Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG PENYAKIT DIARE

Diposkan oleh Merysha Becks di 5/27/2015 01:30:00 AM


WEDNESDAY, MAY 27, 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Penyakitdiare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5
tahun) terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal
karena diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di
tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan
WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia,
menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian ke 2
terbesar pada balita.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dari Kementerian
Kesehatan, tingkat kematian bayi berusia 29 hari hingga 11 bulan akibat diare
mencapai 31,4 persen. Adapun pada bayi usia 1-4 tahun sebanyak 25,2 persen.
Bayi meninggal karena kekurangan cairan tubuh. Diare masih merupakan masalah
kesehatan di Indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah menurun tajam,
tetapi angka morbiditas masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare di
Indonesia juga terukur lebih tinggi dari pneumonia (radang paru akut) yang
selama ini didengungkan sebagai penyebab tipikal kematian bayi.
B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan jenis-jenis diare.
2. Apa sajakah penyebab diare ?
3. Bagaiman patofisiologi terjadinya diare ?
4. Sebutkan tanda dan gejala diare ?
5. Apa akibat dari penyakit diare ?
6. Bagaiman cara pencegahan terhadap penyakit diare ?
7. Sebutkan upaya pertolongan pertama yang perlu segera dilakukan terhadap
penyakit diare ?

C. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan umum
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mendapatkan gambaran epidemiologi,
distribusi, frekuensi, determinan, isu dan program penanganan penyakit diare.

2. Tujuan khusus
 Mampu memberikan keperawatan yang tepat untuk pasien.
 Agar dapat mengetahui penyebab diare.
 Agar dapat mengetahui gejala diare.
 Agar dapat mengetahui cara penanggulangan diare.
 Agar dapat mengetahui cara pencegahan diare.

D. Mamfaat
1. Dapat mengetahui dan mempelajari lebih rinci tentang penyakit diare dan mampu
menerapkan teori – teori yang di dapat di dalam instisusi pendidikan.
2. Sebagai salah satu sumber literatur dalam perkembangan dibidang profesi
keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Diareadalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan
konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D,
Jkt, 2002).
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan
konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja.
Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka
waktu lama tapi kurang dari 14hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang
biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses
padat atau keras.
B. Jenis-jenis Diare
1. Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari
14 hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki
urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak.
2. Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi
laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diarae ini umumnya diawali
oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan
maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai
hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.

3. Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan
diare akut.

C. Penyebab
Penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Penyebab lain.
D. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung, seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering memasukkan
tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan
dipermukaan udara sampai beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan air
yang benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.

E. Tanda dan Gejala


Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih
dalam sehari, yang kadang disertai:
1. Muntah
2. Badan lesu atau lemah
3. Panas
4. Tidak nafsu makan
5. Darah dan lendir dalam kotoran

F. Akibat
Diare yang berlangsung terus selama berhari-hari dapat membuat tubuh
penderita mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Jika dehidrasi yang
dialami tergolong berat, misalnya karena diarenya disertai muntah-muntah, risiko
kematian dapat mengancam. Orang bisa meninggal dalam beberapa jam setelah
diare dan muntah yang terus-menerus. Dehidrasi akut terjadi akibat penderita
diare terlambat ditangani.
G. Pencegahan
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan
yang bersih dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan
tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat.
Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air
bersih dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak
antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10
meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan
air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.

H. Pertolongan Pertama
Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan pertama yang perlu
segera dilakukan:
1. Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat
meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus
dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200
cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula garam. Ambil air masak satu
gelas. Masukkan dua sendok teh gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur.
Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
2. Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang
lambung, serta makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber.
3. Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti
dalam sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat
minum atau makan, demam tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah
dalam tinja.

BAB III
TIJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 23 juli 2012
Sumber : Orang tua pasien
Metode : Observasi
Kamar : Upin
Ruang : Anak

B. Indetitas Pasien
Nama : S.Z
Umur : 1 tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Aceh / Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Mon Gelayu

C. Indetitas Penanggung Jawab


Nama :S
Agama : Islam
Alamat : Mon Gelayu
Hub. dg pasien : Orang tua

D. Keluhan
Keluhan utama : Mencret
Keluhan tambahan : Muntah
Keleuhan umum : Lemas
Kesadaran : Compos
Nadi : 132 x/1
Pernapasan : 32 x/1

E. Pemeriksaan Dokter
Fisik : Mata cekung (+), Rewel (+)
Diagnosa : Diare
Tindakan : Ringan – sedang

F. Riwayat Penyakit
Mencret dialami sejak : 1hr xu, mencret 710x, muntah
: 1hr xu, mencret disertai lendir dan darah

G. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan


Leukosit 2.9 4–2 /mm
Hemoglobine 12.0 11 – 14 g/dl
Hematokrit 33 35 – 47 %
Eritrosit 3.9 4.2 – 6.2 M/ul
Trombosit 171 150 – 400 k/ul
Malaria negatif Negative negatif

H. Rencana Asuhan Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
1. kurangnya volume cairan Kebutuhan Independen :
dengan adanya muntah cairan dan 1. Monitor tanda-tanda
dan diare. elektrolit dehidrasi seperti
terpenuhi dengan kurangnya elastisitas
baik. turgor kulit, ubun-
Data Subjektif : ubun dan mata
- Pasien mengeluh haus Kriteria : cekung, menurunnya
- Turgor kulit berat badan,
Data Objektif : baik. peningkatan nadi,
- Turgor kulit jelek. - Mukosa mulut mukosa kulit kering.
- Mata dan ubun-ubun lembab. 2. Cata produksi urin.
cekung. - Mata dan ubun-3. Monitor tanda-tanda
- Mukosa mulut kering. ubu n tidak vital.
- Berat badan turun dari cekung 4. Monitor pemberian
normal. - Tidak terjadi IVFD tiap jam.
shock. 5. Perhatian dan catat
- Berat badan intake dan aotput.
stabil. 6. Timbang berat badan
- Muntah dan setiap hari.
diare tidak 7. Monitor hasil lab,
terjadi. seperti elektrolit, ph,
hematokrit dan
sebagainya.

Kolaborasi :

Dengan tim medis


tentang pemberian
cairan intravena.
2 Perubahan nutrisi kurang Nutrisi adekuat. Independen :
dari kebutuhan tubuh Kriteria : 1. Berikan makana
berhubungan dengan Berat badan yang sesuai.
tidak adekuatnya absorbs dalam batas 2. Untuk anak yang
makanan. normal. masih menggunakan
- Pasien mau susu formula dapat
Data Subjektif : makan diganti dengan susu
- Pasien / keluarga dan minum. formula rendah
mengatakan tidak ada lemak.
selera makan. 3. Kaji frekuensi
muntah dan diare.
Data Objektif : 4. Lakukan oral
- Nafsu makan menurun. hygiene.
- Muntah.
- Mual. Kaloborasi :
- Tinja cair dan disertrai Dengan ahli gizi
dengan lendir. tentang penentuan
diit sesuai dengan
intruksi dokter.

3 Gangguan integritas kulit Tidak terdapat Independen :


berhubungan dengan tanda-tanda
meningkatnya frekuensi gangguan 1. Bersihkan daerah
BAB. integritas di anus dengan air dan
daerah anus. sabun setelah BAB.
Data Subjektif : 2. Jaga daerah anus
agar selalu bersih dan
- Passien / keluarga kering.
mengatakan anaknya Kriteria : 3. Ajakan orang tua
seringkali buang air. pasien untuk
- Tidak terdapat mengganti pakaian
Data Objektif : luka lecet di anak.
sekitar anus.
- BAB cair dan sering. - Tidak terjadi
infeksi sekunder.
4 Perubahan rasa nyaman - Rasa nyaman Independen :
beerhubungan dengan terpenuhi.
adanya rasa nyeri dan 1. Kaji tingkat nyeri
distensi abdomen. Kriteria : anak dengan
menggunakan reting
Data Subjektif : - Nyeri dan skala.
kembung 2. Ganti posisi anak
- Pasien mengeluh nyeri berkurang setiap 2 jam.
perut. sampai hilang. 3. Ganti pakaian yang
- Tidak gelisah. basah dengan pakaian
Data Objektif : - Anak dapat yang kering.
tidur dengan
- Perut tampak kembung nyaman. Kaloborasi :
dan terasa adanya
distensi abdomen. Dengan tim medis
dalam pemberian
nyeri dan kembung.

5. Kurangnya pengetahuan Anak / orang tua Independen :


pasien / keluarga tentang mengerti
tanda-tanda komplikasi pembatasan diit.1. Kaji tentang
perawatan diit, dalam komplikasi yang pengetahuan orang
perawatan anak dengan mungkin dan tua.
gastroenteritis. mungkin timbul2. Jelaskan tentang diit
dan perawatan yang diberikan dan
Data Subjektif : anak dengan susu formula yang
gastroenteritis. mungkin diganti.
- Orang tua pasien 3.Ajarkan orang tua
mengatakan tidak menjaga kebersihan
mengerti tentang pnyakit Kriteria : anak dan
diare. lingkungannya.
- Orang tua 4. Jelaskan tentang
mengerti tentang waktu pemberian
penjelasan obat, cara pemberian
perawat. dan dosis yang harus
diberikan.

6. Cemas orang tua Cemas tidak Independen :


berhubungan dengan terjdai dan dapat
keaadan penyakit dan beradaptasi 1. Kaji tingkat
hospitalisasi. dengan suasana kecemasan orang tua
RS. pasien.
Data Subjektif : 2.Perkenalkan suasana
Kriteria : ruangan tempat
- Oarng tua mengatakan anaknya dirawat.
cemas dan bingung - Orang tua 3. Jelaskan pada orang
dengan suasana di RS. tampak tenang. tua tentang penyakitb
yang diderita
anaknya.
4. Libatkan anggota
keluarga dalam
perawatan anakanya
di RS.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sekitar80% kematian karena diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun.
Diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita, nomor
3 bagi bayi, serta nomor 5 bagi semua umur.
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan
konsistensi tinja dari penderita.
B. Saran
Berdasarkan data-data diatas, maka dianggap perlu untuk membahas
mengenai persoalan penyakit diare sebagai penyumbang penyebab tertinggi kedua
kematian anak, sehingga semua pihak dapat mengupayakan strategi dalam rangka
mengurangi kematian anak akibat diare demi peningkatan kualitas anak.

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Edisi ketiga, Depkes RI, Direktorat


Jenderal PPM dan PL tahun 2007.
Ngastiah, editor Setiawan, S.kep. Buku keperawatan anak sakit EGC. Jakarta,
1997
Mansjoer, Arif dkk.2000.Kapita Selekta Edisi Jilid 4.Jakarta:Media Aescalapius
FKUI.
ikhsanbeck.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai