Anda di halaman 1dari 25

KETIDAKPASTIAN

PENGUKURAN
KONSEP DASAR

• Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran ukur

• Hasil pengukuran merupakan taksiran nilai besaran ukur

• Karena hanya merupakan taksiran maka setiap hasil pengukuran


selalu mengandung kesalahan

• Terdapat dua komponen kesalahan pengukuran, yaitu:

Kesalahan acak; dan


Kesalahan sistematik

• Kesalahan acak timbul dari besaran berpengaruh yang tidak


terduga
• Kesalahan sistematik timbul dari besaran berpengaruh yang
dapat diduga berdasarkan model besaran ukur

2
• Nilai benar besaran ukur dan kesalahan pengukuran merupakan
suatu nilai yang tidak dapat diketahui

• Hasil pengukuran hanya dikatakan lengkap bila disertai dengan


suatu taksiran rentang dimana nilai benar dari besaran ukur
tersebut diyakini berada di dalamnya
• Parameter yang menyatakan suatu rentang dimana nilai benar
dari besaran ukur tersebut diyakini berada di dalamnya dengan
tingkat kepercayaan tertentu disebut dengan KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN

• Ketidakpastian pengukuran dapat ditaksir berdasarkan hasil


pengamatan terhadap perilaku besaran ukur selama proses
pengukuran dilakukan

3
AB = 101 cmCD = 100 cm

EF = 102 cm
BERAPAKAH
PANJANG MEJA ??

TIDAK SAMA!!

A B
C SEMUA PENGUKURAN
D TIDAK PASTI
E F

4
Definisi Ketidakpastian Pengukuran

• Ketidakpastian pengukuran didefinisikan sebagai suatu


parameter yang terkait dengan hasil pengukuran, yang
menyatakan sebaran nilai yang secara beralasan dapat
diberikan kepada besaran ukur

• Apabila taksiran nilai besaran ukur dinyatakan dengan x, dan


ketidakpastian pengukuran untuk tingkat kepercayaan tertentu
dinyatakan dengan a, maka nilai dari besaran ukur tersebut,
yaitu X diyakini berada dalam rentang:

x- a < X < x + a

5
SUMBER KETIDAKPASTIAN

• Standar atau acuan

• Benda ukur

• Peralatan

• Metode pengukuran

• Kondisi lingkungan

• Personil pelaku pengukuran

6
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Populasi dan Sampel

Populasi

Sampel

n n

N X : Nilai rata - rata sampel


s 2 : Varian dari sampel
 : Nilai rata - rata populasi
 2 : Varian dari populasi

7
KLASIFIKASI KOMPONEN KETIDAKPASTIAN

Berdasarkan teknik evaluasinya, komponen ketidakpastian

pengukuran dapat diklasifikasikan menjadi komponen

ketidakpastian Tipe-A dan komponen ketidakpastian Tipe-B:

Komponen Ketidakpastian Tipe-A

• Dievaluasi dengan analisis statistik dari sekumpulan data


pengukuran, yang antara lain meliputi:

1. Simpangan baku rata-rata eksperimental


2. Simpangan baku eksperimental pooled
3. Regresi linier dan teknik statistik lainnya

8
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU
Ketidakpastian baku adalah ketidakpastian dari hasil pengukuran
yang dinyatakan sebagai satu simpangan baku

Evaluasi Ketidakpastian Baku tipe A

1 n
• Nilai rata-rata dari n sampel X   Xk
n k 1

n
• Simpangan baku sampel  k
( X  X ) 2

s X k   k 1
n 1

• Simpangan baku dari Nilai


u X 
n
s( X k ) 1
rata-rata sampel
(ketidakpastian baku) n
 
n(n  1) k 1
( X k  X ) 2

9
Contoh :

Dari hasil pengukuran suatu tegangan DC, telah


diperoleh 20 data sbb :

5.3 5.2 5.7 5.5 5.2 5.4 5.3 5.2 5.4 5.3
5.1 5.4 5.5 5.2 5.1 5.4 5.3 5.2 5.5 5.0

Hitung nilai rata-rata ( X ) dan simpangan bakunya.

10
Solusi :
Data Frekuensi Simpangan Deviasi Jumlah
Kwadrat frekuensi
Deviasi
Kwadrat

X F f.X (x-x’) (x-x’)2 f.(x-x’)2


X
5.0 1 5.0 -0.31 0.0961 0.0961
5.1 2 10.2 -0.21 0.0441 0.0882
5.2 5 26.0 -0.11 0.0121 0.0605
5.3 4 21.2 -0.01 0.0001 0.0004
5.4 4 21.6 0.09 0.0081 0.0324
5.5 3 16.5 0.19 0.0361 0.1083
5.7 1 5.7 0.39 0.1521 0.1521

Jumlah : n = 20 106.2 - - 0.538

11
n
xi
• Nilai rata-rata = x 
i 1 n
= 106 . 2 / 20 = 5.31

( X
2
X) 0.538
i

 n  1
0.0283
• Simpangan baku s( Xi ) = = 19 =
= 0.168

• Simpangan baku s(xi) = 0.168

• Jadi hasil pengukuran = 5.31  0.168

12
KLASIFIKASI KOMPONEN KETIDAKPASTIAN

Komponen Ketidakpastian Tipe-B

• Dievaluasi dengan metode selain analisis statistik dari


sekumpulan data pengukuran, biasanya berdasarkan penetapan
ilmiah menggunakan informasi yang relevan, antara lain
meliputi:

1. Data pengukuran sebelumnya

2. Pengalaman dan pengetahuan

3. Spesifikasi pabrik
4. Data dari sertifikat kalibrasi
5. Ketidakpastian yang ditetapkan berdasarkan databook

13
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN
Distribusi Kemungkinan

Distribusi Normal

  2    2
Batas tingkat kepercayaan 95% Batas tingkat kepercayaan 95%

Interval kepercayaan 95%

14
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Segiempat (rectangular)‫‏‬

Rentang

Setengah rentang (a)‫‏‬

Simpangan bakunya dihitung dengan s=a/(31/2)‫‏‬

15
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Segitiga (triangular)‫‏‬

Rentang

Setengah rentang (a)‫‏‬

Simpangan bakunya dihitung dengan s=a/(61/2)‫‏‬

16
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Bentuk-U (U-shape)‫‏‬

Rentang

Setengah rentang (a)‫‏‬

Simpangan bakunya dihitung dengan s=a/(21/2)‫‏‬

17
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU

Evaluasi Ketidakpastian Baku tipe B

Distribusi Normal

Dalam sertifikat kalibrasi anak timbangan standar tercantum nilai


ketidakpastian untuk tingkat kepercayaan 95% adalah 0.01 mg
dengan faktor cakupan k = 2

Dari data dalam sertifikat kalibrasi standar tersebut maka


ketidakpastian baku dapat ditaksir dengan
u = (0.01 mg)/ 2 = 0.005 mg

18
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE B

Distribusi Segiempat

Resolusi timbangan yang digunakan untuk menimbang sampel


obat adalah 0.01 mg

0.01 mg

0.005 0.01 0.015


-a +a

a = + (0.01 mg)/ 2 = + 0.005 mg


u = a / (30.5) = + 0.0017 mg

19
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE B

Distribusi Segitiga

Dalam pemantauan suhu ruangan kalibrasi tercatat bahwa suhu


ruangan tersebut selalu berada dekat dengan pusat dari rentang
20 + 2 0C

Sehingga setengah rentang


diberikan oleh a = + 20C

-a +a
20-2 20 20+2
u=a/ (60.5) = + 1.15 0C

20
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE B

Distribusi Bentuk-U

Dalam pemantauan suhu ruangan kalibrasi tercatat bahwa suhu


ruangan tersebut selalu berada pada daerah batas dari rentang
20 + 2 0C

Sehingga setengah rentang


diberikan oleh a = + 20C

-a +a
20-2 20 20+2
u=a/ (20.5) = + 1.41 0C

21
EALUASI KOEFISIEN SENSITIFITAS

Model Matematis

Jika suatu besaran diperoleh dari hasil operasi besaran lain maka
kita dapat menulis besaran tersebut sebagai fungsi besaran-
besaran penyusunnya atau dapat dinyatakan dengan:
y = f (x1, x2, x3)

di mana f adalah besaran baru, dan x1, x2, x3 adalah besaran-


besaran penyusun besaran f.

22
Jika salah satu faktor (variabel) terjadi perubahan kecil maka
nilai y akan terjadi perubahan, secara matematis dapat
dituliskan dalam bentuk diferensial

y dy

x dx

Atau dapat dituliskan


dy
y  x
dx

Secara umum perubahan nilai y terhadap perubahan faktor-


faktor masukkannya dapat dituliskan

dy dy dy dy dy dy
y  x1  x2  x3 atau y  x1  x2  x3
dx1 dx2 dx3 dx1 dx2 dx3
23
Untuk menghindari nilai negatif maka persamaan tersebut
dituliskan

dy dy dy
y  x1  x2  x3
dx1 dx2 dx3

Hasil yang diperoleh adalah

y  y

24
Tugas 2 Ketidakpastian Pengukuran

Persamaan aliran akuifer adalah

r
 r  
Q
ln 
2 k  L 

jari-jari akuifer r diukur secara langsung ternyata diperoleh


nilai 2 ± 0,1 cm. Sedangkan parameter yang lain dianggap
konstan. Tentukan nilai aliran akuifer tersebut disertai
ketidakpastiannya !

25

Anda mungkin juga menyukai