serta kelestarian ekosistem alam tersebut dan tidak memanfaatkan potensi– potensi yang terdapat dari tapak tersebut.
Namun terdapat salah satu obyek
wisata alam yang memiliki konsep untuk mempertahankan ekosistem dan kelestarian alam. Obyek yang di ambil adalah wisata alam Griya Tawang di Tawangmangu, Karanganyar, Solo dengan pertimbangan potensi yang terdapat pada tapak dan lingkungan sekitarnya, seperti sungai, tanah berkontur dan bahan material setempat Rumah panggung merupakan yang dapat dimanfaatkan secara optimal model rumah yang sudah teruji dengan penataan tatanan bangunan keramahannya terhadap lingkungan yang meminimalisir kerusakan sekitar. Konsep rumah panggung topografi tanah, yang mengoptimalkan berpedoman pada kearifan tradisional potensi view pada tapak. Selain itu yang menghendaki keharmonisan pemilihan struktur panggung menjadi antara makro kosmos dan mikro pertimbangan dalam menjaga tanah kosmos; dan karenanya mencerminkan pada kontur alaminya, walaupun nilai-nilai persahabatan serta dengan tipologi rumah panggung penyelarasan diri dengan alam semesta. bentuk bangunan dapat dimodifikasi (Soeroto Myrtha, 2003: 36). Lebih jauh, sesuai dengan pemanfaatan material Myrtha menjelaskan bahwa prinsip setempat. Hal ini juga menjadi salah rumah panggung yang sehat dan tahan satu faktor penting dalam mengurangi gempa sudah selayaknya dipertahankan pemborosan energi. Dasar inilah yang di desa maupun di kota. nantinya akan di pakai sebagai bahan Bentuk bangunan yang terdapat kajian. di Griyo Tawang di pengaruhi oleh material 4 setempat, karena lokasi melindungi lingkungan hidup, tapak berada di tepian kali Samin yang menghilangkan bahan berbahaya, memiliki banyak bebatuan – bebatuan aplikasi biaya siklus hidup (life cycling besar dan pada tapak tersebut juga costing), dan fokus pada kualitas terdapat hutan bambu dan pohon bangunan. palem. Karena pada material lokal Tatanan massa terhadap konsep tersebut mempunyai karakterisik yang ekologi di Griyo Tawang dipengaruhi berbeda maka dari penggunaan material oleh potensi tapaknya serta kebutuhan tersebut dapat berpengaruh terhadap fungsi yang berbeda - beda sehingga bentuk bangunan di Griyo Tawang. menghasilkan konfigurasi massa bentuk cluster. Konfigurasi massa cluster memudahkan dalam pengelompokkan zona fungsi dan juga pemanfaatan potensi lahan berkontur. Pengelompokkan fungsi bangunan di Griyo Tawang ini di bagi menjadi beberapa zona pengelompokkan yaitu: zona privat pada daerah atas dan zona publik pada daerah yang rendah. Penerapan konsep ekologi terhadap tatanan massa di lihat dari penempatan massa yang bijak untuk menyesuaikan torografi tanah dan juga mengikuti arah kontur tanahnya sehingga mengurangi cut and fill, selain itu pertimbangan ekosistem berupa pelestarian dan Hal ini sudah sesuai dengan mempertahankan vegetasi yang sudah konsep sustainable (Kibert.J Charles ada di dalam tapak yang dapay ,2008) yang memperhatikan prinsip mempengaruhi iklim pada wilayah berikut sebelum mengkontruksi suatu tersebut. bangunan, yaitu : Pengurangan penggunaan (reduce), penggunaan Pengaturan vegetasi yang tepat kembali (reuse), daur ulang (recycle), pada site secara positif akan mempengaruhi iklim mikro lokasi tanah dan permukaan pada wilayah bangunan. Sebaliknya pengaturan yang tersebut. tidak terencana akan dapat mengurangi Ruang luar yang terjadi sebagai sirkulasi udara yang diinginkannya atau akibat konfigurasi massa di Griyo membelokkannya ke atas bangunan. Tawang terbentuk dari unsur keras Banyaknya unsur vegetasi yang ada berupa bangunan – banguan dan unsur dalam lokasi tersebut akan lunak berupa vegetasi, batu – batuan meningkatkan produksi oksigen yang dan kontur. Ruang positif mengolah menguntungkan bagi kesehatan sirkulasi utama dan ruang aktif dapat manusia, mengurangi pencemaran dinikmati senyaman mungkin dengan udara, serta meingkatkan kualitas iklim mempertimbangkan potensi di sekitar mikro. (Frick, 1998). Didaerah beriklim tapak, sedangkan ruang negatif dibuat tropis lembab penggunaan vegetasi menjadi ruang pasif yang mempunyai lebih ditujukan untuk mengarahkan fungsi ekologis untuk penghijauan dan pergerakan udara. Penataan vegetasi pelestarian sehingga mempertahankan yang berupa tumbuh-tumbuhan atau ekosistem sekitarnya. pohon yang baik mempunyai pengaruh terhadap arah pergerakan dan kekuatan angin, kuantitas dan kualitas air tanah air dalam dan permukaan, penurunan iklim mikro.
Banyaknya vegetasi yang ada
pada wilayah tersebut dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas air. Ditambah lagi dengan lokasi wilayah Orientasi massa bangunan yang beradda dekat aliran sungai Samin terhadap potensi alam yang ada di yang dapat mengantisipasi adanya erosi sekitar tapak di sekitar tapak menjadi atau banjir yang mungkin terjadi saat dasar pertimbangan dan point utama, musim hujan. Dengan serapan yang berupa sungai samin dan bukit – bukit bagus dari tiap pohon dan tanaman dengan hijaunya pepohonan. Selain itu yang ada di wilayah tersebut akhirnya juga, Dengan mempertahankan aspek dapat berpengaruh pada kualitas air vegetasi di sekitar tapak maka dapat berfungsi juga sebagai peneduh dari coral, yang menjadi pertimbangan radiasi sinar matahari. Untuk dasar dalam desain bangunan sehingga pengkondisian udara, di Griyo Tawang bangunan akan terbentuk sesuai dengan ini terletak di daerah perbukitan karakteristik material setempat. sehingga udara sekitar cukup baik, akan Pertimbangan ini menyesuaikan dengan tetapi pertimbangan kelembaban konsep keseluruhan yaitu konsep menjadi aspek penting karena terletak ekologi, selain dari material setempat, pada lembah, sehingga rumah panggung bangunan mudah dikerjakan oleh menjadi solusi yang tepat untuk penduduk sekitar dan juga mengatasi kelembaban (Tangoro, Dwi. memperhatikan aspek ekosistem sekitar 2000) yang diaplikasikan pada bentuk bangunan di Griyo Tawang, yang Kontur tanah menjadi dasar berbentuk panggung, untuk merespon pertimbangan di Griyo Tawang karena terhadap kondisi tanah yang berkontur perletakan massa bangunan disesuaikan sehingga meminimalisir cut and fill yang dengan kondisi konturnya. Tatanan dapat merusakan topografi tanah. Selain bangunan di buat dengan mengikuti itu juga vegetasi sekitar menjadi arah konturnya agar dapat pertimbangan dangan cara meminimalisir cut and fill sehingga mempertahankan pohon di dalam dapat mengembalikan pada topografi sebagian bangunan. alaminya. Potensi kontur pun dimanfaatkan sebagai pembagian fungsi baik privat pada kontur tertinggi dan public pada kontur terendah. Selain itu, untuk pencapaian pada daerah berkontur curam memotong dengan arah diagonal agar tidak terlalu terjal.
Bentuk bangunan terhadap
konsep Griyo Tawang adalah genius loci Bentuk massa bangunan yang di aplikasikan pada bentuk dan mempertimbangkan aspek iklim di material. Material yang digunakan Indonesia yaitu iklim tropis lembab, terdapat dari sekitar tapak berupa batu maka bentuk banguan mengggunakan kali, bambu, daun lontar, kayu dan batu atap miring dengan bentuk massa rumah panggung untuk daerah sekitar. Dengan pemanfaatan reuse berkontur curam dan rumah joglo pada material, atapnya menggunakan daerah yang datar, dimana pada bentuk genteng bekas dengan kualitas yang rumah panggung dapat masih baik. Pada dinding menggunakan mengoptimalkan pengkondisian udara material setempat berupa bambu, bilik, dan radiasi matahari dapat diperkecil batu bata, dan batu alam. Bangunan sehingga meminimalisir kelembapan memiliki bukaan sederhana berbahan dan juga menyesuaikan terhadap bambu dan juga permainan kombinasi keadaan tanah yang berkontur. Dan penyusunan batu bata. Bangunan Griyo bentuk atap miring dapat berfungsi Tawang yang di dominasi material cepat mengalirkan air hujan yang cukup setempat dapat meminimalisir tinggi pada iklim tropis, dan juga penggunaan energi berupa bahan bakar menahan radiasi panas yang cukup baik kendaraan pengangkut bahan material (Lechner, 2007). dari luar.
Daftar Pustaka
Basuni dan Sudargo. 1988. Pengertian
dan Sifat Rekreasi. Bandung: Angkasa.
Frick, Heinz. 1998. Dasar-dasar
Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius. Sedangkan pada rumah joglo mempunyai pengkondisian udara yang Kibert, Charles J. 2008. Sustainable
baik sehingga memungkinkan untuk Construction Green Building
dijadikan sebagi fungsi public yang Design and Delevery. New
dapat mewadahi orangdengan kapasitas Jersey: John Wiley & Sons.
banyak (Yeang, Ken. 1995) Lechner, Norbert. 2007. Heating,
Pembantukan fasade bangunan Cooling , Lighting Metoda Desain
menggunakan material di sekitar tapak Untuk Arsitektur. Jakarta:
mempengaruhi kesan bengunan yang Rajagrafindo Persada.
kontekstual terhadap lingkungan
Soeroto, Myrtha. 2003. Dari Arsitektur Tradisional Menuju Arsitektur Indonesia. Jakarta: Ghalia.
Tangoro, Dwi. 2000. Utilitas
Bangunan. Jakarta : UI Press.
Yeang, Ken. 1995. Designing With
Nature, the Ecological Basic for Architectural Design. Mc. Graw: Hill, Inc.