Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3)


DI LABORATORIUM PUSKESMAS SAMBALIUNG

I. Latar Belakang
Undang – undang yang terkait dengan K3 yaitu UU No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja dan UU No. 32 tentang kesehatan kerja dengan tujuan memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja melalui peningkatan kapabilitas pekerja,
perbaikan lingkungan kerja dan pengembangan organisasi kesehatan kerja serta budaya
norma sehat dalam bekerja. Salah satu sasarannya adalah masyarakat pekerja disektor
kesehatan, diantaranya Institusi pelayanan kesehatan kerja dasar seperti Puskesmas.

II. Gambaran Umum Program Laboratorium


Laboratorium merupakan bagian unit kegiatan dari Puskesmas. Laboratorium
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.

III. Gambaran Umum Program K3


Keselamatan Kerja di Laboratorium merupakan kunci dalam mengurangi bahkan
menghilangkan cedera dan penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan. Banyak
eksposur/paparan di laboratorium yang membahayakan kesehatan dan mungkin tidak pernah
terpikirkan sebelumya.
Adalah sangat penting bagi staf laboratorium mendapatkan pengetahuan dan
pelatihan yang sesuai untuk menyadari dan mengetahui seluruh potensi bahaya yang dapat
mengancam kesehatan bahkan nyawa mereka.

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum : untuk mengurangi bahkan menghilangkan
cedera dan penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan.di
Laboratorium.
2. Tujuan Khusus :
a) Agar petugas Laboratorium memahami program K3 khususnya program K3
Laboratorium
b) Agar petugas Laboratorium mampu mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat
mengancam kesehatan khususnya selama bekerja di Laboratorium
c) untuk pencegahan infeksi petugas laboratorium dari bahaya pekerjaan yang ada di
laboratorium

V. Sasaran
1. Pelaksana Laboratorium
2. Petugas Puskesmas Lainnya
3. Pasien / keluarga pasien / pengunjung Laboratorium

VI. Prosedur Yang Ada


1. SOP Pengambilan dan Penyimpanan pesimen
2. SOP Penggunaan APD
3. SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Laboratorium
4. SOP Pengelolaan Reagen
5. SOP Pengelolaan Limbah

VII. Identifikasi Resiko


Ancaman bahaya yang mengakibatkan resiko gangguan kesehatan dan
keselamatan bagi petugas laboratorium, antara lain :
1. Bahan Kimia : beracun, mudah terbakar, mudah meledak, karsinogenik, korosif, iritan
dll
2. Biologik : mikroorganisme virus, bakteri, parasit dll
3. Fisik : Penerangan yang kurang, panas, getaran/vibrasi, radiasi, tersandung, terpeleset,
sengatan listrik dll

4. Psikososial : stress, beban kerja berlebihan, tekanan waktu

VIII. Penanganan Resiko


1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat Umum :
a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan, dan masker di
ruangan laboratorium.
b. Tidak diperbolehkan makan dan minum serta merokok di dalam ruang laboratorium
c. Tidak boleh menyimpan makanan dan minuman di dalam lemari es bersama reagen
d. Dan anggap semua spesimen mengandung bahan infeksius

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus :


a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme :
1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet
2) Jangan meniup pipet yang berisi bahan infeksius
3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung ke dalam pipa
saluran.

b. Yang berkaitan dengan bahan kimia


1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/peringatan
tentang bahaya bahan
2) Bahan kimia di simpan pada ruang yang terang tidak terkena sinar matahari
langsung, dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat korosif harus
diletakkan di tempat rendah
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap
dikumpulkan dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang ke dalam pipa saluran
umum
c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik
1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar peralatan
listrik
2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara

d. Yang berkaitan dengan limbah


1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan barang/alat
bekas pakai) dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku
2) Lakukan desinfektan sisa sampel, tampung dalam wadah berisi larutan klorin,
diamkan minimal 1 jam, buang ke saluran pembuangan
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air sampai netral
(tidak bersifat asam/basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama minimal 10 menit dengan larutan desinfektan
(larutan klorin 0,5%), cuci bersih dengan air sabun, keringkan

e. Yang berkaitan dengan ruang laboratorium


1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus terpisah
atau mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan laboratorium
mikrobiologi dengan menggunakan bahan mudah menguap.
2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas angin

IX. Pengelolaan Kesehatan Petugas Laboratorium


1. Persyaratan Kesehatan
a) Pemeriksaan Fisik
b) Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan darah lengkap (DL), test fungsi hati (SGOT,
SGPT, Bilirubin, HbsAg, HBsAb)
2. Pencegahan Tuberkulosis : pemeriksaan foto thorax setiap tahun
3. Imunisasi Petugas Laboratorium : Semua petugas dianjurkan vaksinasi Hepatitis B
4. Perlindungan Petugas yang bekerja di bawah sinar UV : petugas diwajibkan memakai
pakaian pelindung, dan tidak berada di sekitar alat ketika lampu UV sedang aktif
bekerja.
5. Pemantauan Kesehatan
a) Petugas Lab secara berkala melakukan pemeriksaan serologis (Widal Test) secara
berkala.
b) Bila petugas Lab sakit lebih dari hari tanpa keterangan yang jelas tentang
penyakitnya, maka Penanggung Jawab Laboratorium lapor kepada Kepala
Puskesmas tentang kemungkinan infeksi Laboratorium.

X. Pencatatan dan Pelaporan


1. Jika terjadi kecelakaan kerja selama bekerja di Laboratorium, maka dilakukan pencatatan
pada register khusus dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
2. Petugas Laboratorium yang melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, maka hasil
pemeriksaan dicatat di register Laboratorium.

XI. Penutup

Kerangka Acuan Program Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) di Laboratorium


Puskesmas Sambaliung ini disusun dengan harapan dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
Kegiatan K3 khususnya di unit kerja Laboratorium Puskesmas Sambaliung. Kepatuhan dari
pelaksana Laboratorium terhadap kerangka acuan ini akan sangat membantu dalam rangka
meminimalisir terhadap potensi bahaya yang ada di Laboratorium sesuai tujuan yang sudah
ditetapkan.

Kepala Puskesmas Sambaliung

Anda mungkin juga menyukai