Anda di halaman 1dari 2

Hadis yang umum digunakan dan dipahami sebagai ancaman pengambil

pajak masuk neraka adalahs ebagai berikut:

‫النار في المكس صاحب إن‬

“Sesungguhnya shahibul makshi masuk neraka” (HR. Ahmad)


‫مكس صاحب الجنة يدخل ال‬

“Tidak akan masuk surga penarik pajak” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Penulis buku Aunul Ma’bud, Abu Abdurrahman Syamsul Haq Muhammad


Syraf memaknai maks dengan kedhaliman. Hal itu karena di zaman jahiliyah
sering ada orang yang memalak para pedagang dengan mengambil uang dari
mereka. Para pemalak itu disebut dengan shahibul maks. Sementara orang
yang biasa mengambil pajak dari ahli dzimmah, mereka disebut dengan
muhtasib dan bukan maks.

Makna lain dari al-maks menurut Allamah al-Ibadh adalah mengurangi.


Dikatakan shahibul maks karena ia mengurangi hak orang yang diambil
hartanya. Menurut Imam Nawawi bahwa al-maks maknanya adalah orang
yang mengambil pajak secara ilegal.

Dalam sejarah Islam sendiri, disamping ada zakat juga menerapkan system
pajak. Jizyah adalah pajak bagi non muslim yang hidup di negeri muslim.
Dengan membayar jizyah (pajak personal), maka ia berhak untuk
mendapatkan hak dan kewajiban di Negara muslim. Al-Usyur adalah pajak
bagi non muslim yang negerinya dibuka oleh tentara muslim. Tanah tetap
menjadi milik mereka, namun mereka harus membayar pajak sebesar 10
persen.

Dari urain para ulama tentang makna shahibul maks dan juga sejarah Islam
yang juga menerapkan pajak, teranglah bahwa makna shahibul maks itu
bukan pengambil pajak, namun para pemalak. Wallahu a’lam.
Jual Beli Kredit

http://www.fatwatarjih.com/2011/09/jual-beli-kredit.html

zakat dan pajak

http://www.fatwatarjih.com/2014/09/perbedaan-zakat-dan-pajak.html

Anda mungkin juga menyukai