Anda di halaman 1dari 16

Pengertian Tehnik Listrik dan Elektronika

Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang
menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.
Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena
muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.
Teknik listrik atau teknik elektro (bahasa Inggris: electrical engineering) adalah salah
satu bidang ilmu teknik mengenai aplikasi listrik untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Teknik listrik melibatkan konsep, perancangan, pengembangan, dan
produksi perangkat listrik dan elektronik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Insinyur
listrik adalah kaum profesional yang memegang peranan penting dalam
mengembangkan dan memajukan teknologi tinggi dalam dunia komputer, laser,
penjelajahan angkasa, telekomunikasi, energi, dan aplikasi lainnya dari perangkat dan
sistem elektronik.
Elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika serta hal atau benda
yang menggunakan alat tersebut dan antara lain dapat digunakan pada: elektronik
konsumen, alat elektronik untuk penggunaan pribadi dan sehari-hari; media elektronik,
sarana media massa yang mempergunakan alat elektronik modern, misal radio, televisi,
dan film.
Kode Warna
KODE WARNA APPLET WARNA NILAI TOLERANSI
Hitam 0 -----
Coklat 1 -----
Merah 2 -----
Orange 3 -----
Kuning 4 -----
Hijau 5 -----
Biru 6 -----
Ungu 7 -----
Abu-abu 8 -----
Putih 9 -----
Emas 0,1 10 %
Perak 0,01 1%

1. Komponen Elektronika
Komponen elektronika adalah suatu alat yang terbentuk dari suatu unsur kimia
yang berfungsi berbeda antara satu dengan yang lain dalam suatu peralatan listrik
atau peralatan elektronika
Komponen elektronika terdiri dari 3 jenis yaitu komponen pasif, komponen
aktif dan komponen semi aktif.
a. Komponen Elektronika Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya
tidak membutuhkan suber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen pasif
pada umumnya digunakan sebagai pembatas arus, pembagi tegangan, tank
circuit dan filter pasif. Komponen elektronika yang digolongkan sebagai
komponen pasif diantarnya adalah resistor, kapsitor, induktor,saklar dan diode.
Berikut adalah definisi dan fungsi secara umum dari komponen pasif tersebut :
b. Komponen Elektronika Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya
membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus dari luar. Ada banyak tipe
komponen aktif yang digunakan dalam rangkaian atau sitem elektronika. Secara
umum komponen aktif dibangun mengunakan bahan semikonduktor yang
didesain sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi, nilai dan kapasitas sesuai
kebutuhan yang diinginkan.
1. Kapasitor (Capasitor)
Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menyimpan muatan listrik sementara. Bentuk fisik salah satu kapasitor dan
simbol kapasitor dapat dilihat seperti pada gambar berikut.

Besar kecilnya muatan listrik yang dapat disimpan oleh kapasitor


sebanding dengan nilai kapasitas kapasitor tersebut. Selain sebagai
penyimpan muatan listrik kapasitor juga dapat digunakan sebagai
penghubung atau coupling sinyal atau isyarat AC dalam suatu rangkaian
pemroses sinyal.

2. Konduktor (Conduktor)
Konduktor ini adalah suatu zat atau bahan yang dpt menghantarkan arus
listrik, baik itu zat padat, cair, ataupun gas karena sifat dari zat atau benda
tersebut yang konduktif, maka disebut dengan Konduktor dan Ciri – Ciri
Konduktor yang baik itu sendiri memiliki tahanan jenis yang kecil dan salah
satu Penghantar atau Contoh Konduktor yg sangat baik adalah emas, akan
tetapi karena harganya yang begitu mahal, maka penghantar yg umumnya
digunakan adalah tambaga dan aluminium untuk menghemat biaya.
Lalu Ketahanan Konduktor yang diberikan tergantung dari bahan atau
matrial yang digunakan terbuat dari apa serta berapa ukurannya karena
untuk bahan tertentu, resistansi akan berbanding terbalik dgn luas
penampangnya. Contohnya bisa kalian lihat didalam kawat tembaga yg
tebal memiliki resistansi lebih rendah dari pada kawat tembaga yang tipis,
dan juga untuk resisten sebanding dgn panjang. Contohnya kawat tembaga
yg lebih panjang ketahanannya lebih tinggi dari pada kawat tembaha yang
pendek.

3. Induktor (Inductor)
Induktor atau kumparan adalah komponen elektronika yang dibuat dari
kawat email yang dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki nilai reaktansi.
Induktor dapat digunakan untuk menahan arus AC dan melewatkan arus
DC. Bentuk dan simbol induktor secara umum dapat dilihat pada gambar
berikut.

Induktor bersama resistor dan kapasitor dapat digunakan sebagaisuatu


filter atau tapis dalam rangkaian pemroses sinyal. Induktor dapat banyak di
jumpai dalam perangkat elektronika yang bekerja sebagai pemroses sinyal
radio.
4. Diode
Diode adalah komponen pasif yang dibuat dari bahan semikonduktor.
Dioda berfungsi untukmengalirkan arus listri DC dalam satu arah saja.
Dioda dibangun menggunakan dua lempeng bahan semikonduktor tipe P
dan tipe N. Simbol dan salah satu bentuk fisik dioda dapat dilihat pada
gambar berikut.

Dioda memiliki 2 kaki yaitu kaki Anoda dan Kaki Katoda, pada
prinsipnya dioda akan mengalirkan arus DC dari Anoda ke Katoda. Pada
aplikasi lain dioda dapat berfungsi sebagai penyearah gelombang AC.

5. Transistor
Transistor merupakan komponen aktif yang dibangun dari tiga lempeng
semikonduktor tipe P dan tipe N. Transistor dapat berfungsi sebagai penguat
sinyal dan dapat jugaberfungsi sebagai saklar elektronik. Berikut adalah
salah satu contoh dan simbol transistor.
Transistor Bipolar
Transistor Unipolar
Transistor terdiri dari dua tipe yaitu transisor NPN dan PNP. Kemudian
dari dua tipe tersbut transistor dibagi lagi mejadi dua jenis menjadi transistor
bipolar dan transistor unipolar. Transistor bipolar memiliki 3 kaki yaitu
basis, colektor dan emitor, sedangkan transistor unipolar memiliki tiga kaki
yaiut gate , source dan drain.

2. Rangkaian Elektronika
Rangkaian elektronika diartikan sebagai kombinasi dari susunan beberapa buah
komponen elektronik yang mana masing-masing komponen itu memiliki fungsi
kelistrikan yang khas. Sangatlah banyak jenis dari rangkaian yang dapat dibangun
ataupun dirancangkan guna memperoleh apa yang menjadi keperluan teknologi umat
manusia sekarang ini. Bisa kita simpulkan bahwa berkembangnya teknologi sat ini
tidak terlepas dari perkembangan keilmuan elektronika itu sendiri, yang mana
semakin hari menjadi semakin kompleks seperti halnya memanfaatkan teknologi
wire less dan juga memanfaatkan alat semi konduktor yang dapat mewakilkan
berjuta-juta koneksi suatu rangkaian hanya didalam sebuah lempengan chip kecil.
Contohnya adalah perkembangan teknologi dalam sistem komputer sekarang ini,
kedepannya kecepatan pemprosesan datanya akan semakin tinggi melebihi jutaan
data per-detiknya / GHz serta bentuknya pun semakin kecil dan juga portable. Hal ini
bukti bahwa keilmuan rangkaian elektronika berbasis komputerisasi telah mengalami
peningkatan yang sangat pesat.

a. Jenis –Jenis dari Rangkaian Elektronika


Berdasarkan bentuk dan cara pemasangannya komponen elektronika
dibedakan dalam 2 jenis yaitu jenis SMD (Surface Mount Device) yang biasa
disebut chip dan jenis umum (reguler)
1) Komponen Elektronika Jenis Umum (Reguler)
Komponen jenis umum (reguler) adalah komponen yang secara fisik
terlihat besar atau lebih besar daripada smd, dan pemasangannya diperlukan
lubang pada pcb untuk memasukkan dan menyolder kaki atau pin pada
komponen tersebut, dan komponen jenis ini biasanya digunakan untuk
peralatan dengan arus besar atau alat tersebut mempunyai daya yang besar.
2) Komponen Elektronika Jenis SMD (Surface Mount Device)
Komponen elektronika jenis SMD (Surface Mount Device) ini adalah
komponen elektronika yang cara pemasangannya langsung ditempel dan
disolder dengan PCB pada sisi jalur PCB. Komponen elektronika jenis SMD
ini juga dilengkapi pin atau kaki, akan tetapi fisik kaki atau pin komponen
jenis SMD ini di desain kecil dengan tujuan untuk dipasang pada permukaan
jalur PCB. Pada umumnya komponen elektronika jenis SMD adalah
komponen elektronika jenis terbaru seperti pada gambar berikut.
Komponen elektronika jenis SMD didesain untuk memenuhi tuntutan
bentuk fisik perangkat elektronik dengan bentuk fisik yang kecil. Salah satu
penerapan komponen elektronika jenis SMD ini dapat dilihat pada perangkat
komputer seperti RAM, VGA dan motheboard komputer.
Kemudian berdasarkan fungsi dan cara kerjanya komponen elektronika
dibedakan menjadi komponen pasif dan komponen aktif.
a) Komponen Elektronika Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya tidak membutuhkan suber tegangan atau sumber arus
tersendiri. Komponen pasif pada umumnya digunakan sebagai pembatas arus,
pembagi tegangan, tank circuit dan filter pasif. Komponen elektronika yang
digolongkan sebagai komponen pasif diantarnya adalah resistor, kapsitor,
induktor,saklar dan diode.
Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :
1. Resistor yang Nilainya Tetap
2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga
dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.
3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya,
Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor
4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu,
Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient)
dan NTC (Negative Temperature Coefficient)

b) Komponen Elektronika Aktif


Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus dari luar.
Ada banyak tipe komponen aktif yang digunakan dalam rangkaian atau sitem
elektronika. Secara umum komponen aktif dibangun mengunakan bahan
semikonduktor yang didesain sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi, nilai
dan kapasitas sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian
setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan.
Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang
dapat memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga
sering digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Shockley (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang
berfungsi sebagai pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya
Laser. Dioda Laser sering disingkat dengan LD.
7. Dioda Schottky adalah Dioda tegangan rendah.
8. Dioda Varaktor adalah dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-ubah
sesuai dengan tegangan yang diberikan.

b. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang
berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor
biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan
Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.

Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :

5. Resistor yang Nilainya Tetap


6. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga
dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.
7. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor
jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor
8. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor
jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC
(Negative Temperature Coefficient)

Dioda (Diode)

Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus
listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari
2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :

9. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
10. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian
setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan.
Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.
11. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik.
12. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering
digunakan sebagai Sensor.
13. Dioda Shockley (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang
berfungsi sebagai pengendali .
14. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser.
Dioda Laser sering disingkat dengan LD.
15. Dioda Schottky adalah Dioda tegangan rendah.
16. Dioda Varaktor adalah dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-ubah
sesuai dengan tegangan yang diberikan.
RANGKAIAN SEDERHANA ELEKTRONIKA
1. Rangkaian Bel Sepeda Mini

2. Rangkaian Lampu Darurat Dengan Transistor

3. Rangkaian Untuk Mengetahui Kebocoran Gas

4. Rangkaian Penidur Elektronik


Hukum Ohm
1. Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Ohm

Dalam Ilmu Elektronika, Hukum dasar Elektronika yang wajib dipelajari dan
dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika ataupun penghobi Elektronika adalah
Hukum Ohm, yaitu Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik (I),
Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan
“Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan
Jerman yang bernama Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon
Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic
Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827.

2. Bunyi Hukum Ohm

Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :

“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan
berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.

Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah
ini :
V=IxR
I=V/R
R=V/I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))
Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian
Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat
memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.

Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai
adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt,
kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi
ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan
dan juga untuk mendapatkan hasil yang benar.

3. Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm

Untuk lebih jelas mengenai Hukum Ohm, kita dapat melakukan Praktikum dengan
sebuah Rangkaian Elektronika Sederhana seperti dibawah ini :

Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan


sebuah Potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.

Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana diatas kita dapat membandingkan Teori
Hukum Ohm dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung Arus
Listrik (I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).

4. Menghitung Arus Listrik (I)

Rumus yang dapat kita gunakan untuk menghitung Arus Listrik adalah I = V / R
Contoh Kasus

Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V,
kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?
Masukan nilai Tegangan yaitu 10V dan Nilai Resistansi dari Potensiometer yaitu 10
Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I=V/R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Maka hasilnya adalah 1 Ampere.

5. Menghitung Tegangan (V)

Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Tegangan atau Beda Potensial adalah
V = I x R.

Contoh Kasus :

tur nilai resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur DC
Generator (Power supply) hingga mendapatkan Arus Listrik (I) 10mA. Berapakah
Tegangannya (V) ?
Konversikan dulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu miliAmpere menjadi satuan unit
Ampere yaitu : 10mA = 0.01 Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer 500
Ohm dan nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
V=IxR
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Maka nilainya adalah 5Volt.

6. Menghitung Resistansi / Hambatan (R)

Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Nilai Resistansi adalah R = V / I

Contoh Kasus :

Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di
Amperemeter adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?
Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm seperti
dibawah ini :
R=V/I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
Maka nilai Resistansinya adalah 24 Ohm
HUKUM KIRCHOFF TEGANGAN

Hukum Sirkuit Kirchhoff adalah dua buah persamaan yang membahas kekekalan
muatan dan energi dalam suatu rangkaian listrik. Hukum ini dikemukakan oleh ilmuwan
Jerman bernama Gustav Kirchhoff tahun 1845. Kedua hukum sirkuit ini diturunkan dari
persamaan Maxwell dan menggunakan rumus perhitungan dari Georg Ohm untuk
menghasilkan hukumnya.

Hukum kirchhoff tegangan disebut juga sebagai Hukum kedua Kirchhoff Hukum
loop (putaran) Kirchoff, dan KVL (Kirchhoff's Voltage Law). Hukum Kirchhoff-
tegangan menyatakan bahwa dalam rangkaian loop tertutup, jumlah aljabar tegangan
dalam cabang tertutup hasilnya nol.

Hukum kirchoff tentang tegangan biasa disebut KVL (Kirchoff Voltage Law)
berikut bunyi hukum tegangan kirchoff

“ Jumlah tegangan tiap komponen pada sebuah loop sama dengan nol”
Contoh penggunaan KCL dan KVL pada analisis rangkaian listrik :

HUKUM KIRCHOFF ARUS

Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan dengan arah
arus dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga
dengan Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current Law (KCL).
Hukum kirchoff tentang arus biasa disebut KCL (Kirchoff Current Law) berikut bunyi
hukum arus kirchoff

“ Jumlah arus yang mengalir masuk ke sebuah node ( titik percabangan ) akan sama
dengan jumlah arus yang keluar dari node tersebut.”

Untuk lebih jelas mengenai Bunyi Hukum Kicrhhoff 1, silakan lihat rumus dan
rangkaian sederhana dibawah ini :
Berdasarkan Rangkaian diatas, dapat dirumuskan bahwa :

I1 + I2 + I3 = I4 + I5 + I6

Contoh Soal Hukum Kirchhoff 1

Dari rangkaian diatas, diketahui bahwa


I1 = 5A
I2 = 1A
I3 = 2A
Berapakah I4 (arus yang mengalir pada AB) ?

Penyelesaian :
Dari gambar rangkaian yang diberikan diatas, belum diketahui apakah arus I4 adalah
arus masuk atau keluar. Oleh karena itu, kita perlu membuat asumsi awal, misalnya kita
mengasumsikan arus pada I4 adalah arus keluar.
Jadi arus yang masuk adalah :
I2 + I3 = 1 + 2 = 3A
Arus yang keluar adalah :
I1 + I4 = 5 + I4
3 = 5 + I4
I4 = 3 – 5
I4 = -2

Karena nilai yang didapatkan adalah nilai negatif, ini berbeda dengan asumsi kita
sebelumnya, berarti arus I4 yang sebenarnya adalah arus masuk.

Anda mungkin juga menyukai