Hesky Ngongoloy
Laporan Pendahuluan Choriocarsinoma ‘Di Irina D. Atas Ikuti 2
RSUP. Prof. DR. R. D. Kandou Manado Lihat profil lengkapku
B. Etiologi
Kanker ini berasal dari salah satu komponen uri atau plasenta maka salah satu cirri
khusus kanser ini adalah ia boleh menghasilkan hormone HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin”) yang sangat tinggi malah lebih tinggi dari pada wanita-wanita yang
hamil.
Kejadian dipengaruhi oleh :
Sebagian besar dari pasien mola akan segera sehat kembali setelah jaringannya
dikeluarkan, tetapi ada sekelompok wanita yang kemudian menderita degenerasi
keganasan menjadi koriokarsinoma.
- status sosial ekonomi
- umur
- gizi
- consanguinitas (perkawinan antar keluarga)
C. Patofisiology choriocarciboma
Choriocarcinoma terjadi setelah kehamilan, biasanya setelah mola hydatidosa
kadang-kadang setelah abortus atau kehamilan aterme maka merupakan penyakit masa
reproduktip ; tetapi adakalanya timbul pada teratoma.
Bentuk tumor trofoblas yang sangat ganas ini dapat dianggap sebagai suatu
karsinoma dari epitel korion, walaupun perilaku pertumbuhan dan metastasisnya mirip
dengan sarkoma. Faktor-faktor yang berperan dalam transformasi keganasan korion
tidak diketahui. Pada koriokarsinoma, kecenderungan trofoblas normal untuk tumbuh
secara invasif dan menyebabkan erosi pembuluh darah sangatlah besar. Apabila
mengenai endometrium, akan terjadi perdarahan, kerontokan dan infeksi permukaan.
Masa jaringan yang terbenam di miometrium dapat meluas keluar , muncul di uterus
sebagai nodul-nodul gelap irreguler yang akhirnya menembus peritoneum.
Gambaran diagnostik yang penting pada koriokarsinoma, berbeda dengan mola
hidatidosa atau mola invasif adalah tidak adanya pola vilus. Baik unsur sitotrofoblas
maupun sinsitium terlibat, walaupun salah satunya mungkin predominan. Dijumpai
anplasia sel, sering mencolok, tetapi kurang bermanfaat sebagai kriteria diagnostik pada
keganasan trofoblas dibandingkan dengan pada tumor lain. Pada pemeriksaan hasil
kuretase uterus, kesulitan evaluasi sitologis adalah salah satu faktor penyebab kesalahan
diagnosis koriokarsinoma. Sel-sel trofoblas normal di tempat plasenta secara salah di
diagnosis sebagai koriokarsinoma. Metastasis sering berlangsung dini dan umumnya
hematogen karena afinitas trofoblas terhadap pembuluh darah.
Koriokarsinoma dapat terjadi setelah mola hidatidosa, abortus, kehamilan ektopik
atau kehamilan normal . tanda tersering, walaupun tidak selalu ada, adalah perdarahan
irreguler setelah masa nifas dini disertai subinvolusi uterus. Perdarahan dapat kontinyu
atau intermitten, dengan perdarahan mendadak dan kadang-kadang masif. Perforasi
uterus akibat pertumbuhan tumor dapat menyebabkan perdarahan intraperitonium. Pada
banyak kasus, tanda pertama mungkin adalah lesi metatatik. Mungkin ditemukan tumor
vagina atau vulva. Wanita yang bersangkutan mungkin mengeluh batuk dan sputum
berdarah akibat metastasis di paru. Pada beberapa kasus, di uterus atau pelvis tidak
mungkin dijumpai koriokarsinoma karena lesi aslinya telah lenyap, dan yang tersisa
hanya metastasis jauh yang tumbuh aktif. Apabila tidak di terapi, koriokarsinoma akan
berkembang cepat dan pada mayoritas kasus pasien biasanya akan meninggal dalam
beberapa bulan. Kausa kematian tersering adalah perdarahan di berbagai lokasi.
Pasien di golongkan beresiko tinggi jiika penyakit lebih dari 4 bulan, kadar
gonadotropin serum lebih dari 40.000 mIU/ml, metastasis ke otak atau hati, tumor
timbul setelah kehamilan aterm, atau riwayat kegagalan kemoterapi, namun
menghasilkan anagka kesembuhan tertinggi dengan kemoterapi kombinasi yaitu
menggunakan etoposid, metotreksat, aktinomisin, siklofosfamid, dan
vinkristin(Schorage et al, 2000).
D. Menifestasi Klinis
Mikroskopis tanda-tanda yang khas untuk choriocarcinoma ialah :
1. Peningkatan jumlah kadar ß-hCG
a. Kadar ß-hCG normal pada tiap umur kehamilan berbeda, dari 5-25 IU/ml.
b. Kadar ß-hCG yang dianggap mola < 100.000 IU/urine 24jam
c. Kadar ß-hCG yang dianggap kanker adalah > 100.000 IU/urine 24jam >40.000 u/ml
dalam interval lebih dari 4 bulan.
2. Perdarahan per vaginam
3. Batuk berdarah dan sesak nafas
4. X-ray dada menunjukkan adanya perembesan cairan di ujung kedua paru- paru
5. Sakit kepala dan hemiplegi
6. Sakit tulang belakang
7. Perut bengkak dan sklera menjadi kuning
8. Hilang selera makan dan berat badan turun
Adapun tanda dan gejala lain :
1. Nekrose
2. Haemorrhagia
3. Infeksi
Berikut adalah diantara gejala-gejala dan tanda-tanda yang mungkin dialami oleh
pesakit koriokarsinoma :
a. Batuk berdarah dan sesak nafas.
b. Sakit kepala dan lumpuh sebelah badan
c. Sakit tulang belakang
d. Ketumbuhan dan perdarahan di bahagian faraj
e. Bengkak perut dan kuning mata
f. Hilang selera makan dan turun berat badan
Tumor ini warnanya ungu dan sangat rapuh.
Pada dinding uterus nampak sebagai benjolan kacang Bogor.
- Perdarahan yang tidak berhenti setelah kelahiran mola, bersifat metrorrhagia.
- Subinvolusi
- Metastase pada paru-paru, vulva atau vagina.
- Reaksi biologis yang tetap positip atau yang malakan naik kwantitatip setelah
kelahiran mola.
- Kadang-kadang terjadi perforasi rahim dengan tanda-tanda perdarahan
intraperitoneal.
Selain dari itu nampak sel-sel trofobkast yang menembus otot-otot dan pembulu-
pembulu darah.
E. Klasifikasi
3. Koriokarsinoma Klinis
Apabila setelah pengeluaran jaringan mola hidatidosa kadar hCG turun lambat
apalagi menetap atau meningkat, maka kasus ini dianggap sebagai penyakit trofoblas
ganas. Artinya ada sel-sel trofoblas yang aktif tumbuh lagi di uterus atau di tempat
lain (metastasis) dan mengahasilkan hCG. Diagnosis keganasan tidak ditentukan
oleh pemeriksaan histopatologik tetapi oleh tingginya kadar HCG dan adanya
metastasis.
F. Komplikasi
Komplikasi dikategorikan berdasarkan seberapa jauh derajat penyakitnya. Berdasarkan
jauhnya penyebaran koriokarsinoma dibagi menjadi 4, yaitu:
•Stadium I yang terbatas pada uterus
•Stadium II, sudah mengalami metastasis ke parametrium, serviks dan vagina
•Satadium III, mengalami metastasis ke paru-paru
•Stadium IV, metastasis ke oragan lain, seperti usus, hepar atau otak.
G. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Menurut The International Federation of Gynecology and Oncology (FIGO)
menetapkan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mendiagnosis PTG
termasuk koriokarsinoma adalah:
1. Menetapnya kadar ß hCG pada empat kali penilaian dalam 3 minggu atau
lebih (misalnya hari 1,7, 14 dan 21)
2. Kadar ß hGC meningkat pada selama tiga minggu berturut-turut atau
lebih (misalnya hari 1,7 dan 14)
3. Tetap terdeteksinya ß hCG sampai 6 bulan pasca evakuasi mola.
4. Gambaran patologi anatomi adalah koriokarsinoma
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Uji Sonde
Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam
kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan sonde diputar
setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola
atau koriokarsinoma.
2. Foto rontgen abdomen
Tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan)
4. Ultrasonografi
Khusus pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin
(merupakan diagnosa pasti), waspadai juga koriokarsinoma.
• Data Klinik Pemeriksaan Diagnostik
1. Perdarahan dalam separo pertama kehamilan
2. Nyeri perut bagian bawah
3. Toksemia sebelum 24 minggu kehamilan
4. Hiperemesis gravidarum
5. Rahim terlalu besar untuk tanggalnya
6. Tanda tonus jantung janin dan bagian janin
7. Keluarnya vesikel - ultrasonografi
8. Foto rontgen
(Hacker/Moore, essensial obstetric dan ginekologi, 2001: 683)
H. Penatalaksanaan Medis
1. Kemoterapi
Koriokarsinoma merupakan tumor yang sensitif terhadap obat-obatan kemoterapi,
dari hasil survey menunjukkan bahwa dengan kemoterapi pasien dengan
koriokarsinoma mengalami kesembuhan 90-95%.
2. Terapi dengan agen single methotrexate or actinomycin D Terapi ini digunakan untuk
koriokarsinoma yang belum bermetastase meluas ke seluruh tubuh atau dengan skala
ringan.
3. Terapi kombinasi EMACO (etoposide, methotrexate, actinomycin D,
cyclosphosphamide and oncovin) Terapi komplek ini digunakan untuk
koriokarsinoma dengan skala sedang atau berat.
4. Hysterektomi
Biasa dilakukan pada wanita dengan usia ≥ 40 tahun atau pada wanita yang
memang menginginkan untuk dilakukan hysterektomi. Hysterektomi juga
disarankan pada infeksi berat dan perdarahan yang tidak terkendali.
I. Penyimpangan KDM
Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
v Data diri klien
Wiknjosostro, Hanifa s, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka edisi 3., Jakarta: 2002
Wiknjosostro Hanifa. Ilmu kandungan edisi kedua, yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta 2007