Anda di halaman 1dari 4

ENERGI POSITIF KERJA SAMA DALAM AMBISI

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki posisi sangat
strategis, baik secara geografis dan astronomis. Oleh karena itu, Indonesia
menjadi penghubung antarnegara bahkan benua. Ditambah lagi Indonesia adalah
salah satu negara yang memiliki penduduk terbanyak urutan ke-4 di dunia. Tak
heran bahwa di Indonesia banyak terdapat barang illegal yang berasal dari negara
asing terutama narkoba. Narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa
psikotropika yang dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-
obatan untuk penyakit tertentu. Namun, kini persepsi itu disalahartikan akibat
pemakaian di luar peruntukan dan dosis semestinya. Ada 65 jenis narkoba yang
telah beredar, tetapi hanya ada 6 jenis narkoba yang sering dipakai di Indonesia
yaitu shabu, ekstasi, khokain, heroin, ganja, dan morfin.
Letak geografis dan geologis Indonesia sangat mendukung penyebaran
barang illegal tersebut. Indonesia adalah jalur perdagangan dunia, baik melalui
udara, laut, dan darat. Pelabuhan dan bandara adalah tempat yang menjadi pusat
penyebaran barang haram tersebut. Maka dari itu, peran bea cukai sangat
dibutuhkan dalam menangani kasus ini di lapangan. Bea Cukai di bandara dan
pelabuhan harus ditingkatkan kinerjanya, sebab banyak warga negara Indonesia
dan Asing dapat lepas dari pemeriksaan tersebut.
Narkoba sendiri telah mendarah daging pada sebagian besar masyarakat
Indonesia. Dari orangtua, remaja, dan anak-anak telah mengonsumsi narkoba.
Kini, narkoba menyerang para pelajar di kota bahkan di pelosok daerah.
Seperti yang kita ketahui bahwa putra-putri Indonesia adalah generasi penerus.
Ada tidaknya Indonesia, berkembang tidaknya Indonesia itu semua tergantung
kualitas generasi mudanya. Tetapi kita lihat sekarng ini, narkoba telah merasuki
sendi-sendi terdalam dari generasi penerus bangsa kita baik usia sekolah maupun
usia belum sekolah. Ini semua apa maksudnya? Itulah hal yang patut kita
pertanyakan. Apa maksud negara-negara luar mengedarkan narkoba di negara
kita, bahkan mereka rela mendistribusikannya dengan harga yang murah. Itu agar
generasi Indonesia hancur, tidak terpakai, dan bodoh. Ujung-ujungnya negara-
negara luar itu akan kembali menjajah kita, memanfaatkan kita, mencuri SDA
kita, bahkan menguasai penuh seluruh Indonesia. Itulah yang tidak kita sadari.
Yang menciptakan atau yang meracik narkoba itu adalah orang-orang pintar.
Akan tetapi, tujuannnya adalah untuk membuat manusia semakin bodoh dan
terbelakang. Pendistribusian narkoba ini dibuat sedemikian rupa dan semenarik
mungkin agar generasi muda mau mengonsumsinya tanpa curiga bahwa itu
mengandung narkoba. Narkoba ini dibentuk oleh para pengedar dalam bentuk
permen yang memiliki rasa nikmat. Permen inilah yang memikat anak-anak di
Indonesia. Dengan biaya yang hanya berkisar Rp 1000-3000, membuat anak-anak
menjadi tergiur untuk membeli sampai pada akhirnya kecanduan. Ada juga yang
dibuat dalam bentuk pena berwarna-warni dengan bentuk dan aroma yang
memikat. Dengan sering mencium aroma yang memikat itu anak-anak dapat juga
kecanduan. Kecanduan inilah yang membuat narkoba akan semakin dicari oleh
anak-anak di Indonesia.
Masyarakat sendiri tidak dapat menangani masalah penyalahgunaan narkoba.
Maka, kita membutuhkan lembaga yang bertanggungjawab menangani
penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda Indonesia yaitu Komisi III
DPR. Ruang lingkup Komisi III meliputi: hukum, HAM, dan keamanan. Yang
menjadi pasangan kerja Komisi III adalah sebagai berikut:

 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia


 Kepolisian Negara Republik Indonesia
 Komisi Hukum Nasional
 Badan Narkotika Nasional (BNN)

Pasangan kerja dari Komisi III DPR RI ini sangat berperan dalam
melaksanakan pemberantasan penyalahgunaan narkoba. Komisi III DPR RI harus
saling berkoordinasi dengan Kementrian Hukum dan HAM juga Komisi Hukum
Nasional dalam memberantas penyalahgunaan narkoba. Adapun hal yang dapat
dilakukan untuk memberantasnya adalah dengan semakin memperketat hukum
dan undang-undang penyalahgunaan narkoba. Dengan adanya hukum ini semakin
mengikat masyarakat dalam memberantas penyalahgunaan narkoba tersebut.
Tidak hanya mengikat masyarakat saja, tetapi juga seluruh jajaran pembuat dan
pelaksana undang-undang tersebut.
Kepolisian Negara Republik Indonesia juga menjadi salah satu mitra Komisi
III DPR RI, yaitu dalam pemberantasan narkoba. POLRI nantinya yang akan
melakukan penyelidikan, penyidikan, dan pemberantasan penyalahgunaan
narkoba. POLRI sangat berperan penting dalam memberantas beredarnya narkoba
di Indonesia, apalagi di daerah yang cukup rawan untuk mengedarkan narkoba
,yaitu Aceh, Batam, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Surabaya, Denpasar,
Makasar, dan kota lainnya. Jadi, POLRI harus memprofesionalisasi anggotanya
dalam melakukan tindak pemberantasan. Karena banyak anggota POLRI juga
yang mengonsumsi narkoba bahkan menjadi bandar narkoba. Inilah yang akan
membuat narkoba akan beredar pada segala ruang. Seperti di kota saya, polisi
menjadi bandar narkoba, dan mengedarkannya kepada masyarakat. Maka dengan
itu, POLRI harus meningkatkan kualitas anggotanya dalam melaksanakan
penyelidikan, penyidikan, dan pemberantasan. BNN juga adalah pasangan kerja
Komisi III DPR RI yang posisinya berada di bawah koordinasi POLRI. Lembaga
inilah yang menangani masalah serius pengedaran narkoba di Indonesia. BNN
sangat membantu Komisi III DPR RI dalam memberantas pengedaran gelap
narkotika. Dengan adanya lembaga ini semakin membantu POLRI menjalankan
tugas dalam memberantas pengadaran narkotika. Sehingga seluk beluk kepulauan
di Indonesia dapat teratasi dalam penyalahgunaan narkoba.
Peran Komisi III DPR RI yang sangat vital dalam menyelamatkan generasi
muda dari penyalahgunaan narkoba adalah upaya preventif. Upaya ini adalah cara
yang dapat menyelamatkan generasi muda bangsa. Sebab jika sudah terlanjur
dalam mengonsumsi narkoba, sudah menimbulkan efek negatif terhadap generasi
muda bangsa. Upaya yang dapat dilakukan Komisi III DPR RI yaitu dengan
membatasi waktu hiburan malam dan pergaulan bebas yang dibantu oleh
Kepolisian Republik Indonesia seperti, melakukan penyuluhan dan sosialisasi
mengenai bahaya penggunaan narkoba dan undang-undang yang mengikat kepada
seluruh sekolah di Indonesia dan dikoordinasikan BNN dan Kementrian Hukum
dan HAM.
Tidak hanya dengan pasangan kerja tersebut Komisi III DPR RI dapat
berkoordinasi, tetapi juga dengan komisi DPR RI lainnya yang memiliki sangkut
paut penyalahgunaan narkoba, seperti Komisi V yang menangani masalah
perdagangan, Komisi IX DPR RI yang menangani masalah kesehatan dan Obat-
obatan.,dan Komisi X DPR RI yang menangani pendidikan. Dengan adanya kerja
sama Komisi III DPR RI dengan Komisi V, Komisi IX, dan Komisi X. dapat
semakin mempermudah langkah Komisi III untuk menangani dan memberantas
penyalahgunaan narkotika tersebut.
Masalah narkoba adalah masalah yang sangat sulit untuk diberantas karena
masalah ini sudah beranak pinak. Dalam menyelesaikan masalah ini, kita tidak
boleh hanya menyerahkannnya kepada satu pihak saja. Semua elemen dalam
parlemen dan semua elemen masyarakat harus bahu-membahu. Kita harus sama-
sama bekerja untuk menciptakan kepentingan bersama, yaitu menjadikan
Indonesia bebas dari jeratan narkoba. Mari, jangan hanya berpangku tangan,
berikan sumbangsihmu. Sekecil apa pun yang kamu berikan sangat berarti dalam
menyelamatkan generasi bangsa.

Anda mungkin juga menyukai