BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Saliva
Saliva adalah cairan oral yang disekresikan oleh tiga pasang kelenjar utama
(parotid, submandibular dan sublingual) dan beberapa kelenjar minor yang disalurkan
melalui duktus-duktus ke dalam mulut. (Gambar 1) Kelenjar saliva dipersarafi oleh
saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis yang bekerja beriringan. Pusat
saliva parasimpatis terletak pada medulla oblongata yang terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu superior nuklei salivatorius, inferior nuklei salivarius dan zona intermediet.
Bagian saraf fasialis terhubung dengan kelenjar submandibular dan kelenjar
sublingual, sedangkan saraf glossopharyngeal mempersyarafi kelenjar parotid.21Jalur
ini mengatur sekresi cairan dengan melepaskan asetilkolin (Ach) ke permukaan sel-
sel asinar kelenjar saliva. Sekresi makromolekul diatur oleh noradrenalin yang berasal
dari saraf simpatis. Jalur post ganglion simpatis berasal dari ganglion servikal dari
rantai simpatis.22
dan menjaga viskoelastisitas saliva serta kandungan enzim ptialin untuk memecah
karbohidrat menjadi maltosa, maltotriosa dan dekstrin sehingga saliva membantu
dalam proses pencernaan. Saliva bekerja sebagai pelumas pada lidah yang membantu
fungsi berbicara. Saliva juga berperan dalam pembentukan bolus makanan.Saliva
berperan sebagai sistem buffer dengan menjaga agar pH rongga mulut tetap netral dan
mencegah kolonisasi mikroorganisme patogen. Saliva menjaga integritas enamel
dengan berperan dalam proses demineralisasi dan remineralisasi enamel dengan
menjaga kestabilan hidroksiapatit enamel yang dapat membebaskan ion kalsium,
fosfat dan fluoride.4,24,27
2.2 Cokelat
Cokelat terbuat dari kombinasi kakao, lemak kakao dan gula. Cokelat
komersil biasanya hanya mengandung 50% sampai 80% dari kakao.6 Cokelat
mengandung kadar sukrosa yang tinggi. Sukrosa dapat dengan mudah dimetabolisme
oleh banyak bakteri yang terlibat dalam pembentukan biofilm gigi, menghasilkan
asam yang menyebabkan demineralisasi pada struktur gigi.Plak yang terbentuk akibat
diet sukrosa sangat asidogenik. Bakteri-bakteri asidogenik melakukan glikolisis
terhadap sukrosa dan menghasilkan asam laktat yang dapat mengkalsifikasikan dan
membentuk lesi awal karies gigi. Sukrosa juga meningkatkan kemampuan
Streptococcus mutans untuk menempel pada permukaan gigi dengan membentuk
Banyak faktor lain selain gula yang memengaruhi proses karies, termasuk
bentuk makanan atau minuman, durasi paparan, komposisi nutrisi, urutan makan, laju
aliran saliva, kapasitas buffer dan oral hygiene.7Terdapat empat faktor yang berperan
dalam proses terjadinya karies, yaitu host, mikroorganisme, substrat dan waktu.
Faktor-faktor tersebut bekerja bersama dan saling mendukung satu sama lain.
Bakteri plak akan memfermentasikan karbohidrat (misalnya sukrosa) menjadi
asam. Kondisi asam ini sangat disukai oleh Streptococcus mutans dan Lactobacillus
sp, yang merupakan mikroorganisme penyebab utama dalam proses terjadinya karies.
Streptococcus mutans berperan dalam permulaan (initition) terjadinya karies gigi,
sedangkan Lactobacillus sp, berperan pada proses perkembangan dan kelanjutan
karies.5
2.3 Keju
Keju adalah istilah umum untuk kelompok produk makanan fermentasi
berbahan dasar susu. 34 Susu dan produk susu mengandung vitamin dan mineral dalam
jumlah yang berbeda. Kalsium adalah salah satu mineral yang terkandung dalam
produk susu, khususnya keju. Satu porsi (50) gram keju keras mampu memenuhi
sepertiga sampai setengah kebutuhan dari 1200 mg kalsium. Keju memiliki bentuk
dan rasa yang berbeda-beda tergantung jenis susu yang digunakan (susu sapi, kuda,
kerbau, kambing), konsistensi, jenis bakteri yang dipakai dalam fermentasi dan lama
proses fermentasi.16
oleh keju. Keju membantu menghalangi plak bakteri yang dapat mengurangi kerja
bakteri dan produksi asam. Protein yang terkandung dalam keju dapat mencegah
karies dengan cara menyerap protein tersebut ke dalam permukaan enamel dan
menggangu difusi ion pada permukaan plak enamel.35
Pembentukkan biofilm pada gigi melibatkan tiga macam fase (Gambar 4),
yaitu: 36
1. Pembentukan pelikel (adhesi protein saliva/ polipeptida)
2. Perlekatan bakteri ke pelikel protein melalui proses matching bakteri yang
melekat dengan reseptor host
3. Multiplikasi dari bakteri yang melekat (akibat pengaruh lingkungan,
seperti pH dan nutrisi)
Kasein merupakan nama golongan protein fosfoprotein yang paling sering dan
paling banyak ditemukan dalam produk susu termasuk di keju. Sekitar 80% protein
susu sapi adalah kasein. Kasein dijumpai dalam bentuk suspensi partikel, yaitu casein
miscelles yang berfungsi untuk memodifikasi komposisi mikrobial plak gigi dengan
cara mengurangi kemampuan kariogenik mikrobial plak gigi. Selain itu, kasein yang
terkandung dalam produk susu juga akan mengalami adhesi dalam saliva melalui
pengikatan α-, β- dan ҡ -kasein dengan Streptococcus mutans(Gambar 4). Peptida
yang diperoleh dari β- dan ҡ -kasein yaitu caseinglycomacropeptide (CGMP) dan
casein phospopeptide (CPP) dapat mengurangi adhesi Streptococcus mutans dengan
menghambat perlekatannya ke permukaan gigi.14,36
Pembentukan biofilm pada gigi melibatkan kasein susu dan protein saliva, α-,
β- dan ҡ-kasein menghambat perlekatan Streptococcus mutans (Sm) dan peptida yang
dikeluarkan dari kasein dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme oral. CPP
terikat dalam bentuk kompleks minor kalsium fosfat (amorph calcium
phosphate/ACP) melalui proses enzimatis pada pH netral atau cenderung basa
menjadi CPP-ACP.Peningkatan pH akan menambah ikatan CPP–ACP dan
menstabilkan ion kalsium dan fosfat yang bebas sehingga tidak terbentuk
pengendapan kalsium fosfat. Secara tidak langsung, CPP–ACP bertindak sebagai anti
kalkulus. CPP-ACP juga bertindak sebagai buffer terhadap ion kalsium dan fosfat
ketika larutan hidroksiapatit bertambah oleh karena penurunan pH. CPP-ACP
melokalisasi ACP dari plak gigi dan meningkatkan level kalsium fosfat yang akan
berubah menjadi reservoir untuk ion kalsium dan fosfat yang bebas. Akibatnya, plak
dan saliva dipertahankan pada level jenuh untuk mempersiapkan enamel gigi
dalammenerima ion kalsium dan fosfat sehingga menekan demineralisasi dan
meningkatkan remineralisasi.14,36
Edam
Cheddar Parmesan
Casein phosphopeptides dilepaskan oleh proteolisis dari asupan beberapa keju dan
memimpin pembentukan casein phosphopeptide-calciumphosphate complexes (CPP-
CP) yang meningkatkan kalsium dan fosfat pada plak sehingga meningkatlah pH.17
Saliva
Cokelat Keju
Membentuk
CPP-ACP
↑ Konsentrasi
pH saliva ↓ pH saliva ↑ Ca dan fosfat
Kelompok III :
Kelompok I : Kelompok II : Mengunyah
Mengunyah Mengunyah cokelat - keju
cokelat keju cheddar
h dd
Setelah 5
menit,
tampung saliva
Pemeriksaan saliva