Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah diketahui sejauh ini proses terjadinya penyakit kanker berlangsung
dalam tahapan-tahapan yang disebut sebagai mekanisme karsinogenesis.
Bermula dari terjadinya efek atau kesalahan letak sesunan DNA dalam sel
manusia yang mengakibatkan tidak terkontrolnya mekanisme pertumbuhan
sel, sel akan tumbuh tidak normal dan berlebihan.
Berbagai faktor telah diketahui atau dicurigai sebagai penyebab terjadinya
kekacauan struktur ini. Antara lain factor makanan, seperti konsumsi lemak
yang telalu tinggi, pola hidup seperti perokok berat, factor eksternal seperti
sinar ultraviolet dan sinar radio aktif, makanan yang mengandung bahan kimia
atau oleh virus. Perubahan genetic juga dapat mempengaruhi pada
pertumbuhan sel ini. Beberapa perubahan genetic ini sebagian besar akibat
mutasi, putusnya kromosom (kromosom breaks) dan delesi pada sel-sel
somatic. Sebagian lagi bersifat diturunkan. Adakalanya juga manifestasi
kanker ini memerlukan pemicu, terutama pada kelainan struktur gen yang
diturunkan.

B. Ruang Lingkup Penulisan


Dalam pembuatan makalah ini penulis hanya membatasi masalah tentang
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Pernafasan: CA Faring.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara nyata, sistematis dan akurat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif baik bio, psiko,
social dan spiritual pada klien dengan CA Faring.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian secara komprehensif pada klien dengan CA
faring
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan prioritas
masalah yang muncul pada CA faring
c. Melaksanakan rencana tindakan yang telah ditetapkan

D. Metode Penulisan
Makalah ini penulis susun dengan menggunakan metode naratif
berdasarkan studi kepustakaan yang ada di Akper DH.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Pernafasan: CA Faring

A. Definisi
Faring adalah organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (esofagus), didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)
yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi. (syaiffudin: 76).
Kanker atau neoplasma berasal dari bahasa yunani yang berarti
“pertumbuhan baru” atau “pembentukan baru” (Barbara C. Long: 1996: 278)
Jadi kanker faring merupakan suatu pembengkakan yang abnormal
tumbuh pada daerah faring yang berada diantara rongga belakang hidung dan
esofagus.

B. Anatomi dan Fisiologi


1. Anatomi
2. Fisiologi
a) Hidung : Merupakan saluran udara yang pertama mempunyai 2
lubang (kavum nasi) yang dipisahkan oleh sekat
hidung.
b) Faring (tekak) : Tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan
jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak,
dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan
ruas tulang leher.
c) Laring : Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentukan suara, terletak didepan faring sampai
ketinggian vertebra servikalis dan masuk kedalam
trakhea dibawahnya.
d) Bronkus : Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis ke IV dan
ke V. Mempunyai struktur yang sama dengan trakea
dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
e) Paru-paru : Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar
terdiri dari gelembung-gelembung (gelembung
hawa=alveoli) gelembung alveoli ini terdiri dari sel-
sel evitel dan endotel.

C. Etiologi
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kanker faring diantaranya:
1. Virus : Beberapa virus yang menimbulkan tanda dan gejala seperti
demam, beberapa virus memilki kemungkinan
akan timbulnya kanker faring: EPV-virus
biasanya yang menyebabkan kanker.
2. Karsinogenesis kimiawi : Banyak bahan kimia yang dikenal sebagai
bahan yang bersifat karsinogenik yaitu bahan-
bahan yang sering digunakan dalam industri
makanan seperti pengawet, pewarna, dan
pemanis makanan buatan.
3. Gaya hidup:
a) Asap rokok yaitu perokok berat yang mengandung berbagai macam
karsinogen.
b) Alkohol yang dapat berpengaruh pada selaput lendir, mulut, faring dan
esofagus sehingga lebih mudah mengalami keganasan pertumbuhan sel
karsinogen.
4. Penurunan imunitas : Merupakan faktor eksternal yang dipengaruhi
oleh penggunaan teknologi kedokteran seperti
sinar ultraviolet dan sinar radio aktif dalam
jangka panjang yang mengakibatkan timbulnya
keganasan setelah sepuluh tahun atau lebih.

D. Patofisiologi
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak, terjadi karena timbul dan
berkembang biaknya sel-sel secara tidak terkendali, sehingga sel-sel ini
tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya sel tersebut.

Virus Zat karsinogenik Gaya hidup Penurunan imun Faktor lain

Berpengaruh terhadap keadaan sel

Sel dalam tubuh mengalami transportasi dan tumbuh secara autonom


Lepas dari pertumbuhan sel normal

Pertumbuhan atau pembentukan sel abnormal

Benjolan ataupembengkakan

E. Manifestasi Klinis
Gejala dibagi dalam 4 kelompok:
1. Gejala faring sendiri : Berupa efistaksis ringan, pilek, atau sumbatan
hidung
2. Gejala telinga : Berupa tinnitus, rasa tidak nyaman sampai nyeri
telinga
3. Gejala syaraf : Berupa syaraf otak seperti diplopia, parestesia
daerah pipi, neuralgia tugeminal,
paralysis/paralysis arkus faring, kelumpuhan bahu
dan sering tersedak.
4. Gejala atau metastasis di leher berupa benjolan leher.

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. CT-Scan pada daerah kepala dan leher, sehingga kanker primer yang
tersembunyi pun tidak akan sulit ditemukan.
2. Pemeriksaan serologi Ig A anti EA dan Ig A anti VCA untuk infeksi virus
E-B telah menunjukan kemajuan dalam mendeteksi karsinoma faring
3. Biopsi melalui hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya (glin
biopsi)
4. Biopsi melalui mulut dengan memakai bantuan neaton kateter yang
dimasukan melalui hidung dan ujung kateter yang berada dalam mulut
ditarik keluar dan diklem bersama-sama ujung kateter yang dihidung.

G. Penatalaksanaan
Pengobatan utama adalah radioterapi, sebagai tambahan dapat dilakukan
diseksi leher. Pemberian tetrasiklin, faktor transfer interferon, kemoterapi,
vaksin, dan anti virus. Sebagai terapi terbaik adalah kemoterapi. Diseksi leher
radikal dilakukan bila benjolan dileher tidak menghilang dengan radiasi atau
timbul kembali, dengan syarat tumor induknya sudah hilang.

H. Komplikasi
Berdasarkan pada data pengkajian, potensial komplikasi yang mungkin
terjadi:
1. Distres pernafasan (hipoksia, obstruksi jalan nafas) edema trakea.
2. Hemoragik
3. Infeksi

I. Evaluasi
1. Ansietas terhadap penyakit berkurang
2. Bebas dari rasa tak nyaman atau nyeri
3. Fungsi pernafasan stabil dan membaik
4. Memahami alasan dan metode perawatan atau tindakan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian / Data fokus


1. Kaji adanya sesak saat bernafas
2. Kaji adanya nyeri ansietas dan berkeringat malam
3. Kaji adanya perubahan tekanan darah
4. Kaji adanya perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema
5. Kaji adanya penyangkalan, menarik diri, cepat marah

B. Diagnosa keperawatan / Intervensi / Rasional / Evaluasi


1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan obstruksi pada faring
Intervensi : Pantau masukan, keluaran dan berat jenis
Rasional : Keseimbangan cairan negatif terus menerus, menurunkan
keluaran renal dan konsentrasi urin
Intervensi : Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional : Pengukuran sensitif terhadap fluktuasi keseimbangan cairan
Intervensi : Pantau tanda vital
Rasional : Menunjukan kepada kekuatan volume sirkulasi
Intervensi : Kaji turgor kulit dan kelembaban membran mukosa,
perhatikan keluhan haus
Rasional : Indikator tidak langsung dari status hidrasi/derajat
kekurangan.
Intervensi : Dorong peningkatan masukan cairan sampai 2000 ml/hari
Rasional : Membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan
menurunkan resiko efek samping yang membahayakan.
Intervensi : Berikan cairan IV sesuai indikasi
Rasional : Diberikan untuk hidrasi imun serta mengencerkan obat.
Evaluasi : Menunjukan keseimbangan cairan adakuat dibuktikan oleh
tanda vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit
baik, pengisian kepiler oleh cairan dan keluaran urine
adekuat.

2. Nutrisi, perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
Intervensi : Pantau masukan makanan setiap hari
Rasional : Mengidentifikasi defesiensi nutrisi
Intervensi : Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep
Rasional : Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein kalori
Intervensi : Suport pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrisi
Rasional : Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan
Intervensi : Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang
diantisipasi
Rasional : Mual/muntah psikogenik terjadi sebelum kemoterapi mual
secara umum tidak berespon terhadap obat antiempatik.
Evaluasi : - Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada
masukan yang adekuat.
- Mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan
berat badan progresif kearah tujuan yang normalisasi
nilai laborat dan bebas tanda malnutrisi.

3. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit


Intervensi : Tentukan riwayat nyeri
Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
Intervensi : Berikan tindakan kenyamanan dasar
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan
kembali perhatian
Intervensi : Evaluasi penghilang nyeri/kontrol nilai aturan pengobatan
bila perlu
Rasional : Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh
minimum
Evaluasi : - Melaporkan penghilang nyeri maksimum/kontrol
denganpengaruh minimal
- Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan

4. Ketakutan / ansietas b/d krisis situasi


Intervensi : Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelumnya
dengan kanker
Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesakitan.
konsep berdasarkan berdasarkan pada pengalaman dengan
kanker
Intervensi : Suport pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa sakit
realistis kesalahan konsep-konsep tentang diagnosis
Intervensi : Support dan kembangkan interaksi pasien dengan sistem
pendukung keluarga tidak tersedia
Rasional : Mengurangi perasaan isolasi bila sistem pendukung keluarga
tidak tersedia
Intervensi : Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten, dan
dukungan untuk orang terdekat
Rasional : Memungkinkan untuk interaksi interpersonal lebih baik
menurunkan ansietas dan rasa sakit
Evaluasi : - Menunjukan rentan yang tepat dari perasaan dan
kurangnya rasa takut
- Tanpa rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada
tingkat dapat diatasi
- Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping
efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan
5. Harga diri, gangguan b/d biofisikal : kecacatan bedah efek samping
kemoterapi atau radioterapi
Intervensi : Diskusikan dengan pasien / orang terdekat bagaimana
diagnosis dan pengobatan mempengaruhi kehidupan
pribadi / di rumah dan aktivitas kerja
Rasional : Membantu dalam memastikan masalah dan memulai proses
untuk pemecahan masalah
Intervensi : Suport / diskusi masalah tentang efek kanker
Rasional : Dapat membantu menghilangkan masalah yang
mempengaruhi penerimaan pengobatan
Intervensi : Berikan dukungan emosi untuk pasien selama pengobatan
Rasional : Meskipun beberapa pasien beradaptasi / menyesuaikan
dengan efek kanker banyak memerlukan dukungan
Evaluasi : - Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh,
penerimaan diri dalam situasi
- Mulai mengembangkan mekanisme untuk menghadapi
masalah secara efektif
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kanker faring secara potensial dapat disembuhkan jika terdeteksi lebih
dini, dari semua kasus kanker dan terjadi sekitar delapan kali lebih sering pada
pria dibanding wanita dan paling sering pada individu dengan usia 50 sampai
70 tahun.
Kanker faring disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya virus, kartino
genais kimiawi, gaya hidup, penurunan imunitas dan lain-lain. Penyakit ini
dapat dicegah dan diobati seprti dengan pembedahan atau mengikuti program
kemoterapi.

B. Saran
Penulis mengangkat kasus ini berdasarkan kepada teori dari berbagai
sumber yang kami peroleh. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadikan pengingat bahwa kanker faring ini bisa mengancam siapa saja.
Untuk itu hindarilah masalah dari penyebab penyakit kanker ini dengan
menjaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Asyad efiaty dkk. 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan.
Jakarta : Gaya Baru.

Barbara, C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Burner and Suddarth. 1997. Buku Ajar KMB. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzane C. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Syaifuddin . 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC.


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-NYA kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Gangguan
Sistem Pernapasan : CA Faring “ tepat pada waktunya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian
tengah semester pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Dengan ini
perkenankanlah kepada penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Iing Tobi’in, SKM. Selaku Direktur Akper Dharma Husada Cirebon
2. Bapak Fitra Herdian, Skp. Selaku Dosen Pembimbing
3. Ibu Sunani, AMK. Selaku Koordinator Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah I
4. Rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini, masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan pada makalah
berikutnya.

Cirebon, Oktober 2007

Penulis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN
SISTEM PERNAFASAN AKIBAT OBSTRUKSI
DAN TRAUMA: ASMA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Keperawatan Medikal Bedah I

Disusun Oleh :
Kelompok VI
1. Didik Dian Prarisa
2. Fenti Oktaviani

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA


CIREBON
2007/2008

Anda mungkin juga menyukai