Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi
InfectionControl Risk Asessement (ICRA) adalah proses menetapkan risiko potensial dari
transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas selama
konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance rumah sakit.

B. Tujuan
Untuk meminimalisasi risiko infeksi pada pasien yang mungkin terjadi ketika ada
penyebaran jamur atau bakteri di udara dengan debu atau aerosol atau air selama konstruksi
dan renovasi di rumah sakit. Mengontrol penyebaran debu dari komponen bangunan selama
renovasi di rumah sakit.

C. Ruang Lingkup
Seluruh area konstruksi bangunan di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang

Panduan ICRA Konstruksi 2016


1
BAB II
LANGKAH-LANGKAH
INFECTION CONTROL RISK ASESSEMENT (ICRA)

A. Identifikasi Tipe Aktifitas Proyek Konstruksi


Identifikasi ini merupakan proses untuk menentukan besarnya konstruksi yang akan
dilakukan, termasuk jangka waktu proses konstruksi.

Tipe A Aktifitas inspeksi dan non invasif


Meliputi (tidak hanya terbatas pada) :
 Pelepasan atau pemasangan plafon untuk pemeriksaan visual saja,
maksimal plafon per 50m2
 Pengecatan tanpa proses penggosokan
 Pemasangan wallpaper, pekerjaan trim listrik, perbaikan ledeng
ringan, dan aktifitas yang tidak menyebabkan debu atau
membutuhkan pembongkaran dinding atau akses ke langit-langit
selain untuk pemeriksaan visual
Tipe B Skala kecil, durasi aktifitas tidak lama yang menghasilkan debu
minimal.
Meliputi (tidak hanya terbatas pada) :
 Instalasi kabel telepon dan komputer
 Pembongkaran dinding atau langit-langit dimana perpindahan debu
dapat dikontrol
Tipe C Pekerjaan yang menyebabkan timbulnya debu dalam jumlah sedang
dan besar atau membutuhkan pembongkaran terhadap komponen
gedung yang tetap atau telah dirakit.
Meliputi (tidak hanya terbatas pada) :
 Pengampelasan dinding untuk pengecatan atau pemasangan
wallpaper
 Pembongkaran lantai, langit-langit (plafon) dan kusen
 Pembangunan dinding baru
 Pembuatan saluran atau instalasi listrik diatas plafon
 Pekerjaan pemasangan kabel dalam jumlah besar
 Semua aktifitas yang tidak dapat diselesaikan dalam 1 shift jam kerja
Tipe D Proyek pembongkaran dan konstruksi mayor
Meliputi (tidak hanya terbatas pada) :
 Aktifitas yang membutuhkan lebih dari 1 shift jam kerja

Panduan ICRA Konstruksi 2016


2
 Membutuhkan pembongkaran berat atau pembuangan seluruh sistem
kabel
 Konstruksi baru

B. Identifikasi Kelompok Risiko Pasien


Identifikasi ini adalahproses untuk menentukan besarnya resiko dampak dari proses
konstruksi kepada lingkungan sekitarnya khusunya area pelayanan pasien. Apabila lebih dari
1 kelompok risiko, pilih kelompok dengan risiko terbesar

Risiko Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi


Rendah
 Area  Endoskopi  Instalasi Gawat  Area dengan pasien
perkantora  Fisioterapi Darurat immunocompromise
n  Radiologi  Kamar bersalin d
 Laboratorium  Ruang perawatan
 Kamar perawatan luka bakar
 Perinatologi  CSSD
 Poliklinik  ICU
 Farmasi  Kamar Isolasi
 Kamar pemulihan bertekanan negatif
(Recovery Room)  Perawatan onkologi
 Kamar operasi

Identifikasi area sekeliling proyek, kaji potensi akibat yang timbul dari proyek konstruksi.
Unit di Unit di Samping Samping Belakang Depan
Bawah Atas Kiri Kanan
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko

C. Identifikasi Kelas Konstruksi


Padankan antara kelompok risiko pasien dengan tipe proyek konstruksi pada matrix
berikut, untuk mendapatkan kelas pencegahan atau level aktifitas pencegahan infeksi yang
diperlukan.
Kelompok Risiko Tipe Proyek Konstruksi
Pasien Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D

Panduan ICRA Konstruksi 2016


3
Risiko Rendah I II II III / IV
Risiko Sedang I II III IV
Risiko Tinggi I II III / IV IV
Risiko Sangat Tinggi II III / IV III / IV IV

Persetujuan dari Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi diperlukan bila aktifitas
konstruksi dan level konstruksi mencapai kelas III atau IV dan membutuhkan prosedur
pencegahan infeksi.

Aktifitas pencegahan infeksi yang dibutuhkan berdasarkan kelas


Selama Proyek Konstruksi Setelah Proyek Konstruksi Selesai
Kelas I 1. Lakukan pekerjaan dengan 1. Bersihkan area kerja setelah
metode meminimalisir pekerjaan selesai
timbulnya debu dari
pekerjaan konstruksi
2. Segera mengganti plafon
yang diambil untuk
pemeriksaan visual
Kelas 1. Lakukan tindakan aktif 1. Usap permukaan kerja dengan cairan
II untuk mencegah debu pembersih / desinfektan
terdispersi ke atmosfer 2. Sebelum ditransportasikan,
2. Lakukan penguapan pada tempatkan sampah konstruksi dalam
permukaan kerja untuk wadah tertutup rapat
mengontrol debu pada saat 3. Lap dengan lap basah permukaan
memotong / membongkar atau sedot dengan HEPA filter
3. Segel pintu yang tidak vacum sebelum meninggalkan area
digunakan dengan tape kerja
4. Segel dan tutup ventilasi 4. Setelah selesai perbaiki sistem
udara HVAC di area kerja
5. Pindahkan atau isolasi sistem
HVAC di area kerja
Kelas 1. Pindahkan atau isolasi sistem 1. Jangan melepas penghalang dari area
III HVAC di area kerja untuk kerja sampai dengan proyek yang
mencegah kontaminasi pada sudah diinspeksi oleh panitia K3 dan
sistem saluran Panitia PPI, serta telah dibersihkan
2. Lengkapi semua barier seluruhnya oleh unit kebersihan
kritikal seperti gipsum, 2. Lepaskan bahan penghalang secara
triplek, plastik untuk hati-hati untuk meminimalisir

Panduan ICRA Konstruksi 2016


4
menyegel area kerja dari area penyebaran debu dab debris
perawatan atau gunakan sehubungan dengan proyek
metode kubik kontrol konstruksi
(keranjang dilapisi plastik 3. Sedot area kerja dengan HEPA filter
dan disegel koneksinya vacum
dengan area kerja 4. Usap permukaan kerja dengan cairan
menggunakan HEPA vacum pemebrsih/desinfektan
untuk memvacum bila 5. Setelah selesai, perbaiki sistem
keluar) sebelum konstruksi HVAC di area kerja
dimulai
3. Pertahankan tekanan udara
negatif di dalam area kerja
menggunakan unit filtrasi
udara dengan HEPA
4. Angkut sampah konstruksi di
dalam kontainer tertutup
rapat
5. Pada saat pemindahan tutupi
wadah atau troli, segel
dengan tape kecuali
memiliki tutup yang solid.
Kelas 1. Isolasi sistem HVAC di area 1. Jangan melepas penghalang dari area
IV kerja untuk mencegah kerja sampai dengan proyek yang
kontaminasi pada sistem sudah selesai diinspeksi oleh panitia
saluran K3 dan panitia PPI, serta telah
2. Lengkapi semua barier dibersihkan seluruhnya oleh petugas
kritikal seperti gipsum, kebersihan
triplek, plastik untuk 2. Lepaskan bahan penghalang secara
menyegel area kerja dari area hati-hati untuk meminimalisir
perawatan atau gunakan penyebaran debu dan debris
metode kubik kontrol sehubungan dengan proyek
(keranjang dilapisi plastik konstruksi
dan disegel koneksinya 3. Sebelum di transportasikan,
dengan area kerja tempatkan sampah konstruksi dalam
menggunakan HEPA vacum wadah tertutup rapat
untuk memvacum bila 4. Pada saat pemindahan tutup wadah
keluar) sebelum konstruksi atau troli, segel dengan tape kecuali
dimulai. memiliki tutup yang solid

Panduan ICRA Konstruksi 2016


5
3. Pertahankan tekanan udara 5. Sedot area kerja dengan HEPA filter
negatif di dalam area kerja vacum
menggunakan unit filtrasi 6. Usap permukaan kerja dengan cairan
udara dengan HEPA pembersih / desinfektan
4. Segel lubang, pipa, saluran 7. Setelah selesai, perbaiki sistem
dan tusukan HVAC di area kerja
5. Bangun anteroom (ruang
antara) dan minta semua
personil untuk melewati
ruangan ini sehingga bisa di
vacum dengan HEPA filter
3
sebelum meninggalkan area
kerja atau mereka dapat
menggunakan baju kerja
yang dilepas setiap
meninggalkan area kerja.
6. Semua personil yang
memasuki area kerja diminta
untuk menggunakan sepatu
kerja dan harus dilepas setiap
meninggalkan area kerja.

D. Identifikasi lain
Identifikasi hal-hal lain terkait proyek konstruksi, antara lain :
1. Identifikasi lokasi aktifitas spesifik, contoh kamar pasien, ruangan obat, dll
2. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan :
a. Ventilasi
b. Pipa air
c. Instalasi listrik dengan kemungkinan terjadinya pemadaman listrik
3. Identifikasi penghalang yang diperlukan dengan menggunakan kajian pencegahan
infeksi sebelumnya. Tipe penghalang apa yang diperlukan (gipsum, plastik, triplek,
tembok, dll) perlukah penggunaan HEPA filter?
4. Pertimbangkan potensial risiko kerusakan akibat air. Apakah ada risiko terkait dengan
ketahanan struktur (dinding, atap, langit-langit)
5. Jam kerja : apakah pekerjaan konstruksi dikerjakan diluar jam pelayanan pasien?
6. Lakukan perencanaan terkait kebutuhan jumlah kamar isolasi atau kamar dengan
tekanan udara negatif
7. Lakukan perencanaan terkait dengna jumlah dan tipe wastafel sarana cuci tangan

Panduan ICRA Konstruksi 2016


6
8. Apakah panitia PPI setuju dengan jumlah minimal wastafel pada proyek ini?
9. Apakah panitia PPI setuju dengan rencana pembersihan area kerja
10. Lakukan perencanaan pembuangan limbah konstruksi dengan tim proyek, seperti jalur
keluar-masuk, pembersihan, pembuangan debris, dll.

Panduan ICRA Konstruksi 2016


7
BAB III
PENUTUP

Demikian Panduan Infection Control Risk Asessement (ICRA) dibuat agar dapat
digunakan untuk panduan petugas dalam penatalaksanaan pajanan di RSUD Leuwiliang..

DIREKTUR
RSUD LEUWILIANG

drg. Wiwik Wahyuningsih, MKM


Pembina Tk.I
NIP.196405021992122001

Panduan ICRA Konstruksi 2016


8
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, Departemen Kesehatan RI. “ Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di


Rumah Sakit dan fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya . Jakarta : Departemen kesehatan
RI. Cetakan kedua, 2008

KEMKES RI. “ Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama Untuk Mencegah Infeksi Yang Ditransmisikan Melalui Udara (Airborne
Infection). Jakarta . Edisi Pertama, 2014

Panduan ICRA Konstruksi 2016


9

Anda mungkin juga menyukai