Anda di halaman 1dari 15

5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saliva
Saliva adalah cairan yang terdiri atas sekresi yang berasal dari kelenjar saliva
dan cairan sulkus gingiva. 90% dari saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva mayor yang
terdiri atas kelenjar parotis, submandibula, dan sublingual.18,19 Sekitar 10%
dihasilkan oleh kelenjar saliva minor dimukosa mulut (lingual, labial, bukal,
palatinal, glossopalatinal). Sekresi saliva dihasilkan sebagai serus (kelenjar parotis),
mukus (kelenjar minor), atau campuran yaitu serus dan mukus (kelanjar
submandibula dan sublingual).19,20 Saliva memainkan peranan penting dalam
homeostatis karena dapat mempertahankan keseimbangan ekosistem dalam rongga
mulut.21

Gambar 1. Kelenjar saliva19

Sekresi saliva adalah refleks yang dimediasi oleh saraf. Volume dan jenis
saliva yang disekresi dikendalikan oleh sistem saraf otonom. Kelenjar menerima
inervasi dari saraf parasimpatis dan simpatis. Pusat saliva parasimpatis terletak pada
medula oblongata yang terbagi atas 3 bagian, yaitu superior nuklei salivatorius,
inferior nuklei salivarius dan zona intermediet. Bagian superior nuklei (CN VII)

Universitas Sumatera Utara


6

terhubung dengan kelenjar submandibula dan sublingual, sedangkan inferior nuklei


(CN IX) mempersarafi kelenjar parotid.22,23
Serabut saraf simpatis yang menginervasi kelenjar saliva berasal dari ganglion
servikalis superior dan beriringan dengan arteri yang mensuplai arteri karotis eksterna
yang memberikan suplai darah pada kelenjar parotis dan bersama arteri lingualis
memberikan suplai darah ke submandibula, serta bersama dengan arteri fasialis yang
mensuplai darah ke kelenjar sublingualis. Rangsangan simpatis akan menstimuli
reseptor adrenergik menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pada kelenjar saliva
menyebabkan jumlah saliva sedikit, lebih kental dan kaya mukus. Berbeda dengan
rangsangan parasimpatis yang menstimuli reseptor kolinergik menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah, menyebabkan volume saliva lebih banyak dan kaya
enzim 22,23

2.2 Komposisi Saliva


Komposisi saliva terdiri atas 99% air dan 1% terdiri atas ion dan unsur
organik. Ion penting dalam saliva adalah kation, Na+ dan K+, anion Cl- dan
bikarbonat (HCO3). Elektrolit lain yang terdapat dalam saliva seperti kalsium, fosfat,
fluorida, tiosianat, magnesium sulfat dan iodin. Unsur organik saliva seperti protein,
karbohidrat, lipid dan molekul organik kecil.10
Kalsium saliva dan fosfor dalam konsentrasi lewat jenuh dalam saliva dan
memainkan peranan dalam remineralisasi gigi. pH netral dalam rongga mulut adalah
dipertahankan oleh kapasitas buffer dari saliva.10 Kalsium merupakan nutrisi penting
dan tidak hanya untuk mineralisasi tulang dan gigi tetapi untuk mengatur peristiwa
intraselular disebagian besar dan tidak pada semua jaringan tubuh.24
Komposisi saliva merupakan faktor penting dalam menentukan prevalensi
karies. Perlindungan relatif terhadap kavitas gigi, laju aliran saliva, kapasitas buffer,
kalsium, fosfat dan konsentrasi fluorida adalah hal-hal yang diperlukan. Sirkulasi
saliva dalam rongga mulut disebut sebagai seluruh saliva terdiri atas campuran
sekresi dari kelenjar saliva mayor, minor dan sedikit dari cairan krevikular. Saliva

Universitas Sumatera Utara


7

dapat meningkatkan kesehatan rongga mulut dan oleh karena itu kekurangan sekresi
saliva akan mengakibatkan proses penyakit.11

2.3 Pengaruh Saliva Terhadap Karies


Saliva dapat mempengaruhi proses karies dalam berbagai cara yaitu: aliran
saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga
meningkatkan pembersihan karbohidrat dari rongga mulut. Sistem buffer asam
karbonat-bikarbonat, serta kandungan amonia dan urea dalam saliva dapat
menyangga dan menetralkan penurunan pH yang terjadi saat bakteri plak sedang
memetabolisme gula. Kapasitas buffer dan pH saliva erat hubungannya dengan
kecepatan sekresinya.2
Kapasitas buffer saliva merupakan faktor penting, yang berperan dalam
pemeliharaan pH saliva dan remineralisasi gigi. Kapasitas buffer saliva pada dasarnya
tergantung pada konsentrasi bikarbonat berhubungan dengan tingkat aliran saliva,
karena setiap faktor penurunan laju aliran saliva cenderung mengalami penurunan
terhadap kapasitas buffer dan meningkatnya risiko perkembangan karies.21
Pengaruh fungsi saliva penting adalah pembersihan dan menetralkan untuk
pencegahan karies. Secara umum, meningkatkannya sekresi laju aliran saliva maka
terjadi proses pembersihan dan kapasitas buffer tinggi. Berkurangnya laju aliran
saliva dan bersamaan dengan penurunan sistem pertahanan rongga mulut dapat
menyebabkan karies meningkat dan peradangan mukosa, karies gigi sebagian besar
disebabkan karena hiposalivasi.25

2.3.1 Pengaruh Volume Saliva Terhadap Karies


Saliva memegang peranan penting dalam mempertahankan kesehatan rongga
mulut dan proses biologis yang terjadi di dalam rongga mulut.4 Total aliran saliva
sehari 500-1000 ml/hari.10 Volume saliva dengan stimulasi yang normal berkisar
lebih dari 5,0 ml/5 menit, rendah 3,5-5,0 ml/5 menit dan hiposalivasi kurang dari 3,5
ml/5 menit.26 Volume saliva dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk derajat
hidrasi, posisi tubuh dan terpaparnya cahaya matahari.27

Universitas Sumatera Utara


8

2.3.2 Pengaruh pH Saliva Terhadap Karies


pH saliva merupakan derajat keasamaan saliva yang penting dalam menjaga
integritas gigi karena memengaruhi proses demineralisasi. Saliva normal berkisar dari
6-7 namun dapat dipengaruhi oleh jumlah aliran saliva dari 5,3 sampai 7,8. pH saliva
dengan stimulasi dapat dikatakan sehat apabila bernilai 6,8-7,8, asam 6,0-6,6 dan
sangat asam 5,0-5,8.26 Penurunan pH mulut dibawah 5,5 akan menyebabkan terjadi
demineralisasi enamel gigi. Salah satu komponen yang memberikan kontribusi
terhadap pH mulut adalah pH saliva.28
Bakteri plak akan memfermentasi karbohidrat (sukrosa) dan menghasilkan
asam, sehingga menyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai pH
4,5-5,0. Kemudian pH akan kembali normal pada pH sekitar 7 dalam 30-60 menit,
dan jika penurunan pH plak ini terjadi secara terus-menerus maka akan menyebabkan
demineralisasi pada permukaan gigi. Kondisi asam seperti ini maka bakteri
Streptococcus mutans dan Lactobacillus sp, yang merupakan mikroorganisme
penyebab utama dalam proses terjadinya karies. Streptococcus mutans berperan
dalam permulaan (initition) terjadi karies gigi, sedangkan Lactobacillus sp, berperan
pada proses perkembangan dan kelanjutan karies.28

2.3.3 Pengaruh Kalsium Saliva Terhadap Karies


Kalsium adalah unsur mineral paling banyak dalam tubuh, pada orang
dewasa mencakup sekitar 2% dengan berat badan yang setara sekitar 1.200 gram
kalsium. Mayoritas (99%) kalsium terdapat dalam tulang dan gigi, terutama sebagai
hidroksiapatit, merupakan kristal anorganik terdiri atas susunan kalsium dan fosfor
[Ca10(PO4)6(OH)2], memberikan kekerasan. Sisanya ada dalam jaringan lunak dan
cairan tubuh dan menyumbang kurang dari 1% dari total kalsium dalam tubuh.
Kalsium merupakan nutrisi paling penting, tidak hanya untuk mineralisasi tulang dan
gigi tetapi mengatur sebagian intraseluler dalam jarigan tubuh.24
Kalsium salah satu komponen elektrolit didalam saliva terdapat dalam bentuk
ion. Kadar normal kalsium saliva adalah 1-2 mmol/liter. Interaksi antara plak dan
saliva mempunyai peranan penting dalam mineralisasi, karena saliva merupakan

Universitas Sumatera Utara


9

sumber utama ion anorganik kalsium yang berperan membantu proses pembentukan
kalkulus.15
Kadar kalsium dalam saliva dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu:16
1. Jenis kelenjar, sekresi kalsium terbesar dihasilkan oleh kelenjar
submandibula.
2. Ritme biologis, kadar ion kalsium saliva akan menurun pada pagi dini hari.
3. Stimulus, dalam keadaan tanpa stimulasi sebagian besar saliva utuh berasal
dari kelenjar submandibula, sedangkan dalam keadaan distimulasi sebagian besar
saliva utuh berasal dari kelenjar parotis.
4. Aliran saliva, merupakan faktor penting terhadap kadar komponen saliva.
Konsentrasi kalsium akan meningkat ketika aliran saliva meningkat.
Enamel gigi merupakan bahan yang keras dan paling padat didalam tubuh.
Komposisi hidroksiapatit merupakan mineral yang mengandung kalsium dan fosfat.
Struktur biomineralisasi ini adalah unik yang diperbaharui oleh remineralisasi,
dimana melibatkan deposit dari ion kalsium dan fosfat dari saliva ke dalam area
permukaan enamel dan didalam permukaan enamel. Dibawah kondisi asam kristal
apatit dari bawah permukaan enamel, larut dalam cairan saliva disekitarnya.
Demineralisasi ini merupakan salah satu langkah dalam perkembangan karies gigi,
tersedianya kalsium dan fosfat faktor penting untuk remineralisasi dari awal
pembentukan karies sesudah asam, selanjutnya angka karies terendah dihubungkan
dengan konsentrasi kalsium saliva tinggi.16
Konsentrasi dari kalsium dalam plak memengaruhi demineralisasi enamel gigi
terjadinya risiko karies semakin tinggi konsentrasi kalsium, menurunnya tingkat
demineralisasi dan risiko gigi berlubang. Semakin tinggi konsentrasi kalsium dalam
plak, maka semakin besar penurunan pH yang bisa ditolerir sebelum terjadi
demineralisasi. Adanya kalsium dalam makanan dapat membantu mengurangi terjadi
karies gigi karena meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plak, tentu makanan lain,
misalnya makanan dan minumana asam, dapat mengurangi kalsium dalam plak.24

Universitas Sumatera Utara


10

2.4 Karies Gigi


Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi pada enamel, dentin
dan sementum, yang dihasilkan oleh fermentasi dari diet karbohidrat. Karies
ditandai adanya demineralisasi pada jaringan keras gigi, tetapi proses penyakit
dimulai dalam biofilm bakteri (plak gigi) yang menutupi suatu permukaan gigi.1
Pembentukan biofilm pada permukaan gigi dimulai dari permukaan gigi yang bersih
segera berkontak dengan bakteri dan produk host pada cairan saliva dan krevikular.
Produk ini diabsorbsi oleh hidroksiapatit pada permukaan gigi, menciptakan lapisan
tipis yang disebut pelikel. Komposisi utama pelikel berbeda pada daerah rongga
mulut dan antara individu. Spesies Streptococcus gram positif seperti Streptococcus
oralis, Streptococcus mitis dan Neisseria terutama berkoloni pada permukaan gigi.
Adhesi berikutnya pada lapisan pertama koloni, biofilm plak gigi membentuk
multiplikasi dari pengkoloni utama, dan melalui koagregasi dan koadhesi bakteri
koloni sekunder. Koloni sekunder cenderung melekat pada reseptor dari koloni
utama.29
Konsep terjadinya karies gigi berfokus pada fermentasi dari karbohidrat oleh
bakteri yang kariogenik, menghasilkan asam organik. Bakteri plak menghasilkan
berbagai hasil akhir yang berbeda tergantung pada diet. Jika ada karbohidrat yang
mampu difermentasi asam-asam organik menghasilkan asam laktat, formit dan asetat.
Asam-asam tersebut dapat menurunkan pH pada plak menghasilkan demineralisasi
pada gigi dan menciptakan suatu lingkungan yang menguntungkan lebih lanjut
bakteri Streptococcus mutans..25
Karies gigi merupakan penyakit yang dimulai dengan perubahan di dalam
biofilm kompleks dan dipengaruhi oleh aliran dan komposisi saliva, terpapar oleh
fluor, konsumsi diet gula-gula dan pencegahan (membersihkan gigi). Penyakit ini
awalnya reversibel dan dapat dihentikan pada setiap tahap bahkan ketika beberapa
dentin dan enamel rusak.1

10

Universitas Sumatera Utara


11

2.4.1 Etiologi Karies


Etiologi karies gigi bersifat multifaktorial, Perkembangan karies gigi
melibatkan beberapa faktor yaitu host, plak, substrat dan waktu. Beberapa jenis
karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa, dapat difermentasikan oleh
bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai
dibawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu
tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses
karies pun terjadi. Dari keempat faktor penyebab tersebut kadang-kadang
digambarkan sebagai empat faktor yang berhubungan (Gambar 2). Karies baru dapat
terjadi hanya kalau keempat faktor tersebut diatas ada.1,2

Gambar 2. Faktor etiologi karies gigi30

2.4.2 Patogenesis Karies


Karies gigi dihasilkan oleh interaksi dari waktu kewaktu antara bakteri yang
menghasilkan asam, substrat yang dapat dimetebolisme dan banyak faktor host yang
termasuk gigi dan saliva. Karies gigi dihasilkan dari tidak seimbangan ekologi dalam
keseimbangan fisiologis antara mineral-mineral gigi dan biofilm mikroba rongga
mulut. Mekanisme dari proses karies mirip pada semua tipe karies, bakteri endogen
lebih banyak mutans streptococci (Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus)
dan Lactobacillus spp di dalam biofilm menghasilkan asam organik sebagai hasil

11

Universitas Sumatera Utara


12

metabolisme fermentasi karbohidrat, asam ini menyebabkan nilai pH lokal menurun


dibawah nilai kritis sehingga menyebabkan demineralisasi pada jaringan gigi. Jika
difusi dari kalsium, fosfat dan karbonat keluar dari gigi secara terus-menerus pada
kavitas gigi akan terjadi demineralisasi dan dikembalikan dalam tingkat semula
dengan kembalinya kalsium dan fosfat. Fluorida sebagai katalis untuk difusi kalsium
dan fosfat ke dalam gigi yang mana remineralisasi struktur kristalin didalam lesi.
Membangun kembali permukaan kristalin dan flour apatit. Komposisi dari flour
hidroksiapatit dan flour apatit, lebih tahan terhadap serangan asam dari struktur
aslinya. Enzim bakterial dapat juga terlibat dalam perkembangan karies. Apakah
karies gigi berkembang atau berhenti, atau kembalinya tergantung pada
keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi (Gambar 3).1

12

Universitas Sumatera Utara


13

Biofilm bakteri + Fermentasi


karbohidrat

Menghasilkan
asam
Enamel Enamel
gigi sehat gigi karies
Demineralisasi
Remineralisasi

Ca2+
PO43+
F+

Salivas
+
Sumber fluoride
+
Kontrol plak
+
Modifikasi diet

Gambar 3. Diagram proses karies sebagai perubahan terus


menerus secara teratur pada demineralisasi (kerusakan) da
remineralisasi (perbaikan).1

2.5 Karies dan Bebas Karies


Hubungan saliva dan gigi sangat jenuh terhadap kalsium dan fosfat,
dibandingkan dengan total kadar mineral dalam enamel. Jumlah ion-ion kalsium dan
fosfat di dalam biofilm plak terlihat lebih besar dari pada di dalam saliva. Namun,
adanya penurunan pH akibat asam bakterial, membuat level kejenuhan
(supersaturasi) kalsium dan fosfat juga mengalami penurunan sehingga risiko
demineralisasi meningkat. pH yang tepat untuk menunjukkan demineralisasi dimulai
belum ada, namun demikian, umumnya pH 5,5 sampai 5,0 dipertimbangkan sebagai

13

Universitas Sumatera Utara


14

pH kritis yang dapat membuat mineral gigi menjadi larut. Ketika demineralisasi
berlangsung, lesi karies juga dapat terbentuk.17
Proses demineralisasi dan remineralisasi adalah proses dinamis, dengan
periode dari demineralisasi yang diikuti oleh remineralisasi. Pengaruh demineralisasi
dapat dikembalikan jika waktu yang cukup antara pengaruh asiogenik memungkinkan
untuk terjadinya remineralisasi.3

Faktor perlindungan Faktor penyebab


Aliran saliva dan Fungsi aliran saliva
komponen-komponen yang berkurang, bakteri
seperti protein, Streptococcus mutans dan
antibakterial, agent, lactobacillus dan komponen
flourida, kalsium dan fosfat diet; seperti seringnya
serta diet yang seimbang. mengkonsumsi karbohidrat

Mencegah Penyebab
karies karies

Gambar 4. Diagram skematik keseimbangan antara faktor perlindungan


dan penyebab dalam proses karies.3

Gambar 4. menunjukkan bahwa karies merupakan proses dinamis. Jika


ukuran yang cukup memadai, keseimbangan dapat naik menuju kearah remineralisasi
dan secara klinis dapat diketahui karies gigi dapat dihindarkan. Remineralisasi
enamel dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium dan fosfat dalam biofilm, saliva atau
bahan yang berklasifikasi. Kadar kalsium dan fosfat yang meningkat dapat
menyebabkan pengendapan yang cepat fase mineral dan kalsium-fosfat pada
permukaan enamel. Tindakan ini dapat menutup pori-pori yang memberikan jalan
masuk kebawah permukaan demineralisasi enamel, selanjutnya membatasi
remineralisasi yang mendasari lesi demineralisasi dibawah permukaan enamel,
disebabkan oleh ketidakleluasaan daya larut dari mineral kalsium-fosfat dalam fase
daya larut dari biofilm pada pH netral. Peningkatan konsentrasi ion kalsium dan fosfat

14

Universitas Sumatera Utara


15

didalam biofilm menyebabkan pengendapan dari fase mineral, sama dengan yang
terlihat pada pembentukan kalkulus.3

2.6 Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)


Spektrofotometer Serapan atom merupakan suatu alat yang digunakan pada
metode analisis untuk unsur-unsur logam dan metalloid yang pengukurannya
berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam
dalam keadaan bebas. SSA terdiri dari komponen sumber cahaya, tempat sample,
monokromator dan detektor. Prinsip kerja SSA pada dasarnya sama seperti absorpsi
sinar molekul atau ion senyawa dalam larutan. Atom-atom menyerap sinar tersebut
pada panjang gelombang tertentu, tergantung sifat unsurnya SSA meliputi absorpsi
sinar oleh atom-atom, banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang
gelombang tertentu menurut jenis unsurnya.31

15

Universitas Sumatera Utara


16

2.7 Landasan Teori


Saliva senantiasa membasahi gigi dan mukosa mulut, fungsinya sebagai
larutan pembersih, pelicin, buffer dan penyimpanan dari ion kalsium dan fosfat, yang
penting untuk remineralisasi awal lesi karies gigi.5 Komposisi saliva terdiri atas
99% air dan 1% terdiri atas ion dan unsur organik. Ion penting dalam saliva adalah
kation Na+ dan K+, anion Cl- dan bikarbonat (HCO3). Elektrolit lain yang terdapat
dalam saliva seperti kalsium, fosfat, fluorida, tiosianat, magnesium, sulfat dan iodin.
Unsur organik saliva seperti protein, karbohidrat, lipid dan molekul organik kecil.11
Saliva dapat mempengaruhi proses karies dalam berbagai cara yaitu: aliran
saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan memfermentasi
karbohidrat dari rongga mulut. Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat, serta
kandungan amonia dan urea dalam saliva dapat menyangga dan menetralkan asam
penurunan pH yang terjadi saat bakteri plak sedang memetabolisme gula. Kapasitas
buffer dan pH saliva erat hubungan nya dengan kecepatan sekresinya.25
Volume saliva dengan stimulasi yang normal berkisar lebih dari 5,0 ml/5
menit, rendah 3,5-5,0 ml/5 menit dan hiposalivasi kurang dari 3,5 ml/5 menit.26
Volume saliva dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk derajat hidarsi, posisi
tubuh, terpapar cahaya matahari.27 Penurunan pH mulut dibawah 5,5 akan
menyebabkan terjadinya demineralisasi enamel gigi. Salah satu komponen yang
memberikan kontribusi terhadap tingkat keasaman pH mulut adalah pH saliva.28
Kalsium merupakan salah satu komponen elektrolit didalam saliva terdapat
dalam bentuk ion. Kadar normal kalsium saliva adalah 1-2 mmol/liter. Interaksi
antara plak dan saliva mempunyai peranan penting dalam mineralisasi, karena saliva
merupakan sumber utama ion anorganik kalsium yang berperan membantu proses
pembentukan kalkulus.15 Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi
pada enamel, dentin dan sementum, yang dihasilkan oleh fermentasi dari diet
karbohidrat, Karies ditandai adanya demineralisasi pada jaringan keras gigi, tapi
proses penyakit dimulai dalam biofilm bakteri (plak gigi) yang menutupi suatu
permukaan gigi.1

16

Universitas Sumatera Utara


17

Etiologi karies gigi bersifat multifaktorial. Perkembangan karies gigi


melibatkan beberapa faktor yaitu host, plak, substrat dan waktu.1,2 Mekanisme dari
proses karies mirip pada semua tipe karies, bakteri endogen lebih banyak mutans
streptococci (Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus) dan Lactobacillus
spp di dalam biofilm menghasilkan asam organik sebagai hasil metabolisme
fermentasi karbohidrat, asam ini menyebabkan nilai pH lokal menurun dibawah nilai
kritis sehingga menyebabkan demineralisasi pada jaringan gigi. Jika difusi dari
kalsium, fosfat dan karbonat keluar dari gigi secara terus-menerus pada kavitas gigi
akan terjadi demineralisasi dan dikembalikan dalam tingkat semula dengan
kemabalinya kalsium dan fosfat.1 Proses demineralisasi dan remineralisasi adalah
proses dinamis, dengan periode dari demineralisasi yang diselang selingi oleh
remineralisasi. Pengaruh demineralisasi dapat dikembalikan jika waktu yang cukup
antara pengaruh asiogenik memungkinkan untuk terjadinya remineralisasi.3

17

Universitas Sumatera Utara


18

2.8 Kerangka Teori


Saliva

Fungsi Kuantitas Komposisi


Saliva dan kualitas saliva, elektrolit:
 Pembersihan saliva Kalsium,
 Pelumasan  Laju aliran fosfat, fluorida,
 Antimikroba  pH tiosianat,
 Remineralisasi  Kapasitas buffer magnesium, sulfat
 Volume dan iodin

Kuantitas dan  Laju


kualitas normal aliran saliva dan
saliva sistem pertahanan
 Laju aliran rongga mulut
 pH
 Kapasitas buffer
 Volume Hiposalivasi

 kuantitas dan
kualitas saliva
 Laju aliran
 pH
 Kapasitas buffer
 Volume

Remineralisasi: Demineralisasi:
Etiolgi
 Bakteri
pH biofilm Karies
 Subsrat
Bebas karies dikembalikan oleh saliva  Host
yang bertindak sebagai
 Waktu
buffer  pengembalian Patogen
ion-ion kalsium dan esis 
fosfat dan mineral yang Streptoc
keluar dari enamel occus mutans
dalam biofilm
dapat
memfermentasi
karbohidrat
18

Universitas Sumatera Utara


19

2.9 Kerangka konsep

Saliva

Stimulated whole saliva

Bebas karies Karies

Kuantitas dan Penurunan


kualitas normal saliva Kuantitas dan kualitas
 Laju aliran saliva
 Ph  Laju aliran
 Kapasitas buffer  pH
 Volume  Kapasitas buffer
 Volume

Perbedaan kuantitas dan


per
kualitas saliva

Volume pH Kadar kalsium


saliva ? saliva ? saliva ?

19

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai