Anda di halaman 1dari 16

Theodorus, dkk.

ISSN 0853-2982

Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil

Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash


dalam Campuran Soil Cement
Memakai Tanah Lempung dan Pasir Pulau Timor
Alfonsus Theodorus
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan-Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa No.10 Bandung 40132, alfonsus350@students.itb.ac.id
Bambang Sugeng
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan-Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa No.10 Bandung 40132, bsugengs@si.itb.ac.id
Ilyas Suratman
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan-Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa No.10 Bandung 40132, ilyas_su@si.itb.ac.id
Rudy Hermawan
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan-Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa No.10 Bandung, rudy@si.itb.ac.id

Abstrak

Campuran semen tanah atau Soil cement adalah hasil pencampuran tanah, semen dan air, yang dengan tingkat
pemadatan tertentu akan menghasilkan suatu campuran material baru, soil cement, yang mana dikarenakan
kekuatannya, karakteristik ketahanan terhadap oleh air, panas dan pengaruh cuaca lainnya adalah sangat baik
sebagai suatu lapis pondasi bawah dari struktur perkerasan jalan. Penggunaan Fly Ash sebagai alternatif mate-
rial untuk stabilisasi dapat digunakan sebagai bahan tambahan campuran Soil Cement. Penelitian ini dilakukan
pada beberapa tahapan pengujian, dimana pada tahapan pertama dilakukan pengujian statis terhadap
campuran tersebut, antara lain percobaan UCS (Unconfined Compressive Strength). Hasil pengujian
menunjukkan bahwa tanah Oelmasi (Pulau Timor) dapat diklasifikasikan sebagai tanah lempung anorganik
dengan plastisitas tinggi (CH), tipe tanah kelempungan (A-7-5), Nilai aktiviti (A)=1,30 (Aktif Clays) dan
memiliki Swelling Potensial yang sangat tinggi (Very High) serta kandungan mineral Kuarsa (Quartz). Secara
umum, 5% - 15% semen menunjukkan jumlah optimum pengurangan Plastisitas Index (PI). Sedangkan 3% - 7%
fly ash dapat meningkatkan nilai Plastisitas Index (PI). Pengurangan dan penambahan Plastisitas Index (PI)
adalah suatu indikator perubahan kekuatan dari tanah Lempung Anorganic (CH). Penambahan 13%semen
pada pemeraman 28 hari nilai Unconfined Compressive Strength (UCS) yang optimal yaitu = 12,59 Kg/Cm2.
Untuk Tanah Bolok (Pulau Timor) merupakan jenis Pasir bergradasi baik (SW), tipe tanah pasir (A-1-b) dengan
kandungan Mineral Calcite. Penambahan semen 10 % dapat meningkatkan nilai UCS hingga mencapai nilai
optimal 21,87 kg/cm2 pada umur pemeraman 28 hari.

Kata-kata Kunci: Semen, tanah, stabilisasi, unconfined compressive strength, plasticity index.

Abstract

Soil cement is result of mixing soil, cements and water, that with level of certain compaction will make a new
material mixture, soil cement, which because of it is strength, resistance characteristic to by water, hot and
other weather influence is very good as a foundation layer under from road pavement structure. Usage of Fly
Ash alternatively material for stabilization can mixture addition Soil Cement. This research done at some testing
steps, where at step first is done static testing to the mixture, for example experiment UCS (Unconfined Com-
pressive Strength). Result of testing indicates that Soil Oelmasi (Island Timor) can be classified as Inorganic
Clay Soil with high plasticity (CH), Clay Soil Type (A-7-5), Value activity (A) = 1,30 (Aktif Clays) and has
Swelling Potential Very High and mineral content Kuarsa (Quartz). In general, 5% - 15% cements shows num-
ber optimum of decrement Plastisitas Index (PI). While 3% - 7% fly ash can increase value Plastisitas Index

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 69


Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash dalam Campuran Soil Cement ...

(PI). Decrement and addition Plastisitas Index (PI) be an transformation indicator of strength from soil Clay
Anorganic (CH). Addition of 13%semen curing of 28 days value Unconfined Compressive Strength (UCS) optimal
that is = 12,59 Kg/Cm2. For Soil Bolok (Island Timor) be type Sand good gradation (SW), soil sands type (A-1-b)
with content mineral calcite. Addition cement 10 % can increase value UCS so reaching optimal value 21,87 kg/
cm2 at the curing of 28 days.

Keywords: Cement, soil, stabilization, unconfined compressive strength, plasticity index.

1. Pendahuluan tetapi tingkat keberhasilannya belum mencapai hasil


yang diinginkan. Pada pelaksanaannya permukaan
Di daerah-daerah yang kondisi tanah dasarnya secara jalan masih sering timbul kerusakan dini berupa retak-
teknis kurang menguntungkan, metode yang sudah retak yang menjalar. Kerusakan retak-retak ini
diterapkan selama ini adalah dengan stabilisasi semen ditengarai sebagai akibat terjadinya shrinkage pada
portland (soil cement stabilization). Stabilisasi tanah lapisan campuran semen tanah ini. Keretakan yang
dengan semen portland secara teknis sudah lebar dapat mengakibatkan:
dilaksanakan dengan hasil cukup memadai. Tetapi
penggunaan semen portland sebagai bahan stabilisasi 1. Perembesan air, menyebabkan pemompaan lapisan
sering menghadapi kendala lainnya, yaitu tidak subgrade dan hilangnya dukungan terhadap
stabilnya harga semen portland. Di samping itu untuk lapisan soil-cement di atasnya.
beberapa daerah -tertentu, terutama daerah yang sulit 2. Kerusakan pada lapisan soil-cement karena
transportasinya, pengangkutan semen ke lokasi proyek hilangnya dukungan dari lapisan subgrade.
amat tinggi, sehingga biaya konstruksi menjadi amat
tinggi pula. 3. Moisture-induced deterioration lapisan soil-
cement pada sambungan, menyebabkan suatu
Pada stabilisasi semen dengan tanah, reaksi antara keretakan yang lebih luas dan sambungan akan
semen dengan material hampir tidak dipengaruhi oleh mengalami ravelling.
sifat-sifat tanah, oleh sebab itu semen dapat digunakan 4. Hilangnya aggregate interlocking pada keretakan,
sebagai bahan penstabilisasi hampir pada semua menyebabkan hilangnya kesinambungan perk-
material mulai dari pasir berkohesi rendah sampai erasan dan mengurangi kapasitas perkerasan
tanah lempung kohesi dengan plastisitas rendah.
Menurut Sherwood (1993) stabilisasi semen sangat 2. Studi Pustaka
cocok untuk tanah gembur dan berbutir dengan nilai
PI < 15%. Pendapat ini diperkuat oleh Bell (1975) 2.1 Kegunaan stabilisasi
yang menyimpulkan bahwa stabilisasi dengan semen
akan memberikan efektifitas yang tinggi bila Kriteria kekuatan struktural stabilisasi tanah dengan
digunakan untuk tanah yang mengandung butir halus semen sebagai target proses stabilisasi diberikan
antara 5 - 35%. dalam nilai-nilai parameter Kuat Tekan Bebas
(Unconfined Compressive Strength, UCS) maupun
Material yang distabilisasi dengan semen sering nilai California Bearing Ratio (CBR). Pada perenca-
disebut sebagai Cement Treated Materials (CTM). naan menggunakan tata cara SNI target kekuatan
Dari hasil penelitiannya TRRL (1970) menyatakan struktural ini diberikan pada Tabel 1. Kekuatan struk-
bahwa CTM dapat digunakan sebagai lapisan pondasi tural target ini dibedakan berdasrkan peruntukkan
bawah (subase) ataupun lapisan pondasi (base) baik stabilisasi ini dalam konstruksi jalan yaitu untuk lapis
untuk perkerasan kaku maupun untuk perkerasan pondasi atau lapis pondasi bawah. Nilai UCS akan
lentur. Tetapi menurut Gorelyshev et al. (1972), meningkat tergantung dari minerologi tanah dan per-
karena CTM memiliki ketahanan terhadap retak yang sentase penambahan stabilizer (kapur, semen) (Eades
rendah (low crack resistance) maka CTM hanya cocok dan Grim, 1963). Pemeraman yang lebih lama pada
digunakan untuk daerah yang beriklim sedang tanah Illionis dengan suhu 22oC nilai UCS akan men-
(moderate climate zone) atau cocok untuk lapisan ingkat menjadi 4375 Kpa sedangkan menurut
pondasi bawah untuk daerah panas. Istilah-istilah lain AASHTO pada pemeraman yang lebih lama pada
yang berhubungan dengan CTM adalah : Soil cement, tanah timbunan (75 hari pada suhu 48,9oC) menghasil-
Cement Bound Granular Materials (CBGM), Lean kan kekuatan yang lebih tinggi (kira-kira 11Mpa)
concrete. (TRB State of the Art Report-5, 1987). Penambahan
semen pada tanah menaikkan nilai kekuatan tekan
Campuran semen tanah (Soil Cement) bisa untuk bebas (UCS). Untuk pemberian suatu jumlah semen,
menggantikan fungsi base ataupun sub base. UCS meningkat kira-kira secara linier dengan
Teknologi ini pernah diaplikasikan pada daerah- meningkatnya waktu perawatan dalam rentang waktu
daerah di Indonesia bagian dekade tahuan 80-an, yang diteliti (Idrus, 1991; Nurul, 1997; Rustamaji,

70 Jurnal Teknik Sipil


Theodorus, dkk.

1998). Korelasi antara CBR dan UCS yang dipadatkan campuran pada waktu pemadatan dan kondisi
pada penelitian tanah gambut yang distabilisasi pemeraman (kelembaban, suhu dan waktu); dan (4)
dengan Semen dan New Hard pada subgrade adalah derajat tingkat pemadatan.
linier (Fajarman, 1999).
Tabel 1. Kekuatan struktural stabilisasi tanah
dengan semen 7 hari (SNI, 1994)

Lapisan Kuat Tekan CBR(%)


Bebas (MPa)
Lapis Pondasi 2.2 80
Lapis Pondasi Bawah 0.6 60
Sumber : (SNI, 1994)

2.2 Stabilisasi semen

Mekanisme stabilisasi dengan semen terhadap


material yang akan distabilisasi adalah hidrasi
pertukaran kation, karbonasi fisika, reaksi
pozzolanik dan sementasi. Hidrasi dari semen Gambar 1. Hubungan antara cement content, water
merupakan faktor penting pada perubahan sifat content terhadap RCC, conventional concrete, soil
teknis dari material, perubahan ini terwujud dari cement serta flowable ill (PCA, 2005)
adanya pembentukan sementasi material selama
proses hidrasi. Ikatan yang kuat antara partikel Kondisi tersebut jika dicampur dengan berbagai kadar
secara terus menerus membentuk suatu rangkaian semen menghasilkan range campuran dengan
yang keras selanjutnya material menjadi kuat dan pemadatan modifikasi tanah menjadi Soil Cement
permanen yang keras dan mempunyai daya tahan dan kekuatan
yang disyaratkan
Gambar 1 (PCA, 2005) menunjukkan bagaimana
semen tanah dibandingkan dengan cement-based 3. Metodologi
pavement materials yang lain. Beton konvensional
mempunyai kadar semen dan kadar air yang lebih 3.1 Tahapan penelitian
tinggi untuk membentuk pasta dalam melapisi semua
agregate. Pada Soil Cement, tidak semua tanah Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis lang-
dilapisi dengan suatu semen akan melekat pada kah-langkah pemikiran dan kegiatan yang disusun
agregate. Kadar air pada soil cement ditentukan dari dalam bentuk algoritma penelitian diberikan sebagai
pengujian-pengujian geoteknik engineering untuk berikut :
menemukan kadar air terbaik yang diukur lewat
pemadatan. Jumlah semen yang digunakan pada soil 1. Pemilihan jenis tanah yang akan menjadi standard
cement secara umum tidak cukup untuk menciptakan dalam penelitian ini. Proses pemilihan ini dengan
kondisi yang tahan lama jika digunakan sebagai melihat sifat-sifat tanah yang berasal dari Pulau
surface, maka semen tanah dilapisi dengan beton atau Timor (Nusa Tenggara Timur)
aspal sebagai surface. Flowable fill adalah suatu 2. Analisis sifat-sifat statis dari campuran semen
material kekuatan rendah yang dikendalikan dan tanah dan campuran semen-fly ash tanah. Kegiatan
sering digunakan sebagai backfill material. Sama ini untuk melihat kekuatan struktural dari campu-
dengan Soil Cement, permukaan perkerasan yang ran semen tanah dibawah kondisi statis.
tahan lama diperlukan. Material yang diperlukan tidak
sebagai Wearing Surface dan sekuat beton 3. Melakukan pengujian nilai PI, LL, PL terhadap
konvensional, tetapi dibangun sama dengan tanah- kadar semen dan kadar fly ash serta nilai UCS
semen, disebut Roller Compacted Beton (RCC). RCC terhadap kadar semen, waktu pemeraman dan
mencapai kekuatan yang tinggi karena kadar semen kadar fly ash dengan menggunakan Standard
yang lebih tinggi dan pemakaian yang selectif dan dari Nasional Indonesia (SNI)
agregate terpilih.
3.2 Penentuan persentase semen
Empat variabel utama dalam mengendalikan unsur
Dari data tanah yang didapat kemudian ditentukan
dan ciri-ciri dari Soil Cement : (1) sifat alami material
klasifikasi tanah. Penentuan klasifikasi ini didasarkan
tanah lempung, slib, pasir, aggregate coarse, atau
atas klasifikasi tanah AASHTO yang mempertim-
kombinasi; (2) proporsi semen dalam campuran; (3)
bangkan sifat-sifat fisik tanah seperti Batas Cair
kondisi-kondisi kelembaban, seperti kadar air
(Liquid Limit, LL), Batas Plastis (Plastic Limit, PL),

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 71


Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash dalam Campuran Soil Cement ...

Indeks Plastis (Plastic Index, PI) dan persentase lolos Langkah terakhir penentuan persentase semen dari
saringan #10, #40, #200. campuran semen tanah adalah kembali melakukan
penyesuaian yang lebih teliti dengan melihat
Apabila telah didapat klasifikasi tanah maka berdasar- kepadatan maksimum, persentase bahan antara 0.05
kan Tabel 2 didapat perkiraan persentase semen untuk mm dan 0.005 mm serta nilai Group Index (GI) pada
campuran semen tanah serta juga persentase semen Tabel 4. Nilai Group Index ini merupakan fungsi dari
untuk percobaan kepadatan - kadar air. persentase lolos saringan #200, Batas Cair, Indeks
Plastis, dll.

Tabel 2. Kebutuhan semen untuk tanah menurut klasifikasi AASHTO

Range Kadar Semen Perkiraan kadar semen Perkiraan kadar semen


Klasifkasi Tanah Menurut untuk percobaan untuk percobaan Wet
AASHTO % Vol % Berat kepadatan – kadar air dry dan Freeze Thaw
(%) (%)
A-1.a 5-7 3-8 5 3-4-5-7
A-1.b 7-9 5-8 6 4-6-8
A-2 7-10 5-9 7 5-7-8
A-3 8-12 7-11 9 7-9-11
A-4 8-12 7-12 10 8-10-12
A-5 8-12 8-13 10 8-10-12
A-6 10-14 9-15 12 10-12-14
A-7 10-14 10-16 13 11-13-15
Sumber: (PCA,1971)

Tabel 4. Kebutuhan semen dari tanah kelanauan dan kelempungan (lanjutan)

Kadar Semen.% berat


Material lebih kecil
Group Index antara 0.05 mm - Kepadatan Maksimum, lb per cb ft
dan 0.005 mm,% 90-94 95-99 100-104 105-109 110-114 115-119 >120
0-19 12 11 10 8 8 7 7
20-39 12 11 10 9 8 8 7
0-3
40-59 13 12 11 9 9 9 8
>60 - - - - - - -
0-19 13 12 11 9 8 7 7
20-39 13 12 11 10 9 8 8
4-7
40-59 14 13 12 10 10 9 8
>60 15 14 12 11 10 9 9
0-19 14 13 11 10 9 8 8
20-39 15 14 11 10 9 9 9
8-11
40-59 16 14 12 11 10 10 9
>60 17 15 13 11 10 10 10
0-19 15 14 13 12 11 9 9
12-15
20-39 16 15 13 12 11 10 10
40-59 17 16 14 12 12 11 10
>60 18 16 14 13 12 11 11
0-19 17 16 14 13 12 11 10
20-39 18 17 15 14 13 11 11
16-20
40-59 19 18 15 14 14 12 12
>60 20 19 16 15 14 13 12
Sumber: (PCA, 1971)

72 Jurnal Teknik Sipil


Theodorus, dkk.

Dari langkah-langkah di atas terlihat bahwa penentuan kelempungan (A-7-5) sedangkan berdasarkan
persentase semen dalam perencanaan campuran Pengujian Hidrometer didapat komposisi sebagai
semen tanah sangatlah kompleks. Hal ini kemungki- berikut Kerikil (0,11%), Pasir (0,79%), Lanau
nan bertujuan agar perencanaan campuran semen (58,51%), Lempung (40,59%)
tanah ini benar-benar bisa memberikan persentase
semen yang sangat cocok untuk jenis dan kondisi fisik 4.2.2 Aktivity
jenis tanah tertentu. Perencanaan persentase semen
dalam campuran semen tanah membutuhkan banyak Untuk aktifitas dari Tanah Oelmasi berdasarkan
informasi sebelum pengambilan nilai tertentu untuk Persamaan A=
persentase semennya. Indeks Plastisita s ( IP )
(( Persen Lebih Halus dari 2 Micron ) − 5 )
4. Pembahasan Hasil Penelitian
diperoleh Nilai A = 1,30 (dimana PI= 46,10 dan
4.1 Pengujian dasar contoh tanah persen lebih halus dari 2 Micron = 40,59) adalah
Lempung aktif (Aktif clays) memiliki Swelling
Pengujian dilakukan terhadap 2 jenis tanah berasal Potensial yang sangat tinggi (Very High)
dari Pulau Timor yaitu tanah dari daerah Oelmasi dan
Bolok (daerah di Kabupaten Kupang). Dari Pengujian 4.2.3 Sifat fisik dan minerologi
tersebut diperoleh hasil antara lain berat jenis, gradasi,
sifat-sifat Atterberg dan analisis mineral dengan 4.2.3.1 Warna
menggunakan X-RD.
Mineral Tanah Oelmasi adalah butiran yang
4.2 Sifat-sifat dasar Tanah Oelmasi Pulau Timor berukuran pasir sangat kasar hingga halus lumpuran,
berwarna abu-abu coklat terang, dan bersifat lepas.
4.2.1 Klasifikasi tanah
4.2.3.2 Minerologi
Hasil Pengujian plastisitas Tanah Oelmasi didapat PI
= 46,10% dan Batas Cair = 78,54%. Plot pada Kurva Untuk mengetahui lebih jauh tentang sifat-sifat kand-
USCS seperti pada Gambar 2 menunjukkan bahwa ungan mineral dan kimia tanah Lempung anorganik
tanah tersebut adalah tanah lempung anorganik Pulau Timor dilakukan pengujian XRD. Hasil
dengan plastisitas tinggi (CH). Sedangkan menurut Pengujian XRD yang dilakukan dapat dilihat pada
klasifikasi ASTM, tanah ini termasuk tipe tanah Tabel 5 dan Gambar 3.

UNIFIED CLASSIFICATION

80

CL CH
60

40

20
M H - OH
CL-M L M L-OL
0
0 20 40 60 80 100 120
Liquid Limit %

Gambar 2. Plasticity chart (USCS) untuk Tanah Olemasi

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 73


Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash dalam Campuran Soil Cement ...

Tabel 5. Mineral-mineral tanah lempung anorganik hasil uji XRD

Compound Displacement Scale


Visible Ref Kode Score Chemical Formula
Name [2Th.) Factor
* 01-085-0794 54 Quartz 0.000 0.993 Si 02
* 01-072-1652 41 Calcite 0.000 0.636 Ca C 03
* 00-005-0068 12 Saponite 0.000 0.141 Ca0.5 (Mg, Fe)3 (Si,A1)4010(0,H)2!
4H20
* 01-075-1379 14 Titanomagnetite, 0.000 0.137 Fe2.25 Ti0.75 04
syn

[ Å ] ; C a lc ite ; T it a n o m a g n e tite
[ ° ] ; 1 . 5 0 2 6 7 [ Å ] ; C a lc ite ; T ita n o m a g n e tite
[ Å ] ; S a p o n ite

[ Å ] ; C a lc it e ; T it a n o m a g n e t ite
1 9 . 8 4 4 [ ° ] ; 4 . 4 7 0 4 2 [ Å ] ; S a p o n ite

[ Å ] ; Q u a r tz ; C a lc i
3 5 . 9 8 6 [ ° ] ; 2 . 4 9 3 7 0 [ Å ] ; C a lc ite ; S a p o n
2 0 .8 9 8 [ ° ] ; 4 .2 4 7 3 3 [ Å ] ; Q u a r tz

[ Å ] ; Q u a r tz

[ Å ] ; Q u a r tz ; S a p o n it e ; T ita n o m a g n e
3 4 . 8 8 2 [ ° ] ; 2 . 5 7 0 0 3 [ Å ] ; T it a n o m a g n e t it e ,

[ Å ] ; Q u a r t z ; S a p o n ite

6 7 . 7 1 0 [ ° ] ; 1 . 3 8 2 7 2 [ Å ] ; Q u a r tz ; S a p o n it e
[ Å ] ; Q u a r t z ; C a lc it e
C ounts
[ Å ] ; S a p o n ite

4 3 .2 2 2 [ ° ] ; 2 . 0 9 1 4 9 [ Å ] ; C a lc ite

4 8 . 5 5 6 [ ° ] ; 1 . 8 7 3 4 6 [ Å ] ; C a lc it e
4 7 . 5 1 8 [ ° ] ; 1 . 9 1 1 9 5 [ Å ] ; C a lc it e

[ Å ]; Q u a r tz
P asir A bu NTT

6 8 . 2 2 8 [ ° ] ; 1 . 3 7 3 4 8 [ Å ] ; Q u a r tz
6 2 . 6 5 9 [ ° ] ; 1 . 4 8 1 4 6 [ Å ] ; C a lc it e
[° ]; 3 .34 2 2 3
[ ° ] ; 1 5 .4 9 3 7 6

[ ° ] ; 2 .2 8 1 2 7

[ ° ] ; 1 .8 1 6 2 2
40 0
[° ]; 5 .0 9 5 9 1

[ ° ]; 1 .5 4 3 8 4
[ ° ] ; 1 .6 0 2 0 1
2 6 .6 5 0
5 .6 9 9

[° ] ; 1 .4 3 7 2 8
[° ] ; 3 . 0 2 1 9 0

3 9 .4 6 9

5 0 .1 9 0
1 7 .3 8 8

5 9 .8 6 1
5 7 .4 8 0
[ ° ] ; 2 .1 2 1 1 5

10 0
2 9 .5 3 6

6 4 .8 1 6
6 1 .6 7 7
4 2 .5 8 8

0
10 20 30 40 50 60

P o sition [°2Theta ]

Gambar 3. Grafik difraksi sinar X tanah lempung anorganik Pulau Timor


Diketahui bahwa mineral utama yang terkandung ini termasuk tipe pasir (A-1-b). Hasil pengujian
dalam tanah Lempung anorganik Pulau Timor yaitu Hidrometer didapat komposisi sebagai berikut Kerikil
Mineral Kuarsa (Quartz/Si O2). (46,34%), Pasir (49,11%), Lanau (2,75%), Lempung
(1,81%)
4.2.3.2 Sifat – sifat fisik
4.3.2 Aktivity
Berdasarkan hasil pengujian hydrometer dan Atter-
berg diketahui bahwa kandungan tanah lanau memiliki Untuk aktifitas dari tanah Bolok Nilai A = tidak
PI (Plastisitas Index) yang melebihi > 20 dan memiliki diketahui dikarenakan tanah adalah Non Plastis dan
kandungan lanau dan clay yang besar. mempunyai kadar lempung yang kecil yaitu 1,81%.
Skempton (1953) menyimpulkan bahwa perubahan
4.3 Sifat-sifat dasart bolok Pulau Timor berarti pada volume suatu tanah lempung selama
penyusutan atau pengembangan merupakan fungsi
4.3.1 Klasifikasi tanah dari indeks plastisitas dan jumlah partikel-pertikel
koloidal lempung yang terdapat didalam tanah. Tanah
Hasil Pengujian Atterberg tanah Bolok didapat bahwa Non Plastis tidak dapat diklasifikasikan sebagai tanah
tanah tersebut adalah NP (Non Plastis). Berdasarkan yang mempunyai kandungan lempung yang tidak
Pengujian gradasi dan menurut USCS diketahui aktif, normal atau aktif
bahwa tanah ini adalah jenis Pasir bergradasi baik
(SW) sedangkan berdasarkan klasifikasi ASTM, tanah

74 Jurnal Teknik Sipil


Theodorus, dkk.

Tabel 6. Sifat-sifat fisik tanah lempung anorganik Tabel 8. Sifat-sifat fisik tanah berpasir/pasir
bergradasi baik
No Kandungan Nilai
1 Kadar air 13,8% No Kandungan Nilai
2 Batas Cair (Liquid Limit) 78,545 1 Berat Jenis 2,69
3 Batas Platis (Plastis Limit) 32,44% 2 Partikel :
4 Plasit Index (PI) Kerikil (Gravel)
46,10% Pasir (Sands) 46,34%
5 Berat Jenis 2,54 Lanau (Silt) 49,11%
6 Partikel : Lempung (Clay) 2,75%
Kerikil (Gravel) 1,81%
Pasir (Sands) 0,11%
Lanau (Silt) 0,79%
Lempung (Clay) 58,51% Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya - Banten. Fly
40,59% ash mengandung kerikil dan bahan yang pozzolan,
secara kimiawi bereaksi dengan limau/kapur perekat
pada suhu yang biasa membentuk cementitious (Chu
4.3.3 Sifat - sifat fisik dan minerologi
et al. 1993).
4.3.3.1 Warna
Sifat - sifat teknis dari fly ash baik itu sifat fisik mau-
Mineral Tanah bolok adalah butiran yang berukuran pun kimia tergantung dari beberapa faktor sebagai
pasir sangat kasar hingga halus lumpuran, berwarna berikut : jenis batu bara yang digunakan; tingkat
putih terang, dan bersifat lepas. persiapan dan pembersihan batu bara dan metode
(teknologi) yang digunakan untuk menangkap fly ash.
4.3.3.2 Minerologi Berdasarkan kepada hal tersebut, dimungkinkan
sekali adanya perbedaan kualitas fly ash terutama jika
Untuk mengetahui lebih jauh tentang sifat-sifat diambil dari beberapa sumber (Triawan, 2005).
kandungan mineral dan kimia tanah sands bergradasi Dalam penelitian ini digunakan fly ash dari Surya-
baik Pulau Timor dilakukan pengujian XRD di Labo- laya.
ratorium Geologi (Pusat Survey Geologi) Bandung.
Hasil Pengujian XRD yang dilakukan dapat dilihat 4.5 Hasil pengujian atterberg limit
pada Tabel 7 dan Gambar 4.
Pengaruh dari Semen dan fly ash untuk Stabilisasi
4.3.3.3 Sifat – sifat fisik tanah pada Liquid Limit (LL) dan Plastisitas Index
(PI) pada tanah Lempung Anorganik yang berbeda
Berdasarkan hasil pengujian hydrometer dan Atter- ditunjukkan dalam Gambar 5. Di dalam konteks ini,
berg diketahui bahwa kandungan tanah sands digambarkan suatu karakteristik yang berbeda dari
bergradasi baik memiliki kandungan kerikil dan pasir tiap tanah Lempung Anorganik. Penambahan kadar
yang besar. semen sebanyak 5%,10% dan 15% untuk stabilisasi
Lempung anorganik mengakibatkan terjadinya
4.4 Fly ash pengurangan Nilai Plastisitas Index (PI), Liquid Limit
(LL) dan Plastisitas Limit(PL). Sedangkan
Fly ash adalah material berbentuk partikel halus den- penambahan Fly Ash sebanyak 3%,5% dan 7% untuk
gan ukuran partikel lolos saringan no. 200 dan bersifat stabilitas lempung anorganik mengakibatkan
pozzolanic, yaitu dapat bereaksi dengan kapur pada terjadinya, Liquid Limit (LL) berkurang sedangkan
suhu kamar dengan media air dan membentuk Plastisitas Index (PI) mengalami peningkatan sesuai
senyawa yang bersifat mengikat. Fly ash merupakan dengan peningkatan fly ash. Untuk penambahan 5%
bagian dari sisa pembakaran batubara yang merupakan semen ditambah 5%,10% dan 15% fly ash dapat men-
bahan bakar pada industri - industri yang mengguna- gurangi secara significant nilai Plastisitas Index (PI),
kan batu bara sebagai sumber energi. Salah satu indus- Liquid Limit (LL) dan Plastisitas Limit (PL).
tri yang menghasilkan fly ash ini adalah Pembangkit

Tabel 7. Mineral-mineral tanah berpasir/pasir bergradasi baik hasil uji XRD


Compound Displacement Scale
Visible Ref Kode Score Chemical Formula
Name [2Th.) Factor
* 01-086-2334 83 Calcite 0.000 0.957 Ca (C 03)
* 00-022-1235 20 Epasolite, syn 0.000 0.023 K2 Na A1F6

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 75


Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash dalam Campuran Soil Cement ...

C ounts

29.474 [° ]; 3. 02810 [Å ]; Calcite


Pasi r cadas NTT

48. 561 [° ]; 1. 87328 [Å ]; Calcite; Elpasolit e, sy n


1600

64. 700 [°]; 1.43958 [Å]; Calcite; Elpasolit e, sy n


47.587 [°]; 1.90932 [Å ]; Calcite
43.245 [°]; 2.09042 [Å ]; C alcit e
39.516 [°]; 2.27869 [Å]; C alc ite
31.425 [° ]; 2.84444 [Å ]; Calcite; Elpasolite, sy n

36.047 [°]; 2. 48959 [Å ]; Calcite

69.157 [° ]; 1. 35727 [Å ]; Calcite; Elpas olite, sy n


23.105 [°]; 3. 84641 [Å ]; Calcite

44.603 [°]; 2.02988 [Å]; Elpasolite, sy n

57.488 [°]; 1.60180 [Å]; C alc ite


38. 360 [°]; 2.34463 [Å]; Elpas olite, sy n

60.746 [°]; 1.52346 [Å]; C alc it e


56. 554 [° ]; 1.62601 [Å ]; Calcite
55. 500 [° ]; 1.65438 [Å]; Elpas olite, sy n

65.631 [°]; 1.42138 [Å]; C alc it e


61.382 [°]; 1.50919 [Å]; C alc it e
63.030 [° ]; 1. 47364 [Å ]; Calcite
58. 018 [°]; 1.58841 [Å]; Calcite
400

0
10 20 30 40 50 60
Pos iti on [°2Theta]

Gambar 4. Grafik difraksi sinar X tanah sands bergradasi baik Pulau Timor

Keterangan: Diketahui bahwa mineral utama yang terkandung dalam tanah sand bergradasi baik Pulau Timor yaitu Mineral
Calcite

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Semen dapat (KKM) tetapi nilai KAO dari Semen tanah lebih
mengurangi Plastisitas Index (PI) dari tanah Lempung tinggi dibandingkan Fly Ash tanah sedangkan Nilai
anorganik sedangkan fly ash dapat meningkatkan KKM dari Fly Ash lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai Plastisitas Index (PI). Semen dapat mengurangi Semen Tanah Lempung anorganik. Gambar 8
secara significant Plastisitas Index (PI) dari lempung menunjukkan Island East sands penambahan semen
anorganik ditunjukkan dalam Gambar 6, sedangkan dari 6% menjadi 10% dapat meningkatkan nilai KAO
campuran semen dengan fly ash menunjukkan pengu- dan KKM hal ini menunjukkan bahwa penambahan
rangan nilai Plastisitas Index (PI) secara significant. semen mengakibatkan terjadinya interaksi antara
Island East Sands dalam pengikatan antara partikel
Secara umum, 5% - 15% semen menunjukkan jumlah halus dan adanya pemadatan. Sedangkan Penambahan
optimum pengurangan Plastisitas Index (PI). Sedang- Fly Ash dapat meningkatkan KAO dan mengurangi
kan 3% - 7% fly ash dapat meningkatkan nilai Plasti- KKM. Hal ini disebabkan karena Fly Ash akan
sitas Index (PI). Pengurangan dan penambahan Plasti- menarik air, maka semakin banyak Fly Ash yang
sitas Index (PI) adalah suatu indikator perubahan ke- digunakan semakin banyak air yang dibutuhkan tetapi
kuatan dari tanah Lempung Anorganik. mengurangi kepadatan kering maksimum. Sependapat
dengan penelitian Rahman (1987) bahwa perubahan
4.6 Hasil dan diskusi pengujian compaction penurunan KKM terjadi disebabkan karena ukuran
partikel dan berat jenis dari tanah dan stabilizer
Untuk persiapan contoh tanah,pemadatan yang dila- (Semen dan Fly Ash). Terjadi perubahan secara
kukan pada contoh tanah Bolok merupakan significan pada kadar air optimum dan kapadatan
pemadatan modified dan dilakukan pada Kadar Air kering maksimum campuran Island East sands –
Optimum semen dan Lempung anorganik – semen dengan
meningkatnya kadar semen sedangkan pada
Gambar 7 menunjukkan tanah Lempung anorganik
penambahan Fly Ash terjadi perubahan yang
penambahan semen dan fly ash dari 11% menjadi
significan pada kenaikkan KAO dan penurunan
15% meningkatkan Kadar Air Optimum (KAO) dan
KKM.
mengurangi nilai Kepadatan Kering Maksimum

76 Jurnal Teknik Sipil


Theodorus, dkk.

Menurunnya KKM menunjukkan bahwa hasil 5. Kesimpulan


campuran memerlukan energi Pemadatan yang rendah
untuk mencapai KKM, sehingga hasil dari biaya Dari studi ini dapat diambil beberapa kesimpulan
pemadatannya lebih ekonomis. sebagai berikut:

4.7 Unconfined Compressive Strength/UCS (kuat 1. Semen dapat mengurangi Plastisitas dari tanah
tekan bebas) pada anah Lempung Anorganik lempung anorganik (CH) tetapi penambahan fly
(CH) dan Island east sands (SW). ash untuk stabilitas lempung anorganik mengaki-
batkan terjadinya, Liquid Limit (LL) berkurang
Pengaruh penambahan semen terhadap terhadap UCS sedangkan Plastisitas Index (PI) mengalami
untuk jenis tanah Lempung Anorganik (CH) peningkatan sesuai dengan peningkatan fly ash.
ditunjukkan dalam Gambar 9. Semen adalah bahan
tambahan yang efektif untuk meningkatkan kekuatan 2. Untuk penambahan 5% semen ditambah 5%,
terhadap tanah yang diuji. Pada Gambar 9 dapat 10% dan 15% fly ash dapat mengurangi secara
diamati jumlah maksimum kadar semen adalah 13% significant nilai Plastisitas Index (PI), Liquid
pada umur pemeraman 28 hari sedangkan pada umur Limit (LL) dan Plastisitas Limit (PL).
pemeraman 7 hari kadar semen belum mencapai 3. KKM untuk Stabilisasi semen dari tanah lempung
optimum pada pengujian 14% semen. Penelitian ini anorganik (CH) dan tanah Island East Sand (SW)
menunjukkan bahwa cement-stabilized tanah lempung dapat dikurangi dengan peningkatan kadar
anorganik (CH) dapat ditambahkan 13% semen untuk semen. Sedangkan penambahan fly ash dan
mencapai kekuatan yang optimal. Tabel 9 semen akan meningkatkan KAO tetapi dapat
menunjukkan hasil pengujian UCS campuran semen mengurangi nilai KKM dari tanah Island East
dengan tanah Lempung anorganik (CH) pada Sand (SW).
beberapa persentase semen dengan waktu pemeraman.
Apabila dilihat hasil akhir pada pemeraman 7 hari 4. Untuk tanah lempung anorganik dengan plastisi-
ternyata campuran semen dan tanah Lempung tas tinggi (CH) penambahan 13% semen pada
anorganik (CH) dengan kadar semen 12% pemeraman 28 hari nilai Unconfined Compressi-
memberikan hasil yang paling besar. ve Strength (UCS) yang optimal adalah = 12,59
Kg/Cm2.
Untuk penambahan semen terhadap Pengujian UCS
untuk jenis tanah Island East Sands (SW) dapat 5. Untuk Tanah Island East Sand (SW) penambahan
diamati jumlah maksimum kadar semen adalah 10% semen 10 % dapat meningkatkan nilai UCS hing-
pada umur pemeraman 28 hari sedangkan pada umur ga mencapai nilai optimal 21,87 Kg/cm2 pada
pemeraman 7 hari kadar semen belum mencapai umur pemeraman 28 hari.
optimum pada pengujian 10% semen. Hal ini
menunjukkan bahwa cement-stabilized tanah Island Daftar Pustaka
East Sands (SW) dapat ditambahkan 10% semen
untuk mencapai kekuatan yang optimal. Tabel 10 Bell, F. G., 1975, Methods of Treatment of Unstable
menujukkan hasil pengujian UCS campuran semen Ground, by Lilley AA.
dengan tanah Island East Sands (SW) pada beberapa
persentase semen dengan waktu pemeraman Apabila Chu, S. C., and Kao, H. S., 1993, A Study of Engi-
dilihat hasil akhir pada pemeraman 7 hari ternyata neering Properties of a Clay Modified by Fly
campuran semen dan tanah Island East Sands (SW) Ash and Slag, Fly Ash for Soil Improvement-
dengan kadar semen 8% memberikan hasil yang Geotechnical Special Publication, Vol. 36, pp
paling besar. Gambar 10 dan Gambar 11 89-99.
menunjukkan hubungan antara KAO, KKM dan UCS
pada berbagai umur pemeraman terlihat bahwa Eades, J. E., Nichols, F. P., and Grim, R. E., 1963,
cement-stabilized tanah lempung anorganik (CH) Formation of New Minerals with Lime Stabili-
memerlukakan KAO yang lebih tinggi dan zation as Proven by Field Experiments in
mempunyai KKM yang lebih kecil dibandingkan Virginia, Highway Research Bulletin 335.
dengan cement-stabilized tanah Island East Sand
Fajarman, 1999, Stabilisasi Tanah dengan Campuran
(SW) .
New Hard dan Semen, Magister Thesis, ITB.

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 77


Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash dalam Campuran Soil Cement ...

Gorelyshev, N. V., and Konqnov, V. N., 1972,


Properties of Materials Used for Surfacing and
Stabilized Base Structures of Pavement for
Heavy Trafficked Roads, 3th International
Conference on the Structural Design of Asphalt
Pavement, Proc. Vol. 1, University of
Michegan, An Arbor, Michegan

Idrus, 1991, Stabilisasi pada Lempung Losari dengan


Kapur dan Semen, Magister Thesis, ITB.

PCA, 1977, Soil Cement Laboratory Hand Book,


Illinois, USA.

PCA, 2005, www.Cement.org/Pavements

Nurul, W., 1997, Stabilisasi Semen dari Tanah Dasar


dan Pengaruhnya pada Desain Tebal
Perkerasan, Lentur, Magister Thesis, ITB.

Rahman, M. A., 1987, Effect of Cement-Rice Husk


Ash Mixtures on Geotechnical Properties of
Laterite Soils, Journal of Soils and Founda-
tions, 27 (2): 61–65.

Rustamaji, R. M. 1998, Studi Analisis dan Ekperimen-


tasi Perbaikan Tanah Gambut dengan Cleanset
sebagai Alternatif Perbaikan Tanah Dasar
untuk Konstruksi Timbunan Badan Jalan, Mag-
ister Thesis, ITB.

Sherwood, PT, 1993, Soil Stabilization with Cement


and Lime, TRL Report, Cowthorne, Berkhire,
UK.

Transportation Research Board (TRB) State-of-the-


Art Report No. 5, 1987, Transportation
Research Board, Washington, D.C.

Triawan, Robby, 2005, Karakteristik Campuran Beton


Aspal dengan Limbah PLTU sebagai
Pengganti Agregat Sebagian, Program Studi
Teknik Sipil Bidang Khusus Rekayasa Trans-
portasi, Program Pasca Sarjana, ITB.

TRRL, 1970, A guide to the Structural Design of


Pavement for New Road, Road Note No. 29,
3th Edision. HMSO, Transport and Road
Research Laboratory. London.

78 Jurnal Teknik Sipil


Theodorus, dkk.

Lem pung Anorganik


Lempung Anorganik

90

80

70

60 PI
50 LL
40 PL
30

20

10

0
0 5 10 15
% C ement C o nt ent

(a) % Cement Content

Le m pung Anor ganik


Lempung Anorganik
90

80

70

60
PI
50
LL
40 PL
30

20

10

0
0 3 5 7
% F l y A s h C o nt e nt

(b) % Fly Ash Content

Lem pung Anorganik


Lempung Anorganik

90

80

70

60
PI
50
LL
40 PL
30

20

10

0
0 5 10 15
5% C ement C o nt ent + % F l y A sh C o nt ent

(c) 5% Cement Content + Fly Ash Content

Gambar 5. Variasi konsistensi limit dengan semen dan fly ash (a, b, c)

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 79


Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash dalam Campuran Soil Cement ...

Lempung Anorganik
Lempung Anorganik

70
60
Semen
50

Plastisitas Index
40
5 % Semen
30 dan Fly Ash
20
10
0
0 5 10 15
% Additiive Content

(a) % Additive Content

Lempung Anorganik
Lempung Anorganik

90

80

70

60
PI
50
LL
40 PL
30

20

10

0
0 5 10 15
5% C ement C o nt ent + % F ly A sh C o nt ent

(b) Cement Content + % Fly Ash Content

Gambar 6. Efectifitas penambahan semen dan Fly Ash tanah lempung anorganik (a, b)

80 Jurnal Teknik Sipil


Theodorus, dkk.

Kadar Air Optimum (%)


26,00
25,00
Lempung Anorganik+
24,00 Semen
23,00
22,00 Lempung Anorganik+
FA
21,00
20,00
11% 12% 13% 14% 15%
Kadar Sem en dan Fly Ash (%)

(a) Kadar air optimum (KAO)

1,650
Kepadatan Kering
Maximum (t/m3)

1,600 Lempung Anorganik+


Semen
1,550
Lempung Anorganik+ FA
1,500

1,450
11% 12% 13% 14% 15%
Kadar Sem en dan Fly Ash(%)

(b) Kepadatan Kering Maksimum (KKM)


Gambar 7. Variasi karakteristik pemadatan tanah lempung anorganik dengan berbagai kadar semen (a, b)
Kadar Air Optimum

16,00
12,00
Sands+Semen
8,00
(%)

Sands + Fly Ash


4,00
0,00
6% 7% 8% 9% 10%
Kadar Sem en dan Fly Ash (%)

a) Kadar Air Optimum (KAO)


Kepadatan Kering

1,920
Maximum (t/m3)

1,900
1,880 Sands+ Semen
1,860 Sands+ Fly Ash
1,840
1,820
6% 7% 8% 9% 10%
Kadar Sem en dan Fly Ash (%)

b) Kepadatan Kering Maksimum (KKM)

Gambar 8. Pengaruh dari penambahan berbagai kadar semen dan fly ash terhadap karakteristik
kepadatan untuk pengujian Island East Sands (a, b)

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 81


Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash dalam Campuran Soil Cement ...

Nilai UCS dengan Berbagai Kadar Semen Pada Tanah SW dan CH

24,00
21,00
Nilai UCS (Kg/Cm2)

Tanah SW + 8% Semen
18,00 Tanah SW + 9% Semen
15,00 Tanah SW + 10% Semen
12,00
Tanah CH + 12% Semen
9,00
Tanah CH + 13% Semen
6,00
Tanah CH + 14 % Semen
3,00
0,00
7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari
Um ur Pem eram an

Gambar 9. Pengaruh penambahan semen pengujian Unconfined Compressive Strength

Nilai UCS,KAO,KKM pada Berbagai Umur Pemeraman dan Kadar


Semen Tanah CH

2 4,413 2 4,45 1 2 4 ,4 69

KAO (%)
12 ,5 9 KKM (t/m3)
10 ,9 9
8 ,9 8
7 ,876,5 77 ,3 1 8 ,7 8 8 ,2 8 7 Hari (Kg/Cm2)
7 ,5 2 7 ,5 7 7 ,2 4
6,33
14 Har (Kg/Cm2)
1,56 8 1,5 5 6 1,5 46 21 Hari (Kg/Cm2)

12 13 14 28 Hari (Kg/Cm2)

Kadar Semen (%)

Gambar 10. Pengaruh penambahan KAO, KKM pengujian Unconfined Compressive Strength pada
berbagai umur pemeraman untuk tanah island east sand (SW)

Tabel 9. Nilai kuat tekan bebas (Kg/cm2), KAO (%), KKM(t/m3) campuran semen dengan tanah lempung
anorganik (CH)

Nilai UCS (Kg/Cm2)


No KAO(%),KKM(t/m3), Waktu Pemeraman
Kadar Semen %
KAO KKM 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari
1 12 24,413 1,568 8,979 7,862 7,574 7,309
2 13 24,451 1,556 7,523 8,779 7,574 12,587
3 14 24,469 1,546 8,277 6,329 10,990 7,240

82 Jurnal Teknik Sipil


Theodorus, dkk.

Nilai UCS,KAO,KKM pada Berbagai Umur Pemeraman dan Kadar


Semen Tanah SW

2 1,8 7
2 0 ,4 2 2 0 ,0 5
18 , 73
17,13 17,16 17,4 0 17,19 KAO (%)
15,215,8
4 2
12 ,8 3 KKM (t/m3)
11,78
10 , 0 5 10 ,18 10 , 76
7 Hari (Kg/Cm2)
14 Har (Kg/Cm2)
1,8 73 1, 8 77 1,8 8 9
21 Hari (Kg/Cm2)

8 9 10 28 Hari (Kg/Cm2)

Kadar Semen (%)

Gambar 11. Pengaruh penambahan KAO, KKM pengujian Unconfined Compressive Strength pada
berbagai umur pemeraman untuk tanah lempung anorganik (CH)

Tabel 10. Nilai kuat tekan bebas (Kg/cm2), KAO (%), KKM(t/m3) dengan tanah pasir bergradasi baik (SW)
Nilai UCS (Kg/Cm2)
No KAO(%),KKM(t/m3), Waktu Pemeraman
Kadar Semen %
KAO KKM 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari
1 8 10,054 1,873 17,133 15,237 15,817 17,159
2 9 10,176 1,877 11,782 18,727 17,402 20,417
3 10 10,762 1,889 12,831 20,049 17,189 21,870

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 83


Kajian Efektifitas Semen dan Fly Ash dalam Campuran Soil Cement ...

84 Jurnal Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai