Anda di halaman 1dari 6

PRESIDEN DA WAKIL PRESIDEN

1. Pengertian Presiden dan wakil Presiden


Kata presiden berasal dari Bahasa latin. Dalam Bahasa latin presiden berasal
dari dua kata yaitu pre dan sedere. Pre berarti sebelum dan sedere berarti menduduki.
Jika ditinjau dari arti katanya makan presiden berarti sebelum menduduki. Kata
menduduki disini merujuk pada makna duduk yang lebih luas yaitu jabatan. Presiden
merupakan suatu nama jabatan resmi yang digunakan untuk pimpinan suatu
organisasi, perkumpulan, perusahaan, perguruan tinggi, atau pimpinan suatu negara.
Umumnya istilah presiden digunakan untuk seseorang yang memimpin suatu acara
atau rapat atau biasa disebut ketua. Namun istilah ini secara keseluruhan terus
berkembang menjadi istilah yang tujukan untuk seseorang yang memiliki kekuasaan
atau jabatan eksklusif. Secara lebih spesifik. Istilah presiden lebih utama digunakan
untuk menyebutkan nama kepala Negara suatu negara yang menganut pemerintahan
yang berbentuk Republik, baik dipilih secara langsung maupun tak langsung.
Presiden Republik Indonesia) adalah kepala negara sekaligus kepala
pemerintahanIndonesia. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara
Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil
presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk
melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden)
menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama untuk satu kali masa jabatan.
Wakil Presiden adalah orang pertama yang akan menggantikan apabila
Presiden berhalangan untuk menghadiri kegiatan atau melaksanakan tugas atau
sesuatu dalam lingkup pemerintahan sehingga kedudukannya lebih tinggi
dibandingkan para menteri. Selain itu, kedudukan seorang Wakil Presiden juga tidak
dapat dipisahkan dengan Presiden sebagai satu kesatuan pasangan jabatan karena
dipilih secara langsung melalui pemilihan umum (PEMILU).
2. Pengangkatan masalah presiden dan wakil presiden
Banyak sekali aturan yang tercantum dalam UUD 1945, seperti halnya
pemberhentian presiden dan atau wakil presiden yang tercantum dalam pasal 7, pasal
7A dan pasal 7B, sedangkan pengangkatan presiden atau wakil presiden diatur dalam
pasal 8 ayat 1 sampai 3 dan disahkan dengan pasal 9.
Pemberhentian presiden terjadi apabila presiden sudah tidak memenuhi syarat
sebagai presiden. Pemberhentian ini pertama-tama diajukan oleh DPR karena DPR
memiliki hak menyatakan pendapat seperti yang tercantum pada UUD 1945 Pasal 20A
(2) , sehingga mereka boleh melaporkan bahwa presiden dan atau wakil presiden
melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tercela sehingga mereka
tidak memenuhilagi syarat sebagai presiden. Lalu, setelah DPR mengetahui hal
tersebut, DPR mengajukan gugatannya tersebut kepadamahkamah konsitusi, seperti
yang tercantum pada pasal 24C (2)bahwa Mahkamah Konstitusi wajib memberikan
keputusan atas dugaan pelanggaran yang di lakukan oleh presiden
dan atauwakil presiden yang di ajukan oleh DPR.
Sebelum diajukan kepada mahkamah konstitusi, terlebih dahulu DPR
mengadakan rapat dan suara yang menyatakan bahwa presiden atau wakil presiden
bersalah sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota yang hadir dalam rapat tersebut, hal ini
seperti yang di maksudkan dalam pasal 7B (3).
Mahkamah konstitusi harus memeriksa gugatan yang diajukan DPR paling
lama sembilan puluh hari dari hari pengaduan. Jika mahkamah konstitusi memutuskan
bahwa presiden atau wakil presiden telah melakuakn tindakan yang melanggar hukum
atau perbuatan tercela, maka DPR mengadakan sidang paripurna untuk mengusulkan
pemberhentian presiden dan atau wakil presiden tersebut.
Setelah DPR melakukan sidang Paripurna, DPR mengajukan usul tersebut
kepada MPR dan MPR harus memutuskan usul DPR tersebut paling lambat tiga puluh
harisetelah pengajuan usul tersebut. Usul DPR tersebut ditindaklanjuti oleh MPR
dengan mengadakan rapat yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota
MPR dan pemberhentian atas presiden dan atau wakil presiden tersebut disetujui oleh
2/3 dari jumlah anggota MPR yang hadir. Pemberhentian ini dilakukan setelah
presiden dan atau wakil presiden menyampaikan penjelasannyanya dalam sidang
tersebut dan bila tidak diterima, maka presiden dan atau wakil presiden tersebut
diberhentikan (pasal 7B (7)), seperti apa yang terjadi pada Alm. Presiden
K. H. Abdurrahman Wahid yang laporan pertanggungjawabannya tidak diterima MPR
dan dia diturunkan dari kursi presiden.
Jika masalah yang terjadi seperti jaman Alm. Presiden K.H. Abdurrahman
Wahid dimana dia digulingkan dari kusrsi presiden, maka yang menggantikannya
adalah wakil presiden,saat itu adalah Dyah Permata Megawati Soekarno Putri yang
langsung naik sebagai presiden Indonesia yang ke lima. Aturan dimana jika presiden
mangkat, berhenti atau diberhentikan maka kewajiban yang ditanggung presiden
tersebut dialihkan atau digantikan oleh wakil presiden sampai akhir jabatannya (Pasal 8
3. Sumpah dan janji presiden dan wakil presiden

Bendera Presiden Indonesia


Sesuai dengan Pasal 9 UUD 1945, Presiden dan Wakil Presiden terpilih bersumpah
menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat. Jika MPR atau DPR tidak
bisa mengadakan sidang, maka Presiden dan Wakil Presiden terpilih bersumpah
menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR
dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung.
Sumpah Presiden (Wakil Presiden)

“ Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik


Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan
seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan
segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
kepada Nusa dan Bangsa. ”

Janji Presiden (Wakil Presiden)

“ Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden


Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya
dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan
segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
kepada Nusa dan Bangsa.
4. Tugas dan tanggung jawab presiden dan wakil presiden
Tugas presiden sebagai kepala pemerintahan juga tertuang dalam UUD 1945. Tugas-
tugas tersebut adalah sebagai berikut:
 Presiden Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang
dasar (tertuang dalam pasal 4 ayat 1).
 Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya (tertuang dalam pasal 5 ayat 2).
 Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden (tertuang dalam pasal
17 ayat 2).
 Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten
dan kota, provinsi dan kabupaten kota diatu dengan undang-undang dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah (tertuang dalam pasal 18B
ayat1).
 Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yangtelah disetujui bertsama
untuk menjadi undang-undang (tertuang dalam pasal 20 ayat 4)
 Rancangan undang-undang anggaran pendapat dan belanja negara diajukan oleh
presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan dengan
memperhatikan pertimabangan Dewan Perwakilan Daerah (tertuang dalam pasal
23 ayat 2).
 Anggota badan pemeriksaan keuangan dipilih oleh dewan perwakilan rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan dewan perwakilan daerah dan diresmikan
oleh presiden (tertuang dalam pasal 23F ayat 1).
 Calon hakim agung diusulkan oleh komisi yudisial kepada dewan perwakilan
rakyat untuk mendapat persetujuan dan selanjutnya hakimagung ditetapkan oleh
presiden (tertuang dalam pasal 24A ayat 3).
 Anggota yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan
dewan perwakilan rakyat (tertuang dalam pasal 24B ayat 3).
 Mahkamah konstitusi mempunyai Sembilan orang hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden (tertuang dalam pasal 24C ayat 3).
Hak dan kewajiban presiden adalah sebagai berikut:
1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
2. Pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri.
3. Menetapkan peraturan pemerintah Membuat perjanjian internasional dengan
persetujuan DPR.
4. Memengang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara.
5. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA.
6. Menyatakan keadaan bahaya.
7. Menerima dan menetapkan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR.
8. Memegang teguh, menjalankan UUD dan peraturan yang berlaku dengan
selurus-lurusnya.
9. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
10. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
sesuai dengan persetujuan DPR.
11. Mmberikan gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan sesuai dengan yang diatur
dalan UU.
12. Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasehat dan
pertimbangan kepada presiden.
13. Mengajukan rancangan Undang-Undang kepada DPR.
DISUSUN
O
L
E
H

WISNA NUR CANTIKA


AMELIA ANANDA SUNDARI
ROSYAH FEBI OKTARI
BOY ADAM
T. SAIFANUR

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 MEULABOH
TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai