Anda di halaman 1dari 1

Lainnya rahmiindahfitriany@gmail.

com Dasbor Logout

Ns. Hesky Ngongoloy, S.Kep


Jumat, 20 Januari 2017 Mengenai Saya

Hesky Ngongoloy
Laporan Pendahuluan Choriocarsinoma ‘Di Irina D. Atas Ikuti 2
RSUP. Prof. DR. R. D. Kandou Manado Lihat profil lengkapku

Laporan Pendahuluan Arsip Blog


Choriocarsinoma ▼ 2017 (9)
‘Di Irina D. Atas RSUP. Prof. DR. R. D. Kandou Manado’
► Februari (2)

A. Definisi ▼ Januari (7)


Istilah koriokarsinoma adalah istilah yang lebih tepat digunakan untuk kanser LAPORAN PENDAHULUAN KATARAK
jenis ini, “korio” adalah istilah yang diambil dari vili korionik (“chorionic villi”) iaitu Di BKMM MANADO
salah satu komponen uri manusia. Istilah karsinoma pula merujuk kepada kanser yang LAPORAN PENDAHULUAN
berasal dari sel-sel epithelial. COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
Choriocarcinoma adalah tumor ganas (maligna) dari trofoblast dan biasanya LAPORAN PENDAHULUAN
timbul setelah kehamilan mola, kadang-kadang setelah abortus atau persalinan. Bila MENINGITIS ‘Di Irina E. Atas...
dibandingkan dengan jenis kanker ginekologik lainnya koriokarsinoma mempunyai sifat Laporan Pendahuluan Choriocarsinoma
yang berbeda misalnya : ‘Di Irina D....
1. koriokarsinoma mempunyai periode laten yang dapat diukur, yaitu jarak waktu antara Imunisasi Lengkap Pada Anak Usia 0 –
akhir kehamilan dan terjadinya keganasan. 18 Tahun
2. sering menyerang wanita muda. contoh proposal permohonan beasiswa
3. dapat sembuh secara tuntas tanpa kehilangan fungsi reproduksi, dengan pengobatan ke pemda
sitostatika hubungan PHBS dengan kejadian diare
4. dapat sembuh tanpa pengobatan melalui proses regresi spontan. di RSUP Kandou...
Kegagalan Kehamilan
ü Normal
ü Abortus
ü Kehamilan di luar kandungan
ü Kematian janin dalam rahim
ü Immaturus
ü Prematurus
ü Cacat bawaan
ü Mola hidatidosa (jinak)
ü Koriokarsinoma (ganas)

B. Etiologi
Kanker ini berasal dari salah satu komponen uri atau plasenta maka salah satu cirri
khusus kanser ini adalah ia boleh menghasilkan hormone HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin”) yang sangat tinggi malah lebih tinggi dari pada wanita-wanita yang
hamil.
Kejadian dipengaruhi oleh :
Sebagian besar dari pasien mola akan segera sehat kembali setelah jaringannya
dikeluarkan, tetapi ada sekelompok wanita yang kemudian menderita degenerasi
keganasan menjadi koriokarsinoma.
- status sosial ekonomi
- umur
- gizi
- consanguinitas (perkawinan antar keluarga)

Etiologi terjadinya koriokarsinoma belum jelas diketahui. Trofoblas normal


cenderung menjadi invasive dan erosi pembuluh darah berlebih-lebihan. Metastase
sering terjadi lebih dini dan biasanya sering melalui pembuluh darah jarang melalui
getah bening. Tempat metastase yang paling sering adalah paru- paru ﴾75%﴿ dan
kemudian vagina ﴾50%﴿. Pada beberapa kasus metastase dapat terjadi pada vulva,
ovarium, hepar, ginjal, dan otak ﴾Cunningham, 1990﴿. Wikipedia, 2009 menyebutkan
bahwa koriokarsinoma selama kehamilan bisa didahului oleh:
1. Mola hidatidosa ( 50% kasus )
2. Aborsi spontan ( 20% kasus )
3. Kehamilan ektopik ( 2% kasus )
4. Kehamilan normal ( 20-30% kasus )

Faktor-faktor yang menyebabkan antara lain:


1. Faktor
ovum
Ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
2. Immunoselektif dari trofoblast
Yaitu dengan kematian fetus, pembuluh darah pada stroma villi menjadi jarang dan
stroma villi menjadi sembab dan akhirnya terjadi hyperplasia sel- sel trofoblast.
3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
Keadaan sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap pemenuhan gizi ibu yang pada
akhirnya akan mempengaruhi pembentukan ovum abnormal yang mengarah pada
terbentuknya mola hidatidosa.
4. Paritas tinggi
Ibu dengan paritas tinggi, memiliki kemungkinan terjadinya abnormalitas pada
kehamilan berikutnya, sehingga ada kemungkinan kehamilan berkembang menjadi mola
hidatidosa dan berikutnya menjadi koriokarsinoma.
5. Kekurangan protein
Sesuai dengan fungsi protein untuk pembentukan jaringan atau fetus sehingga apabila
terjadi kekurangan protein saat hamil menyebabkan gangguan pembentukan fetus secara
sempurna yang menimbulkan jonjot-jonjot korion
6. Infeksi virus dan faktor kromosom
Kanker ini berasal dari salah satu komponen plasenta maka salah satu cirri khusus
kanser ini adalah ia bisa menghasilkan hormone HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin”) yang sangat tinggi malah lebih tinggi dari pada wanita-wanita yang
hamil. Sebagian besar dari pasien mola akan segera sehat kembali setelah jaringannya
dikeluarkan, tetapi ada sekelompok wanita yang kemudian menderita degenerasi
keganasan menjadi koriokarsinoma.

Kejadian dipengaruhi oleh :

1. status sosio ekonomi


2. umur
3. gizi
4. consanguinitas (perkawinan antar keluarga)

C. Patofisiology choriocarciboma
Choriocarcinoma terjadi setelah kehamilan, biasanya setelah mola hydatidosa
kadang-kadang setelah abortus atau kehamilan aterme maka merupakan penyakit masa
reproduktip ; tetapi adakalanya timbul pada teratoma.
Bentuk tumor trofoblas yang sangat ganas ini dapat dianggap sebagai suatu
karsinoma dari epitel korion, walaupun perilaku pertumbuhan dan metastasisnya mirip
dengan sarkoma. Faktor-faktor yang berperan dalam transformasi keganasan korion
tidak diketahui. Pada koriokarsinoma, kecenderungan trofoblas normal untuk tumbuh
secara invasif dan menyebabkan erosi pembuluh darah sangatlah besar. Apabila
mengenai endometrium, akan terjadi perdarahan, kerontokan dan infeksi permukaan.
Masa jaringan yang terbenam di miometrium dapat meluas keluar , muncul di uterus
sebagai nodul-nodul gelap irreguler yang akhirnya menembus peritoneum.
Gambaran diagnostik yang penting pada koriokarsinoma, berbeda dengan mola
hidatidosa atau mola invasif adalah tidak adanya pola vilus. Baik unsur sitotrofoblas
maupun sinsitium terlibat, walaupun salah satunya mungkin predominan. Dijumpai
anplasia sel, sering mencolok, tetapi kurang bermanfaat sebagai kriteria diagnostik pada
keganasan trofoblas dibandingkan dengan pada tumor lain. Pada pemeriksaan hasil
kuretase uterus, kesulitan evaluasi sitologis adalah salah satu faktor penyebab kesalahan
diagnosis koriokarsinoma. Sel-sel trofoblas normal di tempat plasenta secara salah di
diagnosis sebagai koriokarsinoma. Metastasis sering berlangsung dini dan umumnya
hematogen karena afinitas trofoblas terhadap pembuluh darah.
Koriokarsinoma dapat terjadi setelah mola hidatidosa, abortus, kehamilan ektopik
atau kehamilan normal . tanda tersering, walaupun tidak selalu ada, adalah perdarahan
irreguler setelah masa nifas dini disertai subinvolusi uterus. Perdarahan dapat kontinyu
atau intermitten, dengan perdarahan mendadak dan kadang-kadang masif. Perforasi
uterus akibat pertumbuhan tumor dapat menyebabkan perdarahan intraperitonium. Pada
banyak kasus, tanda pertama mungkin adalah lesi metatatik. Mungkin ditemukan tumor
vagina atau vulva. Wanita yang bersangkutan mungkin mengeluh batuk dan sputum
berdarah akibat metastasis di paru. Pada beberapa kasus, di uterus atau pelvis tidak
mungkin dijumpai koriokarsinoma karena lesi aslinya telah lenyap, dan yang tersisa
hanya metastasis jauh yang tumbuh aktif. Apabila tidak di terapi, koriokarsinoma akan
berkembang cepat dan pada mayoritas kasus pasien biasanya akan meninggal dalam
beberapa bulan. Kausa kematian tersering adalah perdarahan di berbagai lokasi.
Pasien di golongkan beresiko tinggi jiika penyakit lebih dari 4 bulan, kadar
gonadotropin serum lebih dari 40.000 mIU/ml, metastasis ke otak atau hati, tumor
timbul setelah kehamilan aterm, atau riwayat kegagalan kemoterapi, namun
menghasilkan anagka kesembuhan tertinggi dengan kemoterapi kombinasi yaitu
menggunakan etoposid, metotreksat, aktinomisin, siklofosfamid, dan
vinkristin(Schorage et al, 2000).

D. Menifestasi Klinis
Mikroskopis tanda-tanda yang khas untuk choriocarcinoma ialah :
1. Peningkatan jumlah kadar ß-hCG
a. Kadar ß-hCG normal pada tiap umur kehamilan berbeda, dari 5-25 IU/ml.
b. Kadar ß-hCG yang dianggap mola < 100.000 IU/urine 24jam
c. Kadar ß-hCG yang dianggap kanker adalah > 100.000 IU/urine 24jam >40.000 u/ml
dalam interval lebih dari 4 bulan.
2. Perdarahan per vaginam
3. Batuk berdarah dan sesak nafas
4. X-ray dada menunjukkan adanya perembesan cairan di ujung kedua paru- paru
5. Sakit kepala dan hemiplegi
6. Sakit tulang belakang
7. Perut bengkak dan sklera menjadi kuning
8. Hilang selera makan dan berat badan turun
Adapun tanda dan gejala lain :
1. Nekrose
2. Haemorrhagia
3. Infeksi
Berikut adalah diantara gejala-gejala dan tanda-tanda yang mungkin dialami oleh
pesakit koriokarsinoma :
a. Batuk berdarah dan sesak nafas.
b. Sakit kepala dan lumpuh sebelah badan
c. Sakit tulang belakang
d. Ketumbuhan dan perdarahan di bahagian faraj
e. Bengkak perut dan kuning mata
f. Hilang selera makan dan turun berat badan
Tumor ini warnanya ungu dan sangat rapuh.
Pada dinding uterus nampak sebagai benjolan kacang Bogor.
- Perdarahan yang tidak berhenti setelah kelahiran mola, bersifat metrorrhagia.
- Subinvolusi
- Metastase pada paru-paru, vulva atau vagina.
- Reaksi biologis yang tetap positip atau yang malakan naik kwantitatip setelah
kelahiran mola.
- Kadang-kadang terjadi perforasi rahim dengan tanda-tanda perdarahan
intraperitoneal.
Selain dari itu nampak sel-sel trofobkast yang menembus otot-otot dan pembulu-
pembulu darah.

E. Klasifikasi

Koriokarsinoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam bentuk, yaitu:


1. Koriokarsinoma Villosum
Penyakit ini termasuk ganas tetapi derajat keganasannya lebih rendah. Sifatnya
seperti mola, tetapi dengan daya penetrasi yang lebih besar. Sel- sel trofoblas dengan
villi korialis akan menyusup ke dalam miometrium kemudian tidak jarang
mengadakan perforasi pada dinding uterus dan menyebabkan perdarahan intra
abdominal. Walaupun secara lokal mempunyai daya invasi yang berlebihan, tetapi
penyakit ini jarang disertai metastasis. Invasive mola berasal dari mola hidatidosa
2. Koriokarsinoma Non Villosum
Penyakit ini merupakan yang terganas dari penyakit trofoblas. Sebagian besar
didahului oleh mola hidatidosa (83,3%) tetapi dapat pula didahului abortus atau
persalinan biasa masing-masing 7,6%. Tumbuhnya sangat cepat dan sering
menyebabkan metastasis ke organ-organ lain, seperti paru-paru, vulva, vagina, hepar
dan otak. Apabila tidak diobati biasanya pasien meninggal dalam 1 tahun.

Apabila dibandingkan dengan jenis kanker ginekologik lainnya, koriokarsinoma


mempunyai sifat yang berbeda, misalnya:
1. Koriokarsinoma mempunyai periode laten yang dapat diukur, yaitu jarak
waktu antara akhir kehamilan dan terjadinya keganasan
2. Sering menyerang wanita muda
3. Dapat sembuh secara tuntas tanpa kehilangan fungsi reproduksi, dengan
pengobatan sitostatika.

3. Koriokarsinoma Klinis
Apabila setelah pengeluaran jaringan mola hidatidosa kadar hCG turun lambat
apalagi menetap atau meningkat, maka kasus ini dianggap sebagai penyakit trofoblas
ganas. Artinya ada sel-sel trofoblas yang aktif tumbuh lagi di uterus atau di tempat
lain (metastasis) dan mengahasilkan hCG. Diagnosis keganasan tidak ditentukan
oleh pemeriksaan histopatologik tetapi oleh tingginya kadar HCG dan adanya
metastasis.

F. Komplikasi
Komplikasi dikategorikan berdasarkan seberapa jauh derajat penyakitnya. Berdasarkan
jauhnya penyebaran koriokarsinoma dibagi menjadi 4, yaitu:
•Stadium I yang terbatas pada uterus
•Stadium II, sudah mengalami metastasis ke parametrium, serviks dan vagina
•Satadium III, mengalami metastasis ke paru-paru
•Stadium IV, metastasis ke oragan lain, seperti usus, hepar atau otak.

G. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Menurut The International Federation of Gynecology and Oncology (FIGO)
menetapkan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mendiagnosis PTG
termasuk koriokarsinoma adalah:
1. Menetapnya kadar ß hCG pada empat kali penilaian dalam 3 minggu atau
lebih (misalnya hari 1,7, 14 dan 21)
2. Kadar ß hGC meningkat pada selama tiga minggu berturut-turut atau
lebih (misalnya hari 1,7 dan 14)
3. Tetap terdeteksinya ß hCG sampai 6 bulan pasca evakuasi mola.
4. Gambaran patologi anatomi adalah koriokarsinoma

b. Pemeriksaan Penunjang
1. Uji Sonde
Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam
kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan sonde diputar
setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola
atau koriokarsinoma.
2. Foto rontgen abdomen
Tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan)
4. Ultrasonografi

Khusus pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin
(merupakan diagnosa pasti), waspadai juga koriokarsinoma.
• Data Klinik Pemeriksaan Diagnostik
1. Perdarahan dalam separo pertama kehamilan
2. Nyeri perut bagian bawah
3. Toksemia sebelum 24 minggu kehamilan
4. Hiperemesis gravidarum
5. Rahim terlalu besar untuk tanggalnya
6. Tanda tonus jantung janin dan bagian janin
7. Keluarnya vesikel - ultrasonografi
8. Foto rontgen
(Hacker/Moore, essensial obstetric dan ginekologi, 2001: 683)

H. Penatalaksanaan Medis
1. Kemoterapi
Koriokarsinoma merupakan tumor yang sensitif terhadap obat-obatan kemoterapi,
dari hasil survey menunjukkan bahwa dengan kemoterapi pasien dengan
koriokarsinoma mengalami kesembuhan 90-95%.
2. Terapi dengan agen single methotrexate or actinomycin D Terapi ini digunakan untuk
koriokarsinoma yang belum bermetastase meluas ke seluruh tubuh atau dengan skala
ringan.
3. Terapi kombinasi EMACO (etoposide, methotrexate, actinomycin D,
cyclosphosphamide and oncovin) Terapi komplek ini digunakan untuk
koriokarsinoma dengan skala sedang atau berat.
4. Hysterektomi
Biasa dilakukan pada wanita dengan usia ≥ 40 tahun atau pada wanita yang
memang menginginkan untuk dilakukan hysterektomi. Hysterektomi juga
disarankan pada infeksi berat dan perdarahan yang tidak terkendali.

I. Penyimpangan KDM

Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
v Data diri klien

v Data biologis/fisiologis ® keluhan utama, riwayat keluhan utama


v Riwayat kesehatan masa lalu
v Riwayat kesehatan keluarga
v Riwayat reproduksi ® siklus haid, durasi haid

v Riwayat obstetric ® kehamilan, persalinan, nifas, hamil


v Data psikologis/sosiologis ® reaksi emosional setelah penyakit diketahui
v Pemeriksaan fisik
♦ Aktifitas istirahat
Gejala :
ü Kelemahan / keletihan
ü Perubahan pada pola tidur
ü Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,ansietas,keringat malam
ü Pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan ,tingkat stress tinggi
♦ Integritas ego
Gejala :
Ø Faktor sress,merokok,alcohol
Ø Menunda mencari pengobatan
Ø Masalah tentang lesi / cacat, pembedahan
Ø Menyangkal diagnosis, putus asa
♦ Eliminasi
Gejala :
Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur ,sering berkemih,menopouse dini
dan menorrhagia.
♦ Makanan dan minuman
Gejala : dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang terus
meningkat).
♦ Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope
♦ Nyeri / ketidaknyamanan Gejala :
♪ Adanya nyeri, derajat bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat ( dihubungkan
dengan proses penyakit )
♪ Nyeri tekan pada payudara
♦ Keamanan
Gejala : pemajanan pada zat kimia, toksik dan karsinogen
Tanda : demam ,ulserasi
♦ Seksualitas
Gejala : Nulligravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai banyak pasangan
seksual, aktifitas seksual dini.
♦ Interaksi social
Gejala :
ü Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung
ü Riwayat perkawinan,dukungan dan bantuan
ü Masalah tentang fungsi dan tanggung jawab peran
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat
penekanan asites pada diafragma.
3) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan
gangguan GI akibat adanya kanker metastasis.
4) Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
3. Intervensi
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Tujuan : Dalam 2x 24 jam 1. Kolaborasi tindakan 1. Pembedahan bertujuan


rasa nyeri berkurang pembedahan untuk untuk menghilangkan
Kriteria Hasil : Setelah pengangkatan kanker. faktor utama penyebab
diberi tindakan keperawatan
2. Kolabarasi untuk nyeri.
skala nyeri berkurang pemberian terapi 2. Menghilangkan rasa nyeri
analgesik. 3. Menurunkan tingkat
ketegangan pada daerah
3. Atur posisi senyaman
nyeri
mungkin.
4. Merelaksasi otot – otot
4. Ajarkan dan lakukan tubuh
tehnik relaksasi. 5. Mengidentifikasi skala
5. Kaji tingkat dan intensitas dan perkembangan nyeri.
nyeri.
2. Tujuan : Mengembalikan a. Batasi aktivitas dan a. Istirahat dapat
pola nafas klien menjadi mobilisasi klien mengurangi konsumsi O2
normal kembali klien
Kriteria Hasil : b. Mengistirahatkan klien b. Posisi semi fawler
· Klien tidak mengeluh dengan posisi semifawler menambah ruang ekspansi
sesak c. Longgarkan baju klien dada
· RR normal kembali c. Baju klien yang longgar
antara 16-24x/mnt mempermudah klien
d. Kolaborasi pemberian
· Klien tidak terlihat cemas terapi oksigen dalam bernafas
dan gelisah d. Terapi oksigen
dibutuhkan jika klien
e. Tenangkan klien membutuhkan O2 lebih
e. Jika klien tenang maka
konsumsi O2 semakin
efisien
3. Tujuan : Dalam 2x 24 jam a. Pantau masukan makanana. Mengidentisifikasi
nutrisi pasien terpenuhi setiap hari. kekuatan atau defisiensi
Kriteria Hasil : mual (-), b. Dorong pasien untuk nutrisi.
nafsu makan pasien makan diet tinggi kalori b. Kebutuhan jaringan
meningkat, berat badan kaya protein kaya metabolic ditingkatkan
stabil, penambahan berat nutrient, dengan masukan begitu juga cairan (untuk
badan progresif. cairan adekuat. menghilangkan produk
sisa).
c. Dorong penggunaan
c. Suplemen dapat
suplement dan makan
memainkan peran penting
sering atau lebih sedikit
dalam mempertahankan
yang dibagi-bagi selama
kalori dan protein adekuat.
sehari
d. Dapat mentriger respons
d. Kontrol factor mual muntah.
lingkungan. Hindari e. Dapat mencegah awitan
terlalu terlalu manis, atau menurunkan beratnya
berlemak, atau makanan mual, penurunan
pedas. anoreksia, dan
e. Dorong penggunaan memungkinkan pasien
teknik relaksasi, meningkatkan masukan
visualisasi, bimbingan oral.
imajenasi, latihan sedang f. Mual atau muntah
sebelum makan. psikogenik terjadi karena
perubahan lingkungan
f. Identifikasi pasien yang
pengobatan atau rutinitas
mengalami mual atau
pasien pada hari
muntah yang diantisipasi.
pengobatan mungkin
efektif.
4. Tujuan : Dalam 2x 24 jam a. Dengarkan dengan a. Dengan mendengarkan
klien tidak terlihat cemas seksama apa keluh kesah keluh kesah klien maka
dan gelisah klien akan mengurangi stress
Kriteria hasil : b. Berikan solusi yang klien
berkurangnya rasa takut, relevan b. Solusi relevan sangat
klien tahu dan mengerti c. Berikan informasi tentang dibutuhkan klien
tentang keadaan dirinya, kesehatan klien c. Informasi tentang
klien dapat melakukan d. Temani klien dalam keadaan klien sangat
manajemen stress terhadap memutuskan sesuatu dibutuhkan
kondisinya. e. Berikan humor ringan d. klien membutuhkan teman
kepada klien untuk berbagi
e. Humor sangat diperlukan
klien untk mengurangi
stress yang dirasakanya
4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditemukan,
pada tahap ini perawat siap membantu pasien atau orang terdekat menerima stress situasi
atau prognosis, mencegah komplikasi, membantu program rehabilitas individu,
memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
5. Evaluasi
1) Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
2) Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
3) Tidak adanya tanda-tanda disfungsi seksual
4) Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
5) Mengidentifikasi kepuasan / praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara
mengekspresikan keinginan seksual.
Daftar Pustaka
Roocker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan edisi 31.Jakarta: EGC.
Cunningham, MacDonald,Gant. Gestationnal Trofoblastic Tumors, Willm Obstetric
9th. 1990:746-50. Retrieved From http://luviony.blogspot.co.id/2011/06/asuhan-
keperawatan-pada-klien-dengan.html

Wiknjosostro, Hanifa s, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka edisi 3., Jakarta: 2002

Patologi Obstreti, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, percetakan elstar offset,


Bandung ; 1984

Wiknjosostro Hanifa. Ilmu kandungan edisi kedua, yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta 2007

www. Medical store.com


Retrieved from : http://kingsasaqi65.blogspot.co.id/2014/04/choriocharsinoma.html

Diposting oleh Hesky Ngongoloy di 12.16

Tidak ada komentar:


Posting Komentar

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: rahmi indah fitri Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai