Anda di halaman 1dari 9

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian yang telah

dilakukan di STIKes Surya Mitra Husada Kediri dengan judul Dinamika Konsep

Diri Penyalahgunaan Diazepam Mahasiswa Kesehatan dengan 4 informan yang

telah diteliti, yang dilakukan pada tanggal 22 Agustus – 8 September 2017.

Sesuai dengan tujuan penelitian pada bab V ini akan diuraikan secara

singkat serta lebih mengarah kepada fokus penelitian sehingga dapat diketahui

tentang Dinamika Konsep Diri Penyalahgunaan Diazepam Mahasiswa Kesehatan

sebagai berikut :

A. Pengetahuan mahasiswa kesehatan tentang penyalahgunaan diazepam

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan mahasiswa kesehatan tentang

penyalahgunaan diazepam di STIKes Surya Mitra Husada Kediri diketahui bahwa

bahwa semua informan berusia 22 tahun dimana pada usia itu mereka memiliki

rasa ingin mencoba dalam hal yang menantang serta rasa ingin tahu yang besar,

tertarik dengan hal – hal baru dan asing yang belum diketahui sebelumnya.

Pengetahuan informan I , II , III tentang diazepam mereka menyebutkan bahwa

diazepam adalah sebagai obat penenang , sedangkan informan IV mengatakan

bahwa diazepam adalah obat untuk pasien yang tidak bisa tidur.

Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine dengan rumus molekul 7-

kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on.Merupakan senyawa

Kristal tidak berwarna atau agak kekuningan yang tidak larut dalam air. Secara
umum , senyawa aktif benzodiazepine dibagi kedalam empat kategori berdasarkan

waktu paruh eliminasinya, yaitu :

1. Benzodiazepin short-acting, dengan waktu paruh kurang dari 6 jam.

Termasuk didalamnya triazolam, zolpidem dan zopiclone.

2. Benzodiazepin intermediate-acting, dengan waktu paruh 6 hingga 24 jam.

Termasuk didalamnya estazolam dan temazepam.

3. Benzodiazepin long-acting, dengan waktu paruh lebih dari 24 jam.

Termasuk didalamnya flurazepam, diazepam dan quazepam

Diazepam digunakan untuk memperpendek mengatasi gejala yang timbul

seperti gelisah yang berlebihan, diazepam juga dapat diinginkan untuk gemeteran,

kegilaan dan dapat menyerang secara tiba-tiba. Halusinasi sebagai akibat

mengkonsumsi alkohol. diazepam juga dapat digunakan untuk kejang otot, kejang

otot merupakan penyakit neurologi. dizepam digunakan sebagai obat penenang

dan dapat juga dikombinasikan dengan obat lain. Diazepam biasanya digunakan

untuk mengatasi kecemasan, penyakit kejang, gejala yang timbul karena putus

alkohol, status epileptikus, insomnia dan melemaskan otot. Diazepam juga

digunakan untuk menimbulkan efek sedasi (penenang) pada pasien sebelum

operasi, sebelum endoscopy dan pasien di ICU. Diazepam biasanya digunakan

untuk mengatasi kecemasan, penyakit kejang, gejala yang timbul karena putus

alkohol, status epileptikus, insomnia dan melemaskan otot. Diazepam juga

digunakan untuk menimbulkan efek sedasi (penenang) pada pasien sebelum

operasi, sebelum endoscopy dan pasien di ICU. Diazepam adalah obat golongan
benzodiazepin yang memiliki efek anti kejang, anti cemas, penenang dan relaksan

otot. Obat ini umumnya digunakan untuk mengatasi kasus:

1. Obat yang diberikan sebelum prosedur anastesi.

Digunakan sebagai penenang pada pasien sebelum operasi minor, sebelum

endoskopi dan pasien di ICU.

2. Gangguan tidur (insomnia) yang berkaitan dengan kecemasan.

3. Gejala-gejala yang timbul pada orang putus alkohol seperti kejang dan

cemas.

4. Serangan kecemasan atau kepanikan pada pasien dengan gangguan

psikologis misalnya depresi.

5. Serangan kejang akibat epilepsi atau demam.

6. Melemaskan otot yang kaku.

Diazepam tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh orang dengan

kondisi sebagai berikut:

1. Memiliki riwayat alergi terhadap diazepam atau komponen-komponen

obat lain di dalamnya, serta obat-obat lain dalam golongan yang sama.

2. Penderita yang mengalami keracunan alkohol akut.

3. Mengalami depresi atau gangguan sistem pernapasan yang parah.

4. Pasien Myasthenia gravis yaitu penyakit autoimun kronis yang

menyebabkan kelemahan otot. Boleh digunakan hanya jika keadaan

mendesak dengan tetap mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.


5. Tidak boleh diberikan secara injeksi pada pasien dengan kondisi syok,

koma, depresi sistem pernapasan dan pasien yang mendapatkan obat lain

yang dapat memicu depresi pernapasan.

6. Menderita glaukoma sudut sempit akut dan glaukoma sudut terbuka,

kecuali pasien mendapatkan terapi yang telah disesuaikan.

7. Bayi < 6 bulan.

8. Tidak boleh digunakan oleh ibu hamil dan menyusui karena termasuk obat

kategori kehamilan D dan obat dapat dikeluarkan melalui ASI.

Diazepam tersedia dalam bentuk tablet, injeksi dan suppositoria. Kekuatan dosis

ketiga sediaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan dosis diazepam tablet : 2 mg, 5 mg, 10 mg

2. Kekuatan dosis diazepam injeksi : 5 mg/ml

3. Kekuatan dosis diazepam suppositoria : 2 mg, 5 mg, 10 mg, 20 mg

Dosis lazim penggunaan diazepam yaitu:

1. Dewasa

a. Kecemasan: 2-10 mg setiap 6-12 jam, tidak boleh > 30 mg/ 8 jam.

b. Gejala putus alkohol: 10 mg tiap 6-8 jam pada 24 jam pertama,

kemudian diturunkan menjadi 5 mg tiap 6-8 jam sehari.

c. Sedasi sebelum operasi: 10 mg i.m (intra muskular) sebelum

operasi. Sedasi di ruang ICU: 5-10 mg i.v (intra vena) 1-2 jam sebelum

operasi.
d. Endoskopi: titrasi dosis hingga ≤ 10 mg sebelum prosedur (i.v). 5-10

mg 30 menit sebelum prosedur (i.m). Relaksan otot: 2-10 mg tiap 6-8

jam (oral). Kejang: 2-10 mg tiap 6-12 jam.

2. Anak
a. Sedasi dan relaksan otot: pada anak < 6 tahun dosis toksisknya jika >

0,5 mg/kg berat badan. Pada anak > 12 tahun: 0,12-0,8 mg/kg/hari dosis

terbagi setiap 6-8 jam (oral); 0,04-0,2 mg/kg tiap 2-4 jam

(i.m/i.v). Kejang: anak 2-6 tahun 0,5 mg/kg dapat diulang setelah 4-12

jam jika perlu. Anak 6-12 tahun 0,3 mg/kg dapat diulang setelah 4-12

jam jika perlu. anak > 12 tahun 0,2 mg/kg dapat diulang setelah 4-12

jam jika perlu.

Dari penelitian yang dilakukan oleh diazepam maka dapat dikatakan

bahwa apa yang menjadikan para pengguna diazepam tidak tahu menahu efek

samping dan juga kegunaan secara pasti yang semestinya digunakan. Mereka

hanya berfikiran jangka pendek. Sehingga yang terjadi mereka hanya berfikiran

bagaimana diazepam ini digunakan agar pasien bisa tenang dan tidak gelisah. Dan

bahkan lingkungannya telah menjadi suatu tradisi yang dilakukan secara terus

menerus tentang penggunaan diazepam. Dimana dari seorang pengguna diazepam

berfikiran sederhana dimana hanya memikirkan diri sendiri tanpa berfikir apakah

hal itu berbahaya atau tidak. Banyak factor yang membuat pengguna diazepam

tanpa berfikir jangka panjang, baik dari lingkungan sekitar, masalah pribadi dan

lain sebagainya. Hal ini harus dicermati dan dilakukan tindakan penyadaran akan

bahaya pengguanaan diazepam secara berkelanjutan dimana tidak tau dosis yang
dipakai. Tindakan ini tentu harus dilakukan secara continue juga berupa edukasi

penjelasan tentang diazepam, kepada pengguna. (Aladokter, 2017).

B. Latar belakang penyalahgunaan diazepam

Berdasarkan hasil penelitian tentang latar belakang mahasiswa kesehatan

tentang penyalahgunaan diazepam di STIKes Surya Mitra Husada Kediri

diketahui bahwa informan menggunakan diazepam karena pengaruh teman dan

akhirnya mencoba menggunakannya. Informan beranggapan bahwa setelah

menggunakan diazepam informan merasakan segar ketika bangun tidur, dibadan

terasa lebih enteng dan tenang seperti yang dikatakan oleh semua informan.

Pengetahuan tentang diazepam dikalangan remaja mungkin sudah bukan

lagi hal baru , karena dari omongan mulut kemulut atau informasi dari internet /

social media yang sekarang sudah menjadi trend hidup remaja pada umumnya.

Informan I, II, III mengatakan bahwa mereka sudah lama mengetahui tentang

diazepam saat mereka praktik di rumah sakit namun tidak langsung sekaligus

menggunakannya, sedangkan informan IV mengatakan belum lama tahu tentang

diazepam.

Diazepam bukan obat yang diperjual belikan secara bebas di warung

ataupun toko bahkan di apotik sekaligus. Informan mengatakan bahwa mereka

mendapatkan diazepam pada saat di rumah sakit dan mengambil dari loker obat

seperti yang diungkapkan oleh informan I, II, III. Sedangkan informan IV

mengungkapkan bahwa dia mendapatkanya dari temannya. Terkait dosis

pemakaian diazepam biasanya informan menggunakan 1 ampul dengan temannya

dan dioplos dengan aquabides seperti yang diungkapan oleh infotman I, II, IV.
Sedangkan informan IV menggunakan 1 ampul sekaligus tanpa di oplos dan

dipakai sehari sekali waktu mau tidur.

C. Dampak penyalahgunaan diazepam

Berdasarkan hasil penelitian dampak tentang penyalahgunaan diazepam

diketahui bahwa obat ini menimbulkan efek memenangkan , enteng di badan dan

menyebabkan kantuk. Seperti halnya dengan obat-obat lainnya, diazepam juga

berpotensi menyebabkan efek samping. (Wikipedia, 2014) Efek samping yang

umum terjadi diantaranya:

1. Reaksi alergi yang biasanya ditanda dengan munculnya rasa gatal pada

kulit, kemerahan, bengkak pada lidah dan kulit atau kesulitan bernapas.

2. Ataxia yaitu gangguan pada sistem syaraf motorik yang menyebabkan

tidak terkendalinya gerakan tubuh.

3. Menyebabkan kantuk.

4. Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, diare dan konstipasi.

5. Euphoria dan depresi.

6. Hipotensi dan sakit kepala.

7. Depresi saluran pernapasan.

8. Kelemahan otot dan kelelahan.

9. Gangguan penglihatan.

10. Retensi urin dan gangguan salivasi.

11. Jaundice yaitu perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi yang

baru lahir.

12. Neutropenia.
13. Gejala-gejala ekstrapiramidal.

D. Mengetahui dinamika konsep diri penyalahgunaan Diazepam

Berdasarkan hasil penelitian dinamika konsep diri penyalahgunaan

diazepam pada mahasiswa kesehatan di STIKes Surya Mitra Husada Kediri

tentang penilaian orang lain terhadap orang yang menggunakan diazepam.

Informan I mengungkapkan bahwa tidak semua orang bisa membedakan ciri

orang yang menggunakan diazepam dan tidak , kecuali orang yang pernah

memakai obat itu sendiri. Sedangkan informan II,III,dan IV mengungkapkan

bahwa mereka cuek terhadap penilaian orang lain selama mereka tidak

mengganggu dan tidak merugikan.

Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi

merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial

budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari individu (H. Jaali, 2007). Seperti yang

diungkapan semua informan mereka beranggapan bahwa tidak ada perubahan

pada diri mereka setelah menggunakan diazepam.

Selanjutnya terkait dengan rasa nyaman dengan kondisi saat ini , informan

I dan III merasa iri dengan teman-temannya yang sudah yudisium , menyelesaikan

skripsi dan bahkan sudah wisuda. Sedangkan informan II dan IV merasa nyaman

dengan yang ada pada dirinya.Penjelasan yang diperoleh dari informan diketahui

bahwa informan menyadari tentang yang dia rasakan , seperti yang diungkapkan

informan mereka sadar untuk memperbaiki sikap dan perilakunya agar lebih

semangat untuk meraih cita-cita serta membahagiakan kedua orangtuanya.


Dari penelitian yang dilakukan maka dapat dikatakan bahwa apa yang

menjadikan para pengguna diazepam tidak tahu menahu tentang efek samping dan

juga kegunaan secara pasti yang semestinya digunakan. Mereka hanya berfikiran

jangka pendek. Sehingga yang terjadi mereka hanya berfikiran bagaimana

diazepam ini digunakan agar pasien bisa tenang dan tidak gelisah. Dan bahkan

lingkungannya telah menjadi suatu tradisi yang dilakukan secara terus menerus

tentang penggunaan diazepam. Dimana dari seorang pengguna diazepam

berfikiran sederhana dimana hanya memikirkan diri sendiri tanpa berfikir apakah

hal itu berbahaya atau tidak. Banyak factor yang membuat pengguna diazepam

tanpa berfikir jangka panjang, baik dari lingkungan sekitar, masalah pribadi dan

lain sebagainya.

Hal ini harus dicermati dan dilakukan tindakan penyadaran akan bahaya

pengguanaan diazepam secara berkelanjutan dimana tidak tau dosis yang dipakai.

Tindakan ini tentu harus dilakukan secara continue juga berupa edukasi

penjelasan tentang diazepam, kepada pengguna. Seperti pada trianggulasi sumber

pada informan 2 mengatakan “Dulu pernah saya kasih masukan agar tidak

menggunakan diazepam lagi , karena efek jangka panjangnya yang bikin ngeri”.

da nada juga yang membiarkan temannya menggunakan diazepam seperti yang

diungkapkan informan sumber 1 “Kalau menurut saya pribadi , ya itu hak dia

karena setiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda”. Dari uraian diatas

peneliti menyimpulkan perilaku penyalahgunaan diazepam pada mahasiswa lebih

kepada dorongan atau hasrat ingin mencoba hal baru. Mereka tidak tahu menahu

tidak efek samping dan juga kegunaan secara pasti yang semestinya digunakan.

Anda mungkin juga menyukai