Anda di halaman 1dari 5

UJI METABOLISME BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi


Yang Dibimbing Oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M. Pd

Oleh:
Kelompok 4
Pendidikan Biologi/ Offering A
Anggun Risma Atika 140341600442
Dewi Nur Arasy 140341602754
Faiqotul Mala 140341606168
Fandi Tri Fajar Cahyo 140341601660
Fina Mustika Dewi 140341601824

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2016
A. Topik
Uji Metabolisme Bakteri

B. Tujuan
1. Untuk menguji kemampuan menghidrolisis amilum
2. Untuk menguji kemampuan menghidrolisis protein
3. Untuk menguji kemampuan menghidrolisis lemak

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari, tanggal : Selasa, 15 Maret 2016
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi O5.305 Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang

D. Dasar Teori
Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari
proses metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk
kehidupan mikroba. Metabolisma didefinisikan sebagai semua reaksi kimia yang
terjadi dalam sel hidup. Termasuk juga eksoenzim yang tetap di anggap sebagai
metabolisma, sebab meskupun reaksi kimia berlangsung di luar sel tetapi enzim
disekresikan dari dalam sel. Sintesis protoplasma dan penggunaan energi yang
disebut sebagai Anabolisma. Oksidasi substrat diiringi dengan terbentuknya energi
disebut dengan Katabolisma (Pelczar, 2005).
Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan yang dilakukan untuk
sederetan reaksi enzim yang berurutan. Secara singkat kegiatan proses ini disebut
tansformasi zat. Hasil kegiatan ini akan dihasilkan nutrien sederhana seperti
glukosa, asam lemak berantai panjang atau senyawa-senyawa aromatik yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk proses neosintetik bahan sel. Reaksi kimiawi yang
membebaskan energi melalui perombakan nutrient disebut reaksi disimilasi atau
penguraian; jadi merupakan kegiatan katabolik sel. Sedangkan reaksi kimiawi yang
menggunakan energi untuk sintesis dan fungsi-fungsi sel lainnya disebut reaksi
asimilasi atau anabolik. Jadi, reaksi disimilasi menghasilkan energi, dan reaksi
asimilasi menggunakan energi (Dwidjoseputro, 1978). Menurut Darkuni (2001)
bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi eksergonik, dan
apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan energi, reaksi ini
disebut reaksi endergonik.
Bila sel merombak ikatan-ikatan kimiawi tertentu selama metabolisme,
energi yang dilepaskan menjadi tersedia untuk melangsungkan kerja biologis.
Selama masa hidup sel, kerja ini bersifat ekstensif dan beragam. Mikroorganisme
heterotrofik nonfotosintesik memperoleh energinya dari oksidasi (pengusiran
electron atau atom hydrogen) senyawa-senyawa anorganik (Pelezer, 2006).
Enzim sangat di pengaruhi oleh beberapa hal yaitu, konsentrasi enzim,
konsentrasi substrat, pH, suhu,setiap enzim berfungsi optimal pada pH dan
temperatur tertentu. Suhu yang sangat rendah dapat menghentikan aktivitas enzim
tetapi tidak menghancurkannya (Pelczar, 2005). Aktivitas enzim diatur melalui 2
cara yaitu, pengendalian katalis secara langsung pengendalian genetik. Proses
metabolisme akan menghasilkan hasil metabolisme yang berfungsi menghasilkan
sub satuan makromolekul dari hasil metabolisme yang bergun sebagai penyediaan
tahap awal bagi komponen-komponen sel menghasilkan dan menyediakan energi
yang dihasilkan dari ATP lewat ADP dengan fosfat. Energi ini sangat penting untuk
kegiatan proses lain yang dalam prosesnya hanya bisa berlagsung kalau tersedia
energi (Dwidjoseputro, 1978).
Bakteri memperoleh energi melalui proses Oksidasi-Reduksi. Oksidasi
adalah proses pelepasan elektron sedang reduksi adalah proses penangkapan
elektron. Istilah oksidasi digunakan disini untuk mencakup semua proses
penghasilan energi yang terjadi dalam se (Tarigan, 1988). Karena elektron tidak
dapat berada dalam bentuk bebas, maka setiap reaksi oksidasi selalu diiringi oleh
reaksi reduksi. Hasil dari reaksi oksidasi dapat terbentuknya energi. Pada umumnya
reaksi oksidasi secara biologi dikatalisis oleh enzim dehidrogenase. Enzim tersebut
memtransfer elektron dan proton yang dibebaskan kepada aseptor elektron
intermedier seperti NAD+ dan NADP+ untuk dibentuk menjadi NADH dan
NADPH. Fosforilasi oksidasi terjadi pada saat elektron yang mengandung energi
tinggi tersebut ditranfer ke dalam serangkain transpor elektron sampai akhirnya
ditangkap oleh oksigen atau oksidan anorganik lainnya sehingga oksigen akan
tereduksi menjadi H2O (Dwidjoseputro, 1978).
Respirasi didefenisikan sebagai penggunaan serangkaian transfor elektron
untuk mentransfer elektron menuju aseptor elektron terakhir. Energi diperoleh
melalui fosporilasi oksidatif tetapi dalam prosesnya bisa menggunakan oksigen
sebagai aseptor elektron terakhir (respirasi aerob) atau senyawa anorganik lain
(respirasi anaerob). Letak perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob adalah
bahwa pada respirasi anaerob yang berperan sebagai aseptor elektron terakahir
adalah senyawa anorganik, bukan oksigen (Dwidjoseputro, 1978).
Komponen hidup yang esensial pada bakteri sama seperti protoplasma dari
semua organisme hidup. Komponen tersebut terdiri dari karbon, oksigen, hidrogen,
nitrogen, sulfur dan fosfor dengan beberapa elemen yang jumlahnya lebih sedikit.
Rata-rata sebesar 80-85 % dari tubuh bakteri yang tumbuh mungkin terdiri dari air.
Protein, karbohidrat, lipid, dan ada asam nukleat, juga semua subtansi yang penting
yang disebut enzim (Burdon, 1964).
Perombakan lipid atau lemak diawali dengan pecahnya trigliseride oleh
penambahan air sehingga terbentuk gliserol dan asam lemak dengan bantuan
enzim-enzim lipase. Ada lebih banyak hasil energi per gram lemak daripada per
gram karbohidrat. Namun, relatif hanya beberapa spesies mikroba yang efektif
dalam merombak lipid, baik tipe yang sederhana maupun yang rumit, antara lain
karena terbatasnya daya larut lipid (Pelczar, 2005).
Untuk keperluan identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri,
selain dipelajari sifat-sifat morfologinya perlu pula dipelajari sifat-sifat
biokimianya dan factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Ada beberapa
cara pengujian sifat biokimia, diantaranya ialah uji adanya hidrolisis amilum, uji
adanya hidrolisis lemak, dan uji adanya hidrolisis protein. (Hastuti, 2012).

Daftar Rujukan
Darkuni. 2001. Mikrobiologi (bakteriologi, virologi, dan mikologi). Malang:
FMIPA UM.

Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Hastuti, Sri Utami.2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Pelezar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.


Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tingkat Kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai