PENDAHULUAN
1
2
ini sejalan dengan hasil riset WHO pada tahun 2005 menyebutkan bahwa 42%
penyebab kematian balita di dunia terbesar adalah malnutrisi (58%).
Angka Kematian Neonatal (0-28 hari) berdasarkan hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012) sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup.
Upaya penurunan angka kematian neonatal menjadi penting karena kematian
neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Hasil Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS, 2015) menunjukkan AKB sebesar 22,23 per
1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2016) .
UNICEF menyebutkan bahwa kematian sekitar 30 ribu anak di Indonesia
setiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama
6 bulan sejak kelahiran bayi (Hikmawati,2008).
Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012
Tentang Pemberian Asi Eksklusif, Peraturan Pemerintah tersebut menyatakan
bahwa setiap bayi harus mendapatkan asi ekskusif yaitu ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan
dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (Kemenkes, 2012).
Menurut hasil SDKI 2012 cakupan ASI eksklusif di Indonesia baru
mencapai 27,1%. Angka ini masih rendah, karena target cakupan pemberian
ASI ekslusif pada bayi kurang dari 6 bulan adalah 80% (Riskesdas, 2012). Di
Kota Malang pemberian ASI eksklusif terhadap bayi baru lahir masih rendah.
Akan tetapi pada tahun 2014 terjadi peningkatan dalam pemberian ASI
eksklusif jika dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun 2013pemberian
ASI eksklusif mencapai 70,51%. Sedangkan pada tahun 2014 pemberian ASI
eksklusif meningkat menjadi 74,57 % dari 23.880 bayi , sehingga jumlah bayi
yang diberi ASI eksklusif adalah 17.807 bayi (Dinkes Kota Malang, 2015).
Berbagai faktor telah ditemukan berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif yaitu faktor sosial, psikologi, emosi dan lingkungan (Pisacane,
2005). Ditambah lagi berkaitan dengan tempat tinggal, etnis ibu, tingkat
penghasilan, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, dukungan suami dalam
menyusui (Tan, 2011). Masalah yang sering timbul selama menyusui dapat
dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal) pada masa pasca
persalinan dini, dan pasca masa persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat
3
sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor kurangnya upaya suami dalam
membantu mengatasi masalah produksi ASI pada istri.
Berdasarkan fenomena yang ada dalam study penelitian, peneliti ingin
mengetahui upaya suami dalam membantu mengatasi masalah produksi ASI
pada istri. Sehingga penelitian ini dapat membahas tentang pentingnya peran
suami dalam membantu mengatasi masalah produksi ASI pada istri yang
sedang menyusui saat ini. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang upaya suami dalam membantu mengatasi masalah produksi
ASI pada istri menyusui.