Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian pengaruh pemberian topikal ekstrak kulit buah naga merah

(Hylocereus polyrhizus) terhadap jumlah sel mast pada mencit yang dipapar

dengan sinar UVB akut dengan rancangan post test only. Pengamatan sel

mast dilakukan pada bagian dermis kulit punggung mencit dengan morfologi

berwarna ungu violet dan bergranul. Mencit yang dipapar UVB akut dengan

dosis I terlihat jumlah sel mast paling banyak pada preparat dermis kulit

punggung mencit, sedangkan dosis II lotion ekstrak kulit buah naga merah

yang diberikan pada kelompok tampak jumlah sel mast paling sedikit

dibandingkan dengan kelompok yang lain (Gambar 4.1).

Gambaran jumlah sel mast tiap-tiap kelompok pada pengamatan jam ke-

24 ditunjukkan pada Gambar 4.2. Pengamatan jumlah sel mast menunjukkan

jumlah tertinggi pada Dosis 0,256 mg. Pada kelompok dosis perlakuan 1,28

mg dan 6,4 mg lebih rendah disbanding dengan negatif. Jumlah sunburn cell

yang paling mendekati normal adalah Dosis 6,4 mg.


(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4 1 Preparat sel mast jam ke-24 pada : (a) K-II (kelompok Negatif),
(b) K-III (dosis 0,256 mg), (c) K-IV (dosis 1,28 mg), dan (d) K-V (dosis 6,4
mg). Pengamatan mikroskop perbersaran 400× dengan pengecatan Toluidine
blue.
24 jam
6.00
5.00
4.00
Cell Mast

3.00
2.00
24 jam
1.00
0.00
Kelompok Kontrol Dosis Dosis 1,28 Dosis 6,4
normal negatif 0,256 mg mg mg
Kelompok Uji

Gambar 4.2Rata-rata jumlah sel mast tiap kelompok pada berbagai waktu
pengamatan
Identifikasi sebaran data normal terlebih dahulu dilakukan untuk

normalitas sebaran data. Sebaran normalitas data dianalisis dengan uji Shapiro

Wilk, yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4.1.


Tabel 4.1 Hasil uji normalitas sebaran data jumlah sel mast pada kelima
kelompok uji dalam berbagai waktu pengamatan

Waktu Pengamatan (jam)


Kelompok
24
Kelompok Normal 0,309
Kontrol negative 0,332
Dosis 0,256 mg 0,429
Dosis 1,28 mg 0,801
Dosis 6,4 mg 0,645
Saphiro-Wilk, normal p > 0,05

Jumlah sel mast tiap-tiap kelompok dalam berbagai waktu pengamatan

24 jam memiliki nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa distribusi data jumlah sel

mast adalah normal. Data jumlah sel mast juga diuji homogenitas variannya

menggunakan Levene’s test. Hasil uji homogenitas varian ditunjukkan pada

Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2Hasil uji homogenitas varian data jumlah sel mast

Waktu pengamatan (jam) p Keterangan

24 0,271 Homogen

Hasil uji Levene menunjukkan varian data jumlah sel mast pada

pengamatan jam ke-24 (p>0,05) homogen.

Uji beda rata-rata jumlah sel mast pada jam ke-24 antara kelima

kelompok dianalisis secara parametrik dengan uji one way anova ditunjukkan

pada tabel 4.3.


Tabel 4.3Hasil uji beda rata-rata jumlah sel mast antar waktu pengamatan

Waktu pengamatan (jam) p Keterangan

24 0,000 Terdapat perbedaan

Hasil uji beda rata-rata jumlah sel mast kelima kelompok uji

ditunjukkan pada ketiga waktu pengamatan jam ke-24 (p<0,05), artinya paling

tidak terdapat dua kelompok yang menunjukkan perbedaan jumlah sel mast

yang bermakna.

Kelompok-kelompok mana saja yang menunjukkan perbedaan jumlah

sel mast tersebut pada jam ke-24, dapat dilihat dari hasil uji post hoc LSD

sebagai berikut:

Tabel 4.4Hasil Uji Beda Rata-rata Jumlah sel mast Pengamatan 24 Jam

Dosis
Dosis Dosis 6,4
Kelompok Normal Negatif 0,256
1,28 mg mg
mg
Normal - 0.028* 0.000* 0.023* 0.337
Negatif 0.028* - 0.014* 0.000* 0.003*
Dosis
0.000* 0.014* - 0.000* 0.000*
0,256 mg
Dosis 1,28
0.023* 0.000* 0.000* - 0.167
mg
Dosis 6,4
0.337 0.003* 0.000* 0.167 -
mg
Keterangan: * = perbedaan bermakna, p<0,05

Perbedaan rata-rata jumlah sel mast pada pengamatan jam ke-24

sebagian besar bermakna (p<0,05), kecuali perbedaan rata-rata jumlah sel

mast antara antara K-I vs. K-V (p=0,337), dan antara K-IV dengan K-V
(p=0,167). Perbedaan jumlah sel mast yang bermakna antara K-II dengan K-

IV, dan K-V menunjukkan bahwa pemberian topikal basis lotion ekstrak kulit

buah naga merah dosis 1,28 dan 6,4 mg berpengaruh menurunkan jumlah sel

mast, sedangkan perbedaan jumlah sel mast antara K-II dengan K-III

menunjukkan bahwa pemberian lotion ekstrak kulit buah naga merah dosis

0,256 mg meningkatkan jumlah sel mast. Perbedaan jumlah sel mast antara K-

III dengan K-IV dan K-V menunjukkan bahwa lotion ekstrak kulit buah naga

merah dosis 1,28 mg dan 6,4 mg lebih bisa menurunkan jumlah sel mast

akibat paparan UVB akut daripada dosis 0,256 mg. Perbedaan jumlah sel mast

yang tidak bermakna antara K-IV vs K-V menunjukkan bahwa efektifitas

lotion ekstrak kulit buah naga merah dosis 1,28 mg dalam menurunkan jumlah

sel mast serupa dengan dosis 6,4 mg. Berdasarkan hasil uji post hoc LSD ini

dapat diketahui bahwa lotion ekstrak kulit buah naga merah dosis 6,4 mg

paling efektif dalam menurunkan jumlah sel mast akibat paparan UVB akut.

4.2. Pembahasan

Gambaran hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok

kontrol negatif (K-II) memiliki jumlah sel mast yang lebih tinggi

dibandingkan dengan K-I, K-IV, dan K-V pada 24 jam setelah paparan UVB.

Hal ini terjadi karena paparan akut UVB menarik sel-sel mast pada kulit dan

mengaktifkannya untuk melepaskan mediator-mediator inflamasi (Sarchio,

2012). Penelitian Wang (2009) telah menunjukkan akumulasi sel mast pada

daerah yang terpapar sinar UVB. Hal ini terkait dengan waktu puncak

terjadinya inflamasi yang terjadi 6-24 jam setelah iradiasi UVB (Endoh et al.,
2007). Sebagaimana diketahui inflamasi yang diinduksi oleh UVB adalah

akibat teraktivasinya sel-sel mast yang kemudian mengeluarkan berbagai

sitokin proinflamasi seperti TNF- (Clydesdale et al., 2001) yang berikutnya

berbalik meningkatkan ekspresi perlekatan ICAM-1 dan E-selectin pada

endotel. Perlekatan molekul-molekul tersebut mempromosikan terikatnya

leukosit pada permukaan endotel dan perpindahan leukosit ke daerah yang

terpapar dan akumulasi sel-sel inflamasi mencapai puncaknya pada 12 jam

(Endoh et al., 2007).

Sel mast adalah sel yang tinggal dalam dermis, memiliki peran

penting dalam induksi inflamasi oleh sinar ultraviolet. Perubahan fisik pada

sel mast terjadi setelah terpapar UVB, meliputi keberadaan hipogranulasi dan

degranulasi sel serta dan butiran-butiran ekstraseluler pada jaringan di

sekitarnya. Paparan UVB kronis pada kulit tikus tanpa bulu meningkatkan

jumlah sel mast pada bagian dermis yang lebih bawah (Clydesdale et al.,

2001).

Pemberian topikal lotion ekstrak kulit buah naga merah dosis 1,28 mg

dan 6,4 mg) dapat menurunkan jumlah sel mast pada 24 jam setelah paparan

sinar UVB akut. Efek penurunan jumlah sel mast oleh ekstrak kulit buah naga

merah tersebut ditunjukkan oleh senyawa fenolik (flavonoid) yang dikenal

sebagai antioksidan dan berperan sebagai sun screen yang dapat mencegah

efek merugikan dari radiasi UV pada kulit (Svobodova et al, 2003). Flavonoid

melindungi kerusakan lipid membran dari paparan UVB (Winarsi, 2007).

Flavonoid juga berfungsi menyerap sinar UVB (Prasiddha, 2016), selain itu
flavonoid juga merupakan senyawa antioksidan yang menghambat

autooksidasi. Pola hidroksilasi tertentu cincin B dari flavonoles meningkatkan

aktivitas antioksidan dan antiproliferatif terutama dalam penghambatan

sekresi sel mast (Middleton et al, 2000).

Pemberian topical lotion ekstrak kulit buah naga merah pada dosis

0,256 mg justru memperlihatkan kenaikan jumlah sel mast. Hal ini diduga

pada dosis 0,256 mg belum memiliki efek anti inflamatif. Pernyataan ini

didukung oleh Nugroho (2010) bahwa senyawa oktametoksiflavon yang

terkandung dalam flavonoid mampu meningkatkan jumlah dan degranulasi sel

mast. Sehingga diduga pada dosis 0,256 justru menimbulkan efek inflamatif.

Perbedaan pengaruh lotion ekstrak kulit buah naga pada berbagai

waktu pengamatan terjadi karena beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.

Penggunaan metode immunostaining dalam mengidentifikasi keberadaan sel

mast bisa menjadi penyebab dari inkonsistensi tentang efek lotion ekstrak kulit

buah naga merah terhadap jumlah sel mast. Menurut Buckley dan Walsh

(2008) sebagian besar metode untuk identifikasi sel mast mendasarkan pada

deteksi histokimia konstituen dari sekretori granula. Meskipun staining untuk

sel mast dengan pewarnaan histokimia dapat cepat dan relatif murah, akan

tetapi dapat mengaburkan sel mast dengan basofil dalam jaringan. Penggunaan

reagen dalam pembuatan preparat jaringan juga dapat mempengaruhi hasil

sehingga menyebabkan pengaburan pada jumlah sel mast yang terdapat pada

berbagai jaringan. Penggunaan transmisi mikroskop elektron memberikan

gambaran yang sangat presisi dari sel mast termasuk morfologi, topografi
granul dan model sekretori granul (Kalinski et al., 2012). Atau jika mungkin

identifikasi jumlah sel mast terkendala oleh ketersediaan mikroskop elektron,

maka identifikasi dari sel mast juga dapat diwakili oleh mediator-mediator

inflamasi yang dihasilkan oleh sel mast, sebagaimana diketahui sel mast

menghasilkan mediator-mediator inflamasi yang tersimpan dalam granul dan

dapat tersekresi dari paparan UVB seperti histamine serta bermacam-macam

mediator inflamatori misalnya leukotriene, prostaglandin, protease dan

beberapa sitokin pro inflamatori dan kemotaktik misalnya tumor necrosis

factor (TNF)-Į dan interleukin (IL)-6, IL-4, IL-3, IL-8 (Kalesnikoff & Galli,

2008)
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

5.1.1 Pemberian topikal eksrak kulit buah naga merah (H. Polyrhizus) secara signifikan

menurunkan jumlah sel mast pada dermis kulit punggung mencit yang dipapar sinar

UVB akut.

5.1.2 Jumlah sel mast pada kelompok mencit yang dipapar UVB (kontrol negatif) pada

pengamatan 24 jam adalah 4,67 sedangkan pada kelompok ekstrak kulit buah naga

dosis 0,16;0,32; dan 0,64% masing-masing adalah 5,68; 2,83; dan 3,38 ( p< 0,05 ).

5.1.3 terdapat perbedaan signifikan jumlah sel mast pada pengamatan 24 jam ditunjukkan

antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok pemberian ekstrak kulit buah naga

merah dosis 0,16; 0,32 dan 0,64%.

5.2. Saran

Saran untuk penelitian mendatang atas keterbatasan hasil penelitian ini yaitu:

5.2.1 Mengidentifikasi sel mast dengan menggunakan mikroskop elektron.

5.2.2 Meneliti pengaruh ekstrak kulit buah naga terhadap kadar mediator-mediator inflamasi

yang dilepaskan oleh sel mast seperti kadar histamine, leukotriene, prostaglandin,

protease dan beberapa sitokin pro inflamatori dan kemotaktik misalnya tumor necrosis

factor (TNF)-Į dan interleukin (IL)-6, IL-4, IL-3, IL-8.

Anda mungkin juga menyukai