1. Pure-Profit Organization Menyediakan atau menjual barang/jasa untuk memperoleh laba sehingga bisa dinikmati oleh pemiliknya. Contoh : Perusahaan Rokok 2. Quasi-Profit Organization Menyediakan atau menjual barang/jasa untuk memperoleh laba dan mencapai tujuan lainnya yang dikehendaki pemilik. Contoh : PLN, PERTAMINA 3. Quasi-NonProfit Organization Menyediakan atau menjual barang/jasa dengan maksud melayani masyarakat dan memperoleh keuntungan. Contoh : Universitas, Rumah Sakit 4. Pure-NonProfit Organization Menyediakan atau menjual barang/jasa dengan maksud melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contoh : Tempat Ibadah Standar Akuntansi, Laporan Keuangan, Tipe Barang yang digunakan oleh 4 jenis tipe organisasi : 1. Pure-Profit Organization - Standar Akuntansi : PSAK - Laporan Keuangan : Laporan L/R, Laba Ditahan, Neraca - Tipe Barang : Pure Public Goods (Kebutuhan masyarakat yg manfaat barang/jasa dinikmati oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama) 2. Quasi-Profit Organization - Standar Akuntansi : PSAK + P. BUMN - Laporan Keuangan : Laporan L/R, Laba Ditahan, Neraca - Tipe Barang : Quasi Public Goods (Manfaat barang/jasa dinikmati oleh individu tertentu akan mengurangi konsumsi orang lain terhadap barang tsb) 3. Quasi-NonProfit Organization - Standar Akuntansi : PSAK 45 - Laporan Keuangan : Laporan Arus Kas, Laporan Posisi Keuangan - Tipe Barang : Quasi Private Goods (Manfaat barang/jasa dinikmati oleh semua orang) 4. Pure-Non Profit Organization - Standar Akuntansi : Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) - Laporan Keuangan : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas - Tipe Barang : Pure Private Goods (Barang/Jasa hanya dinikmati secara individu oleh yang membeli dan yang tidak membeli tidak dapat menikmati barang/jasa tsb) 2. - Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik Prinsip yang mendasari penyusunan dan pengembangan standar akuntansi sector public yang disusun oleh suatu komite perumus standar independen dan merupakan rujukan penting bagi komite standar akuntansi, penyusun laporan keuangan, dan pemeriksa atas masalah yang belum diatur secara jelas dalam pernyataan standar akuntansi sector publik. - Standar Akuntansi mengatur pencatatan, penyusunan, dan penyajian laporan keuangan serta memberikan metode dan format baku dalam penyajian informasi laporan keuangan - Hubungan Kerangka Konseptual dan Standar Akuntansi Dalam menetapkan suatu standar harus diturunkan dari kerangka konseptual yang sudah dirumuskan sebelumnya, kerangka konseptual dapat menjadi acuan dalam memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi jika standar akuntansi belum mengakomodasinya. 3. Perbedaan antara IPSAS dan PSAP : 1. PSAP tidak mengadopsi seluruh pernyataan yang ada di IPSAS dikarenakan PSAP harus mengikuti keadaan yang terjadi di Indonesia 2. PSAP dirumuskan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, sedangkan IPSAS dirumuskan oleh International Federation of Accounting Committee (IFAC) 3. Perbedaan perdefinisi antara IPSAS dan PSAP 4. Penyajian laporan arus kas di PSAP terdapat aktivitas transitoris, sedangkan di IPSAS tidak ada 5. Aktivitas Pendanaan PSAP tentang pengeluaran arus kas dijelaskan, tetapi di IPSAS tidak dijelaskan 4. - Tujuan pembuatan laporan keuangan sektor publik : 1. Kepatuhan dan pengelolaan 2. Akuntabilitas 3. Perencanaan dan informasi otorisasi 4. Kelangsungan organisasi 5. Hubungan masyarakat 6. Sumber fakta dan gambaran - Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik : 1. Masyarakat 2. Wakil Raykat (DPR), Lembaga Pengawas, dan Lembaga Pemeriksa (BPK) 3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman 4. Pemerintah - Perbedaan laporan keuangan sektor publik dan laporan keuangan sektor swasta : Fokus dan lingkup laporan keuangan (Sektor public : fokus masalah finansial&politik, lingkup bagian organisasi; Swasta : fokus kinerja pada aspek finansial, lingkup organisasi secara keseluruhan) Akuntabilitas (Sektor public : Pihak legislatif/parlemen & masyarakat; Swasta : Pemegang saham & kreditor) Orientasi laporan keuangan (Sektor publik : Jangka panjang; Swasta : Jangka pendek) Aturan pelaporan (Sektor publik : SAP; Swasta : SAK) Pihak pemeriksa (Sektor publik : BPK; Swaswa : Auditor Independen) Penggunaan dasar akuntansi (Sektor publik : Masih sebagian basis kas; Swasta : akrual) - Bentuk laporan keuangan sektor publik : 1. Laporan Realisasi Anggaran Laporan berisi tentang informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dari suatu entitas yang dibandingkan dengan anggaran ketiga pos tersebut. 2. Neraca Bentuk laporan keuangan memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. 3. Laporan Arus Kas Bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi kas sehubungan dengan kegiatan operasional, investasi, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. 4. Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan naratif/rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas. 5. Laporan Kinerja Keuangan Laporan realisasi pendapatan dan belanja yang disusun berdasarkan basis akrual. 6. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan yang menunjukkan kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dengan tahun sebelumnya. 5. - Pengelolaan keuangan negara Diatur pada UU No. 17 Th. 2003 (Tentang Keuangan Negara), UU No. 1 Th. 2004 (Tentang Perbendaharaan Negara), UU No. 15 Th 2004 (Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara) - Keuangan Negara (UU No. 17 Th. 2003) semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. - Perbendaharaan Negara (UU No. 1 Th. 2004) adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD. - UU No. 15 Th 2004 merupakan basis bagi lahirnya BPK sekaligus pengatur gerak BPK - Pengelolaan keuangan daerah diatur pada PP No. 58 Th 2005 (Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah), Permendagri No. 13 Th 2006 (Diubah menjadi Permendagri No. 59 Th. 2007, dan terakhir menjadi Permendagri No. 21 Th. 2011, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah). - Tujuan dari PP No. 58 Th 2005 yaitu mengelola keuangan daerah secara efektif dan efisien.