Anda di halaman 1dari 3

2.3.1.1.

Upaya Pengobatan dan Penanganan Gawat Darurat


Upaya Pengobatan di Puskesmas terdiri dari :

1. Upaya Pengobatan
2. Upaya Penanganan Kegawatdaruratan
3. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
4. Upaya Pelayanan Laboratorium

1.3.1.6.1. Upaya Pengobatan


a. Deskripsi
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan-
temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung
keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi
pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut
dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional menurut WHO 1987
yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia
setiap saat dan harga terjangkau.

Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien secara optimal
melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Kegiatan Upaya Pengobatan

Tabel 2.45. Kegiatan Upaya Pengobatan di dalam dan diluar Puskesmas


Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pengobatan 1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan 1. Penyuluhan tentang penyakit
dan tatalaksana penderita 2. Pengobatan sederhana secara massal
2. Melakukan pencatatan rekam medik dibawah pengawasan dokter
pasien Puskesmas
3. Pengobatan medik dasar di 3. Deteksi dini pada keluarga dan
Puskesmas sesuai pedoman masyarakat
4. Melakukan perawatan luka 4. Screening penyakit tertentu
5. Penyuluhan tentang penyakit dan 5. Pertolongan pertama pada kecelakaan
pola hidup sehat atau gawat darurat penyakit
6. Konseling medik umum 6. Pengobatan pada waktu Puskesmas
7. Deteksi dini keliling
8. Menerima rujukan
9. Melakukan rujukan kasus
spesialistik
10. Menerbitkan surat keterangan
sakit/sehat yang ditanda tangani
dokter
11. Melakukan rehabilitasi
1.3.1.6.2. Upaya Penanganan Kegawatdaruratan
a. Deskripsi
Upaya penanganan kegawatdaruratan adalah pelayanan medik dasar yang ditujukan untuk membantu pasien
mengatasi kegawatan jalan nafas, pernafasan, peredaran darah dan kesadaran. Puskesmas non perawatan dapat
memberikan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami
kecelakaan.
Tujuan penanganan kegawatdaruratan adalah mencegah kecacatan dan kelemahan.
Kriteria :
1) Unit Gawat Darurat (UGD) harus dipimpin oleh dokter terlatih PPGD dokter/ACLS sebagai kepala UGD
yang bertanggung jawab atas pelayanan di UGD dibantu tenaga medis keperawatan dan tenaga lainnya yang
telah mendapat pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) dengan kemampuan melakukan Bantuan
Hidup Dasar (BHD).
2) Dokter melaksanakan proses triase untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.
3) Ada jadwal jaga harian bagi dokter, perawat dan petugas non medis yang bertugas di UGD.
4) Tenaga di Puskesmas mampu melakukan teknik pertolongan kegawatdaruratan, mengenali tanda-tanda
mengancam nyawa serta menyadari kapan harus merujuk penderita.
5) Puskesmas memberi pelayanan pasien gawat darurat sesuai kompetensi dan sarana yang ada.
6) Pasien dengan kegawatdaruratan harus selalu diobservasi dan dipantau oleh tenaga terampil dan mampu.
7) Ada ketentuan tertulis indikasi tentang pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain. Apabila petugas, peralatan
dan sarana serta kondisi pasien diluar kemampuan Pukesmas maka pasien dapat dirujuk ke rumah sakit.
8) Ada ketentuan tertulis tentang indikasi rujukan pendamping pasien ditransportasi
9) Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penerangan yang jelas mengenai penyakit dan
pengobatan selanjutnya.
10) Pelayanan evakuasi medik dapat dilakukan pada kejadian sehari-hari dan pada saat terjadi bencana dengan
memperhatikan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
11) Pelayanan evakuasi medik saat bencana/evakuasi korban massal harus berdasarkan hasil triase (seleksi
korban berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya untuk memberikan prioritas pelayanan), dimana:
a) Korban label merah, dievakuasi ke rumah sakit kelas A/B
b) Korban label kuning, dievakuasi ke rumah sakit kelas B/C
c) Korban label hijau, dievakuasi ke Puskesmas
d) Korban label hitam, perlu diidentifikasi, dievakuasi ke rumah sakit A/B yang memiliki bagian
forensik (sesuai dengan ketentuan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1087/MENKES/SKB/IX/2001dan Nomor Pol.KEP/40/IX/2004 tentang Pedoman
Penatalaksanaan Identifikasi Korban Mati pada Bencana Massal)
12) Pelayanan evakuasi medik untuk korban gawat darurat harus selalu disertai petugas pendamping yang
terampil ( dokter/tenaga keperawatan).

b. Kegiatan Upaya Penanganan Kegawatdaruratan

Tabel 2.46. Kegiatan Upaya Penanganan Kegawatdaruratan di dalam dan d iluar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Penanganan 1) Pemeriksaan awal kasus- 1) Melakukan pelatihan Bantuan Hidup
Kegawatdaruratan kasus gawat darurat untuk Dasar kepada masyarakat awam
menilai tingkat kegawatan umum dan awam khusus
dan memberi tindakan 2) Membantu pasien mengatasi
prioritas berdasarkan SOP kegawatan sirkulasi pembuluh darah
2) Diagnosis dan penanganan dan kesadaran, pernafasan serta jalan
permasalahan dalam upaya nafas.
penyelamatan jiwa, 3) Melaksanakan simulasi evakuasi
mengurangi kecacatan dan bencana
kesakitan penderita 4) Pelayanan gawat darurat pada situasi
a) Melakukan pembalutan, bencana
pembidaian dan
resusitasi
b) Mengatasi renjatan/syok
hipovolemik
c) Melakukan observasi
penderita
d) Memberikan antidotum
apabila diperlukan
e) Pelayanan gawat darurat
oleh petugas segera
setelah pasien sampai di
UGD
3) Memberikan bantuan hidup
dasar dan bantuan hidup
lanjut tertentu
4) Membantu pasien mengatasi
kegawatan sirkulasi
pembuluh darah dan
kesadaran, pernafasan serta
jalan nafas
5) Melakukan resusitasi dan
stabilisasi serta pertolongan
sementara/tindakan darurat
sebelum korban di evakuasi/
transportasi ke Rumah Sakit
rujukan
6) Mampu melakukan
penanganan KLB
7) Pemberian terapi anti diabetes
parenteral (insulin)
8) Mampu melakukan bedah
minor/ tindakan operatif
terbatas sesuai kompetensi
9) Memberikan penyuluhan
penanganan gawat darurat
awam umum

Anda mungkin juga menyukai