Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan serta tercapainya tujuan pendidikan dikarenakan kesuksesan

lembaga pendidikan dalam menentukan strategi yang dipakai. Seluruh stake

holder yang ada di sekolah harus bersinergi dalam menyukseskan strategi yang

diimplementasikan. Stake holder tersebut terdiri dari seluruh masyarakat yang

terlibat dalam pendidikan, seperti kepala sekolah, tenaga pendidik dan

kependidikan, serta peserta didik.

Perkembangan dunia pendidikan terutama di kabupaten Pangandaran

dirasakan mengalami kemajuan yang sangat pesat, itu semua ditandai dengan

semakin banyaknya lembaga pendidikan yang didirikan dari tahun ke tahun,

baik itu lembaga pendidikan yang bersifat negeri ataupun swasta. Data yang

diperoleh dari Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dalam

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Kabupaten

Pangandaran terjadi pertambahan pendirian lembaga pendidikan, khususnya

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terutama pada periode tahun pelajaran

2015/2016 ke periode tahun pelajaran 2016/2017. Berikut penulis sajikan data

tersebut dalam bentuk tabel:

1
Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) di Kabupaten Pangandaran
30
25
20
Jumlah Sekolah
15 Menengah Kejuruan
10 (SMK) di Kabupaten
Pangandaran
5
0
2015/2016 2016/2017 2017/2018

Dari tabel diatas terlihat jumlah SMK pada tahun pelajaran

2015/2016 berjumlah 20 (dua puluh) dan mengalami kenaikan pada tahun

pelajaran 2016/2017 menjadi 26 (dua puluh enam) sekolah. Dengan terus

bertambahnya SMK di Kabupaten pangandaran berdampak pada persaingan

dalam perekrutan peserta didik. Menurut Kudrianto (2011: 1) memaparkan

pendidikan formal apapun rumusan defenisinya, yang jelas ia menunjuk

pada sistem persekolahan yang tidak terlepas dari interaksi murid di dalam

proses belajar mengajar. Berdasarkan apa yang dipaparkan oleh Kudrianto

tersebut penulis menilai bahwa peserta didik adalah salah satu komponen

yang sangat penting untuk kelancaran proses pembelajaran.

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)


Nomor 17 Tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau Bentuk
Lain yang Sederajat pasal 24 bahwa ketentuan jumlah peserta didik
dalam satu rombongan belajar (rombel) pada Sekolah Menengah
Kejuruan paling sedikit 15 (lima belas) dan paling banyak 36 (tiga
puluh enam). Kemudian pada pasal 26 jumlah rombongan belajar
(rombel) pada Sekolah Menengah Kejuruan paling sedikit 3 (tiga)
dan palinng banyak 72 (tujuh puluh dua).

2
Berdasarkan Permendikbud tersebut penulis simpulkan bahwa SMK

dapat beroperasional jika memiliki peserta didik paling sedikit 45 (empat

puluh lima) yakni 3 (tiga rombel). Hal tersebut menuntut setiap SMK

khususnya Kepala Sekolah yang berperan sebagai pemimpin dalam

lembaga pendidikan agar merencanakan dan membuat sebuah strategi

dalam proses perekrutan peserta didik.

Menurut Gaffar (2004) yang dikutip Kudrianto (2011: 2) pengertian

strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif

yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna

memenangkan kompetensi. Strategi yang dilakukan kepala sekolah akan

sangat berpengaruh besar pada kuantitas peserta didik baru. Apabila sekolah

yang mempunyai mutu pendidikan yang baik dan sekolah mempunyai

karakteristik pendidikan yang bagus, akan mempermudah untuk merekrut

siswa baru. Karena Sekolah yang favorit mempunyai peluang yang lebih

tinggi untuk dapat menarik peserta didik (Syufiama, 2004: 139).

Berdasarkan uraian diatas menentukan strategi dalam upaya

perekrutan peserta didik sangat penting dilakukan oleh lembaga pendidikan

khususnya oleh kepala sekolah. Mengingat pentingnya hal tersebut penulis

akan menganalisis strategi apa saja yang dilakukan kepala sekolah SMK

Bakti Karya berkaitan dengan hal tersebut. Maka dari itu analisis penulis

dituangkan dalam makalah ini yang berjudul "Strategi Kepala Sekolah

dalam Peningkatan Jumlah Peserta Didik di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Bakti Karya Parigi".

B. Rumusan Masalah

3
1. Apa strategi yang digunakan kepala sekolah dalam upaya peningkatan

jumlah peserta didik?

2. Apa kendala yang dihadapi dalam implementasi strategi kepala sekolah

dalam upaya peningkatan jumlah peserta didik?

C. Tujuan

1. Mengetahui strategi yang digunakan kepala sekolah dalam upaya

peningkatan jumlah peserta didik.

2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam implementasi strategi kepala

sekolah dalam upaya peningkatan jumlah peserta didik.

D. Manfaat Penulisan

Pembutan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi orang lain. Manfaat pembuatan makalah

ini bagi penulis diantaranya menambah wawasan penulis mengenai disiplin

ilmu manajemen strategi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Problematika Pendidikan di Indonesia

Sebab Terjadinya Problematika Pendidikan di Indonesia


Adanya problem pembelajaran di Indonesia menurut Afifah dalam jurnalnya (2015: 43)
dipengaruhi beberapa factor yaitu:
a. Faktor Pendekatan Pembelajaran.
Menurut Degeng problematika yang muncul pada masyarakat Indonesia, bermula dari
gagalnya sistem pendidikan. Bermula dari pendiidkan keluarga, lingkungan sekitar, dan
pendidikan sekolah. Semuanya kurang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
kekacauan, sehinga anak yang menjadi korbannya.
Lebih lanjut Degeng menjelaskan bahwa asumsi-asumsi yang melandasi program pen-
didikan sering tidak sejajar dengan hakekat belajar. Menurutnya dunia belajar, didekati
dengan paradigma yang kurang mampu meng
5Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, 6.gambarkan hakekat belajar dan pembelajaran secara

komperehensif6. Namun selama ini pendidikan dan pembelajaran hanya menekankan


pada prilaku keseragaman, dengan harapan akan mengasilkan keteraturan, ketertiban, dan
kepastian7. Paradigma pembelajaran yang mengutamakan keseragaman telah berhasil
membelajarkan siswa untuk menghargai kesamaan dan sulit menghargai perbedaan.
Prilaku yang berbeda di antara mereka lebih dilihat sebagai kesalahan yang harus di
hukum.
Maka perlu dilakukan reformasi, redefinisi, dan reorientasi bahkan revormasi terhadap
landasan teoritik dan konseptual belajar dan pembelajaran agar dapat
menumbuhkembangkan anak-anak bangsa yang bisa menghargai keberagaman dan
perbedaan. Peserta didik adalah manusia yang identitas insaninya sebagai subjek
kesadaran perlu dibela dan ditegakkan. Melalui proses pendidikan yang bersifat ”bebas
dan egaliter”8. Peserta didik harus diperlakukan dengan hati-hati, demokratis, bebas
melakukan tindakan belajar sesuai dengan karakteristiknya dan kreaktifan siswa menjadi
unsur utama dalam menentukan hasil belajar.
A. Konsekuensi dari penemuan di atas adalah adanya pembaharuan hubungan antara

guru dan murid. Jika selama ini guru lebih otoriter, sarat komando, instruktif, perlu

dirubah peranannya sebagai ibu/bapak, kakak, sahabat, bahkan mitra. Bisa jadi

dalam beberapa hal guru berperan sebagai murid dan murid justru sebagai gurunya.

Proses belajar tidak perlu menggunakan praktek kompetensi dengan pemberian

rangking. Karena hal tersebut akan membentuk manusia-masiswa (Suyanto,

2002: 23).Strategi Rekrutment Peserta Didik

Dalam meningatkan jumlah peserta didik yang sesuai dengan keinginan

pihak sekolah ada dua strategi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah

yaitu:

5
1. Strategi Intern

Strategi intern merupakan strategi yang dilakukan dari dalam

lembaga pendidikan itu sendiri. Strategi tersebut biasanya tertuang dalam

bentuk visi, misi dan program suatu lembaga pendidikan yang dapat

menarik masyarakat dan menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam

hal ini orang tua peserta didik dalam memutuskan menjadi sekolah

pilihan mereka untuk anak-anaknya. Seperti yang telah penulis

sampaikan dalam latar belakang bahwa SMK Bakti Karya Parigi

memiliki keunikan tersendiri dalam pembuatan strategi yang

membedakan SMK Bakti Karya dengan sekolah lainnya di kabupaten

Pangandaran. Dengan mengusung program Multikultural dan Ekologi.

a. Multikultural

Multikulturalisme adalah “konsep pembudayaan, dan oleh karena

proses pendidikan adalahproses pembudayaan, maka masyarakat

multikultural dapat diciptakan melalui proses pendidikan” Tilaar

(2004) dalam Wardhit (2010: 97). Pendidikan dan pembudayaan

merupakan suatu proses pembentukan karakter bangsa dan warga

Negara (Wardhit, 2010: 97). Menurut pemaparan Azra (2007) dalam

Pageh (2017: 116):

Multikulturalisme merupakan istilah yang digunakan untuk


menjelaskan pandangan tentang ragam kehidupan di dunia, atau
kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan tentang
adanya keragaman, kebhinekaan, pluralitas, sebagai realitas
utama dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai,
sistem sosial- budaya, dan politik yang mereka anut

b. Multikultural dalam pendidikan

6
SMK Bakti Karya mengusung hastagg Multikultural karena

berupaya untuk merealisasikan Kebhinekaan yang ada di Indonesia,

bahwa semua orang berhak mengenyam pendidikan tanpa melihat

ras, agama, dan social budaya dan keadaan ekonomi. Untuk mencapai

tujuan tersebut SMK Bakti Karya memiliki strategi yaitu mencari

Relawan dari penjuru daerah yang bersedia menyingsingkan lengan

bajunya untuk pendidikan, relawan tersebut bisa perperan sebagai

Kakak Asuh, Relawan Media, Guru/Fasilitator, dan Konsultan di

SMK Bakti Karya. Upaya tersebut terealisasikan dengan adanya

peserta diddik yang berasal dari 11 provinsi di Indonesia yaitu Aceh,

Riau, Sumatra selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Flores

Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, dan Jawa Barat. Keberagaman

ras, agama, dan social budaya tidak menjadikan sebagai penghalang

dalam meraih pendidikan selama toleransi masih dijunjung.

c. Ekologi

Pesantren Ekologi Bakti Karya merupakan implementasi dari

kecintaan manusia pada Tuhannya, dirinya dan pada semesta ini.

Ekologi adalah ilmu yang memelajari timbal balik antara makhluk

hidup dengan alam sekitarnya. Ketika berbicara ekologi maka

ekosistem menjadi topik utama, mengapa? Karena ekosistem adalah

keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi

sebagai suatu satuan ekologi alam; tumbuhan, hewan, bersama

habitatnya, termasuk manusia di dalamnya.

7
2. Strategi Ekstern

Tujuan pendidikan akan bisa tercapai jika strategi yang digunakan

tepat dan akurat. Selain strategi internal yang perlu disiapkan, maka harus

ditunjang dengan perumusan strategi yang sifatnya dari luar (strategi

ektern).

Strategi intern brilliant yang diusunng SMK Bakti Karya Parigi

dalam bentuk program sekolah tidak akan memiliki daya guna jika

masyarakat tidak mengetahui dan memahami makna dari program

tersebut. Maka dari itu perlu adanya usaha untuk menyampaikan makna

dari program tersebut dengan cara sosialisai. Sosialisasi bisa dilakukan

dengan penyebaran brosur/pamphlet, koordinasi dengan komite sekolah,

promosi ke sekolah-sekolah menengah pertama, promosi via media

sosial.

Cara-cara tersebut sudah dilakukan oleh SMK Bakti Karya Parigi,

stake holder SMK Bakti Karya terintegrasi dengan sebuah komunitas

yang dinamakan SABALAD dimana anggotanya merupakan pemuda-

pemuda yang memiliki daya kreatif tinggi. Maka dari itu SMK Bakti

Karya sangat atraktif dalam melakukan promosi via media sosial. Hal

tersebut terbukti dengan adanya strategi Bakti Karya Fellow (BKF).

BKF adalah program beasiswa penuh untuk membebaskan biaya

sekolah, akomodasi asrama, seragam, makan minum siswa selama

menempuh pendidikan pada program Kelas Multikultural di SMK

Bakti Karya Parigi.

8
Tahun 2016 40 siswa, 79 donatur (tidak tetap). Program ini telah

berjalan sejak 2016 diikuti oleh 40 siswa dari 6 provinsi di indonesia.

Tahun 2017 17 siswa, 17-34 kakak asuh tahun 2017 ini, siswa yang

tergabung dalam program kelas multikultural berjumlah 17 orang dari

7 provinsi dengan dukungan minimal 17-34 orang kakak asuh.

Cara bergabung menjadi kakak asuh di smk bakti karya adalah

mengisi dan mengirim formulir kesanggupan yang telah disediakan

oleh lembaga pendidikan smk bakti karya parigi. Kakak asuh memiliki

tanggung-jawab dan sanggup memberi motivasi untuk keberhasilan

adik asuh.

B. Implementasi Strategi

SMK Bakti Karya mulai beroperasional pada tahun 2012, SMK tersebutt

tergolong sekolah yang belum lama beroperasional. Dengan diusungnya

program Multikultural dan Ekologi yang dijadikan strategi kepala sekolah

diharapkan dapat membuat SMK tersebut dapat bersaing dengan sekolah yang

lebih lama beroperasional khususnya dalam perekrutan peserta didik. Terbukti

dengan adanya peserta didik dari luar provinsi Jawa Barat dengan beragam

suku, budaya, dan keyakinan. Implementasi strategi tersebut dinilai mencapai

tujuan, dibuktikan dengan adanya pertambahan peserta didik dari tahun ke

tahun.

Tabel C.1. Jumlah Peserta Dididk di SMK Bakti Karya Parigi

9
Jumlah Peserta Didik di SMK Bakti Karya
Parigi
80
70
60
50
40 Jumlah Peserta Didik di
30 SMK Bakti Karya Parigi

20
10
0
2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017

Dari tabel diatas terlihat ada kenaikan jumlah peserta didik dari 3 (tiga

tahun) ke belakang. Pada tahun 2013/2014 jumlah peserta didik di SMK Bakti

Karya Parigi adalah 15 (lima belas) peserta didik, kemudian di tahun 2014/2015

mengalami penurunan menjadi 11 (sebelas) peserta didik. Kembali mengalami

kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2015/2016 menjadi 45 (empat puluh

lima) peserta didik, dan pada tahun 2017/2018 peserta didik mengalami

kenaikan lagi menjadi 67 (enam puluh tujuh) peserta didik dengan beragam

suku, adat, dan agama.

Tabel C. 2. Keberagaman Agama Peserta Didik SMK Bakti Karya

10
Keberagaman Agama Peserta Didik SMK
Bakti Karya

Muslim
Khatolik
Protestan

Kondisi tersebut menjadi indikasi keberhasilan SMK Bakti Karya dalam

proses implementasi strategi yang diusung.

C. Kendala

Keberhasilan/terealisasinya kedua hastagg tersebut lantas tidak terbebaskan


dari kendala yang dialami oleh SMK Bakti Karya. Berdasarkan yang
dipaparkan oleh Bapak Irpan Ilmi bahwa kendala yang dialami adalah sulitnya
menemukan orang baik yang secara bersungguh-sungguh siap mengabdikan
diri di dunia Pendidikan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

11
1. Strategi yang digunakann oleh kepala sekolah SMK Bakti Karya Parigi

terdiri dari:

a. Strategi intern: berupa program yang memiliki keunikan sehingga

membedakan dengan sekolah lain. Program tersebut adalah

Multikultural dan Ekologi.

b. Strategi Ekstern: strategi yang digunakan adalah dengan melakukan

promosi via media sosial guna menarik masyarakat menjadi donatur

atau relawan di SMK Bakti Karya Parigi.

2. Implementasi strategi yang digunakan SMK Bakti Karya

Implementasi strategi kepala sekolah dalam upaya meningkatkan

jumlah peserta didik dikatakan berhasil, terlihat adanya kenaikan jumlah

peserta didik pada 3 (tiga) tahun ke belakang.

3. Kendala dalam proses implementasi strategi yang digunakan SMK

Bakti Karya

Kendala yang dihadapi oleh SMK Bakti Karya bahwa susahnya mencari

orang baik yang dengan bersungguh-sungguh mengabdikan dirinya

dalam pendidikan.

B. Saran

Saran penulis terhadap SMK bakti Karya buatla inovasi-inovasi terbaru dan

menarik dalam strategi yang sudah teralisasi, dan ciptakan hasil/produk dari

implementasi strategi yang digunakan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Umar , dkk. 2005. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Surabaya:


Sinar Baru.

13
Fatah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.

Wardhit, Kuswaya. 2010. ’’ Pendidikan Multikultural: Suatu


Konsep,Pendekatan dan Solusi’’. Jurnal Pendidikan. 11(2), h. 96-
105.

Kudrianto. 2011. ’’ Strategi Kepala Sekolah Dalam Rekrutmen Siswa di


Madrasah Tsanawiyah Pondok Modren Al-Kautsar Pekanbaru’’.
Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif
Kasim Riau.

Pageh, Made, I. 2016. ’’Multikulturalisme dan Tantangannya


Di Indonesia:

Jejak Kesetaraan Etnis dan Kultur’’. Jurnal Sosio Didaktika.


3(2), h. 115-125.

14

Anda mungkin juga menyukai