhadap instansi lain,
maupun eksternal, ditambah dengan adanya mereka secara individual membuatkan
forum diskusi antar pegawai dan pihak-pihak laporan pertanggung jawaban ke pada Dinas
yang terlibat langsung dalam implementasi Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, kemana
kebijakan program pembinaan Gepeng. saja dana pembinaan itu dikeluarkan. Dan
Bagaimanakah komunikasi yang dilakukan kami bekerja sama dengan Satuan Polisi
oleh kepala bidang dalam melakukan suatu Pamong Praja untuk mengrajia para Gepeng
sosialisi pembuatan program kerja? yang berkeliaran ditempat-tempat tertentu.”
Kepala Bidang Pelayanan Sosial yang Seksi Bina Sosial yang bernama Ibu Deli
bernama Bapak Zailun, SH. MAP, yang Marpaung. SH, yang dilakukan pada hari
diwawancarai pada hari Rabu tanggal 28 Rabu tanggal 28 Januari 2015 pada pukul
Januari 2015 pada pukul 14.30 Wib yaitu, 14.30 Wib yaitu,
“Komunikasi yang kami bina dengan “Kami sudah melakukan program ini
pegawai-pegawai lain cukup baik, aktivitas- sesuai kebijakan yang dibuat oleh pusat dan
aktivitas yang kami jalankan untuk membina harus kami jalankan dengan tanggung jawab.
Gepeng tersebut lancar dan baik, mereka Karena respon yang diterima oleh pusat
selalu memberikan suatu masukan ataupun sangat baik sehingga kami tidak ingin
kritikan untuk membangun suatu program mengecewakan dan juga mengurangi citra
yang sedang berjalan ataupun yang akan mau buruk bagi dinas ini.”
di jalankan.” Kondisi sosial, ekonomi dan politik,
Seksi Bina Sosial yang bernama Ibu Deli yaitu meliputi sumber daya ekonomi yang
Marpaung. SH, yang dilakukan pada hari dimiliki oleh organisasi dan juga keadaan
Rabu tanggal 28 Januari 2015 pada pukul sosial ekonomi dari masyarakat yang
14.30 Wib yaitu, bersangkutan.
“Sejauh ini komunikasi dan sosialisasi Pendapat dari Gepeng yang menjadi
antar pegawai di Dinas Sosial dan Tenaga target implementasi kebijakan program
Kerja Kota Medan, amat erat dan saling bahu pembinaan Gepeng. Adanya penyesuaian
membahu, Kepala Bidang Bina Sosial selalu kondisi ekonomi Dinas Sosial dan Tenaga
berkomunikasi kepada bawahan yang terkait Kerja terhadap kelangsungan implementasi
dalam program pembinaan Gepeng tersebut, kebijakan program pembinaan Gepeng.
yaitu saya sendiri dan pegawai lainnya.” Seperti apa kondisi ekonomi, sosial dan
Sikap para pelaksana, yaitu kognisi para politik yang berada di lingkup organisasi
pelaksana dalam meleksanakan Implementasi untuk menjalankan program pembinaan anak
Kebijakan Program Pembinaan Gepeng jalan di Dinas Sosial Kota Medan?
meliputi: Kepala Bidang Pelayanan Sosial yang
1. Netralitas maupun obyaktivitas bernama Bapak Zailun, SH. MAP, yang
implementor, diwawancarai pada hari Rabu tanggal 28
2. Serta respon dari implementor terhadap Januari 2015 pada pukul14.30 Wib yaitu,
pelaksanaan Implementasi Kebijakan “Untuk melaksanakan program
Program Pembinaan Gepeng. pembinaan Gepeng ini dibutuhkan biaya yang
Bagaimana peran pegawasan Kepala sangat besar dari pusat dan dana yang keluar
Dinas dalam implementasi program sangat minim. jadi kami hanya bisa
pembinaan Gepeng. Kepala Bidang Pelayanan melakukan pembinaan Gepeng setahun sekali,
116
Chairika Nasution, Husni Thamrin, Implementasi Kebijakan Program Pembinaan Dinas Sosial
termasuk dalam lingkup penertiban dan jiwa dan tahun 2014 jumlah penertiban yang
penyulihan, yang kebijakan pembinaan itu telah dilakukan sebanyak 105 jiwa. Sedangkan
yang berasal dari pusat, kami hanya program kegiatan yang telah dilakukan oleh
menyusun laporan dan mengawasi jalannya Bidang Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga
kebijakan program pembinaan tersebut.” Kerja Kota Medan terhadap Penyandang
Kepala Seksi Bina Sosial yang bernama Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah
Ibu Deli Marpaung, SH yang dilakukan pada pengawasan, pengendalian dan penertiban
hari Rabu tanggal 28 Januari 2015 pada pukul PMKS.
14.30 Wib yaitu, Dari uraian di atas dapat diperoleh
“Kondisi lingkup sosial, ekonomi dan gambaran bahwa Pengertian implementasi
politik program pembinaan Gepeng sangat kebijakan dan faktor-faktor yang
besar pengaruhnya dalam pembinaan mempengaruhi keberhasilan suatu
Gepeng, dimana pusat langsung implementasi sudah sesuai dan sejalan apa
mendistribusikan kebijakan kepada daerah
untuk menjalankannya, sehingga pegawai yang dikatakan oleh Van Meter dan Van Horn
yang terlibat langsung juga turut serta (Meter dan Horn dalam Wahab, 2004:79)
dalam pelaksanaan” yaitu beberapa hal yang dapat mempengaruhi
Gepeng bernama Mega berusia 36 keberhasilan suatu implementasi, adalah:
tahun yang diwawancarai pada pukul 16.00 a. Ukuran dan tujuan kebijakan
yaitu: b. Sumber-sumber kebijakan
“Kondisi ekonomi keluarga mega sangat c. Ciri-ciri atau sifat Badan/Instansi
miskin tetapi mega bekerja di pagi hari pelaksana
sebagai tukang cuci namun tidak cukup d. Komunikasi antar organisasi terkait
menghidupi kebutuhannya sehari-hari dengan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
sehingga mega harus berada di jalanan untuk e. Sikap para pelaksana, dan
mengemis kemudian mega ditangkap oleh f. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
satpol pp di amplas dan akhirnya Mega Berdasarkan Hasil Wawancara dengan
ditertibkan dan dibina.” Informan Penelitian wawancara mendalam
Berdasarkan Wawancara Kepada Kepala dengan Kepala Bidang Pelayanan Dinas Sosial
Bidang Pelayanan Dinas Sosial dan Tenaga dan Tenaga Kerja Kota Medan Zailun, SH.
Kerja Kota Medan Zailun, SH. MAP dan Deli MAP dan Deli Marpaung, SH, yang telah
Marpaung, SH, yang telah diberi Kuasa oleh diberi Kuasa oleh Kepala Dinas Sosial dan
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tenaga Kerja Kota Medan, untuk melakukan
Medan, untuk melakukan wawancara, pada wawancara, pada Rabu tanggal 28 Januari
Rabu tanggal 28 Januari 2015 pada pukul 2015 pada pukul 14.30:
14.30: Kendala-kendala yang dihadapi
Berdasarkan data yang diperoleh dari Implementor dalam melaksanakan Program
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, Pembinaan Gepeng :
bahwa setiap tahun penertiban yang telah a. Kurangnya Sarana dan Prasarana utama
dilakukan mulai tahun 2012 sampai dengan dalam Program ini
tahun 2014, semakin menurun karena setiap Adanya penertiban yang membutuhkan
tahunnya terjadi merosotnya anggaran dalam fasilitas rumah singgah untuk menampung
penertiban Gepeng yang biasanya dilakukan Gepeng dan mobil pengangkut Gepeng
per tri wulan dalam setahun menjadi sekali tersebut tidak dimiliki oleh Dinas Sosial dan
atau dua kali dalam setahun, jumlahnya Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja. Selama ini
sekitar 362 jiwa. alat transportasi tersebut berasal dari Dinas
Tahun 2012 dilakukan penertiban Sosial dan Tenaga Kerja Provinsi Sumatera
sebanyak 133 jiwa, tahun 2013 sebanyak 124 Utara.
117
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 4 (2) (2016): 105-119
Dan fasilitas rumah singgah atau panti menyebabkan semakin tumbuh suburnya para
tersebut pun milik Dinas Sosial dan Tenaga Gepeng yang berada di jalanan.
Kerja Provinsi Sumatera Utara, Panti Asuhan
Punge yang berada di Binjailah yang selalu SIMPULAN
dipakai atau menempatkan Gepeng yang Implementasi kebijakan program
terkena jaringan/razia. Maka dari keterbatasan pembinaan Gepeng oleh Dinas Sosial dan
dana lah yang menghambat proses Tenaga Kerja Kota Medan belumlah berjalan
pembentukan panti atau rumah singgah dan dengan efektif, hal ini terlihat dengan adanya
trasportasi pribadi milik Dinas Sosial dan berbagai kendala-kendala/hambatan yang
Tenaga Kerja Kota Medan. muncul, seperti keterbatasan dana untuk
b. Kurangnya Anggaran dalam Program ini mendirikan rumah singgah/panti sosial yang
Selama ini berjalannya program milik Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
pembinaan Gepeng, berasal dari Dinas Sosial Medan, karena rumah singgah/panti sosial
dan Tenaga Kerja Kota Medan yang mana yang selama ini digunakan adalah milik
seluruh pendanaan berasal dari pusat. Karena Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
terbatasnya anggaran yang diperoleh dari Disamping itu, sumber daya manusia dari
alokasi anggaran sangat minim, maka Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sendiri hanya
penertiban dan pembinaan Gepeng sangat sedikit dan sangat kurang untuk diturunkan
terkendala. Hal ini dapat dimaklumi setiap dalam membina dan membimbing Gepeng,
tahun Penyandang Masalah Kesejahteraan sehingga instansi lain turut ikut serta
Sosial (PMKS), semakin meningkat, sedangkan menangani pembinaan Gepeng tersebut.
anggaran Pusat harus dapat dibagi ke seluruh Maka dari itu mereka belum bisa
Wilayah Negara Republik Indonesia. menjalankan implementasi tersebut secara
c. Kurangnya Kesadaran yang dimiliki oleh efektif dan efisien secara maksimal.
Masayarakat Kebijakan program pembinaan Gepeng
Masyarakat pada umumnya yang ini merupakan salah satu upaya yang
terjaring pada penertiban Gepeng ialah dilakukan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja.
Gepeng yang usia 18 - 56 tahun yang sedang Namun, karena kebijakan program pembinaan
mengemis di lampu merah. Pada dasarnya yang dijalankan berasal dari acuan
adalah faktor ekonomi dan lingkup internal Departeman Sosial dan Tenaga Kerja tingkat
keluarga yang tidak menasehati keluarganya, pusat, maka Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
sehingga terjadilah penyimpangan Gepeng. Kota Medan sangat sulit untuk menampung
Sosialisasi yang diberikan ketika dalam semua aspirasi dari berbagai kalangan yang
penertiban baik pemberian nasihat, peduli akan masalah Gepeng, karena Dinas
pembinaan mental dan rohani, ternyata Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan,
sangat sulit untuk dinasehati karena dengan dikarenakan bawahan dari Dinas Sosial
mengemis di jalanan mereka lebih mudah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat masalah
dalam mendapatkan uang tanpa bersusah Gepeng merupakan salah satu masalah yang
payah dan akhirnya setelah di bina selama 3 - sangat kompleks, maka Dinas Sosial dan
7 hari mereka kembali ke jalanan. Tenaga Kerja melakukan koordinasi dengan
Sedangkan masalah lainnya adalah, berbagai pihak yang terkait di dalamnya.
seringkali masyarakat memberikan sesuatu Dalam penanganan masalah Gepeng ini
kepada Gepeng -Gepeng yang berada di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan,
jalanan, baik berupa uang atau lainnya, hanya sebatas sebagai pihak yang
seakan-akan mereka berjiwa sosial, padahal memberikan sosialisasi tentang pembinaan
dengan kejadian seperti ini dapat Gepeng dengan memberi pengarahan dan
nasehat untuk mengarahkan hidup lebih
118
Chairika Nasution, Husni Thamrin, Implementasi Kebijakan Program Pembinaan Dinas Sosial