Anda di halaman 1dari 21

BAB l

1.1 Latar belakang

Pembuatan benang menggunakan bahan baku yang berasal dari serat-serat alam atau
serat-serat buatan baik yang berupa stapel atau filamen. Pembuatan benang ada
bermacammacam cara, tergantung pada bahan baku yang diolah, kemudian dalam proses
pembuatan benang banyak menggunakan alat-alat yang sulit. amun pada prinsipnya sama,
yaitu membuat untaian serat-serat yang kontinyu dengan diameter dan antihan tertentu
sehingga kualitas benang men!adi yang diinginkan. Pembuatan benang melalui tahapan :
pembukaan gumpalan serat, penarikan serat-serat, pemberian antihan dan penggulungan.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami proses pembuatan benang secara terperinci

2. Agar pembaca bisa memahami tahapan-tahapan dalam pembuatan benang

3. Agar pembaca bisa memahami dan mengetahui !enis-!enis benang

4. Agar pembaca bisa memahami dan mengetahui kualitas-kualitas benang

5. Agar pembaca mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pembuatan benang

6. Agar pembaca bisa mengetahui bahan baku dalam pembuatan benang

1.3 Rumusan masalah


1. Apa yang di maksud benang ?

2. Apa sa!a bahan yang digunakan dalam pembuatan benang ?

3. Sebutkan jenis-jenis benang ?

4. Apa sa!a persyaratan-persyratan untuk membuat benang ?

5. Apa sa!a persyaratan-persyratan untuk membuat benang ?

6. Bagaimana kualitas benang yang baik itu ?

7. Bagaimana cara pembuatan benang ?

8. Apa saja tahapan-tahapan dalam pembuatan benang ?


BAB II
Benang

2.1 sejarah benang

Penemuan benang diawali dengan penemuan benang sutera, benang sutra yangdi dapat
dari ulat sutera pertama kali ditemukan oleh ratu Xi Ling-shi ribuan taun lalu.ceritanya,
suatu hari ketika Ratu Xi Ling-shi sedang bertamasya, ia menemukan kepompong ulat sutra.
karena penasaran, kepompong itupun disentuh dengan jarinya, diapun mencoba menarik
selembar benang yang keluar dari kepompong itu. Dan,sungguh menakjubkan, semakin dia
tarik benangnya semakin panjang hingga menutupi dan membalut jarinya. Ratupun berhenti
menarik benang karena tangannya terasa panas.
ketika benang itu habis, ratu melihat kepompong kecil. Akhirnya dia menyadari bahwa
kepompong itu merupakan sumber benang yang disebut benang sutra. Ratu pun lalu bercerita
kepada semua orang, sehingga penemuan ini dikenal secara luas. Benang tersebut
kemudian dipintal dan di!adikan kain dan ternyata memiliki kualitas bagus. selain sangat halus,
kain halus kain sutera juga sangat lembut hingga banyak orang yang suka.

2.2 Definisi benang


Benang adalah susunan serat-serat yang teratur kearah memanjang dengan garis tengah
dan jumlah antihan tertentu yang diperoleh dari suatu pengolahan yang disebut pemintalan.
serat-serat yang dipergunakan untuk membuat benang, ada yang berasal dari alam dan ada
yang dari buatan. serat-serat tersebut ada yang mempunyai panjang terbatas yang (disebut
staple)
dan ada yang mempunyai panjang tidak terbatas yang (disebut filament).
Benang-benang yang dibuat dari serat-serat stapel dipintal secara mekanik, sedangkan benang-
benang filamen dipintal secara kimia. Benang-benang tersebut, baik yang dibuat dari serat-
serat alam maupun dari serat-serat buatan, terdiri dari banyak serat stapel atau filamen.
hal ini dimaksudkan untuk memperoleh benang yang fleksibel. untuk benang-benang
dengan garis tengah yang sama, dapat dikatakan bahwa benang yang terdiri dari sejumlah
serat yang halus lebih fleksibel daripada benang yang terdiri dari serat-serat yang kasar.

2.3 Jenis benang


2.3.1 sebenarnya terdapat beberapa kategori jenis benang,
yaitu : benang dasar, benang hias, benang spiral dan benang berstruktur.

1. Benang Dasar (Simple Yarns)


Benang dasar adalah jenis yang paling sederhana. meskipun benang ini mungkin terbuat
dari satu serat yang sama atau serat campuran, jumlah pilihan pada keseluruhan
panjangnya sama dan jenis ini tampak cukup lembut serta rata. kain yang terbuat dari benang
dasar satu ukuran dengan kandungan serat yang sama, akan menghasilkan tenunan yang
lembut permukaannya namun kurang bervariasi. sedangkan benang dasar yang dipilih
dengan cara berlainan, atau benang dasar yamg memiliki kandungan serat berbeda, dapat
dikombinasikan dalam proses menenun untuk menghasilkan kain dengan efek permukaan yang
beragam. Dengan ini, dapat dilakukan berbagai kombinasi sehingga menghasilkan jenis
kain yang bervariasi.

2. Benang hias (Novelty Yarns)


Benang hias biasanya dibuat berpilin dua, meskipun terdapat beberapa jenis khusus
yang diperoleh dari benang tunggal. Benang khusus jenis ini dibuat dari dua benang tunggal
atau lebih. Benang tunggal pertama berfungsi sebagai dasar atau inti dan menjadi tempat
membelitnya benang-benang tunggal lainnya. Benang tunggal kedua akan menciptakan efek-
efek khusus. Benang ketiga, menyatukan kedua benang pertama. Bila benang dasar dibuat
halus dan rata, sebaliknya dengan benang hias dibuat tidak teratur, kadang-kadang tidak rata,
agar bisa menghasilkan kain dengan permukaan dan tekstur yang tidak lazim. Benang-benang
hias dapat menghasilkan berbagai kain yang menarik, tetapi kain tersebut biasanya kurang enak
dipakai dibanding dengan kain permukaan halus. Ikatan pada boucle misalnya, mudah robek.
sementara bagian yang lebih tinggi yang terbuat dari simpul-simpul
tampak lebih using dibanding kain halus bagian belakangnya. Terdapat banyak variasi pada
benang hias, tetapi yang paling umum digunakan adalah !enis slubbed, looped, dan knotted
spiral.

a. Benang slubbed (Slubbed Yarns)


Benang slubbed dibuat dengan mengubah kadar pilih yang digunakan sehingga
selembar benang akan tampak lebih halus. Pada helaian benang, slub dapat dibentuk dalam
satu benang, sementara benang-benang lainnya digunakan untuk menahan slub itu ke bawah.
Benang yang digunakan untuk !enis kain shantung merupakan jenis slubbed
danmpermukaannya yang tidak rata dibuat oleh slub benang.

b. Benang Ikal (Looped Yarns)


Benang jenis ini dibuat dengan ikatan penuh pada interval yang teratur. Boucle,
merupaka salah satu contoh benang ikal yang kerap kali digunakan untuk pakaian wanita.

c. Benang Bersimpul (Knotted/Nubbed Yarns)


Benang semacam ini dibuat dengan mengatur mesin pemintalnya sehingga mesin
tersebut akan melilit benang dengan sendirinya secata terus menerus di satu tempat, hingga
terbentuk suatu simpul. kadangkala, benang ini dibuat dengan dua warna, dan simpul yang
terjadi
hanmya dalam satu warna. kain yang ditenun dengan benang dua warna itu akan tampak
memiliki bintik berwarna yang jelas pada dasarnya.
3. Benang spiral
Benang spiral dapat diperoleh dengan memilin dua benang yang memiliki ketebalan
berbeda. Biasanya, benang bermutu memiliki pilihan lebih tinggi dan lebih baik dari pada yang
kasar dan benang yang lebih kasar melilit benang yang lebih baik. Berbagai variasi dapat
dilakukan tergantung pada efek yang dikehendaki pada kain yang akan dibuat.

4. Benang Berstruktur
Benang bertekstur umumnya dihasilkan dari serat thermoplastic (serat yang bentuknya
dapat diatur oleh panas, yang diterapkan pada proses pembuatannya). serat-serat buatan
mampu menyesuaikan diri terhadap panas. Pada bagian terdahulu telah diuraikan bahwa
benang akan melalui proses penyisiran agar menjadi lurus, sehingga pada saat dibentangkan
akan rapi ke satu arah. Pada benang bertekstur serat-serat justru sengaja diacak, sehingga pada
saat dibentangkan men!adi tidak sama. Benang bertekstur dapat diikalkan pada satu sisi atau
kedua-duanya, digulung, dilipat, atau dikerut atau diolah menjadi bulu-bulu halus (agar
mengembang).
Panas yang diterapkan pada titik tertentu ketika proses pembuatan
berlangsung akan menghasilkan tekstur yang dikehendaki pada benang. Benang bahkan dapat
dirajut menjadi kain, yang setelah dipanaskan lalu ditutup sehingga benang yang dihasilkan
akan memiliki bentuk dan akan mempengaruhi permukaan kain yang dibuat dengan benang
bertekstur.

2.3.2 Jenis Benang menurut Panjang Serat


Menurut panjang seratnya benang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu benang stapel
dan benang filamen.

1. Benang Stapel
Benang stapel ialah benang yang dibuat dari serat-serat stapel. serat-serat stapel yang
berasal dari serat alam dengan terbatas, yaitu sesuai alamiahnya dan serat stapel yang berasal
dari serat buatan yang dipotong-potong dengan pan!ang tertentu. Ada beberapa benang stapel
diantaranya :
a. Benang Stapel Pendek
Benang stapel pendek ialah benang yang dibuat dari seratserat stapel yang pendek.
contohnya ialah benang kapas, benang rayon dan lain- lain.

b. Benang Stapel sedang


Benang stapel sedang ialah benang yang dibuat dari seratserat stapel yang pan!ang seratnya
sedang.
contohnya ialah benang wol, benang serat buatan.

c. Benang Stapel Panjang


Benang stapel pan!ang ialah benang yang dibuat dari serat-serat stapel yang panjang.
contohnya ialah benang rosella, benang serat nenas dan lainlain.
2. Benang Filamen
Benang filamen ialah benang yang dibuat dari serat filamen. Pada umumnya benang
filamen berasal dari serat-serat buatan, tetapi ada juga yang berasal dari serat alam.
Contoh benang filamen yang berasal dari serat alam ialah benang sutera. Benang filamen yang
berasal dari serat-serat buatan misalnya :

- Benang rayon yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar selulosa.
- Benang nylon yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar poliamida yang berasal
dari petrokimia.
- Benang poliakrilik yaitu benang yang dibuat dari bahan dasar poliakrilonitril yang berasal
dari petrokimia.
Ada beberapa macam benang filamen, diantaranya :

a. Benang Monofilamen
Benang monofilamen ialah benang yang terdiri dari satu helai filamen saja. Benang ini terutama
dibuat untuk keperluan khusus, misalnya tali pancing, senar raket, sikat, jala dan sebagainya.
b. Benang Multifilamen
Benang multifilamen ialah benang yang terdiri dari serat-serat filamen. sebagian besar benang
filamen dibuat dalam bentuk multifilamen.

c. Benang Tow
Tow ialah kumpulan dari beriburibu serat filamen yang berasal dari ratusan spinnerette menjadi
satu.

d. Benang Stretch
Benang stretch ialah benang filamen yang termoplastik dan mempunyai sifat mulur yang besar
serta mudah kembali ke panjang semula.

e. Benang Bulk
Benang bulk ialah benang yang mempunyai sifat-sifat mengembang yang besar.

f. Benang Logam
Benang logam. Benang filament umumnya dibuat dari serat buatan, namun disamping itu ada
juga yang dibuat dari logam. Benang ini telah dipergunakan beribu-ribu tahun yang lalu. Benang
yang tertua dibuat dari logam mulia dan benangnya disebut lame. keburukan dari
benang ini ialah : berat, mudah rusak dan warnanya mudah kusam.

2.3.3 Jenis Benang menurut kontruksinya


menurut kontruksinya benang dapat dibagi men!adi :

1. Benang Tunggal
Benang tunggal ialah benang yang terdiri dari satu helai benang saja. Benang ini terdiri dari
susunan serat-serat yang diberi antihan yang sama.
2. Benang Tangkap
Benang rangkap ialah benang yang terdiri dari dua benang tunggal atau lebih yang dirangkap
menjadi satu.

3. Benang Gintir
Benang gintir ialah benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang atau lebih
bersama-sama. Biasanya arah gintiran benang gintir berlawanan dengan arah antihan benang
tunggalnya.
Benang yang digintir lebih kuat daripada benang tunggalnya.

4. Benang Tali
Benang tali ialah benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang gintir atau lebih
bersama-sama.

2.3.4 Jenis Benang menurut Pemakaiannya


Menurut pemakaiannya benang di bagi menjadi :

1. Benang Lusi
Benang lusi ialah benang untuk lusi, yang pada kain tenun terletak memanjang kearah panjang
kain. Dalam proses pembuatan kain, benang ini banyak mengalami tegangan dan gesekan. oleh
karena itu, benang lusi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mampu untuk menahan
tegangan dan gesekan tersebut. untuk memperkuat benang lusi, maka !umlah
antihannya harus lebih banyak atau benangnya dirangkap dan digintir. Apabila berupa benang
tunggal, maka sebelum dipakai harus diperkuat terlebih dahulu melalui proses penganjian.

2. Benang Pakan
Benang pakan ialah benang untuk pakan, yang pada kain tenun terletak melintang kearah lebar
kain. Benang ini mempunyai kekuatan yang relatif lebih rendah daripada benang lusi.

3. Benang Rajut
Benang rajut ialah benang untuk bahan kain rajut. Benang ini mempunyai antihan / gintiran
yang relatif lebih rendah daripada benang lusi atau benang pakan.

4. Benang Sisir
Benang sisir ialah benang yang dalam proses pembuatannya, melalui mesin sisir (Combing
machine). Nomor benang ini umumnya berukuran sedang atau tinggi (Nel 40 keatas) dan
mempunyai kekuatan dan kerataan yang relatif lebih baik daripada benang biasa.

5. Benang Hias
Benang hias ialah benangbenang yang mempunyai corak-corak atau konstruksi tertentu yang
dimaksudkan sebagai hiasan. Benang ini dibuat pada mesin pemintalan dengan suatu peralatan
khusus.
6. Benang Jahit
Benang jahit ialah benang yang dimaksudkan untuk menjahit pakaian. untuk pakaian tekstil
benang jahit ini terdiri dari benang-benang yang digintir dan telah diputihkan atau dicelup dan
disempurnakan secara khusus.

7. Benang Sulam
Benang sulam ialah benangbenang yang dimaksudkan untuk hiasan pada kain dengan cara
penyulaman. Benangbenang ini umumnya telah diberi warna, sifatnya lemas dan mempunyai
efek-efek yang menarik.

2.4 Persyaratan Benang


Benang dipergunakan sebagai bahan baku untuk membuat bermacam-macam jenis kain
termasuk bahan pakaian, tali dan sebagainya. supaya penggunaan pada proses selan!utnya
tidak mengalami kesulitan, maka benang harus mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu
antara lain ialah : kekuatan, kemuluran dan kerataan.

2.4.1 Kekuatan Benang


Kekuatan benang diperlukan bukan sa!a untuk kekuatan kain yang dihasilkan, tetapi
juga diperlukan selama proses pembuatan kain. hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ini
ialah:

1. Sifat-sifat bahan baku dipengaruhi oleh :


a. Panjang serat
Makin panjang serat yang dipergunakan untuk bahan baku pembuatan benang, makin kuat
benang yang dihasilkan.

b. Kerataan Panjang serat


Makin rata serat yang dipergunakan, artinya makin kecil selisih pan!ang antara masingmasing
serat, makin kuat dan rata benang yang dihasilkan.

c. Kekuatan serat
Makin kuat serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan.

d. Kehalusan Benang
Makin halus serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan.
kehalusan serat ada batasnya, sebab pada serat yang terlalu halus akan mudah terbentuk neps
yang selanjutnya akan mempengaruhi kerataan
benang serta kelancaran prosesnya.

2. Konstruksi benang antara lain dipengaruhi oleh :


a. Jumlah Antihan
Jumlah antihan pada benang menentukan kekuatan benang, baik untuk benang tunggal
maupun benang gintir. untuk setiap pembuatan benang tunggal, selalu diberikan antihan
seoptimal mungkin, sehingga dapat menghasilkan benang dengan kekuatan yang maksimum.
kalau jumlah antihan kurang atau lebih dari !umlah antihan yang telah ditentukan, maka
kekuatan benang akan menurun.

b. Nomor Benang
Jika benang-benang dibuat dari serat-serat yang mempunyai panjang, kekuatan dan
sifat-sifat serat yang sama, maka benang yang mempunyai nomor lebih rendah, benangnya
lebih kasar dan akan mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada benang yang mempunyai
nomor lebih besar.

2.4.2 Mulur Benang


Mulur ialah perubahan pan!ang benang akibat tarikan atau biasanya dinyatakan dalam
persentasi terhadap panjang benang. 6ulur benang selain menentukan kelancaran dalam
pengolahan benang selanjutnya, juga menentukan mutu kain yang akan dihasilkan. Benang
yang mulurnya sedikit akan sering putus pada pengolahan selan!utnya. *ebaliknya benang
yang terlalu banyak mulur akan menyulitkan dalam proses selan!utnya. kalau panjang benang
sebelum ditarik = a (cm) dan panjang benang pada waktu ditarik hingga putus = b (cm), maka
mulur benang tersebut = mulur pada benang dipengaruhi antara lain oleh :
a. Kemampuan mulur dari serat yang dipakai
b. Konstruksi dari benang

2.4.3 Kerataan benang


Kerataan Benang stapel sangat dipengaruhi antara lain oleh :

1. Kerataan Pan!ang serat


Makin halus dan makin panjang seratnya, makin tinggi pula kerataannya.
2. Halus kasarnya Benang
Tergantung dari kehalusan serat yang dipergunakan, makin halus benangnya makin baik
kerataannya.
3. Kesalahan Dalam Pengolahan
Makin tidak rata panJang serat yang dipergunakan, makin sulit penyetelannya pada mesin.
Kesulitan pada penyetelan ini akan mengakibatkan benang yang dihasilkan tidak rata.
4.Kerataan Antihan
Antihan yang tidak rata akan menyebabkan benang yang tidak rata pula.
5 Banyaknya Nep
Makin banyak nep pada benang yaitu kelompokkelompok kecil serat yang kusut yang
disebabkan oleh pengaruh penger!aan mekanik, makin tidak rata benang yang dihasilkan.
serat yang lebih muda dengan sendirinya akan lebih mudah kusut dibandingkan dengan serat-
serat yang dewasa.

2.5 Penomoran Benang


untuk menyatakan kehalusan suatu benang tidak dapat dengan mengukur garis
tengahnya, sebab pengukurannya diameter sangat sulit. Biasanya untuk menyatakan kehalusan
suatu benang dinyatakan dengan perbandingan antara pan!ang dengan beratnya.
Perbandingan tersebut dinamakan nomor benang.
Penomoran benang di bagi menjadi 2 yaitu
1. Penomoran secara tidak langsung dan
2. Penomoran secara langsung

2.5.1 Penomoran secara tidak langsung


Pada cara ini ditentukan bahwa makin besar (kasar) benangnya makin kecil nomornya,
atau makin kecil (halus) benangnya makin tinggi nomornya. antara lain :

1. Penomoran cara kapas (Ne1)


2. Penomoran cara wol (Ne2/Nc)
3. Penomoran cara matrik (Nm)
4. Penomoran cara Perancis (Nf)
5. Penomoran cara wol Garu (Ne4)

2.5.2 Penomoran benang secara langsung


Cara penomoran ini kebalikan dari cara penomoran benang secara tidak langsung. Pada
cara ini makin kecil (halus) benangnya makin rendah nomornya, sedangkan makin kasar
benangnya makin tinggi nomornya. Antara lain :
1. Penomoran cara denier (D atau Td)
BAB III
BAHAN BAKU (SERAT)

Pengertian Serat
Serat adalah suatu benda yang berbanding pan!ang diameternya sangat besar sekali.
Serat
Merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Sebagai bahan
baku dalam pembuatan benang dan pembuatan kain, serat memegang peranan penting,
sebab :
- Sifat-sifat serat akan mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang dihasilkan.
- Sifat-sifat serat akan mempengaruhi cara pengolahan benang atau kain baik pengolahan
secara mekanik maupun pengolahan secara kimia.

SeJarah Perkembangan Serat


Serat dikenal orang seJak ribuan tahun sebelum Masehi seperti pada tahun 2.460 SM
Negara Cina sudah menghasilkan serat sutera dan tahun 1.540 SM telah berdiri industri kapas
di India, serat flaE pertama digunakan di Swiss pada tahun 10.000 SM dan serat wol mulai
digunakan orang di mesopotamia pada tahun 3.000 SM selama ribuan tahun serat flax, wol,
sutera dan kapas melayani kebutuhan manusia paling banyak. Pada awal abad ke 20? Mulai
diperkenalkan serat buatan hingga sekarang bermacammacam !enis serat buatan diproduksi.

Produksi Serat
Produksi serat alam dari tahun ke tahun boleh dikatakan tetap, tetapi persentase
terhadap
Seluruh produksi serat tekstil makin lama makin menurun mengingat kenaikan produksi serat-
serat buatan yang makin tinggi.
hal ini disebabkan karena :
- Persedianya serat alam sangat terbatas pada lahan yang ada dan iklim.
- Pada umumnya sifat-sifat serat buatan lebih baik daripada serat alam.
- Produksi serat buatan dapat diatur baik !umlah, sifat, bentuk dan ukurannya.

Jenis-jenis Serat
1. Serat Alam
Serat alam merupakan serat yang di produksi oleh alam seperti tumbuhan, hewan dan proses
geologis. Ada beberapa serat alam, seperti berikut :

1. Serat kapas
Yaitu di ambil tumbuhan tahunan yang berasal dari tanaman subtropis.

2. Herat Yute
Yaitu serat yang di ambil dari dari kulit batang tanaman Corchorus capsularis dan Corchorus
olitorius.

3. Serat Rami
Yaitu serat yang diperoleh dari batang tanaman Boehmeria nivea

4. Serat Flax / Linen


Yaitu serat yang diambil dari batang Linum usitatissimum

5. Serat Henep
YaituSerat yang diperoleh dari batang tanaman Cannabis sativa

6. Rosella ( java yute)


Yaitu serat yang diperoleh dari tanaman Hisbiscus sabdariffa.

7. Serat Pelepah Pisang


Yaitu serat yang diperoleh dari batang atau pelepah pisang Musa paradisiaca.

8. Serat Nenas
Yaitu diperoleh dari daun tanaman Agave sisalana

9. Serat Lidah Mertua


Yaitu diperoleh dari serat daun jenis Sansivera trifasciata.

10. Serat Eceng Gondok


Yaitu serat yang diperoleh dari batang tanaman air enceng gondok (Eichhornia crassipes solms)

11. Serat sutera


Yaitu serat ini berbentuk filamen dan dihasilkan oleh larva ulat sutera waktu membentuk
kepompong.
12. Serat wol
Merupakan serat yang terpenting diantara serat-serat binatang
berasal dari bulu biribiri, serat berbentuk stapel atau pendek

2. Serat Sintetis (Buatan)


1. Rayon Asetat
Yaitu selulosa asetat dibuat oleh schutsenberger pada tahun 1969 dengan memanaskan
selulosa dengan asetat anhidrida dalam tabung tertutup.

2. Polyester
Yaitu Termasuk di dalamnya trylene, dacron dan sejenisnya.

3. Poliuretan (Spandek) dan Lycra


Yaitu serat spandek menyerupai karet, mempunyai sifat elastis yang baik, disebabkan oleh
struktur kimianya.

4. Nylon ( Poliamida)
Pertama kali ditemukan oleh Wallace H. Carothers pada tahun 1928. Dari bahan heksametilena
diamina dan asam adipat.

5. Scrylic
Pembuatannya dimulai tahun 1934 dan baru diproduksi tahun 1944. serat buatan ini
dipergunakan untuk bahan tekstil sandang, kain rajut dan selimut.
BAB IV
PENCAMPURAN SERAT
Dalam proses pencampuran serat, ada dua macam istilah yang sering diartikan sama
tetapi sebenarnya masingmasing mempunyai pengertian yang berbeda. Perbedaan pengertian
istilah tersebut berdasarkan !enis atau macam serat yang akan dicampur. Dua istilah dalam
pencampuran tersebut adalah :
1. Blending
2. Mixing

Adapun prosesnya sebagai berikut :

4.1 Pembukaan Bungkus Bal kapas

Setiap bal kapas yang dating dari gudang, tidak langsung dicampur melainkan diletakkan
diatas landasan kapas yang khusus disediakan di ruangan mixing untuk tempat pembukaan
pelat pembalut bal kapas.
Besi pelepas atau gunting pemotong pelat pembalut kapas bal kapas terdiri dari dua
potong besi yang dipergunakan untuk membuka sambungan pelat besi pembalut dan kemudian
pelat-pelat pembalut ini ditarik keluar dari bal-bal kapas, sehingga bagian atas dari bal-bal telah
bebas dari pelat pembalutnya. sesudah itu keatas sebuah landasan kapas lainnya
yang telah dirapatkan letaknya dengan landasan kapas yang pertama, digulingkan dengan hati-
hati bal kapas tadi sambil menahan pembalutnya pada landasan kapas yang pertama. kemudian
kotoran-kotoran yang melekat pada bal kapas itu dibersihkan.Apabila ini sudah selesai, maka
dengan sebuah gerobak tarik yang khusus dibuat untuk mengangkat landasan kapas, maka
kapas tersebut dibawa ke tempat penyimpanan yang telah ditentukan. setelah sampai
ditempatnya lalu ditulis merek dari kapas tersebut pada salah satu kayu pinggiran dari landasan
kapas.
Pemasangan merek ini adalah perlu sekali untuk memudahkan penyusunan bal-bal
kapas di ruangan blowing. selanjutnya pembalut yang telah dilepas tadi dibawa ke ruangan
tempat limbah dan kapas-kapas yang melekat pada pembalut tersebut dilepaskan dan
dikumpulkan.
kapas yang baik dan bersih dibawa ke ruangan blowing dan yang kotor dipisahkan pada tempat
yang telah ditentukan. Pembalut dari masing-masing bal kapas dikumpulkan men!adi satu dan
ditimbang untuk mengetahui beratnya. Dengan mengurangi jumlah berat pembalut
dan bungkus ini dari jumlah berat yang dicatat oleh petugas gudang, maka kita dapat
mengetahui berat kapas yang diolah di ruangan blowing.

4.2 Penyimpanan ruang bal kapas di ruang mixing


Bal-bal kapas yang telah dibuka itu, tidak segera diolah diblowing, tetapi disimpan lebih
dulu di ruangan mixing selama satu malam. maksud dari penyimpanan ini dapat dijelaskan
sebagai berikut : kelancaran proses pembukaan dan pembersihan di mesinmesin blowing
sangat dipengaruhi oleh kondisi atau sifat-sifat seratnya antara lain ialah kepadatan dan
kandungan air. kapas yang baru sa!a dibuka masih dalam kondisi yang padat sekali sehingga
sukar untuk dibuka dan dibersihkan apabila kapas tersebut langsung disuapkan ke mesin
blowing. Disamping itu kandungan airnya mungkin tidak sesuai dengan standar yang
ditentukan.
Untuk mengatasi kesulitankesulitan tersebut diatas, maka setelah bal kapas dibuka,
pembalut dan pembungkusnya kemudian disimpan dan dibiarkan mengembang dengan
sendirinya selama satu malam. serat kapas yang kering akan kehilangan sebagian dari
kekuatannya, sehingga kalau diolah dalam keadaan demikian, serat-serat yang pan!ang akan
mudah putus didalam mesin.
Hal ini tidak akan kelihatan dengan mata, tetapi akan terbukti dari hasil pengu!ian,
bahwa Persentase serat pendek bertambah tinggi, sehingga kekuatan benang men!adi
berkurang. sebaliknya jika penyimpanan ini terlalu lama, yang akan mengakibatkan kurang baik,
karena seringkali ter!adi bagian atas dari bal-bal kapas itu menjadi terlalu lembab.
Kalau lantai ruangan mixing juga tidak kering, maka bagian bawah juga akan menjadi
terlalu lembab. kapas yang terlalu lembab dapat menimbulkan kesukaran-kesukaran dalam
pengolahannya di mesin-mesin. oleh karena itu ruangan mixing harus mempunyai kondisi
tertentu dan pergantian udara harus dapat berlangsung dengan bebas.

4.3 Blending

Blending ialah pencampuran antara dua jenis serat atau lebih yang sifat-sifat dan atau
harganya berbeda, dengan tu!uan untuk mendapatkan hasil benang dengan mutu dan harga
yang diinginkan. misalnya kita akan membuat benang campuran antara serat polyester dan
serat kapas dengan perbandingan (65% Polyester dan 35 % kapas, maka sebelum proses
diker!akan kita sudah dapat meramalkan benang campuran yang akan dihasilkan diharapkan
akan mempunyai sifat-sifat antara lain :
- Lebih kuat
- Lebih rata
- Tahan kusut dan lain lain
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam blending ini antara lain adalah :
- Panjang serat
- Kehalusan
- Kekuatan dan mulur serat
- Presentase perbandingan
- Serat Polyester dengan serat kapas
- Serat Polyester dengan serat rayon
- Serat kapas dengan serat buatan lainnya.

4.4 Mixing
Tujuan dari mixing di pemintalan ialah untuk mengurangi ketidakrataan hasil
benangnya. Mixing biasanya dilakukan terhadap serat-serat yang se!enis. Biasanya kapas yang
datang, walaupun spesifikasi telah ditetapkan dalam pemintalan, namun dalam kenyataannya
sukar dipenuhi, mungkin disebabkan jumlah persediaan sangat terbatas. Adakalanya walaupun
grade dan panjang staple sama dalam spesifikasinya, namun karena
berasal dari berbagai daerah yang kondisinya tidak sama, maka dimungkinkan adanya
perbedaan sifat antar kapas. supaya hasil produksi benang yang berasal dari kapas-kapas
tersebut dapat di!amin kesamaannya, maka perlu dilakukan mixing .
Mixing dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain :
- Pencampuran di lantai (floor mixing) .
- Pencampuran dalam ruangan (bin mixing)
- Pencampuran selama penyuapan.
- Kapas M 15/16’’=50%
Kapas SM 15/16’’=50%
- Kapas M 15/16’’=70%
Kapas SM 15/16’’=30%
- Kapas M 15/16’’=50%
Kapas SM 15/16’’=20%
- Kapas M 1’’=15%
Kapas SM 1’’=15%
- Kapas M 15/16’’=80%
Kapas SM 15/16’’=20%

Percampuran-percampuran tersebut diatas didasarkan atas pertimbangan-


pertimbangan teknis, dengan tujuan untuk memperlancar jalannya produksi dan mengurangi
putus benang di mesin Ring Spinning sehingga produksi dapat meningkat dan mutu benang
yang dihasilkan masih memenuhi standar. Disamping pertimbangan teknis, pertimbangan
ekonomis juga
perlu mendapat perhatian.

Pada dahulu, prinsip pembuatan benang yang umumnya telah digunakan sejak jaman
dahulu sampai sekarang yaitu terdiri dari proses-proses peregangan serat, pemberian antihan
dan penggulungan yang keseluruhannya disebut proses pemintalan.
selain itu, proses pemintalan yang sesungguhnya, baru dilakukan setelah serat-serat mengalami
proses-proses pendahuluan misalnya pembersihan, penguraian serat dari gumpalan-gumpalan
dan lainlain. Dahulu, pembersihan dan penguraian serat hanya dilakukan menggunakan tangan,
akan tetapi sekarang sudah menggunakan mesin-mesin yang
macamnya tergantung dari pada !enis serat yang digunakan. untuk mempelajari macam-macam
mesin yang digunakan, perlu diketahui sistem yang digunakan pada proses pintal. sistem-sistem
itu antara lain ialah :

1. Sisem pintal dengan flyer


Dalam system flyer digunakan alat pintal fleyer. Alat ini terdiri dari suatu spindle yang
dapat diputar melalui roda pemutar spindel. Pada u!ung spindel tersebut diterapkan flyer,
sehingga bila spindel ber putar, maka flyer juga turut ber putar. Bobin dimana poros spindel
dimasukkan, dapat ber putar bebas dan dapat diputar tersendiri melalui roda pemutar
bobin.waktu proses berlang sung, kelompok serat melalui puncak flyer, keluar melalui lubang
saluran benang secara radial, lalu dibelitkan melalui kait pengantar benang dari sayap flyer ke
bobin untuk digulung. Bobin dan flyer berputar sama arah nya tetapi bobbin lebih cepat,
sehingga ter!adi penggulungan. *edangkan putaran flyer dipakai untuk memberikan antihan
pada benang.
Sistem ini digunakan untuk memintal serat-serat pan!ang seperti flax, henep, wol yang
panjang dan sebagainya. Dalam pembuatan benang kapas, biasanya mesin roving sebelum
mesin pintal benang yang sesungguhnya.

2. Sistim pintal mule


Sistem pintal mule ini menggunakan prinsip seperti pembuatan benang dengan kincir.
kalau pada pembuatan benang dengan kincir peregangan serat-serat dan penggulungan benang
dilakukan dengan men!auhkan tangan yang memegang gumpalan serat dan mendekatkan pada
spindle pada waktu penggulungan benang, tetapi pada proses dengan
sistem mule, spindelnya yang digerakkan dan mendekatkan pada waktu penggulungan.
sistem ini banyak digunakan untuk membuat benang dari wol yang kasar sampai yang halus.

3. Sistem pintal cap


Cap atau topi yang berbentuk seperti bel yang dapat diletakkan pada ujung spindle.
karena poros bobbin menyelubungi spindel, maka bobin dapat diputar walaupun spindelnya
diam. Pada spindel diterapkan leher yang dilekatkan pada roda dimana terdapat bobin ,
sehingga roda , leher dan bobin dapat berputar bersamasama. Benang yang berasal dari rol
depan melalui pengantar digulungkan pada bobbin dengan bergeser pada bobbin uap. karena
terjadi gesekan antara benang dan bibir uap, maka dengan berputarnya bobin, benang dapat
tergulung. Bibir uap berfungsi sebagai pengantar benang. Putaran benang mengelilingi bibir
uap, menghasilkan putaran atau antihan pada benang. sistem ini banyak digunakan pada
pembuatan benang dari wol.

4. Sitem pintal ring


Sistem ini yang paling banyak digunakan untuk pembuatan benang. Di Indonesia
hamper semua pabrik penghasil benang menggunakan sistem ini. Dipakai terutama untuk
seratserat yang relatif pendek, terutama serat kapas. Prinsipnya dapat diikuti sebagai berikut,
spindle diputar melalui pita. Bobin yang berlubang dapat dimasukkan ke spindle sedemikian,
sehingga kalau spindel berputar bobin turut pula berputar. melingkari bobbin tersebut terdapat
ring yang terletak pada landasan ring yang dapat naik turun. Pada bibir ring dimasukkan
semacam cincin kecil berbentuk 809 yang disebut traveller dan berfungsi sebagai pengantar
benang selama penggulungan. Agar benang tidak mengenai ujung spindel
selama dipintal, maka diatas spindel dipasang pengantar benang yang berbentuk seperti ekor
babi. Benang dari rol depan melalui pengantar benang selanjutnya digulung ke bobin yang lebih
dahulu melalui traveller.
Karena bobin berputar maka traveller turut berputar mengelilingi bibir
ring. oleh sebab traveller mengalami gesekan, maka putaran bobin lebih cepat dari pada
traveller, sehingga terjadilah penggulungan benang pada bobin dan bersamaan dengan itu
putaran traveller memberikan antihan pada benang.

5 Sistem pintal open end


Sistem pintal open-end adalah cara pembuatan benang dimana bahan baku setelah
mengalami peregangan seolah-olah terputus 3terurai kembali4 sebelum men!adi benang.
Berbeda dengan sistem yang diuraikan terdahulu, maka pada sistem ini pemberian antihan
tidak menggunakan putaran spindel tetapi dengan cara lain yaitu dengan menggunakan gaya
aerodinamik yang dihasilkan oleh putaran rotor. salah satu prinsip pemintalan open-end
sebagai berikut :
Bahan berupa sliver masuk melalui corong, diambil oleh rol penyuap, dimasukkan ke
daerah penggarukan. =leh rol pengurai serat-serat diuraikan. selanjutnya melalui pipa
disalurkan ke rotor. oleh rotor, serat dikumpulkan sepan!ang sudut bagian dalam rotor,
kemudian serat-serat masuk ke saluran dimana susunan serat-serat tersebut sudah men!adi
benang yang antihannya ditentukan oleh rotor tersebut. oleh perbedaan putaran rotor dengan
kecepatan tarikan rol pelepas, maka terjadilah antihan dan penggulungan. Dari rol pelepas
benang digulung pada bobin di atas rol penggulung. Dengan sistem ini produksinya jauh lebih
tinggi dari pada sistem-sistem lain. Bahan
baku dalam proses pembuatan benang adalah serat dan melalui proses pembukaan,
pembersihan, peregangan dan pemberian antihan terbentuklah benang. Ditinjau dari panjang
serat yang digunakan maka cara pembuatan benang digolongkan men!adi tiga sistem, yaitu :
- Pembuatan Benang sistem serat Pendek
- Pembuatan Benang sistem serat sedang
- Pembuatan Benang sistem serat Panjang

6. Mesin mesin pembuatan benang


Mesin Blowing Pada proses pemintalan serat staple atau serat pendek maka bahan yang
akan diproses harus melalui proses blowing karena bahan baku serat pendek tersebut dikemas
dalam bentuk bal yang merupakan serat-serat pendek yang dipadatkan dan berbentuk kotak.
oleh karena itu maka serat serat yang menggumpal harus diurai atau dibuka terlebih oleh mesin
blowing . Adapun tu!uan proses blowing adalah :
- Mencampur serat
- Membuka gumpalan-gumpalan serat
- Membersihkan kotoran-kotoran
- Membuat gulungan lap

Untuk melakukan fungsi tersebut maka mesin blowing terdiri dari beberapa mesin yang
dirangkaikan menjadi satu. Adapun contoh susunan mesin tersebut adalah :
a. Axifeed Blender
b. AEiflow Cleaner
c. Cage Section
d. Hopper Feeder
e. Overhead
f. Buckley Cleaner
g. Scutcher
2. Carding
Secara singkat, tujuan dari mesin carding adalah :

1. Membuka gumpalan-gumpalan serat lebih lanjut, sehingga serat-seratnya terurai satu sama
lain.
2. Membersihkan kotoran-kotoran yang masih ada didalam gumpalan-gumpalan serat atau
yang tersangkut sejauh mungkin.

3. Memisahkan serat-serat yang sangat pendek dari serat-serat panjang (main fibre)

4. Membentuk serat-serat tersebut men!adi sliver , dengan arah serat ke sumbu dari sliver.

Prinsip kerja mesin carding


Proses carding dilakukan dengan melewatkan lapisan atau gumpalan serat diantara dua
permukaan yang menyerupai parut kawat yang bergerak dengan kecepatan yang berbeda.
Dengan demikian maka gumpalan-gumpalan serat tersebut akan tergaruk dan terurai. 2arena
jarak antara kedua permukaan itu sengat dekat, maka gumpalan-gumpalan kapas tersebut akan
membentuk lapisan serat yang tipis dan tersebar pada permukaan, dengan letak serat
mengarah ke arah gerakan permukaan.
Pada dasarnya, ada dua gerakan pokok pada mesin carding yang dilakukan oleh permukaan
seperti parut yaitu carding action (gerakan penguraian) dan stripping action (gerakan
pengelupasan dan pemindahan). Perbedaan antara kedua gerakan ini terutama ditentukan oleh
ujung yang tajam dan arah serta kecepatan permukan kawat tersebut.
- Gerakan Penguraian (carding Action), ter!adi bila dua permukaan yang dilapisi jarum
dengan arah yang berla anan dan bergerak dengan kecepatan yang berbeda, dengan
arah putaran yang sama. silinder dengan kecepatan yang tinggi dan flat dengan
kecepatan yang lambat. juga terjadi antara silinder dengan kecepatan yang tinggi
dengan doffer yang kecepatan relatih lebih lambat.
- Gerakan pemindahan/pengelupasan (Strippinng Action), gerakan
pemindahan/pengelupasan terjadi bila dua permukaan yang dilapisi !arum-!arum
dengan arah yang sama bergerak dengan kecepatan yang berbeda (lambat dan cepat)
dengan arah gerakan yang sama,sehingga bagian yang ta!am dari jarum pada
permukaan yang bergerak cepat, seakan-akan menyapu bagian yang tumpul dari !arum
pada permukaan yang dilaluinya. Proses stripping Action ini terjadi antara Taker-in
dengan *ilinder dan Doffer dengan Doffer comb. Dalam hal ini kecepatan silinder ralatif
lebih besar dari kecepatan Taker-in, sehingga seakan serat berpindah ke permukaan
silinder. gerakan stripping Action ini juga ter!adi antara doffer dan
doffer comb.

3. Mesin Drawing
Pada prinsipnya mesin drawing merupakan proses peregangan pada bahan yang berupa
sliver sehingga bahan tersebut setelah mengalami proses drawing akan mengalami pengecilan
bahan, pensejajaran atau pelurusan serat, perangkapan dan pencampuran bahan. selain itu
tekukan tekukan yang dialami serat karena proses carding akan kembali diluruskan
pada proses ini.
Adapun tu!uan proses drawing secara umum adalah :
a. Meluruskan dan mensejajarkan serat-serat dalam sliver ke arah sumbu dari sliver

b. Memperbaiki kerataa berat per satuan panjang, campuran atau sifat-sifat lainnya dengan
jalan perangkapan

c. Menyesuaikan berat sliver per satuan panjang dengan keperluan pada proses berikutnya

BAB VI
PENUTUP

Kesimpulan
Benang adalah hasil akhir daripada proses pemintalan baik berupa benang alam antara
lain benang kapas>katun, ataupun benang buatan antara lain benang nilon, poliester, sesuai
dengan asal dari seratnya. Benang terbagi men!di beberapa !enis seperti benang menurut
pan!ang seratnya, menurut kategorinya, menurut kontruksinya dan !enis benang menurut
pemakaiannya. Dalam prosesnya benang terbagi men!adi beberapa tahapan terus secara
kualitas benang tergantung dari syarat serat yang dipintal.

Saran
bagi pembaca apabila mau membuat benang hati-hati dalam proses pembuatan
benang,
harus tahap-demi tahap dan lebih hati-hati dalam penger!aannya. *elain itu masih diperlukan
!uga pengembangan untuk ilmu pengetahuan dan teknologi Pembuatan Benang.

DAFTAR PUSTAKA

http://languages.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel-expertise/thread-production
http://syihabuddin23.blogspot.com/2014/01/contoh-proses-pembuatan-benang.html
http://sidikamir21.blogspot.com/2013/03/proses-pembuatan-benang.html
https://www.scribd.com/doc/223317843/Proses-Pembuatan-Benang
http://ak-tekstilsolo.ac.id/layanan.php?id=7

Anda mungkin juga menyukai