Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya memohon maaf atas segala
kekurangan di dalam makalah ini. Kritik dan saran yang membangun di perlukan
Penyusun
1
Daftar Isi
Kata Pengantar .........................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
Hipertensi..........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................11
Daftar Pustaka........................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan oleh gaya hidup modern yang
dilakukan serba instan dan santai. Salah satu penyakit kardiovaskuler yang sering
tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah. Makin tinggi
perlahan (Price and Wilson, 2006). Oleh kerena itu, diperlukan pengobatan yang
komplikasi penyakit.
jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang
tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar (Depkes, 2006). Dampak
negatif penggunaan obat yang tidak rasional sendiri dapat dilihat dari berbagai
terhadap terapi obat demi mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Tujuan
3
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah adanya peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat atau tenang (Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2013).
Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
normal atau tidaknya tekanan darah adalah sistolik dan diastolik. Berdasarkan
JNC (Joint National Comitee) VII, seorang dikatakan mengalami hipertensi jika
tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih
perifer pada pembuluh darah, dan volume atau isi darah yang bersikulasi. Faktor
utama dalam mengontrol tekanan arterial ialah output jantung dan tahanan perifer
total. Bila output jantung (curah jantung) meningkat, tekanan darah arterial akan
meningkat, kecuali jika pada waktu yang besamaan tahanan perifer menurun.
Tekanan darah akan meninggi bila salah satu faktor yang menentukan tekanan
esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi
sekunder disebabkan oleh penyakit gagal ginjal kronis (CKD) atau renovaskular
(Wells, 2015).
5
Renovaskular merupakan penyakit pada parenkim ginjal seperti glomerunephritis
tumor adrenal (Tambyong, 2000). Pasien dengan hipertensi primer biasanya tidak
adalah sistem saraf otonom. Stimulasi sistem saraf otonom dapat menyebabkan
kontraksi arteriola dan dilatasi arteriola. Jadi sistem saraf otonom mempunyai
peranan yang penting dalam mempertahankan tekanan darah normal. Ada juga
kelamin, dan keturunan (genetik). Selain itu hipertensi juga dapat memicu
dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan perlahan sesuai dengan umur,
kebutuhan dan usia sampai tekanan darahnya terkontrol atau kembali normal.
6
2.2 Obat Verapamil
masuk ion kalsium ke dalam sel jantung oleh Hass dan Hartfelder tahun 1962.
Tahun 1970 diperkenalkan sebagai obat anti angina dan sebagai anti hipertensi
pada 1980. Verapamil adalah obat yang bekerja dengan menghambat masuknya
ion kalsium melewati kanal yang terdapat pada membran sel atau sarkolema.
dengan menyekat kanal kalsium pada membran otot polos dan otot jantung.
yang menghambat nodus AV, misal beta bloker, kuinidin, maka dapat
memperkuat efek penurunan tekanan darah. Efek samping utama yaitu depresi
konduksi AV, depresi nodus SA, inotropik negatif dan vasodilatasi berlebihan.
Efek inotropik negatif verapamil tidak menjadi masalah bila fungsi jantung baik,
tetapi dapat menimbulkan gagal jantung pada penderita dengan gangguan fungsi
jantung.
7
Pemberian verapamil intravena bersama dengan β blocker intravena merupakan
fungsi ventrikel yang berat. Pemberian verapamil oral pada penderita dengan
wajah merah, edema perifer, blok AV derajat 1 dan 2 dan hipotensi dengan
insiden yang tidak begitu tinggi. Efek samping yang paling sering terjadi adalah
konstipasi (± 15%).
jantung yang berat, sick sinus syndrome, bolk AV derajat 2-3, hipotensi, syok
kardiogenik, flutter atau fibrilasi atrium dengan Wolf Parkinson White. Kombinasi
Dosis yang diberikan pada penderita hipertensi 240-480 mg sehari dalam 2-3
dosis terbagi. Obat ini tersedia dalam bentuk generik dan telah terdaftar dalam
8
2.3 Hubungan Verapamil sebagai Calcium Channel Blocker dengan Penyakit
Hipertensi
antagonis reseptor angiotensin II. Dalam hal tersebut, Verapamil termasuk dalam
bekerja dengan menghambat influks ion kalsium ke dalam sel miokard, sel-sel
dalam sistem konduksi jantung dan sel-sel otot polos pembuluh darah. Efek ini
dengan kontraksi otot polos pembuluh darah. Verapamil juga mempunyai efek
kardiak dan digunakan untuk menurunkan heart rate dan mencegah angina. Selain
Pada otot jantung dan otot polos vaskuler, ion kalsium terutama berperan
akan meningkatkan kontraksi. Masuknya ion kalsium dari ruang ekstra sel ke
ion kalsium ekstrasel 10.000 kali lebih tinggi daripada konsentrasi ion kalsium
intrasel pada waktu diastolik) dan karena ruang intrasel bermuatan negatif.
9
Slow channel berbeda dengan fast Natrium channel yang melewatkan ion natrium
Otot jantung memerlukan ion kalsium yang masuk dari ekstrasel di samping ion
bergantung pada ion kalsium ekstrasel, sedangkan otot rangka tidak memerlukan
ion kalsium ekstrasel. Oleh karena itu, kalsium antagonis menghambat kontraksi
otot polos dan otot jantung tetapi tidak menghambat kontraksi otot rangka.
Pada otot polos vaskuler terdapat tiga macam kanal kalsium untuk kontraksi,
yaitu : VOC, ROC & SOC (Stretch Operated Channel). VOC & ROC menentukan
tonus vaskuler oleh stimulasi ekstrinsik. SOC yang terbuka pada stimulasi otot
myosin light chain dan kontraksi. Antagonis kalsium lebih aktif menyebabkan
dilatasi arteriol daripada dilatasi vena. Pada jantung, ion kalsium ekstrasel selain
diperlukan untuk kontraksi otot jantung juga untuk pembentukan impuls SA dan
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Pengertian dari hipertensi adalah atau tekanan darah tinggi adalah
ion kalsium melewati kanal yang terdapat pada membran sel atau
sarkolema.
ke dalam sel miokard, sel-sel dalam sistem konduksi jantung dan sel-
mengakibatkan relaksasi otot jantung dan otot polos. Oleh karena itu
3.2 Saran
11
Daftar Pustaka
Setiawati A,Suyatna FD,Muchtar A. Obat Anti Aritma dan Anti Angina. Dalam
Buku:Ganiswara SG. ed.Farmakologi dan terapi.Edisi IV.Jakarta:BF FKUI
1995:312-4,351-8
12