Anda di halaman 1dari 5

KEMOTERAPI

A. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh
sel-sel tumor dengan mengganggu fungsi dan reproduksi seluler (Bare & Smeltzer, 2010).
Kemoterapi merupakan terapi yang diberikan dengan menggunakan obat-obatan
pembasmi sel kanker (sitostatik) yang dimasukkan kedalam tubuh melalui intra vena atau
oral. Pengunaan obat- obatan kemoterapi dapat memberikan efek toksik dan disfungsi
sistemik hebat meskipun bervariasi dalam keparahannya. Efek samping dapat timbul
karena obat-obatan tidak hanya menghancurkan sel-sel kanker tetapi juga menyerang sel
sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat seperti membran mukosa, sel
rambut, sum-sum tulang dan organ reproduksi (ACS, 2014). Tidak seperti radiasi atau
oprasi yang bersifat lokal, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat
menyebar ke seliruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah metastase ke
tempat lain. Kemoterapi merupakan terapi modalitas kanker yang paling sering digunakan
pada kanker stadium lanjut lokal, maupun metastatis dan sering menjadi satu-satunya
pilihan metode terapi yang efektif. Kemoterapi dapat diberikan sebagai terapi utama,
adjuvant (tambahan), dan neoadjuvant (Desen, 2011).
B. Tujuan Kemoterapi
Rasjidi (2010) menjelaskan tentang beberapa tujuan dari kemoterapi, diantaranya :
1. Terapi adjuvant
Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan
radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.
2. Terapi neoadjuvant
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa tumor,
biasanya dikombinasi dengan radioterapi
3. Kemoterapi primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk
diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.
4. Kemoterapi kombinasi
Menggunakan dua atau lebih agen kemoterapi.
C. Obat-Obatan Sitostatika
Desen (2010), obat-obatan yang umum digunakan, diantaranya :
1. Alkilator: Mostar Nitrogen, Siklofosfamid, Ifosfamid, Ttio-tepa, Myleran, Melfalan,
Karmustin, Lomustin, Me-CCNU, Cisplatin, Karboplatin, Oksaliplatin, Dakarbazin,
Temozolamid, Prokarbazin.
2. Antimetabolit: Metotreksat, Merkaptopurin, Tioguanin, Fluorourasil, Ftorafur, Urasil
Tegafur, Xeloda, Sitarabin, Gemsitabin, Fludarabin, Hidroksiurea, L-Asparaginase.
3. Antimikrotubular: Onkovin/Vinkristin, Vinblastin, Vindesin, Navelbin, Taksol, Taksoter.
4. Inhibitor topoisomerase: Etoposid, Vumon, Topotekan, Irinotekan.
5. Antibiotic: Adriamisin, Epirubisin, Daunorubisin, Pirarubisin, Bleomisin, Mitomisin-C,
Aktinomisin D, Doksil.
6. Hormonal: Tamoksifen, Toremifen, Medroksi-progesteron, Megestrol, Flutamid,
Aminoglutotimid, Lentaron, Letrozol, Anastrozol, Eksemestran, Goserelin, Lupron.
7. Target molecular: Gleevac, Mabthera, Herceptin, Iressa, Erbitux, Tarceva, Avastin.
D. Prinsip Dasar Kemoterapi
Kemoterapi bekerja dengan cara (Davey, 2008):
1. Merusak DNA dari sel-sel yang membelah dengan cepat, sehingga memicu apoptosis
2. Merusak aparatus spindel sel, mencegah kejadian pembelahan sel
3. Menghambat sintesis DNA.

Suatu sel normal akan berkembang mengikuti pembelahan sel yang teratur. Beberapa sel
akan membelah diri dan membentuk sel baru dan sel yang lain akan mati. Sel yang
abnormal akan membelah diri dan berkembang secara tidak terkontrol, yang pada
akhirnya akan terjadi suatu massa yang dikenal dengan tumor (Rasjidi, 2010).

Siklus sel sederhana dibagi menjadi 5 tahap (Bare & Smeltzer, 2010) :

1. Fase G0 : dikenal juga sebagai fase istirahat. Ketika ada sinyal untuk berkembang,
sel ini akan masuk ke fase G1
2. Fase G1 : sel siap untuk membelah diri yang diperantarai oleh beberapa protein
penting untuk bereproduksi. Fase ini berlangsung 18 – 30 jam
3. Fase S : dikenal sebagai fase sintesis. Pada fase ini DNA sel akan di copy. Fase ini
berlangsung 18 – 20 jam
4. Fase G2 : sintesis protein terus berlanjut. Berlangsung 2 – 10 jam
5. Fase M : Sel dibagi menjadi 2 sel baru. Berlangsung 30 – 60 menit

Siklus sel sangat penting dalam kemoterapi karena obat kemoterapi mempunyai target
dan efek merusak yang berbeda bergantung pada siklus selnya. Obat kemoterapi aktif
pada saat sel bereproduksi (bukan pada fase G0), sehingga sel tumor yang aktif
merupakan target utama dari kemoterapi, namun sel yang sehat jug bereproduksi, maka
tidak menutup kemungkinan sel yang sehat juga akan terpengaruh oleh kemoterapi,
sehingga akan muncul efek sampung dari obat kemoterapi (Bare & Smeltzer, 2010).

Kemoterapi dapat memberikan kesembuhan, baik secara tunggal (koriokarsinoma,


leukemia limfoblastik akut (ALL) pada anak, beberapa limfma dan leukimia, dan tumor sel
benih) maupun dikombinasi dengan pembedahan (osteosarkoma, adenokarsinoma
payudara dan ovarium, kanker kolorektal, dan karsinoma sel skuamosa saluran
pencernaan atas). Terapi tersebut dapat memperpabjang hidup tetapi tidak
menyembuhkan, seperti pada AML, karsinoma sel kecil pada paru (SCLC), dan kanker
ovarium. Beberapa jenis kemoterapi yang tersedia, diantaranya (Davey, 2008) :

1. Antagonis folat, analog purin dan pirimidin : obat ini (metotreksat, 5-fluorourasil, dan
hidroksiurea) menghambat sintesis DNA
2. Obat pengalkilasi merusak DNA. Yang termasuk golongan ini adalah siklofosfamid
(kanker payudara, limfoma), melfalan (mieloma), dan platina (kanker testis, limfoma,
karsinoma sel skuamosa, kanker ovarium, dan kandung kemih). Dapat terjadi
resistensi obat
3. Obat yang berinteraksi dengan topoisomerasi 1 dan 2 mengadakan interkalasi dengan
DNA untai ganda dan membentuk kompleks dengan tipoisomerase 2 yang mudah
membelah, yaitu enzim inti sel penting yang menyebabkan pembelahan DNA untai
ganda. Obat-obatan yang berhubungan , termasuk topotekan dan irinotekan,
berkaitan dengan topoisomerase 1 untuk menyebabkan pembelahan reversibel DNA
untai tunggal.
4. Alkaloid dan taksan menghambat fungsi mikrotubulus dan menggangu mitosis.
Contohnya alkalid vinka dan taksan.
E. Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi memberikan dampak dalam kehidupan, baik dampak secara fisik maupun
psikologis dan setiap orang memiliki variasi yang berbeda dalam merespon obat
kemoterapi.
1. Efek kemoterapi secara fisik
Efek fisik yang tidak diberikan penanganan dengan baik dapat mempengaruhi kualitas
hidup pasien. Kemoterapi memberikan efek toksik terhadap sel-sel yang normal,
sel-sel dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi (misalnya: epithelium, sumsum
tulang, foikel rambut, sperma) sangat rentan terhadap kerusakan akibat obat-
obatan kemoterapi Kemoterapi menyebabkan mielosupresi sehingga menimbulkan
risiko infeksi (neutropenia) dan perdarahan (trombositipenia). Kerusakan membran
mukosa menyababkan nyeri pada mulut. Kemoterapi juga menimbulkan diare dan
stimulasi zona pemicu kemotaksis menimbulkan mual dan muntah. Semua jaringan
yang mebelah dengan cepat, seperti folikel rambut (alopesia) dan epitel saluran
germinal (infertilitas) sanat rentan terhadap efek kemoterapi. Semua kemoterapi
bersifat teratogenik. Beberapa obat menyebabkan toksisitas yang spesifik terhadap
organ, seperti ginjal (sisplastin) dan saraf (vinkristin). Perawatan suportif dengan
antagonis 5HT3, 5- hidrositriptamin (serotonin) dan steroid lebih mengatasi rasa mual.
Beberapa protein manusia rekombinan digunakan secara rutin sebagai terapi suportif
pada keadaan mielosupresi, glanulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) mengurangi
berat dan lamanya neutropenia, dan eritropoietin untuk memperbaiki anemia (Davey,
2008).
2. Efek kemoterapi secara psikologis
a. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah kondisi psikologis yang disebabkan oleh gangguan
motivasi, proses kognisi, dan emosi sebagai hasil pengalaman di luar korntrol
organisme (Kusumawati & Hartono, 2010). Ketidakberdayaan pada penderita
kaker bisa terjadi karena proses kognitif pada penderita yang berpikiran bahwa
usahanya selama ini untuk memperpanjang hidup atau mendapat kesembuhan
ternyata menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti mual, rambut
rontok, diare kronis, kulit menghitam, pusing, dan kehilangan energi). Hal tersebut
dapat menimbulkan emosi, dimana penderita merasa bahwa mereka hanya
dijadikan sebagai objek uji coba dokter. Proses kognisi dan emosi inilah yang
membuat penderita melakukan suatu reaksi penolakan dan gangguan dalam hal
motivasi. Munculnya ketidakberdayaan ini mampu menimbulkan suatu bentuk
tingkah laku, seperti marah dan seolah mencoba mengontrol lingkungan untuk
menerima keberadaanmereka. Ketidakberdayaan dapat menyebabkan penderita
kanker mengalami dampak psikologis lain, yaitu depresi (....)
b. Kecemasan
Kecemasan adalah keadaan psikologis yang disebabkan oleh adanya rasa khawatir
yang terus menerus ditimbulkan oleh adanya inner conflict (Muhith, 2015).
Dampak kecemasan yang muncul pada penderita kanker adalah berupa rasa takut
bahwa usianya akan singkat. Inner conflict berupa kegiatan untuk menjalani
pengobatan agar sembuh tetapi tidak mau menerima adanya risiko pagi
penampilannya (...)
c. Rasa Malu
Rasa malu merupakan suatu keadaan emosi yang kompleks karena mencakup
perasaan diri yang negatif (Muhith, 2015). Perasaan malu pada penderita kanker
muncul karena ada perasaan dimana ia memiliki mutu kesehatan yang rendah dan
kerusakan organ.
d. Harga Diri
Pada penderita kanker mengalami perunahan konsep diri. Harga diri merupakan
bagian dari konsep diri, bila konsep diri menurun maka harga diri penderita juga
menurun. Terjadinya penurunan harga diri sejalan dengan memburuknya kondisi
fisik, yaitu pasien tidak dapat merawat diri sendiri dan sulit menampilakn diri
secara efektif.
e. Stress
Stress yang muncul sebagai dampak pada penderita kanker memfokuskan pada
reaksi seseorang terhadap stresor. Stresor dalam hal ini adalah penyakit kanker.
Stress dipengaruhi oleh beberapa hal, salah datunya adalah dukungan sosial .
dukungan sosial sangat berguna untuk menjaga kesehatan seseorang dalam
keadaan stress.
f. Depresi
Depresi adalah suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan mood
tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga
diri rendah, gangguan makan atau tidur, kurang energi, dan konsentrasi yang
rendah (WHO, 2017). Ketidakberdayaan memicu timbulnya perasaan
depresi. penderita kanker umumnya mengalami depresi dan hal ini tampak
nyata terutama disebabkan oleh rasa nyeri yang tidak teratasi dengan gejala,
diantaranya penurunan gairah hidup, perasaan menarik diri
ketidakmampuan, dan gangguan harga diri. Gejala somatis berupa berat
badan menurun drastis dan insomnia (....)
g. Amarah
Seseorang yang mengalami reaksi fisiologis dapat muncul suatu ekspresi
emosional tidak sengaja yang disebabkan oleh kejadian yang tidak
menyenangkan yang disebut dengan marah. Semua suasana sensori ini dapat
berpadu dalam pikiran dan membentuk suatu reaksi yang disebut dengan
marah. Reaksi marah pada penderita kanker dapat muncul karena perasaan
bahwa banyak kegiatand66666 hariannya yang diinterupsi oleh penyakit
yang membuatnya tidak berdaya. Reaksi marah yang mucul bisa berupa
reaksi motorik seperti tangan mengepal dan perubahan raut muka.

Efek samping dari kemoterapi dipengaruhi oleh :


1. Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik terhadap organ
tubuh tertentu
2. Dosis
3. Jadwal pemberian
4. Rute pemberian (iv, im, peroran, per drip infus)
5. Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan efek toksisitas
pada organ tertentu.

Anda mungkin juga menyukai