Anda di halaman 1dari 6

Daftar Makanan yang Mempengaruhi

Stress Anda
Stress pada umumnya merujuk pada respon tubuh terhadap sesuatu yang dapat
menimbulkan kecemasan atau ketakutan (distress), hal ini ditandai dengan mekanisme
tubuh untuk melepaskan hormon stress seperti adrenalin dan kortisol. Kondisi ini dapat
terjadi dalam waktu singkat maupun lama. Dalam waktu singkat biasanya stress mendorong
kita untuk segera melakukan sesuatu dan menurunkan nafsu makan, namun jika
kecemasan berlanjut dan berlangsung dalam waktu yang lama tubuh akan memproduksi
hormon kortisol yang cenderung membuat kita merasa lapar.

Pengaruh stress dan pola makan


Stress membuat tubuh kita menginginkan konsumsi makanan dalam jumlah banyak
(overeating) terutama keinginan untuk mengonsumsi jenis makanan berlemak dan manis.
Seiring dengan berjalannya waktu dan hilangnya sumber stress, kita tidak mengalami
kecemasan lagi sehingga nafsu makan akan kembali seperti normal. Namun jumlah kalori
tubuh akan tetap meningkat karena konsumsi selama kita mengalami stress.

Stress merupakan reaksi hormon tubuh penanganannya juga harus sesuai dengan reaksi
tersebut. Salah satunya adalah dengan menyesuaikan pola konsumsi. Beberapa jenis
makanan dapat membantu tubuh memproduksi hormon serotonin yang dapat menenangkan
kinerja otak, mengurangi hormon stress dan membantu meringankan efek stress seperti
memperkuat sistem imun dan menurunkan tekanan darah.

Berikut pola konsumsi yang dapat membantu meringankan efek dari stress:

Konsumsi sumber karbohidrat, namun


utamakan karbohidrat kompleks
Karbohidrat membantu otak untuk memproduksi lebih banyak hormon serotonin, semakin
banyak karbohidrat, semakin baik tubuh memproduksi hormon ini. Konsumsi karbohidrat
kompleks akan lebih bertahan lama dan membantu tubuh untuk memproduksi serotonin
lebih banyak. Karbohidrat kompleks akan membantu dalam menjaga berat badan dan kadar
gula darah. Makanan dengan karbohidrat kompleks antara lain berbagai makanan dengan
gandum utuh (whole–grain), sereal dan oatmeal.

Konsumsi makanan karbohidrat sederhana seperti gula, nasi dan roti putih juga dapat
meningkatkan kadar hormon serotonin, bahkan dalam waktu yang relatif lebih cepat. Hal ini
dikarenakan karbohidrat sederhana relatif lebih mudah dicerna. Namun perlu dibatasi
karena efek samping mengkonsumsi makanan manis akan mempercepat kenaikan kadar
gula darah dan kalori tubuh.
Konsumsi vitamin C dari buah-buahan dan
sayuran
Vitamin C berperan dalam mengurangi kadar hormon stress dan juga memperkuat sistem
imun tubuh, Hal ini sangat diperlukan karena kondisi stress dapat menurunkan imunitas
tubuh. Vitamin C dapat diperoleh dalam jumlah yang relatif tinggi dari buah jeruk, kiwi,
nanas, strawberry, berbagai buah berry dan pepaya serta sayuran seperti brokoli dan
paprika.

Konsumsi daging sapi merah


Daging sapi secara khusus memiliki berbagai nutrisi seperti omega 3, vitamin
dan antioksidan yang dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko
mengalami depresi. Selain itu daging sapi merah cenderung rendah lemak maka hal ini baik
untuk dikonsumsi saat sedang stress.

Konsumsi antioksidan
Antioksidan merupakan salah satu zat yang dapat menenangkan pikiran dan menurunkan
tekanan darah karena terdapat senyawa polifenol dan flavonol. Antioksidan dapat diperoleh
dari konsumsi teh dan coklat hitam.

Konsumsi makanan dengan kandungan


potassium
Konsumsi potassium yang mencukupi dapat meningkatkan tekanan darah terutama pada
seseorang yang mengalami stress karena rentan mengalami hipertensi. Potassium dapat
diperoleh dari buah-buahan seperti alpukat dan pisang.

Tingkatkan kadar magnesium


Magnesium berguna untuk meringankan efek stress seperti kelelahan dan sakit kepala.
Nutrisi ini dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan sayuran berdaun hijau terutama
bayam dan bahan makanan lainnya seperti kacang kedelai serta ikan salmon.

Konsumsi omega 3
Berbagai makanan berbahan dasar ikan laut seperti tuna dan salmon juga dapat
menurunkan efek dari stress karena mengandung kadar omega 3 yang tinggi. Manfaat dari
omega 3 diantaranya mencegah peningkatan hormon stress dan menjaga kesehatan
jantung serta mencegah terjadinya depresi.
Konsumsi kacang-kacangan
Konsumsi kacang-kacangan dapat menyehatkan pembuluh darah dan menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. Dengan mengonsumsi kacang-kacangan dapat meminimalisir efek
stress terhadap sistem kardiovaskuler. Namun perlu dibatasi asupannya karena memiliki
tinggi kalori.

Hindari: Konsumsi tinggi lemak, kafein dan gula


Saat sedang stress kita cenderung menginginkan konsumsi makanan yang rasanya enak
dan membuat ketagihan dan mendorong untuk memakan lebih banyak, namun tentu saja
hal itu bukanlah cara yang baik untuk melewati masa stress. Konsumsi lemak dan gula
berlebih dapat menurunkan kinerja otak saat sedang stress. Sehingga dapat menyebabkan
kesulitan untuk berpikir jernih saat sedang stress. Konsumsi kafein berlebih saat stress akan
membuat otak sulit beristirahat, ditambah dengan efek dari kafein yang dapat tersimpan di
dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk tidur. Sedangkan
konsumsi gula yang merupakan karbohidrat sederhana dapat menyebabkan kegemukan
dan peningkatan kadar gula darah yang lebih cepat jika dikonsumsi dalam jumlah yang
banyak.

8 Hal yang Tidak Disadari Membuat


Anda Mudah Stress
Bukan lagi menjadi rahasia bahwa generasi milenium (yang sekarang dalam usia produktif)
sulit menghindari tiga masalah psikologis yaitu stress, kecemasan, dan menjadi tidak
produktif. Data American Psychological Association (APA) menunjukan bahwa generasi
milenium kurang mampu mengatasi masalah-masalah tersebut dibandingkan dengan
generasi sebelumnya.

Bukan hanya buruk bagi kesehatan mental, menurut penelitan dari Harvard University,
kecemasan dan stress berkaitan dengan risiko penyakit jantung, migrain, gangguan
pernafasan kronis, dan kondisi buruk lainnya.

Sayangnya, pekerjaan, ambisi, dan berbagai pilihan berat dalam hidup memang menjadi
hal-hal utama mengapa stress, cemas, dan kecenderungan tidak produktif menimpa diri
Anda. Namun, jarang kita sadari bahwa kebiasaan sehari-hari juga perlahan membentuk
tiga masalah utama generasi milenium tersebut. Kebiasaan buruk tersebut adalah:

1. Kebiasaan tidur yang buruk

Kebiasaan tidur yang kurang baik memang sudah menjadi rahasia umum menjadi salah satu
faktor penyumbang stress, kecemasan, dan kecenderungan tidak produktif. Sebuah
penelitian University of California menyatakan bahwa kurangnya tidur dapat menyerang
bagian otak yang berfungsi menyebabkan rasa cemas pada manusia. Penyebab utama dari
kurang tidur adalah memulai tidur pada waktu yang berbeda-beda, tidak memprioritaskan
tidur, dan yang sering terjadi adalah sibuk menggunakan laptop, ponsel, atau gadget lainnya
sebelum tidur.
Solusi:

Dilansir dari calmclinic.com, hal sederhana yang bisa menjadi solusi atas masalah ini adalah
membuat tidur menjadi rutinitas yang terjadwal, menjauhkan benda-benda yang akan
membuat Anda menunda tidur Anda (laptop, ponsel, dll), dan kemudian berolahragalah
secara rutin di siang hari.

2. Makan tidak teratur

Tidak hanya soal metabolisme tubuh, makan teratur juga teruji berpengaruh baik pada
kondisi mental seseorang. Dilansir dari bodyandhealth.com, “menunda makan terlalu lama
atau melewatkan sarapan dapat menyebabkan kadar gula darah tidak stabil, dan dapat
memicu kecemasan, kebingungan, pusing, hingga sulit untuk bicara.” Dehidrasi atau
kekurangan cairan dalam tubuh juga dapat menimbulkan akibat yang sama, karena pada
dasarnya makanan dan minuman adalah kebutuhan primer biologis.

Solusi:

Makan dengan pola makan harian yang teratur dan konsisten. Jauhkan camilan dari meja
kerja atau meja di kamar Anda. Selalu sediakan botol berisi air mineral di mana pun Anda
beraktivitas.

3. Minum kopi

Dalam konteks manfaat jangka pendek, memang kopi sering kali kita gunakan sebagai
solusi. Misalnya, untuk membuat kita lebih fokus dan awas dalam jangka waktu beberapa
jam ke depan. Namun, di balik manfaat tersebut, kopi membuat kita lebih sensitif, mudah
tersinggung, cemas, dan gugup. Kafein ternyata memompa rasa panik dalam diri kita, dan
kemudian membuat kita fobia pada sekitar. Kafein juga bersifat diuretik, yaitu memicu
percepatan pembentukan urin, dan hal tersebut menambahkan kecemasan tersendiri.

Solusi:

Bagi Anda penggemar kopi, belajarlah untuk membatasi porsi kopi menjadi satu cangkir
dalam sehari. Jika memang tidak bisa menahan, beralihlah pada kopi tanpa kafein, atau teh
hitam. Jika cara tersebut dalam beberapa pekan membuat Anda lebih tenang, tetaplah pada
jalur tersebut.

4. Duduk terlalu lama

Terlalu lama duduk akan menimbulkan kecemasan pada diri Anda. Hal ini dibuktikan oleh
peneliti dari BMC Public Health. Realitasnya, kini sebagian besar pekerjaan menempatkan
kita berada di meja kerja, dan seluruh pekerjaan dapat diakses melalui komputer. Namun,
ternyata hal ini juga tidak baik untuk psikologi kita.

Solusi:

Berdiri dan berjalanlah setiap 90 menit Anda duduk. Lebih baik jika hal tersebut diimbangi
dengan berolahraga secara rutin.
5. Telepon genggam

Teknologi yang ditawarkan telepon genggam generasi sekarang membuat kita semakin
adiktif. Dalam banyak konteks, memang banyak yang bisa kita capai dengan teknologi yang
ditawarkan oleh telepon genggam yang kita miliki. Penelitian Baylor University pada tahun
2014 menyatakan bahwa layar handphone sebagai pusat informasi dapat meningkatkan
aktivitas sistem saraf. Peningkatan aktivitas sistem saraf dapat memicu kecemasan yang
kuat.

Solusi:

Jangan selalu menggunakan handphone jika Anda dalam posisi bosan dan sedang tidak
melakukan apa-apa. Biasakan taruh handhone Anda di tas atau di saku saat tidak ada
keperluan yang berkaitan dengan handphone.

6. Kerja lembur

Pulanglah ke rumah sesuai porsi yang dijadwalkan pada pekerjaan Anda. Dikutip
dari Forbes, saat pekerjaan mengambil jatah waktu kehidupan keseharian kita, maka
kecemasan akan otomatis hadir. Menghiraukan jam kerja dapat menimbulkan gangguan
psikologis pada diri kita.

Solusi:

Jadwalkan semua kegiagtan Anda berdasarkan dengan waktu. Batasi waktu maksimal
bekerja Anda, dan tentukan jadwal tidur Anda setiap harinya. Pastikan ambisi kerja Anda
sejalan dengan bagaimana Anda membentuk keadaan psiokologis yang sehat.

7. Terlalu lama menonton TV

Banyak yang menyangka bahwa beristirahat di sofa dan menghabiskan waktu di depan
layar TV sebagai metode istirahat yang baik. Namun, sebuah penelitian menyangkal metode
tersebut. Sebuah penelitian menyatakan bahwa rasa cemas dan stress bisa didapati oleh
seseorang yang menonton TV lebih dari dua jam berturut-turut. Penelitian lain juga
menyatakan hal tersebut sama dampaknya dengan menghabiskan waktu di depan layar
komputer.

Solusi:

Saat selesai dengan pekerjaan Anda, carilah kegiatan selain menonton TV. Carilah kegiatan
seperti berolahraga, mengobrol, hang out bersama taman, atau menulis. Perbanyak
interaksi dengan alam dan manusia di sekitar Anda.

8. Terlalu sering mendengarkan curhat

Mencurahkan kecemasan kepada orang lain merupakan sebuah usaha untuk menenangkan
pikiran. Namun sebuah penelitian menyatakan bahwa jika Anda selalu menjadi tempat
teman-teman mencurahkan perasaan dan emosi mereka, Anda justru berpotensi merasa
lebih memburuk. Begitu pun jika curhat dilakukan dalam sebuah kelompok, maka
kecemasan seseorang (yang curhat) akan menular pada kelompok tersebut.

Solusi:
Bukan berarti Anda harus berhenti mendengarkan teman yang ingin berkeluh kesah. Namun
setelah itu, carilah orang-orang menyenangkan yang dapat membuat Anda gembira bahkan
melupakan masalah apapun.

Anda mungkin juga menyukai