Anda di halaman 1dari 3

PEDOMAN PENATAAN PEGAWAI PTT 2017

I. DASAR HUKUM
 Perka BKN 37/2011
Baru Mengatur lebih lanjut ttg Penataan dari aspek Kualitas,Komposisi dan
Distriusinya.
 PP 18/2016 Tentang : Perangkat Daerah
Kajian ini disusun untuk mendukung kebijakan Penataan Pegawai Honorer dan
menyusun Roadmap Penataan Pegawai PNS dan Honorer jangka Panjang
 UU 43/1999 dan UU No 5/2014 TTg : Status dan Kedudukan PTT, dimana status
Posisi maupun pekerja sendiri dilakukan oleh mekanisme penunjukan satu
tangan.
 UU ASN no 5/2014, kata kunci : PTT,PNS,Sistem merit. Disebut dg Pegawai
Pemerintah dg Perjanjian Kontrak (PPPK),dijelaskan terdapat mekanisme
pembagian kerja yg jelas sesuai dg kompetensi yg diatur, Adapun pemberian
status kontrak kerja menegaskan adanya pemberian perlindungan hukum yg
selama ini masih simpang siur dalam membahas PTT. Prinsip kemitraan yg
terdapat dlm PTT di lingkungan Pemertintah,PTT hanya sekedar menjalankan
FungsiAistensi maupun perbantuan baik yg sifatnya teknis maupun Non teknis.
Pola kerja itulah yg sebenarnya secara kultural melangsungkan adanya
hubungan hierarki dan patronase dlm system Birokrasi modern kita yg telah
terbentuk melalui spoil system (Memanjakan),yg implikasinya semakin
membengkaknya beban kerja PTT daripada PNS, hal ini tentunya membuat
ranah kinerja PTT justeru berada di 2 Ranah antara informal dan Formal dg posisi
tanggungjawab yg cukup besar pula.
 UU 13/2003Ttg: UU Ketenagakerjaan, hubungan kerja sendiri dibentuk atas
kesepakatan antara pemberi komitmen dg pelamar kerja. Dalam hal ini posisi
Pejabat PemberiKomitmen sendiri memiliki hak tawar besar dalam
menegosiasikan terhadap point point hak dan kewajiban si pekerja, Antara Lain :
Seperti kerja borongan maupun individual yg sifatnya wajib dilakukan, hal itu
dikarenakan ada harapan diangkat menjadi PNS. PTT sering menerima beban
kerja diluar tupoksi yg diberikan. Dalam klausul hokum Perjanjian kontrak
Pendek pada UU sebelumnya disebutkan bahwa posisi kontverband contract :
Mengandung Premi bahwa PTT cenderung antara dibutuhkan/tdk karena akan
berimplikasi kepada kurang efektivitas dlm pendayagunaan ASN.
 PP 48/2005 : ttg Pengangkatan Tenaga Honorer menjadiCPNS menyebutkan
bahwa : “Sejak ditetapkan nya PP ini, semua Pejabat Pembina Kepegawaian dan
Pejabat Lain di Lingkungan instansi dilarang mengangkat Tenaga Honorer atau
yg sejenis, kecuali ditetapkan dg PP” Ketentuan tersebut berlaku sebagai Lex
Specialis (Hukum Khusus) yg mengesampingkan Pasal 2 ayat 3 UU Kepeg/UU 43
Tahun 1999, yg sebelumnya menjadi Dasar Hukum PTT, maka karena sifatnya
Lex Specialis itulah membuat legalitas PTT bersifat Adhoc, karena sifatnya
sementara dan bias ditiadakan sewaktu waktu. Dg Adanya PP ini : Berimplikasi
kpd ketidakjelasan nasib yg dialami oleh PTT karena otomatis legalitasnya
menjadi hilang, semenjak diberlakukannya aturan tersebut implikasi kemudian
adalah Penurunan standard gaji maupun tunjangan para PTT ini.
 Prinsip Kemitraan PTT
PTT sekedar menjalankan Fungsi asistensi maupun perbantuan baik yang
sifatnya teknis dan non teknis.

II. METODE KEGIATAN

 FGD dilakukan dg metode studi kasus, adalah : upaya penggalian data yang dalam secara
kualitatif dg tujuan memberikan rekomendasi berdasarkan kekhususan permasalahan objek
yang sedang diteliti.
 Instrumen yg digunakan yaitu FGD untuk menggali persepsi nara sumber trhadap
permasalahan yang dihadapi dan intrumen solusinya ttg kepegawaian.

III. FGD KE :
1. FGD Ke 1 Untuk mengidentifikasi dasar-dasar perekrutan honorer pada masing masing
SKPD, permasalahan yg ada dan solusi yg ditawarkan.
2. FGD ke 2 untuk melihat kondisi eksisting dan kebutuhan pegawai honorer serta untuk
merumuskan instrument reduksi honorer.
3. FGD ke 3 untuk menjaring persepsi Nara sumber terhadap langkah langkah dan
milestones Roadmap Penaataan Pegawai yg disusun.
IV. METODE
Swakelola dg kerjasama PKP2AI LAN dg output kegiatan : Dokumen Penataan Pegawai
JFU (PNS dan Non PNS) di lingkungan Pemkab Bdg.

V. DAFTAR UNDANGAN
a. Tim Penyusun Dokumen Penataan Pegawai :
1. Sekretaris BKPP
2. Kabid Pengembangan Pegawai BKPP
3. Kabid Mutasi BKPP
4. Kabid Formasi dan Informasi
5. Kepala Bagian Otonomi Daerah Setda
6. Kabag Pemerintahan Setda
7. Kasubag Pengkajian Produk Humum Setda
8. Kasubag Analis Formasi Jabatan Jabatan dan Pendayagunaan Aparatur Setda
9. Kasubid Data danInformasi BKPP

b. Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Aparatur


( Drs. H.Agus Firman 2, Msi)

Anda mungkin juga menyukai