Draf Equilibrium Still - (2) Revisi
Draf Equilibrium Still - (2) Revisi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Reaksi kimia adalah suatu proses perubahan suatu reaktan menjadi produk
menuju kesetimbangan keadaan setimbang dapat diartikan sebagai samanya
jumlah antara pereaksi dan hasil reaksi. Namun yang lebih tepatnya
kesetimbangan kimia adalah samanya laju pembentukan produk dari reaktan atau
sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesetimbangan kimia merupakan
proses yang dinamis. Proses pemisahan larutan biner (dua komponen) secara
distilasi sering dijumpai dalam industri. Sebagai data dasar dalam penyelesaian
persoalan distilasi adalah data keseimbangan antara fasa liquid dan fasa uap dari
sistem yang didistilasi. Destilasi sendiri adalah pemisahan campuran yang
memiliki titik didih yang berbeda. Dalam pemisahan campuran zat didihkan
sehingga menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam betuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih dan akan menguap lebih dulu. Jika komposisi
fase uap sama dengan komposisi fase cair maka pemisahan dengan jalan destilasi
tidak dapat dilakukan.
Pada percobaan equilibrium still ini bahan yang digunakan adalah larutan
biner antara aquadest dengan asam asetat, prosedur yang dilakukan pada
percobaan equilibrium still ini adalah pertama-tama mengisi labu destilasi dengan
larutan biner pada konsentrasi sesuai variabel yang ditentukan. Selanjutnya,
panaskan hingga mencapai titik didih sehingga terbentuk destilat lalu diamkan
hingga steady state (catat suhu pada keadaan konstan). Kemudian ambil sampel
destilat dari labu sekitar sesuai variabel yang ditentukan. kemudian dinginkan dan
dibagi menjadi 5 bagian secara rata-rata sama banyak, kemudian titrasi dengan
Natrium Hidroksida dengan konsentrasi 1 N hingga terjadi perubahan warna.
Oleh karena itu dalam praktikum kali ini tentang percobaan equilibrium
still memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah untuk dapat menentukan harga
relative dari sistem asam asetat dan air. Selain itu, pada percobaan equilibrium
still ini bertujuan untuk dapat memperoleh data kesetimbangan dari larutan biner.
Selain itu juga untuk dapat mengetahui proses pemisahan larutan biner secara
I.2 Tujuan
1. Untuk memperoleh data kesetimbangan larutan biner antara aquadest dan asam
asetat.
2. Untuk menentukan harga relative volatilitasnya.
3. Untuk mengetahui proses pemisahan larutan biner secara destilasi.
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui cara perhitungan dalam percobaan
equilibrium still.
2. Agar praktikan dapat mengerti cara membuat kurva kesetimbangan.
3. Agar praktikan dapat memperoleh grafik antara konsentrasi fase uap dan fase
liquid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mendinginkan uap. Pada pendinginan ini, uap mengembun menjadi cairan murni
yang disebut destilat.
1. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan
maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol.
2. Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini
juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari
20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi
dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan
komponen-komponen dalam minyak mentah Perbedaan distilasi fraksionasi dan
distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi
pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya.
Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih
dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
(Rolandy, 2011)
3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titikdidih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalamtekanan
atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari
distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari
masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan
untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak
Apabila fasa liquida dan uap tidak mengikuti hukum Roult, maka
dapat digunakan "Vapour – Liquida Equilibrum Ratio", K yang
dirumuskan sebagai
𝑌𝐴 = 𝐾𝐴 . 𝑋𝐴 , dimana
1 − 𝐾𝐵
𝑋=
𝐾𝐴 − 𝐾𝐵
Harga K dapat diperoleh dengan cara perhitungan thermodinamika
tergantung pada suhu dan tekanan sistem. Untuk harga K dapat dilihat
pada perry 3 rd ed. P.569
b. Dengan Hukum Roult
berdasarkan hukum Roult untuk larutan ideal dan biner
PA = PAo . XA
PA = tekanan partial komponen A dalam uap
PAo = tekanan uap murni komponen A pada suhu yang sama
XA = mol fraksi komponen A dalam liquida.
pA
YA =
pA + pB
pA . X A
=
pA . X A + pB ( 1 – X A )
pA . X A
=
pB
Dimana :
Y* = mole fraksi komponen dalam fase uap / vapour
X* = mole fraksi komponen dalam fasa liquida.
d. Dengan Hukum Henry
Hukum lain yang hampir sama dengan hukum Roult adalah hukum
Henry,
PA = H . X A
Dimana : PA = tekanan partial komponen A
N = konstanta Henry pada suhu tertentu
XA = mole fraksi A
Pada kenyataanya, Hukum Henry ini berlaku dengan baik bila
harga XA kecil dan sebaliknya Hukum Henry akan berlaku dengan
baik bila harga XB kecil
(Modul OTK II,2018)
Untuk memprediksi konsentrasi zat terlarut di masing-masing kedua fase
dalam kesetimbangan, data ekuilibrium eksperimental harus tersedia. jika dua
fase tidak berada pada kesetimbangan laju transfer massa sebanding dengan
kekuatan pendorongnya, yang merupakan hasil dari kesetimbangan tersebut.
dalam semua kasus yang melibatkan kesetimbangan, dua fase seperti gas-cair
atau cair-cair. variabel penting yang mempengaruhi kesetimbangan zat terlarut
adalah suhu, tekanan, dan konsentrasi.
(Geankoplis.1986)
Posisi garis operasi berhubungan dengan garis kesetimbangan yang
menentukan arah perpindahan massa dan berapa banyak tahapan yang diperlukan
untuk pemisahan tertentu. data ekuilibrium ditemukan oleh
eksperimen,perhitungan termodinamika, atau sumber yang diterbitkan.
b. Tidak berwarna
c. Berbau menyengat
(MSDS, 2013, “Sodium Hidroxide”)
4. Phenolphthalein
A. Sifat Kimia
a. Rumus molekul C20H14O4
b. Massa molar 318,329 gram/mol
c. Densitas 1,277 gram/cm3
d. Titik lebur 318oC
B. Sifat Fisika
a. Berbentuk serbuk
b. Tidak berbau
c. Berwarna putih
(MSDS, 2013, ”Phenolphtalein”)
II.3 Hipotesa
Pada praktikum kali ini diharapkan dengan berbagai variasi konsentrasi
asam asetat dapat ditentukan nilai relative volatility air terhadap asam asetat.
Semakin besar konsentrasi asam asetatnya maka semakin besar destilat yang
dihasilkan, maka semakin besar pula harga relative volatility.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Divider
DAFTAR PUSTAKA