PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku organisasi
2. Untuk mengetahui pengertian organisasi
3. Untuk mengetahui dimensi yang terdapat di dalam organisasi
4. Untuk mengetahui konsep dan peran dalam perilaku organisasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Dimensi-dimensi Dalam Berorganisasi
2.3.1 Teori Peran
Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendaki
disebut sebagai peranan sosial. Peranan dapat digunakan secara sederhana sebagai
bagian dari orang-orang yang saling berinteraksi.
Peranan sosial menggambarkan hak, tugas kewajiban dan perilaku yang
sesuai dengan orang yang memegang posisi tertentu dalam konteks sosial
tertentu. Dalam kelompok formal suatu organisasi, peran digambarkan secara
eksplisit dalam manual organisasi dimana peran tersebut umumnya diatur
berdasarkan hukum. Peran membedakan perilaku dari orang yang menduduki
posisi organisasi tertentu dan berfungsi mempersatukan kelompok dengan
menyediakan spesialisasi dan fungsi koordinasi. Dalam organisasi bisnis
pembagian kerja dan peran adalah sesuatu yang rumit. Suatu aspek penting dari
teori peran adalah identitas dan perilaku dianugerahkan secara sosial pada
dukungan sosial.
2.3.3 Budaya
Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan
dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Tidak terdapat masyarakat suatu
budaya dan budaya tidak eksis diluar masyarakat. Jika demikian, maka budaya
atau jalan hidup meliputi sistem kepercayaan umum yang sesuai dengan gaya dan
4
perilaku atau pada pemikiran dan pengetahuan teknis yang diharapkan, serta
menentukan cara melakukan sesuatu. Budaya mempengaruhi pola teladan perilaku
manusia yang teratur karena budaya menggambarkan perilaku yang sesuai untuk
situasi tertentu.
Budaya telah didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi sampai sekarang
belum dapat ditentukan definisinya secara pasti. Budaya merupakan norma-norma
dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi.
Ada dua jenis praktik organisasi yang dilakukan dan menghasilkan nilai-
nilai budaya. Kedua jenis praktik tersebut adalah proses seleksi dan proses
sosialisasi. Proses seleksi terdiri dari dua komponen, yaitu persekutuan dan seleksi
individu.
Untuk memahami perbedaan antar-bangsa Hofstede menggunakan
kerangka berpikir yang dinamakan dimensi budaya nasional. Budaya nasional
didefinisikan sebagai nilai-nilai kepercayaan dan asumsi yang dipelajari sejak
masa anak-anak yang membedakan antara satu kelompok dengan kelompok lain.
Menurut Hofstede (1980 – 1991), ada empat dimensi budaya nasional,
yaitu :
1. Jarak Kekuasaan (Power Distance)
Jarak kekuasaan yaitu sejauh apa orang percaya bahwa kekuasaan dan
status didistribusikan secara tidak merata dan bagaimana orang menerima
distribusi kekuasaan yang tidak merata tersebut sebagai cara yang tepat
untuk mengorganisasikan sistem sosial.
2. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertain Avoidance)
Penghindaran ketidakpastian yaitu sejauh apa orang merasa terancam
dengan keadaan yang tidak tentu (tidak pasti) atau tidak diketahui.
3. Maskulinitas dan Feminitas (Masculinity And Femininity)
Maskulinitas yaitu suatu situasi yang ditandai dengan nilai-nilai yang
dominan dalam masyarakat yang lebih menekankan dan mementingkan
uang, harta benda, atau materi. Sementara itu, feminitas adalah suatu
situasi yang menjelaskan nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat, yang
5
lebih menekanan pada pentingnya hubungan antar manusia, kepedulian
orang lain dan ketentraman hidup.
4. Individualisme dan Kolektivisme (Individualism and Collectivism)
Individualisme adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam suatu
masyarakat yang cenderung memperhatikan dirinya sendiri dan keluarga
dekatnya saja. Sementara, kolektivisme adalah situasi yang menjelaskan
orang-orang dalam masyaraat yang cenderung merasa memiliki ikatan kuat
dengan satu kelompok berbeda dengan kelompok lainnya. Orang dalam
suatu kelompok cenderung mempedulikan dan melindungi anggotanya,
dan mengharapkan kesetiaan para anggotanya terhadap kelompok tersebut.
Keempat dimensi budaya nasional tersebut mengandung nilai-nilai
tertentu. Artinya budaya nasional suatu bangsa akan memengaruhi pandangan,
sikap, dan kemudian perilaku dari bangsa tersebut.
6
mempengaruhi perilaku mereka sendiri. Karakteristik ini sebenarnya tetap utuh
ketika individu menggabungkan diri ke suatu organisasi, tetapi terdapat
kemungkinan bahwa organisasi dapat menimbulkan perubahan terhadap diri
individu tersebut, dimana perubahan itu berdampak sangat nyata terhadap perilaku
individu yang bersangkutan.
2. Motivasi
Secara umum, motivasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri
seseorang yang dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan
perilaku seseorang. Motivasi yang ada didalam manusia terdorong karena :
1) Keinginan untuk hidup
2) Keinginan untuk memiliki sesuatu
3) Keinginan akan kekuasaan
4) Keinginan akan adanya pengakuan
3. Pemberdayaan
Pemberdayaan berarti menajer sedang menempatkan karyawan yang
berwenang terhadap apa yang mereka lakukan. Terdapat beberapa faktor yang
mendorong organisasi dalam melaksanakan pemberdayaan, diantaranya :
1) Tuntutan pelanggan yang semakin tinggi terhadap kualitas produk
maupun layanan
2) Jaminan keamanan
3) Perlindungan konsumen
4) Persaingan dalam efisiensi dan inovasi produk
5) Penggunaan teknologi baru yang canggih
6) Peraturan pemerintah, dan lain-lain
Dibawah ini terdapat kesamaan tujuan pemberdayaan dalam organisasi,
yaitu :
1) Meningkatkan motivasi guna mengurangi kesalahan dan mendorong
karyawan untuk bertanggung jawab terhadap tindakannya.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi.
3) Mendorong peningkatan kualitas produk dan jasa.
7
4) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mendekatkan karyawan ke
pelanggan sehingga karyawan dapat melayani dengan lebih baik.
5) Meningkatkan kesetiaan dan pada saat yang sama mengurangi tingkat
kemangkiran.
6) Mendorong kerja sama yang lebih baik dengan sesama rekan kerja
dalam meningkatkan pengawasan dan produktivitas.
7) Mengurangi tugas pengawasan (pengendalian) dari manajemen
menengah dalam pekerjaan operasional sehari-hari sehingga para
manajer lebih mempunyai waktu dan perhatian terhadap masalah-
masalah yang lebih besar.
8) Menyiapkan karyawan untuk berkembang dan menghadapi perubahan,
suksesi dan tuntutan persaingan.
9) Meningkatkan daya saing bisnis.
Untuk melaksanakan pemberdayaan tersebut, maka organisasi biasanya
menyusun dan menentukan visi dan misi organisasi, serta
melaksanakan perencanaan strategis dan berbagai pelatihan yang
berkaitan dengan pemberdayaan.
4. Berperilaku etis
Etika merupakan seperangkat aturan/norma/pedoman yang mengatur
perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan,
yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia/masyarakat/profesi.
Etika juga sebanding dengan moral, dimana keduanya merupakan filsafat
tentang adat kebiasaan. Jadi, secara umum, etika atau moral adalah filsafat, ilmu,
atau disiplin tentang tingkah laku manusia atau tindakan manusia. Etika
sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang
harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Proses itu sendiri meliputi
penyeimbangan dari berbagai pertimbangan dari sisi dalam (inier) dan sisi luar
(outner) yang didasari oleh sifat dari kondisi unik, baik melalui pengalaman
maupun pembelajaran setiap individu.
8
2.4.2 Perubahan pada Tingkat Kelompok
Perilaku dari orang-orang dalam kelompok lebih dari jumlah total dari
seluruh tindakan-tindakan individu dengan cara mereka sendiri. Oleh karena itu,
langkah berikutnya dalam mengembangkan suatu pemahaman dari perilaku
organisasi adalah studi terhadap perilaku kelompok.
1. Bekerja dengan yang lainnya
Banyak keberhasilan dalam setiap pekerjaan melibatkan pengembangan
hubungan atau keterampilan antar pribadi yang baik dari orang-orang didalamnya.
Keterampilan-keterampilan dasar yang membentuk kekuatan-kekuatan kerja yang
berkualitas tinggi melibatkan komunikasi, pemikiran, pembelajaran, dan bekerja
dengan yang lainnya.
2. Perbedaan kekuatan kerja
Organisasi mencoba untuk mengakomodasi kelompok berbeda dari orang-
orang dengan mengakui perbedaan gaya hidup mereka, kebutuhan keluarga, dan
gaya kerja.
9
4. Mengelola dan bekerja dalam dunia multikultural
Satu implikasi dari semua perubahan yang terjadi adalah Anda dapat
menemukan sendiri pengelolaan atau pekerjaan pada satu lingkungan
multikultural.
5. Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam manajemen sumber daya manusia dapat diartikan
perusahaan memerlukan pengembangan sistem desentralisasi yang mengutamakan
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab secara berjenjang. Fleksibilitas juga
menyangkut penggunaan tenaga kerja dengan mengurangi kecenderungan
mengangkat pekerja reguler (pekerja tetap). Pengangkatan sebaiknya lebih
difokuskan pada penggunaan tenaga kerja temporer.
10
7. Sikap yang Sesuai. Anggota kelompok dapat memberikan kontribusi
dengan menciptakan iklim yang sesuai bagi komunitas yang ada dalam
organisasi.
11
aturan terhadap sistem sosial yang terlibat, 2) kejelasan norma legal dari
aturan dan 3) penguatan karakter sanksi.
3. Imbalan Sistem Instumental. Kategori imbalan pertama adalah promosi
dan berbagai pengakuan. Kategori kedua adalah tunjangan, fasilitas
rekreasi, biaya perawatan hidup, keamanan kerja dan kondisi kerja yang
menyenangkan.
4. Kondisi Kondusif terhadap Ganjaran Sistem yang Efektif. Membuat suatu
sistem semenarik mungkin dan penggunaan imbalan sistem secara
seragam pada seluruh anggota sistem adalah kondisi paling penting agar
imbalan seseorang menjadi efektif.
5. Ganjaran Individual Instrumental. Imbalan pengakuan dan moneter pada
individu untuk kinerja individual diarahkan pada tingkat kualitas dan
kuantitas kerja yang tinggi untuk mendapat kinerja peran yang optimal
dan membantu menahan orang agar tetap berada dalam organisasi, namun
sulit untuk dilakukan.
6. Kondisi Kondusif Imbalan Instrumental Individual. 3 kondisi agar
imbalan dapat berfungsi: 1) imbalan dipahami dengan jelas guna
membenarkan usaha tambahan yang dilakukan untuk mendapatkannya, 2)
imbalan dipahami berhubungan langsung dengan kinerja dan ditentukan
menurut prestasi, 3) imbalan dipahami sebagai sesuatu yang adil.
7. Kepuasan Kerja Instrinsik. Orang yang menyukai tipe pekerjaan yang
dilakukannya tidak akan khawatir terhadap fakta adanya aturan yang
menentukan jumlah produksi tertentu pada kualitas tertentu.
8. Kondisi Kondusif terhadap Timbulnya Kepuasan Kerja Intrinsik.
Motivasi untuk memproduksi dan menghasilkan kualitas kerja adalah
kondisi keamanan, perluasan kerja bukan pemecahan kerja.
9. Internalisasi Nilai dan Tujuan Organisasional. Internalisasi tujuan
organisasional adalah: 1) beberapa tujuan organisasi umum yang tidak
unik, 2) terbentuk dengan nilai dan tujuan subsistem organisasi.
10. Kondisi Kondusif dari Internalisasi Tujuan Sistem. 3 faktor yang memberi
kontribusi: 1) partisipasi dalam keputusan-keputusan penting, 2)
12
pemberian kontribusi terhadap kinerja kelompok secara signifikan, 3)
berbagi imbalan dengan pencapaian kelompok.
11. Kepuasan Sosial dari Hubungan Kelompok Primer. Keinginan untuk
menjadi bagian kelompok dengan sendirinya hanya berfungsi menahan
orang dalam sistem. Walaupun kelompok dapat memberikan kepuasan
sosioemosional, pada saat yang bersamaan juga dapat menghalangi
orientasi kerja.
13
dalam produksi atau penciptaan produk organisasi. Mereka bisa disebut
penyelia, tetapi bisa disebut manajer lini, manajer kantor, atau bahkan
mandor.
2. Manajer Tingkat Menengah (Midle Manajement)
Bisa mencakup semua tingkatan manajemen antara tingkatan paling
rendah dengan tingkat puncak pada organisasi tertentu. Dan bisa
mengelola pekerjaan para manajer lini pertama dan mempunyai sebutan,
seperti kepala bagian atau kepala biro, pemimpin proyek, manajer pabrik,
atau manajer divisi.
3. Manajer Tingkat Atas (Top Manajement)
Manajer yang menduduki posisi ini biasanya disebut manajemen puncak,
yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang mencakup
seluruh organisasi dan menyusun rencana serta sasaran yang akan
mempengaruhi keseluruhan organisasi itu.
Manajer melaksanakan fungsi manajemen. Manajemen sebagai sebuah
proses yang diawali dengan merumuskan sasaran, strategi untuk mencapai sasaran
tersebut dan membuat rencana untuk koordinasi (perencanaan). Rencana-rencana
tersebut diorganisasikan dengan menentukan pembagian tugas dan siapa yang
harus mengerjakannya, cara pengerjaan tugasnya bagaimana bentuk
pertanggungjawaban/pelaporan dan tingkatan keputusan yang harus diambil.
Seorang manajer harus memiliki kepemimpinan untuk bisa mempengaruhi,
membimbing dan mengarahkan koordinasi agar apa yang telah diorganisasikan
bisa tercapai dengan baik dan pada akhirnya perlu bagi sebuah organisasi untuk
mengevaluasi apakah pekerjaan yang dikerjaan telah terlaksana sesuai dengan
rencana atau belum. Fungsi ini disebut fungsi pengendalian.
Manajer memiliki peran manajemen, yaitu peran antar-pribadi karena
melibatkan orang dan tugas lain yang bersifat seremonial dan simbolis (pemimpin
simbolis, pemimpin dan penghubung), peran informasi karena manajemen
membutuhkan penerimaan, pengumpulan dan penyebaran informasi (pemantau,
penyebar dan juru bicara), peran keputusan karena pada akhirnya manajer puncak
melakukan proses perundingan dan pengambilan keputusan.
14
Untuk melakukan tugasnya, maka manajer harus mempunyai keahlian
manajemen, yaitu keahlian teknikal yang mecakup pengetahuan dan keahlian
dalam bidang khusus seperti komputer, akuntansi, dll. Keahlian tentang orang
yaitu kemampuan untuk mau bekerja sama dengan baik dengan orang lain dan
keahlian konseptual yaitu keahlian untuk berpikir dan berkonsep tentang segala
situasi yang rumit sekalipun.
15
motivasi serta kualitas dari, individu, kelompok dan organisasi agar terjadi
perubahan yang signifikan.
16
Kantor Akuntan Publik tersebut memiliki kebijakan pemusnahan
dokumen yangtidak menjadi bagian dari kertas kerja audit formal. Hal inilah yang
menjadi peluang bagi Enron untuk memanipulasi laporan keuangannya sehingga
tidak sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
Puncaknya adalah saat Kantor Cabang Operasi Enron di Eropa melaporkan
kebangrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian
pada 2 Desember 2001 Enron Corporation secara resmi mengajukan permohonan
perlindungan sekaligus mengumumkan kebangkrutannya.
Pemerintah Amerika Serikat (The US General Services Administration)
akhirnya melakukan investigasi secara mendalam untuk mengungkap kasus
Enron.Enron Corporation dan KAP Arthur Andersen dituduh telah
melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan
investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan).
Pemerintah Amerika (The US General Services Administration) melarang
Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga
pemerintahan di Amerika Serikat.KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor
Enron pada pertengahan Juni 2002, namun KAP Andersen menyatakan bahwa
penugasannya sebagai Auditoroleh Enron telah berakhir pada saat Enron
mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
Pada tanggal 28 februari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti
rugi 750juta US dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang
diajukan kepada KAP Arthur Andersen. Tanggal 22 Maret 2002
mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk
melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP
Andersen, mengusulkan agar manajemen KAP Andersen yang ada diberhentikan
dan membentuk suatu komite untuk menyusun manajemen baru. Komite
ini diketuai oleh Paul Volkcer.
Hasil investigasi menyatakan bahwa Enron Corporation terbukti telah
melakukan beberapa kecurangan, diantaranya :
17
1. Window dressing (Memanipulasi akun-akun laporan
keuangan) agar nampak menarik di mata investor dengan cara
menyembunyikan hutang-hutangnya yang senilai US$ 12 billion.
2. Teknik off balance sheet (mencatat di buku besar sehingga tidak nampak
di laporan keuangan).
3. Special purpose partnership (Mendirikan ± 90 Perusahaan diluar Enron
untuk mengalihkan hutang-hutang Enron ke perusahaan-perusahaan
tersebut).
Kasus ini akhirnya dapat terungkap dengan kurun waktu yang cukup
singkat. Penyebabnya, yaitu :
1. Masalah kepentingan pemegang saham mayoritas dan manajemen
transaksi dengan pihak beberapa perusahaan afiliasi.
2. Pembelian Opsi Saham (stock option plan) yang masif, tidak hanya kepada
karyawan kunci, namun juga komite audit dan karyawan biasa dapat
melakukannya, bahkan diadakan juga program pensiun karyawan dengan
memperoleh opsi saham perusahaan.
3. Penjualan saham dalam skala besar oleh pihak orang dalam.
18
yang telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG, di Australia dan
Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte
Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri aktivitas seluruh
member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall Street
Journal, semua klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor lain. Antara
lain Deloitte and Touche Tohmatsu (10 persen), KPMG (11 persen), Price Water
House Cooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Sedangkan, 40 persen
lainnya belum menentukan sikap. Dan banyak hal-hal lain yang terpengaruh
seperti munculnya trauma dalam bursa saham terhadap
efek domino skandal Enron. Hal ini membuat para investor mengurangi
aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa saham dunia menjadi lesu.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyelidiki bagaimana individu-
individu, kelompok-kelompok serta struktur memengaruhi dan dipengaruhi oleh
perilaku dalam organisasi. Perilaku mengacu pada apa yang ingin dilakukan oleh
orang dalam organisasi, bagaimana orang-orang tersebut dibentuk, dan apa sikap
mereka. Dimensi-dimensi dalam berorganisasi, antara lain teori peran, struktur
sosial, dan budaya. Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada
dua komponen, yaitu komponen yang pertama adalah individu-individu yang
berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan perilaku
organisasi. Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari
perilaku itu, yaitu sebagai sarana bagi individu dalam bermasyarakat ditandai
dengan keterlibatannya pada suatu organisasi dan menjalankan perannya dalam
organisasi tersebut.
Secara umum, tingkatan manajer diklasifikasikan sebagai manajer tingkat
bawah, tingkat menengah, dan tingkat atas. Berdasarkan kasus Enron Company
yang sudah dibahas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku organisasi
sangat berpengaruh bagi kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Pada kasus
Enron memberikan pelajaran bagi para perusahaan atau organisasi untuk lebih
berhati-hati dalam menjalankan bisnis atau organisasinya serta janganlah
melakukan kecurangan dan penipuan yang nantinya akan menimbulkan dampak
yang merugikan bagi banyak pihak.
20
DAFTAR PUSTAKA
21