Anda di halaman 1dari 15

ONKOLOGI KEPERAWATAN

Literature Review

“Terapi Progressive Muscle Relaxation (PMR) Menurunkan Kecemasan pada Penderita


Kanker”

Ns. Herman, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH:

AUDINA SAFITRI

I1032141009

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2017
ANALISIS PICO

1.1 Analisa Jurnal


 Populasi / problem :
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien kanker yang berada di rumah
singgah sebanyak 22 orang. Peneliti menggunakan teknik non probability sampling
khususnya sample jenuh atau total sampling sehingga jumlah sampel yaitu 22 orang.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian “couasi eksperiment dengan rancangan
pretest and posttest with control group” untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot
progresif terhadap tingkat kecemasan pada pasien kemoterapi di Rumah Singgah
Kanker Denpasar.
 Intervensi :
Kelompok perlakuan diberikan latihan relaksasi otot progresif selama 15 menit
yang dilakukan selama tiga hari pada pagi dan sore hari. Setelah diberikan latihan
relaksasi otot progresif selama tiga hari pada kelompok perlakuan, subjek kembali
mengisi kuisioner untuk mengetahui tingkat kecemasan (posttest). Hal yang sama
dilakukan pada kelompok kontrol yang tidak diberi latihan relaksasi otot progresif
untuk mengetahui tingkat kecemasan setelah tiga hari (posttest) yang sebelumnya
seluruh responden pada 2 kelompok telah diberikan kuisioner untuk mengetahui
tingkat kecemasan (pretest).
Data pada kelompok perlakuan menunjukkan sebelum diberikan latihan relaksasi
otot progresif, sebagian besar responden mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak
6 responden (55%), dan setelah diberikan latihan relaksasi otot progresif sebanyak 6
kali (3 hari setiap pagi dan sore) didapatkan data tidak ada responden yang mengalami
kecemasan berat (0%). Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan hasil tidak ada
perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok kontrol
dengan rentang kecemasan ringan sampai tidak ada kecemasan. Hal ini dikarenakan
responden pada kelompok kontrol tidak mendapatkan latihan relaksasi otot progresif
seperti halnya pada kelompok perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap tingkat kecemasan pasien kemoterapi di Rumah Singgah Kanker Denpasar
dengan nilai Mean Rank pada kelompok perlakuan sebesar 15,68 yang lebih besar
dari n responden sehingga latihan relaksasi otot progresif memiliki respon positif
terhadap tingkat kecemasan pada kelompok perlakuan.
 Comparison :
1. Jurnal : Monochord sounds and progressive muscle relaxation reduce anxiety and
improve relaxation during chemotherapy: A pilot EEG study. Variavel yang
dievaluasi berupa bahwa relaksasi otot progresif. Hasil penelitian menyebutkan
bahwa relaksasi otot progresif dapat memberikan efek relaksasi, mengurangi
kecemasan, dan meningkatkan status fisik ataupun psikologis klien dengan kanker
ginekologi yang menjalani kemoterapi dengan meningkatkan aktivitas posterior
theta (3,5 – 7,5 Hz) dan menurunkan midfrontal beta-2 band (20-29,5 Hz) selama
tahap akhir dari terapi.
2. Jurnal : Pengaruh relaksasi progresif terhadap tingkat kecemasan pasien skizofrenia
pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta. Variabel
yang dievaluasi berupa tingkat kecemasan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
pemberian teknik relaksasi progresif berdampak baik karena berpengaruh
signitifikan terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien skizofrenia.
 Out come :
Ada pengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker.

1.2 Kekurangan dan Kelebihan Jurnal


 Kelebihan
1. Dalam penelitian menggunakan desain penelitian “quasi eksperiment dengan
rancangan pretest and posttest with control group”. Desain ini memudahkan kita
melihat bagaimana perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya teknik relaksasi
progresif pada sampel sehingga dapat memiliki gambaran jelas pengaruh
pemberian teknik tersebut.
2. Dari jurnal utama yang dilakukan, secara garis besar hasil yang didapatkan bahwa
penelitian menyimpulkan teknik ini berpengaruh signifikan terhadap penurunan
kecemasan. Penelitian ini menyatakan bahwa teknik ini bisa menjadi salah satu
teknik yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang di sarasakan
misalnya post-kemoterapi.
3. Jurnal ini menyebutkan durasi pemberian per hari selama penelitian pemberian
teknik yang diterapkan
 Kekurangan
1. Populasi yang diambil hanya berupa pasien kanker random. Penelitian ini tidak
meneliti bagaimana perbedaan kecemasan berdasarkan jenis kelamin, dimana kita
ketahui bahwa wanita memiliki tingkat stress yang lebih tinggi.
2. Jurnal ini tidak menyebutkan jadwal per hari pemberian teknik yang diterapkan

Sumber literature dicari dari elektronik data base Google Schoolar sejak tahun
2014-2017. Kata kunci/ keywords yang digunakan dalam pencarian literature
diantaranya “kanker”, “kecemasan”, “relaksasi otot progresif/ progressive muscle
relaxation (PMR)”. Hasil penelaahan 5 literature, didapatkan literature yang
membahas tentang terapi progressive muscle relaxation (PMR) menurunkan
kecemasan pada penderita kanker.

1.3 Perbandingan Jurnal Utama dengan Penelitian Lain yang Terkait


2.8.1 Kanker
Dalam jurnal penelitian utama menyatakan bahwa kanker merupakan salah
satu penyakit yang menyerang segala kelompok usia, tetapi kebanyakan kanker
terjadi pada orang yang berusia diatas 65 tahun (Smeltzer, 2002: 316). Kanker
merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi,
cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007).
Selain itu, dalam jurnal Pengaruh Progressive Muscle Relaxation dan
Logoterapi terhadap Kecemasan, Depresi, dan Kemampuan Relaksasi Oleh Duma
Lumban Tobing dkk tahun 2014 juga menyebutkan kanker merupakan penyakit
yang memiliki konotasi menakutkan dan identik dengan kematian.
Sama sepertihalnya dalam jurnal Pelatihan Teknik Relaksasi untuk
Menurunkan Kecemasan pada Primary Caregiver Penderita Kanker Payudara oleh
Aprilya Dewi Kartika Sari1 dkk tahun 2015, kanker merupakan penyakit yang
ditakuti oleh semua orang, insiden kanker di Indonesia menunjukkan angka 180
per 100 ribu penduduk per tahun dengan tingkat mortalitas yang cukup tinggi.
Jadi, dapat kita ketahui bahwa kanker merupakan salah satu penyakit yang
menyerang berbagai kelompok usia dan merupakan penyakit menakutkan yang
menyebabkan kematian pada penderitanya.
2.8.2 Kecemasan
Dalam jurnal Pelatihan Teknik Relaksasi untuk Menurunkan Kecemasan
pada Primary Caregiver Penderita Kanker Payudara oleh Aprilya Dewi Kartika
Sari1 dkk tahun 2015 dimana terdapat pernyataan Eysenck (dalam Strongman,
2003), dalam teori perilakuan menyatakan bahwa kecemasan adalah proses
belajar yang berulang dari suatu peristiwa yang membuat cemas atau suatu
perasaan yang menyakitkan, dimana hal tersebut sangat sensitif terjadi karena
berhubungan dengan respons yang diterima oleh autonomic nervous system
(ANS), sehingga pada saat seseorang mengalami suatu peristiwa yang hampir
serupa maka respons yang sama yaitu cemas akan muncul lebih cepat.
Selain jurnal diatas, dalam jurnal Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
dan Logoterapi terhadap Kecemasan, Depresi, dan Kemampuan Relaksasi Oleh
Duma Lumban Tobing dkk tahun 2014 menyebutkan bahwa hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Jadoon, Munir, Shahzad, dan
Choudhry (2010); Connor, White, Kristjanson, Cousins, dan Wilkes (2010);
Karabulutlu (2010); dan Permatahati dan Yusuf (2006) yang melaporkan bahwa
kecemasan dan depresi adalah masalah yang paling banyak terjadi pada klien.
Kecemasan dapat dialami oleh klien kanker sepanjang masa sakitnya seperti
sebelum dan sesudah diagnosis ditegakkan dan saat menjalani pengobatan (Otto,
2007).
Hal diatas juga didukung oleh Baradero, Dayrit dan Siswadi (2007)
menyatakan ada tiga hal yang dapat memunculkan reaksi psikologis yaitu
ancaman dari penyakit kanker itu sendiri, hilangnya bagian tubuh atau ancaman
akan hilangnya bagian tubuh dan frustasi dalam memenuhi kebutuhan biologis
karena ketidakmampuan yang diakibatkan penyakit kanker atau efek-efek dari
pengobatan.
Dalam jurnal Pengaruh Progressive Muscle Relaxation dan Logoterapi
terhadap Kecemasan, Depresi, dan Kemampuan Relaksasi Oleh Duma Lumban
Tobing dkk tahun 2014 juga menyebutkan bahwa cemas muncul berkaitan dengan
adanya ketidakpastian (uncertainty) akan prognosis penyakit, efektifitas
pengobatan terhadap pemulihan kondisi yang sering ditemukan pada pasien-
pasien kanker terutama stadium lanjut (Otto, 2007). Mynatt dan Cunningham
(2007) menyatakan bahwa penyebab kecemasan berkaitan dengan diagnosis
kanker, pemeriksaan diagnostik yang dilakukan dan pengobatan yang dijalani.
Menurut Djoerban dan Shatri (2007) penyebab lain kecemasan adalah
persepsi klien dan keluarga tentang kanker yang selalu dikaitkan dengan
kematian, masalah ketidakpastian setelah pengobatan yang dilakukan dan
ketakutan akan kanker menjadi progresif atau kambuh kembali.
Jurnal tersebut sejalan dengan isi jurnal Pengaruh Progressive Muscle
Relaxation Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Menjalani
Kemoterapi;A Randomized Clinical Trial oleh Hilman Syarif tahun 2014
menyebutkan bahwa kecemasan yang dialami pasien kanker dapat timbul akibat
perasaan ketidakpastian tentang penyakit, pengobatan, prognosa (Shaha, 2008).
2.8.3 Progresive Muscle Relaxation (PMR)
Dalam Jurnal Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Penurunan
Kecemasan pada Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi; A Randomized
Clinical Trial oleh Hilman Sarif dkk tahun 2014 menyebutkan bahwa untuk
mengatasi efek psikologi pada pasien kanker dapat diberikan psikoterapi yang
salah satunya adalah dengan memberikan terapi perilaku. Salah satu bentuk terapi
perilaku adalah terapi relaksasi. Terapi relaksasi yaitu suatu metode terapi melalui
prosedur relaksasi otot. Salah satu terapi yang dapat digunakan untuk mengurangi
kecemasan adalah Progressive Muscle Relaxation (PMR).
Dalam jurnal tersebut menyebutkan bahwa PMR adalah salah satu dari teknik
relaksasi yang paling mudah dan sederhana yang sudah digunakan secara luas.
Menurut Richmond (2007), PMR merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan
relaksasi pada otot melalui dua langkah. Langkah pertama adalah dengan
memberikan tegangan pada suatu kelompok otot, dan kedua dengan
menghentikan tegangan tersebut kemudian memusatkan perhatian terhadap
bagaimana otot tersebut menjadi relaks, merasakan sensasi relaks secara fisik dan
tegangannya menghilang.
Jurnal terkait lainnya berjudul Progresive Muscle Relaxation Menurunkan
Frekuensi Nyeri pada Penderita Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di
Posa RSUD Dr.Soetomo Surabaya oleh Endang Kasih tahun 2017 menyebutkan
bahwa Progresive muscle relaxation (PMR) adalah salah satu dari tehnik
relaksasi sederhana yang sudah pernah dilakukan peneliti sebelumnya pada efek
samping kemoterapi mual dan muntah (Maryani 2008). Relaksasi PMR diajarkan
kepada pasien dalam meningkatkan kemandirian pasien untuk mengurangi rasa
nyeri secara non farmakologis.
Selain itu, dalam jurnal Pengaruh Progressive Muscle Relaxation dan
Logoterapi terhadap Kecemasan, Depresi, dan Kemampuan Relaksasi Oleh Duma
Lumban Tobing dkk tahun 2014 juga menyebutkan bahwa Brem dan Kumar
(2011) menyatakan bahwa PMR adalah suatu bentuk terapi relaksasi yang dapat
diberikan pada klien kanker untuk mengurangi kecemasan dan depresi. Kondo,
dkk., (2009) menyatakan bahwa terapi PMR memberikan efek relaksasi pada
klien kanker yang mengalami kecemasan, selain itu Cheung, Chinn, dan Pascual
(2003) juga menunjukkan hasil PMR dapat menurunkan tingkat kecemasan dan
meningkatkan kualitas hidup klien kanker kolerektal dengan pemasangan stoma.
Menurut Snyder & Lindquist, 2002; Kondo, dkk., 2009; Supriatin, 2010; &
Alini, 2012, PMR merupakan bagian dari terapi relaksasi yang digunakan sebagai
suatu keterampilan koping yang mengajarkan klien kapan dan bagaimana
melakukan relaksasi dan kenyamanan di bawah kondisi yang dapat menimbulkan
kecemasan. Terapi ini dilakukan dengan gerakan mengencangkan dan
melemaskan otot-otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan
perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan secara
progresif kelompok otot ini yang dilakukan secara berturut-turut pada kelompok
otot utama.
Latihan PMR ini untuk membedakan perasaan yang dialami saat kelompok
otot dilemaskan dan dibandingkan ketika otot dalam kondisi tegang. Dengan
mengetahui lokasi dan merasakan otot yang tegang, maka klien dapat merasakan
hilangnya ketegangan sebagai salah satu respon kecemasan dengan lebih jelas
serta merangsang pengeluaran zat kimia endorfin dan enkefalin, merangsang
signal otak yang menyebabkan otot rileks dan meningkatkan aliran darah ke otak.
Efektivitas latihan PMR adalah salah satu bentuk self-control coping skill.
2.8.4 Progresive Muscle Relaxation (PMR) Untuk Mengatasi Cemas Klien Kanker
1. Jurnal Pelatihan Teknik Relaksasi untuk Menurunkan Kecemasan pada
Primary Caregiver Penderita Kanker Payudara oleh Aprilya Dewi Kartika Sari
dkk tahun 2015
Penelitian ini menggunakan partisipan berjumlah lima orang. Kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah memiliki anggota keluarga yang menderita
kanker payudara dengan stadium IIb sampai IV dan terdaftar sebagai pasien
rujukan Puskesmas K; merawat penderita yang tidak mampu menjalankan
suatu aktivitas lebih dari 50%, lebih banyak berada di kursi sampai hanya
mampu aktivitas di tempat tidur dalam kesehariannya; telah merawat penderita
kanker selama enam bulan atau lebih; pendidikan minimal SMP; usia
partisipan 20 tahun atau masih dalam usia produktif; mengalami kecemasan
sedang dan atau tinggi berdasar Beck Anxiety Inven-tory yang telah diadaptasi.
Berdasarkan pelaksanaan pelatihan teknik relaksasi yang dilakukan terus-
menerus yaitu terdiri dari tiga bentuk teknik pelatihan relaksasi, yaitu: (1)
RPD, (2) ROP, dan (3) RIT pada keluarga yang merawat penderita kanker
payudara diperoleh hasil bahwa pelatihan teknik relaksasi pada penelitian ini
terbukti memberikan efek positif karena dapat menurunkan kecemasan pada
keluarga yang merawat penderita kanker payudara yang terlihat dari
penurunan skor BAI.
Pada masing-masing partisipan penelitian dapat dilihat bahwa setiap
partisipan mengalami perubahan yang positif setelah menjalani perlakuan.
Sebelum perlakuan, setiap partisipan memiliki tingkat kecemasan pada
kategori yang sama yakni berada pada taraf kecemasan tinggi, kemudian
setelah perlakuan diberikan diperoleh hasil bahwa kelima partisipan
mengalami penurunan tingkat kecemasannya pada kategori sedang. Pernyataan
dari partisipan menyebutkan bahwa mereka senang melakukan latihan RPD
dan ROP secara mandiri di rumah dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari yang
dilakukan pada pagi, siang dan malam seusai sholat.
Hasil pelaksanaan penelitian ini menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan
selama dua minggu hanya mampu menurunkan sebagian besar gejala
kecemasan yang dialami setiap partisipan. Setelah pelatihan dilakukan dalam
empat kali pertemuan, seluruh partisipan dapat merasa lebih nyaman, santai
dan dapat mengontrol perasaan mereka saat muncul perasaan cemas selama
merawat penderita kanker payudara di rumah.
Jadi, penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh pelatihan teknik
relaksasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pada primary caregiver
penderita kanker yang menjadi partisipan penelitian yang terbukti efektif
karena terlihat dari adanya penurunan skor BAI.
2. Jurnal Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Penurunan
Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi; A Randomized
Clinical Trial Oleh Hilman Syarif & Ardia Putra Tahun 2014
Populasi dalam penelitian ini seluruh pasien kanker yang menjalani
kemoterapi di ruang kemoterapi di BLU RSUDZA Banda Aceh. Pada bulan
September sampai Nopember 2012 jumlah pasien yang menjalani kemoterapi
sebanyak 152 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang, 15
orang dalam kelompok intervensi dan 15 orang dalam kempompok kontrol.
Penentuan sampel menunggunakan random sampling.
Pada tahap pelaksanaan, peneliti mengidentifikasi pasien yang akan
menjadi responden sesuai dengan diagnosa medis dan catatan keperawatan
melalui studi dokumentasi. Kecemasan diukur menggunakan Kuesioner
Kecemasan yang diadopsi peneliti dari State-Trait Anxiety (STAI).
Pada hasil analisis lanjutan rata-rata skor kecemasan pada pengkuran
pertama pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa
ditemukan tidak ada perbedaan yang signifikan (tidak jauh berbeda) skor
kecemasan (p value = 0,45). Sedangkan Hasil analisis lanjutan rata-rata skor
kecemasan pada pengukuran kedua pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol menunjukkan sebaliknya, bahwa ada perbedaan yang signifikan skor
kecemasan pada pengukuran kedua antara kelompok intervensi dan kontrol (p
value = 0,003).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa progressive muscle relaksation efektif
menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi karena
terlihat perbedaan antara skor kecemasan pada pengukuran pertama dengan
pengukuran kedua setelah diberikan PMR.
3. Jurnal Pengaruh Progressive Muscle Relaxation dan Logoterapi terhadap
Kecemasan, Depresi, dan Kemampuan Relaksasi oleh Duma Lumban Tobing
dkk tahun 2014
Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling
dengan jumlah total sampel sebanyak 90 orang klien kanker yang terbagi
menjadi tiga kelompok yaitu 30 orang klien kelompok intervensi 1 yang
mendapat terapi PMR dan logoterapi, 30 orang klien kelompok intervensi 2
yang mendapat logoterapi, dan 30 orang klien kelompok kontrol sesuai dengan
kriteria inklusi yaitu berusia 18–65 tahun, bersedia jadi responden, memiliki
diagnosis kecemasan dan depresi, kesadaran compos mentis, dapat berbahasa
Indonesia dengan baik, mampu membaca dan menulis. Penelitian dilakukan
dengan memberikan terapi PMR dan logoterapi pada kelompok intervensi 1,
logoterapi pada kelompok intervensi 2, dan pada kelompok kontrol tanpa
diberikan terapi.
Selanjutnya peneliti akan melakukan screening kecemasan dan depresi
dengan menggunakan kuesioner pengukuran kecemasan dan depresi Hospital
Anxiety Depression Scale (HADS). Pretest dan posttest dilakukan pada ketiga
kelompok kemudian hasilnya dibandingkan. Hasil penelitian ini meliputi
karekteristik klien kanker, kecemasan, dan depresi, kemampuan relaksasi dan
kemampuan menemukan makna hidup.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi PMR dan logoterapi
berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan relaksasi klien kanker, dimana
seluruh pasien kanker pada penelitian ini mengalami kecemasan dan depresi.
Peningkatan tertinggi ada pada kelompok yang mendapatkan PMR dan
logoterapi dari 38,12% menjadi 58,02%, juga menunjukkan bahwa kemampuan
menemukan makna hidup pada kelompok yang mendapatkan terapi PMR dan
logoterapi meningkat secara bermakna bila dibandingkan dengan kelompok
klien kanker yang mendapat logoterapi dan kelompok kontrol. Kombinasi terapi
PMR dan logoterapi efektif untuk meningkatkan dan menggali kemampuan
koping serta potensi yang ada dalam diri klien.
Berdasarkan hasil, disimpulkan bahwa terapi proggresive muscle relaxation
dan logoterapi secara bermakna mampu meningkatkan kemampuan relaksasi
dan kemampuan menemukan makna hidup serta menikmati hidup juga
menurunkan kecemasan dan depresi sehingga terapi ini dapat diaplikasikan
sebagai salah satu terapi spesialis jiwa di Rumah Sakit Umum.
4. Jurnal A Randomized Controlled Trial For The Effectiveness Of Progressive
Muscle Relaxation And Guided Imagery As Anxiety Reducing Interventions In
Breast And Prostate Cancer Patients Undergoing Chemotherapy oleh Andreas
Charalambous, dkk tahun 2015
Desain penelitian menggunakan uji coba terkontrol secara acak dengan
calon peserta diambil dari tiga pusat kanker di Siprus yang dpilih sebagai
kelompok intervensi atau kelompok kontrol. 256 pasien terdaftar dan 236
ditugaskan secara acak. Pada total 104 nya diacak ke kelompok kontrol dan 104
pada kelompok intervensi. Kriteria inklusi yaitu diagnosis histopatologi dari
payudara (stadium klinis T3N1M0) atau kanker prostat (klinis tahap T3a, skor
Gleason ≥ 8), mengalami kegelisahan dan depresi, berusia di atas 18 tahun,
tidak mendapat pengobatan kecemasan atau depresi, mau berpartisipasi, bisa
berbicara dan menulis bahasa Yunani, tidak memiliki gangguan kognitif, tidak
memiliki masalah pendengaran atau penglihatan, dan sedang mendapatkan
kemoterapi.
Pasien di kelompok intervensi melakukan kombinasi PMR danGI sehari
sekali dengan durasi total selama 3 minggu dan dikaji dengan kuesioner SAS
dan BECK-II untuk melihat kecemasan dan depresi, berturut-turut, dengan
penambahan 2 penilaian biologis (saliva cortisol dan saliva amylase). Mereka
dievaluasi (psikometrik dan biologis) segera sebelum memulai kemoterapi, saat
mereka menyelesaikan 7 sesi intervensi (biologis saja) dan 14 sesi intervensi
(biologis saja), dan saat mereka menyelesaikan 21 sesi (Psikometri dan
biologis). Studi ini telah menyatukan penggunaan biomarker sebagai alat untuk
menilai respon tubuh pasien terhadap intervensi. Protokol intervensi
dikembangkan melalui proses yang ketat agar bisa memenuhi secara eksplisit
yang perlu dilaporkan oleh kelompok pasien ini.
Hasil penelitian menunjukkan skor kecemasan dan skor depresi pada
kelompok invervensi mengalami perubahan signifikan skor dibandingkan
dengan kelompok kontrol (𝑏 = -29,4, 𝑝 <0,001; 𝑏 = -29,4, 𝑝 <0,001, resp.).
Tingkat kortisol pada kelompok intervensi sebelum intervensi (0,30 ± 0,25)
secara bertahap menurun sampai minggu ke 3 (0,16 ± 0,18), sementara itu
tingkat kortisol pada kelompok kontrol sebelum intervensi (0,21 ± 0,22)
meningkat secara bertahap hingga minggu ke 3 (0,44 ± 0,35). Interaksi yang
sama terlihat pada tingkat Amilase (𝑝 <0,001).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien dengan
kanker prostat dan payudara sedang menjalani pengobatan kemoterapi bisa
mendapat manfaat dari terapi PMR dan GI yang dijadikan sebagai intervensi
untuk mengurangi kecemasan, depresi, stress yang mereka alami.
Literature Review

“TERAPI PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) MENURUNKAN


KECEMASAN PADA PENDERITA KANKER”

Dari perbandingan jurnal utama dengan penelitian lain yang terkait di atas, maka
dilakukan literature review tentang terapi progressive muscle relaxation (PMR) menurunkan
kecemasan pada penderita kanker.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyerang berbagai kelompok usia dan
merupakan penyakit menakutkan yang menyebabkan kematian pada penderitanya. Kanker
dapat menimbulkan reaksi spsikologi pada seperti kecemasan pada penderita. Untuk
mengatasi efek psikologi tersebut dapat diberikan terapi relaksasi. Terapi relaksasi yaitu suatu
metode terapi melalui prosedur relaksasi otot. Salah satu terapi yang dapat digunakan untuk
mengurangi kecemasan adalah Progressive Muscle Relaxation (PMR).
Pada jurnal utama, dilakukan pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan (diberikan
latihan RPM selama 15 menit selama 3 hari pada pagi dan sore hari) dan kelompok kontrol
(tidak diberikan tidak diberi latihan relaksasi otot progresif untuk mengetahui tingkat
kecemasan setelah tiga hari pada pagi dan sore hari). Kelompok perlakukan didaptkan bahwa
responden mengalami kecemasan berat sebesar 0%, Sedangkan pada kelompok kontrol
didapatkan hasil tidak ada perbedaan dikarenakan responden pada kelompok kontrol tidak
mendapatkan latihan RPM seperti kelompok responden. Serta menurut hasil uji statistik
perbedaan selisih tingkat kecemasan pada kelompok perlakuan dan kontrol Mann-Whitney U
Test didapatkan hasil p = 0.002 (p < 0,05) yang artinya ada pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap tingkat kecemasan pasien kemoterapi di Rumah Singgah Kanker Denpasar.
Hal ini sejalan dengan jurnal Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi; A Randomized
Clinical Trial Oleh Hilman Syarif & Ardia Putra Tahun 2014 dengan masing-masing 15
orang pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Responden dilakukan pengukuran
rata-rata skor kecemasan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebanyak 2 kali
dengan State-Trait Anxiety (STAI). Pada pengukuran pertama tidak ada perbedaan yang
signifikan (tidak jauh berbeda) skor kecemasan (p value = 0,45). Sedangkan pada pengukuran
kedua pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan sebaliknya, bahwa ada
perbedaan yang signifikan skor kecemasan pada pengukuran kedua antara kelompok
intervensi dan kontrol (p value = 0,003) yang artinya bahwa progressive muscle relaksation
efektif menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi karena terlihat
perbedaan antara skor kecemasan pada pengukuran pertama dengan pengukuran kedua
setelah diberikan PMR.
Selain itu, jurnal Pengaruh Progressive Muscle Relaxation dan Logoterapi terhadap
Kecemasan, Depresi, dan Kemampuan Relaksasi oleh Duma Lumban Tobing dkk tahun 2014
juga berkesinambungan dengan jurnal sebelumnya dimana jumlah sampel 90 orang klien
kanker kriteria inklusi sesuai penelitian yang dibagi dalam dua kelompok intervensi dan 1
kelompok kontrol tanpa diberi terapi serta dilakukan screening kecemasan dan depresi
dengan menggunakan kuesioner pengukuran kecemasan dan depresi HADS. Pretest dan
posttest dilakukan pada ketiga kelompok kemudian hasilnya dibandingkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kombinasi terapi PMR dan logoterapi berpengaruh dalam meningkatkan
kemampuan relaksasi klien kanker ysng mengalami kecemasan dan depresi, meningkatkan
kemampuan menemukan makna hidup, serta meningkatkan dan menggali kemampuan koping
serta potensi yang ada dalam diri klien. Terapi proggresive muscle relaxation dan logoterapi
dapat diaplikasikan sebagai salah satu terapi spesialis jiwa di Rumah Sakit Umum.
Pada Jurnal Internasional berjudul A Randomized Controlled Trial For The Effectiveness
Of Progressive Muscle Relaxation And Guided Imagery As Anxiety Reducing Interventions
In Breast And Prostate Cancer Patients Undergoing Chemotherapy oleh Andreas
Charalambous, dkk tahun 2015 juga membahasa tentang PMR dimana menggunakan masing-
masing 104 orang ke kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan kriteria inklusi yang
sesuai. Pada pasien di kelompok intervensi melakukan kombinasi PMR danGI sehari sekali
dengan durasi total selama 3 minggu dan dikaji dengan kuesioner SAS dan BECK-II untuk
melihat kecemasan dan depresi, berturut-turut, dengan penambahan 2 penilaian biologis
(saliva cortisol dan saliva amylase). Hasil penelitian menunjukkan skor kecemasan dan skor
depresi pada kelompok invervensi mengalami perubahan signifikan skor dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Lalu, tingkat kortisol pada kelompok intervensi sebelum intervensi
secara bertahap menurun sampai minggu ke 3, sedangkan pada kelompok kontrol sebaliknya
(meningkat). Interaksi yang sama terlihat pada tingkat Amilase (𝑝 <0,001). Berdasarkan hasil
penelitian, terapi PMR dan GI bisa sebagai intervensi untuk mengurangi kecemasan, depresi,
stress pasien dengan kanker prostat dan payudara sedang menjalani pengobatan kemoterapi.
Progresssive Muscle Relaxation (PMR) juga bisa digunakan pada keluarga yang
merawat pasien kanker, dimana keluarga juga bisa mengalami stress dan kecemasan
sebagaimana yang dijelaskan pada penelitian Aprilya Dewi Kartika Sari dkk tahun 2015
berjudul Pelatihan Teknik Relaksasi untuk Menurunkan Kecemasan pada Primary Caregiver
Penderita Kanker Payudara, dimana menggunakan partisipan berjumlah 5 orang dengan
kriteria inklusi yang sesuai. Penelitian ini melaksanaan pelatihan terus-menerus yang terdiri
dari 3 bentuk teknik, salah satunya menggunakan teknik ROP/ relaksasi otot progresif.
Partisipan latihan ROP secara mandiri di rumah dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari yang
dilakukan pada pagi, siang dan malam seusai sholat. Partisipan mengalami penurunan
kecemasan dari kategori tingkat sedang mennjadi tingkat sedang berdasarkan perhitungan
skor BAI selama 2 minggu atau setelah 4 kali pertemuan. Dari hasil penelitian, dapat kita
lihat bahwa ada pengaruh pelatihan teknik relaksasi terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada partisipan primary caregiver penderita kanker.
Jadi, dari hasil review 5 literature dan sedikit pembahasan teori dapat kita di simpulkan
bahwa jurnal satu dengan yang lain memiliki kesinambungan dan kesimpulan yang hampir
sama bahwa ada pengaruh Terapi Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap penurunan
kecemasan pada penderita kanker maupun keluarga yang merawat pasien kanker itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Charalambous, Andreas., Giannakopoulou, Margarita., Bozas, Evangelos., Paikousis,


Lefkios. 2015. A Randomized Controlled Trial for the Effectiveness of Progressive
Muscle Relaxation and Guided Imagery as Anxiety Reducing Interventions in Breast
and Prostate Cancer Patients Undergoing Chemotherapy. https://www.hindawi.com/jo
urnals/ecam/2015/270876/. Di unduh tanggal 24 April 2017.

D. K. Praptini., D. M. N., Sulistiowati., K. I. Suarnata. 2014. Pengaruh Relaksasi Otot


Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Kemoterapi Di Rumah Singgah Kanker
Denpasar. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=265544&val=956&title
=PENGARUH%20RELAKSASI%20OTOT%20PROGRESIF%20TERHADAP%20TI
NGKAT%20KECEMASAN%20PASIEN%20KEMOTERAPI%20DI%20RUMAH%2
0SINGGAH%20KANKER%20DENPASAR. Di unduh tanggal 24 April 2017.

Kasih, Endang., Triharini, Mira., Kusumanigrum, Tiyas. 2017. Progresive Muscle Relaxation
Menurunkan Frekuensi Nyeri pada Penderita Kanker Payudara yang Menjalani
Kemoterapi di Posa RSUD Dr. Soetomo. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
cmsnj0e7b42ecbd2full.pdf. Di unduh tanggal 24 April 2017.

Sari, Aprilya Dewi Kartika., Subandi. Pelatihan Teknik Relaksasi untuk Menurunkan
Kecemasan pada Primary Caregiver Penderita Kanker Payudara. Gadjah Mada
Journal Of Professional Psychology. Desember 2015, (1:3) 173-192.

Syarif, Hilman., Putra, Ardia. Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Penurunan
Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi; A Randomized Clinical
Trial. Idea Nursing Journal. September–Desember 2014, (5:3) 1-8.

Tobing, Duma Lumban., Keliat, Budi Anna., Wardhani, Ice Yulia Wardhani. Pengaruh
Progressive Muscle Relaxation dan Logoterapi terhadap Kecemasan, Depresi, dan
Kemampuan Relaksasi. Jurnal Keperawatan Padjadjaran. 2014, (2:2) 65-73.

Anda mungkin juga menyukai